Anda di halaman 1dari 68

MUTU PELAYANAN KESEHATAN

DIREKTORAT MUTU PELAYANAN KESEHATAN

II
A. INDIKATOR NASIONAL MUTU

§  B. PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN

2
INDIKATOR NASIONAL MUTU (INM)
PUSKESMAS
INDIKATOR NASIONAL MUTU
PUSKESMAS

Sensi(f Obat
KEPATUHAN
PROFIL INDIKATOR KEBERSIHAN
TANGAN
Dimensi Mutu
Dasar Pemikiran Keselamatan Tujuan

1.  Peraturan Menteri Kesehatan


mengenai Keselamatan Pasien. Mengukur kepatuhan pemberi
(PMK nomor 11 tahun 2017 >g layanan kesehatan sebagai dasar
Keselamatan Pasien) u n t u k m e m p e r b a i k i d a n
meningkatkan kepatuhan agar dapat
2.  Peraturan Menteri Kesehatan menjamin keselamatan petugas dan
m e n g e n a i P e n c e g a h a n d a n pasien/pengguna layanan dengan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas cara mengurangi risiko infeksi yang
Pelayanan Kesehatan. (PMK nomor terkait pelayanan kesehatan
27 tahun 2017 >g PPI di Fasyankes)

3.  Puskesmas harus memperha(kan


k e p a t u h a n s e l u r u h p e m b e r i
p el a ya n a n d a l a m mel aku kan
kebersihan tangan sesuai dengan
ketentuan WHO 6
1.  Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun DEFINISI OPERASIONAL
dan air mengalir bila tangan tampak kotor atau terkena cairan tubuh, atau
menggunakan alkohol (alcohol-based handrubs) dengan kandungan alkohol 5.  Peluang adalah periode di antara indikasi di mana tangan
60-80% bila tangan (dak tampak kotor. terpapar kuman setelah menyentuh permukaan (lingkungan
2.  Kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar adalah kebersihan tangan atau pasien) atau tangan menyentuh zat yang terdapat pada
sesuai indikasi dan langkah kebersihan tangan sesuai rekomendasi WHO. permukaan.
3.  Indikasi adalah alasan mengapa kebersihan tangan dilakukan pada saat 6.  Tindakan kebersihan tangan yang dilakukan adalah
tertentu sebagai upaya untuk menghen(kan penularan mikroba selama kebersihan tangan yang dilakukan sesuai peluang yang
perawatan. diindikasikan.
4.  Lima indikasi (five moment) kebersihan tangan terdiri dari: 7.  Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah penilaian
a.  Sebelum kontak dengan pasien yaitu sebelum menyentuh tubuh/ kepatuhan pemberi pelayanan yang melakukan kebersihan
permukaan tubuh pasien. tangan dengan benar.
b.  Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah menyentuh tubuh/ 8.  Observer adalah orang yang melakukan observasi atau
permukaan tubuh pasien. penilaian kepatuhan dengan metode dan tool yang telah
c.  Sebelum melakukan prosedur asep(k yaitu kebersihan tangan yang ditentukan.
dilakukan sebelum melakukan (ndakan steril atau asep(k, seper(: 9.  Periode observasi adalah kurun waktu yang digunakan untuk
pemasangan intra vena kateter (infus), perawatan luka, pemasangan mendapatkan minimal 200 peluang kebersihan tangan sesuai
kateter urin, suc/oning, pemberian sun(kan dan lain-lain. dengan waktu yang ditentukan untuk melakukan observasi
d.  Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien seper( muntah, darah, dalam satu bulan.
nanah, urin, feces, produksi drain, setelah melepas sarung tangan steril 10.  Sesi adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
dan setelah melepas APD. observasi maksimal 20 menit (rerata 10 menit).
e.  Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien yaitu melakukan 11.  Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi adalah jumlah
kebersihan tangan setelah tangan petugas menyentuh permukaan, pemberi pelayanan yang diobservasi dalam satu periode
sarana prasarana, dan alat kesehatan yang ada di lingkungan pasien, observasi.
seper(: menyentuh tempat (dur pasien, linen yang terpasang di tempat 12.  Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi pada waktu
(dur, alat-alat di sekitar pasien atau peralatan lain yang digunakan observasi tidak boleh lebih dari 3 orang agar dapat
pasien. mencatat semua indikasi kegiatan yang dilakukan.

