Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TRADISI ISLAM NUSANTARA

Disusun oleh :
1. SITI ANNISA
2. AMANDA ROMADHONI

Guru Pembimbing :
RUSMIATUN, S.Pd. I

MTs TANFA’UL ULUM


KADUNG REMBUG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Tradisi Islam Nusantara dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai apa islam di Nusantara, Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman judul .....................................................................................................i


Kata pengantar ...................................................................................................ii
Daftar isi .............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
1.1. Latar belakang ........................................................................................1
1.2. Rumusan masalah ...................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................2
2.1. Pengertian Tradisi Islam Nusantara ........................................................2
2.2. Macam-Macam Seni dan Budaya Nusantara
yang Bernafaskan Islam ..........................................................................2
2.3 Macam-Macam Tradisi Upacara Adat yang Bernafaskan Islam ..............6
BAB III PENUTUP ...........................................................................................10
3.1. Kesimpulan .............................................................................................10
3.2. Saran .......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Masyarakat Indonesia sebelum kedatangan Islam ada yang sudah menganut
agama Hindu Budha maupun menganut kepercayaan adat setempat, Islam harus
menyesuaikan diri dengan budaya lokal maupun kepercayaan yang sudah dianut
daerah tersebut.
Selanjutnya terjadi proses akulturasi (pencampuran budaya). Prose ini
menghasilkan budaya baru yaitu perpaduan antara budaya setempat dengan
budaya Islam. Setiap wilayah di Indonesia mempunyai tradisi yang berbeda, oleh
karena itu proses akulturasi budaya Islam dengan budaya setempat di setiap
daerah terdapat perbedaan.
Sejarah perkembangan Islam di Indonesia yang diperkirakan telah
berlangsung selama tiga belas abad, menunjukkan ragam perubahan pola, gerakan
dan pemikiran keagamaan seiring dengan perubahan sejarah bangsa. Keragaman
demikian juga dapat melahirkan berbagai bentuk studi mengenai Islam di negeri
ini yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Islam dilihat dari
perkembangan sosial umpamanya, hampir dalam setiap periode terdapat model-
model gerakan umat Islam. Sebagaimana terjadi pada zaman atau periode modern
dan kontemporer yang mengalami perkembangan yang cukup pesat.[1]
Tradisi Islam nusantara adalah sesuatu yang menggambarkan suatu tradisi
Islam dari berbagai daerah di Indonesia yang melambangkan kebudayaan Islam
dari daerah tersebut. [2]

1.2. Rumusan masalah :


1. Bagaimana pengertian tradisi islam di Nusantara ?
2. Bagaimana seni dan budaya di Indonesia yang bernafas Islam ?
3. Bagaimana Tradisi Islam di Nusantara ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Tradisi Islam Nusantara


Tradisi adalah adat kebiasaan turun temurun yang masih dijalankan dalam
masyarakat. Sebelum Islam datang, masyarakat Islam sudah mengenal berbagai
kepercayaan. Kepercayaan masyarakat yang sudah turun temurun dan mendarah
daging tidak mungkin dihilangkan begitu saja. Dengan demikian tradisi Islam
merupakan akulturasi antara ajaran Islam dan adat yang ada di nusantara.
Tradisi Islam di nusantara merupakan metode dakwah yang dilakukan para
ulama saat itu. Para ulama tidak menghapus secara total adat yang sudah
berlangsung di masyarakat. Mereka memasukkan ajaran-ajaran Islam dalam adat
tersebut, dengan harapan masyarakat tidak merasa kehilangan adat dan ajaran
Islam dapat diterima.[3]

2.2. Macam-Macam Seni dan Budaya Nusantara yang Bernafaskan Islam


Banyak sekali seni budaya nusantara yang di dalamnya terkandung ajaran-
ajaran islam. Berikut adalah beberapa contohnya :
1. Musik Gambus dan Rebana
Musik gambus atau rebana adalah lagu/sholawatan yang diiringi dengan
alat pukul yang terbuat dari kulit hewan. Adapun ciri khas music ini adalah:
a) Diringi dengan alat music seperti, gambus, kecapi petik, marawis, atau alat
music modern
b) Syair bernafaskan islam, baik berupa nasihat, shalawat nabi baik dalam
bahasa Indonesia, arab maupun daerah
Contohnya :
- Grup Nasida Ria yang berasal dari semarang yang melantunkan irama
padang pasir atau di sebut juga dengan Qosidah, contoh lagunya Jilbab
Putih dan Perdamaian.
- Grup Majelis Rossululloh sama juga malantunkan irama padang pasir
atau pun Qosidah dan Sholawat, Contoh lagunya yaitu Sholawat Badar
dan lain-lain.