7
Formula
NUMERATOR
Jenis Indikator
Proses

Satuan Pengukuran
DENOMINATOR
Persentase

Target ≥ 85% Kriteria Inklusi


Seluruh Peluang yang dimiliki pemberi
pelayanan yang terindikasi harus
melakukan kebersihan tangan

Kriteria Eksklusi
Tidak ada
Metode Pengumpulan Data Observasi

Sumber Data Hasil Observasi

Instrumen Pengambilan Data Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan

Besar Sampel Minimal 200 peluang

Non Probability Sampling – Consecutive


Cara Pengambilan Sampel
Sampling
Periode Pengumpulan Data Bulanan

Penyajian Data Tabel, Run Chart

Periode Analisis & Pelaporan


Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan

Penanggung Jawab PJ Mutu


SIMULASI
INDIKASI & PELUANG
KEBERSIHAN
TANGAN
Kebersihan Tangan (HH = Hand Hygiene) yang optimal

POINT OF CARE

Point of Care – adalah tempat di mana 3 elemen terjadi bersama: pasien, petugas
kesehatan, dan perawatan pasien yang melibatkan kontak (dalam zona pasien)

AREA PERAWATAN

ZONA PASIEN
Lokasi kritis
dengan risiko
infeksi pada
pasien

Lokasi kritis
dengan risiko
pajanan cairan
tubuh
HH segera sebelum menyentuh bagian
tubuh pasien yang berisiko infeksi.
Dilakukan setelah kontak dengan area
perawatan dan zona pasien (termasuk
pasien dan lingkungannya), dan prosedur
HH segera saat mendekati pasien, lain yang kontak langsung maupun tidak
sebelum menyentuh pasien, langsung dengan membran mukosa, kulit
dilakukan di antara kontak dengan non intak atau alat invasif.
area perawatan dan kontak
dengan pasien.
HH setelah menyentuh
pasien, sebelum menyentuh
lingkungan di area
perawatan.

HH segera setelah menyentuh


cairan tubuh (dan setelah
melepas sarung tangan).
HH setelah menyentuh objek apapun atau furniture
di sekitar pasien (tanpa menyentuh pasien) sebelum
menyentuh objek di area perawatan.
SIMULASI CARA MENGHITUNG KKT
Ruang Cenderawasih Klinik X

Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan 8 action


X 100% SALAH -------------------- x 100 % = 100%
Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya
8 opportunity
dilakukan dalam periode observasi

A B C D
Dokter melakukan Dokter melakukan Dokter melakukan Dokter melakukan
pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik
pasien pasien pasien pasien

5 tindakan
BENAR -------------------- x 100 % = 100 %
= PELUANG 5 peluang
OBSERVATION FORM
OBSERVATION FORM
§ Masing-masing kolom diperuntukkan untuk 1 petugas yang diobservasi.
§ Lakukan observasi pada petugas yang kontak langsung dengan pasien pada puncak
pelayanan.
§ Tidak mengobservasi lebih dari 3 petugas dalam waktu bersamaan.
§ Kode diisi oleh petugas entry data.
§ Waktu Observasi diisi dengan waktu memulai observasi di ruangan terpilih sampai
dengan waktu selesai melakukan observasi (10-20 menit).
! !

! !
!

! !
!
!
! !

!
!
!
!
PROFIL INDIKATOR

KEPATUHAN
PENGGUNAAN ALAT
PELINDUNG DIRI
(APD)
Dasar Pemikiran Dimensi Mutu

1.  Peraturan Menteri Kesehatan mengenai


Keselamatan
Keselamatan Pasien.
2.  Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
3.  Keputusan Menteri Kesehatan mengenai
P e n a n g g u l a n g a n P e n y a k i t y a n g D a p a t Tujuan
M e n i m b u l k a n W a b a h a t a u K e d a r u r a t a n
Kesehatan Masyarakat. 1.  Mengukur kepatuhan petugas
4.  Peraturan Menteri Kesehatan mengenai dalam menggunakan APD.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas 2.  Menjamin keselamatan petugas
Pelayanan Kesehatan. dan pengguna layanan dengan
5.  Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian cara mengurangi risiko infeksi
Infeksi di Fasilitas Pelayanan Tingkat Pertama.
6.  Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD).
7.  Klinik harus memperhatikan kepatuhan pemberi
pelayanan dalam menggunakan APD sesuai
dengan prosedur.
19
DEFINISI OPERASIONAL

1.  Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi
zat, par(kel padat, cair, atau udara untuk melindungi pemakainya dari cedera atau transmisi infeksi atau
penyakit.

2.  Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas dalam menggunakan APD dengan tepat sesuai
dengan indikasi ke(ka melakukan (ndakan yang memungkinkan tubuh atau membran mukosa terkena
atau terpercik darah atau cairan tubuh atau cairan infeksius lainnya berdasarkan jenis risiko transmisi
(kontak, droplet dan airborne).

3.  Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah penilaian petugas dalam menggunakan APD sesuai
indikasi.

4.  Petugas adalah seluruh tenaga yang terindikasi menggunakan APD, contoh dokter, dokter gigi, bidan,
perawat, dan petugas laboratorium.

5.  Observer adalah orang yang melakukan observasi atau penilaian kepatuhan dengan metode dan tool yang
telah ditentukan.
20

6. Periode observasi adalah waktu yang ditentukan sebagai periode yang ditetapkan dalam proses observasi
Formula
NUMERATOR
Jenis Indikator
Proses

Satuan Pengukuran
DENOMINATOR
Persentase

Target 100% Kriteria Inklusi


Seluruh petugas yang terindikasi
harus menggunakan APD

Kriteria Eksklusi
Tidak ada
Metode Pengumpulan Data Observasi
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Pengambilan Data Formulir Observasi Kepatuhan Penggunaan APD
Total Sampel bila populasi ≤30,
Besar Sampel
Rumus Slovin bila populasi >30
Non Probability Sampling –
Cara Pengambilan Sampel
Consecu/ve Sampling
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel, Run Chart
Periode Analisis & Pelaporan Data
Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Penanggung Jawab PJ Mutu
PROFIL INDIKATOR
KEPATUHAN
IDENTIFIKASI
PASIEN
Dasar Pemikiran Dimensi Mutu

1.  Peraturan Menteri Kesehatan mengenai


Keselamatan Pasien.
Keselamatan
2.  Ketepatan iden(fikasi menjadi sangat pen(ng
untuk menjamin keselamatan pasien selama
proses pelayanan dan mencegah insiden
keselamatan pasien. Tujuan
3.  Untuk menjamin ketepatan iden(fikasi pasien
maka diperlukan indikator yang mengukur dan
Mengukur kepatuhan pemberi
memonitor (ngkat kepatuhan pemberi
pelayanan untuk melakukan
p e l a y a n a n d a l a m m e l a k u k a n p r o s e s
iden(fikasi pasien dalam
iden(fikasi. Dengan adanya indikator tersebut
melakukan (ndakan pelayanan
d i h a r a p k a n p e m b e r i p e l a y a n a n a k a n
menjadikan iden(fikasi sebagai proses ru(n
dalam proses pelayanan.

24
DEFINISI OPERASIONAL
1.  Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga kesehatan.
2.  Iden(fikasi pasien secara benar adalah iden(fikasi yang dilakukan pemberi pelayanan dengan
menggunakan minimal dua penanda iden(tas seper(: nama lengkap, tanggal lahir, nomor rekam medik,
NIK sesuai dengan yang ditetapkan di Puskesmas.
3.  Iden(fikasi dilakukan dengan cara visual (melihat) dan atau verbal (lisan).
4.  Pemberi pelayanan melakukan iden(fikasi pasien secara benar pada se(ap keadaan terkait (ndakan
intervensi pasien seper( :
a.  Pemberian pengobatan: pemberian obat, pemberian cairan intravena.
b.  Prosedur (ndakan: pencabutan gigi, imunisasi, pemasangan alat kontrasepsi, persalinan, dan (ndakan
kegawatdaruratan.
c.  Prosedur diagnos(k: pengambilan sampel.
5. Iden(fikasi pasien dianggap benar jika pemberi pelayanan melakukan iden(fikasi seluruh (ndakan
intervensi yang dilakukan dengan benar 25
Formula
NUMERATOR
Jenis Indikator
Proses
Satuan Pengukuran
DENOMINATOR
Persentase