2
- Kuntulan adalah perpaduan antara seni musik dan seni tari, kuntulan ini
asli dari Banyuwangi.
- Rampak Rebana bernada lima yang berasal dari daerah Lombok.
- Seni terbang adalah untuk mengiringi Berjanji ataupun Sholawatan,
terdapat di jawa.
2. Sholawat Nabi
Sholawat Nabi yaitu Do’a puji pujian yang di tunjukan kepada Nabi
Muhammad SAW, contohnya adalah sholawat badar yang di iringi dengan
musik yang di lantunkan oleh salah satunya yaitu Majelis Rosululloh. Adapun
ciri-cirinya Sholawat Nabi :
a) Menggunakan alat musik Rebana.
b) Adanya sholawat yaitu do’a dan puji pujian kepada Rosullulloh.
c) Penataan nadanya bernuansakan islam.
d) Sholawatan biasanya terdapat di dalam kitab Barjanji.
Contah Syair Sholawat :
Sholawat Burdah
Mauula yasolliwasa lim daa iman abadaa
Allaa habi bika khoiril kholki kuli himi
Aming tada kurijii roni bidii salami
Majad tada azaro min muklati bidami
Mauula yasolliwasa lim daa iman abadaa
Allaa habi bika khoiril kholki kuli himi
Amm habati rihumi tilkoo ikodimati
Waawmadol bar kupi dholmaaimin idhomi
Mauula yasolliwasa lim daa iman abadaa
Allaa habi bika khoiril kholki kuli himi
Pamaa liai naika ingkultak pupaa hamat
Wamaa likolbika ingkultas tapik yahimi
Mauula yasolliwasa lim daa iman abadaa
Allaa habi bika khoiril kholki kuli himi
Ayahsabu Shobu annalhubba mungkatimun
Maa bai na mung sajimimminhu wamuddorimin

3
3. Japin Bujang Marindu dan Japin Hadrah
Merupakan Jenis tari Yang berpasang pasangan yang di ambil gerak
dari tari Zafin yang bernafaskan islam dari Melayu. Tari ini menggambarkan
kerinduan seorang kekasih setelah pergi lama merantaukemudian kembali ke
kampong halamanya.
Japin Hadrah merupakan tari yang di ambill dari gerak tari zapin yang
bernafaskan islam yang mengangkat kesenian Hadrah kedalam gerak tari
dinamis, semua penarinya adalah wanita.
4. Santriswaran
Santriswaran berasal dari lingkungan keratin Surakarta dan sekitarnya,
Santriswaran merupakan salah satu Grup musik yang menggunakan alat musik
terbang, kendang dan kemanak. Nada yang di gunakan mengikuti tangga nada
seledro. Penabuh musik sekaligus sebagai penyanyi. Syair lagu yang di
nyanyikan memuat ajaran islam san budaya jawa yang di sisipi dengan
Sholawat Nabi.
5. Tari Zapin
Tari zapin bisa kita temukan di Riau. Tari ini diiringi irama gambus,
yang diperagakan oleh laki-laki yang berpasangan dengan mengenakan
sarung, kemeja, kopeah hitam dan songket dan ikat kepala lacak/destar. Tari
ini dipentaskan pada saat acara upacara pernikahan, khitanan dan hari raya
islam
6. Tari seudati
Berasal dari Aceh umumnya diperankan oleh laki-laki dengan menari
dan membuat bunyi tabuhan dengan alat music tubuh mereka sendiri, sewaktu
menepuk tangan, dada, sisi tubuh dan menggertakan jari-jarinya.
7. Suluk
Suluk adalah tulisan dalam bahasa jawa maupun arab yang berisi
pandangan hidup orang jawa. Serat wirid adalah tulisan pujangga jawa yang
berisi bacaan-bacaan baik jawa maupun arab yang dibaca berulang-ulang.
8. Gembyung
Seni ini merupakan pengenvbangan dari kesenian terbang yang hidup di
lingkungan pesantren. Konon kesenian terbang itu salah satu jenis kesenian

4
yang di pakai sebagai media penyebaran Agama Islam di daerah Cirebon
sekitarnya. Kesenian Gembyung ini biasa di pertunjukan pada upacara-
upacara kegiatan Agama Islam seperti peringatan lahirnya Nabi atau di sebut
juga dengan Muludan, Rajaban dan kegiatan 1 Syuro yang di gelar di
sekitar tempat ibadah.[4]
9. Seni Arsitektur Keraton dan Kasultanan
Arsitektur keratin dan kasultanan di Nusantara, rata-rata bercorak
tradisi religio-magis, yang terdiri dari: ruang pasebahan, sitihinggil, alun-alun,
pasar, dan masjid. Contohnya seperti istana keratin Surakarta, Kasultanan
Cirebon, Kasultanan Demak, dan sebagainya.
10. Makam atau Nisan
Makam dalam tradisi Islam di Indonesia berbentuk mar,era tau batu dan
bermahkota seperti kubah masjid (maesan), terkadang berhiaskan tulisan
kaligrafi atau arabeska. Contohnya seperti Makam Sultan Malikus Shaleh di
Samudra Pasai, makam para Wali di Jawa.
11. Bentuk Arsitek bangunan Masjid, Surau, Langgar khas Indonesia
Masjid di Indonesia beratap tumpang mirip pura pada masa hindu, atap
ini menjadi prototype sebagian besar masjid di Indonesia. Perbedaannya hanya
pada jumlah atap tumpangnya, ada yang bertumpang 3, 5, dan 6. Bentuk
bangunan Masjid di Indonesia merupakan gabungan antara konsep pura dan
bangunan kelenteng.
Berikut beberapa bangunan yang bernuansa Islam di Indonesia.
 Gapura Masjid Kudus yang seperti candi
 Masjid Raya Baiturrahman di Aceh
 Masjid Agung Banten di Banten
 Masjid Agung Demak di Demaks

12. Wayang
Salah satu budaya Jawa hasil akulturasi dengan budaya India. Cerita-
cerita pewayangan diambil dari kitab Ramayana dan Bharatayudha. Setelah
terjadi akulturasi dengan Islam tokoh-tokoh dan cerita pewayangan diganti
dengan cerita yang bernuansa Islam. Bagi orang jawa, wayang bukan hanya

5
sebagai tontonan, tetapi juga tuntunan karenasarat dengan pesan-pesan moral
yang menjadi filsafat hidup orang Jawa.
13. Gamelan Sekaten
Gamelan jawa yang ditabuh saat upacara sekaten peng-islaman bagi
yang akan masuk agama islam dengan pembacaan syahadat. Sekaten ini
dilaksanakan pada bulan maulud.[5]

2.3. Macam-Macam Tradisi Upacara Adat yang Bernafaskan Islam


1. Penanggalan hijriyah
Masuknya agama Islam ke Indonesia, secara tidak langsung membawa
pengaruh pada sistem penanggalan. Agama Islam menggunakan perputaran
bulan, sedangkan kalender sebelumnya menggunakan perputaran matahari.
Perpaduan antara penanggalan Islam dengan penanggalan jawa adalah
sebagai berikut:

No Nama bulan dalam Islam Nama bulan dalam Jawa

1 Muharram Sura

2 Safar Sapar

3 Rabiul awwal Mulud

4 Rabiul akhir Ba’da mulud

5 Jumadil awal Jumadil awal

6 Jumadil akhir Jumadil akhir

7 Rajab Rajab

8 Sya’ban Ruwah

9 Ramadhan Pasa

10 Syawal Syawal

11 Zulqaidah Kapit

12 Zulhijjah Besar

6
2. Sekaten
Sekaten adalah tradisi membunyikan musik gamelan milik keraton.
Pertama kali terjadi di pulau Jawa. Tradisi ini sebagai sarana penyebaran
agama Islam yang pada mulanya dilakukan oleh Sunan Bonang. Dahulu
setiap kali Sunan Bonang membunyikan gamelan diselingi dengan lagu-lagu
yang berisi tentang agama Islam serta setiap pergantian pukulan gamelan
diselingi dengan membaca syahadatain. Yang pada akhirnya tradisi ini
disebut dengan sekaten. Maksud darisekaten adalah syahadatain.
Sekaten juga biasanya bersamaan dengan acara grebek maulud. Puncak
dari acara sekaten adalah keluarnya sepasang gunungan dari Masjid Agung
setelah didoakan oleh ulama’-ulama’ keraton. Banyak orang yang percaya,
siapapun yang mendapatkan makanan baik sedikit ataupun banyak dari
gunungan itu akan mendapatkan keberkahan dalam kehidupannya. Beberapa
hari menjelang dibukanya sekaten diselenggarakan pesta rakyat.

3. Selikuran
Maksudnya adalah tradisi yang diselenggarakan setiap malam tanggal
21 Ramadhan. Tradisi tersebut masih berjalan dengan baik di Keraton
Surakarta dan Yogyakarta. Selikuran berasal dari kata selikur atau dua puluh
satu. Perayaan tersebut dalam rangka menyambut datangnya malam lailatul
qadar, yang menurut ajaran Islam lailatulqadar hadir pada 1/3 terakhir bulan
ramadhan.

4. Suranan
Suranan dalam penanggalan Islam adalam bulan Muharam. Pada bulan
tersebut masyarakat berziarah ke makam para wali. Selain itu mereka
membagikan makanan khas berupa bubur sura yang melambangkan tanda
syukur kepada Allah swt.[6]

5. Muludan
Muludan merupakan upacara pendahuluan dari peringatan lahirnya
Nabi Muhammad SAW, yang lahir pada 12 Robiul awal/12 mulud, biasanya
di bulan Robiul awal banyak yang memperingati hari lahir nya rosullulloh

Anda mungkin juga menyukai