Target 100% Kriteria Inklusi


Semua pemberi pelayanan yang
memberikan pelayanan kesehatan

Kriteria Eksklusi
Tidak ada
Metode Pengumpulan Data Observasi
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Pengambilan Data Formulir Observasi Kepatuhan Iden(fikasi Pasien
Total Sampel bila populasi ≤30,
Besar Sampel
Rumus Slovin bila populasi >30
Non Probability Sampling –
Cara Pengambilan Sampel
Consecu/ve Sampling
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel, Run Chart
Periode Analisis &
Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Penanggung Jawab PJ Mutu
IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN
PROFIL INDIKATOR PELAYANAN ANTE NATAL CARE (ANC)
SESUAI STANDAR
28
7/1/23
Dimensi Mutu Tujuan
Efek(f, Keselamatan, Berorientasi
1.  Mendorong penurunan angka
pada Pasien/Pengguna Layanan
kema(an ibu di Indonesia
2.  M e n d a p a t k a n g a m b a r a n
pelayanan ANC yang sesuai
DASAR PEMIKIRAN standar

1.  Peraturan Presiden mengenai RPJMN.


2.  Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pelayanan Kesehatan Ibu.
3.  Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
4.  Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas.
5.  Hasil SUPAS 2015 menyebutkan Angka Kematian Ibu (AKI) 305/100.000 kelahiran hidup (KH) sedangkan target
pada RPJMN 2020-2024 adalah 183/100.000 KH dan pada akhir SDGs 2030 adalah 131/100.000 KH.
6.  Jika ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar, maka risiko pada kehamilan dapat sejak awal
diketahui dan dilakukan tata laksana, sehingga faktor risiko dapat dikurangi agar tidak terjadi komplikasi.
7.  ANC sangat penting dilakukan untuk Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan pengobatan lengkap pada
tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun berjalan di
wilayah kerja Puskesmas x 100 % kelangsungan hidup baik bagi ibu maupun bayi serta bayi dapat lahir sehat,
berkualitas dan tercegah dari risiko stunting.

29
DEFINISI OPERASIONAL

1.  Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar adalah ibu hamil yang
telah bersalin serta yang mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai dengan standar
kuan(tas dan standar kualitas selama periode kehamilan di wilayah kerja Puskesmas
pada tahun berjalan.
2.  Waktu pemeriksaan 10T mengikuQ daRar pemeriksaan ANC sesuai ketentuan yang
berlaku.
3.  Sasaran Indikator adalah semua ibu bersalin yang telah mendapatkan pelayanan ANC
sesuai standar pada masa kehamilan pada tahun berjalan.

30
PERMENKES NOMOR 21 TAHUN 2021

Kualitas layanan adalah K4-k6 (Kunjungan


ke 4 sampai ke 6)
Kunjungan ke-6 (K6)
kontak minimal 6 kali dengan distribusi
waktu: 1 kali pada trimester ke-1 (0-12
minggu ), 2 kali pada trimester ke-2 (>12
minggu-24 minggu), dan 3 kali pada
trimester ke-3 ( >24 minggu sampai
kelahirannya).
Ibu hamil harus kontak dengan dokter
minimal 2 kali, 1 kali di trimester 1 dan 1
kali di trimester 3.

31
DEFINISI OPERASIONAL
PERMENKES NOMOR 21 TAHUN 2021

STANDAR PELAYANAN ANTENATAL Standar pelayanan antenatal yang memenuhi 10T melipu(:
1. Timbang berat badan dan (nggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur LILA)
4. Ukur (nggi fundus uteri (setelah kehamilan 24 minggu)
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
6.Skrining status imunisasi dan berikan sun(kan tetanus toksoid (TT) bila diperlukan.
7. Beri tablet tambah darah
8. Pemeriksaan laboratorium melipu(:
1) Golongan darah (K1)
2) Kadar Hemoglobin (K1)
3) Gluko-Protein urin (atas indikasi)
4) termasuk pemeriksaan HIV (K1)
9.Tata laksana
10. Temu wicara/ konseling

32
JENIS INDIKATOR : HASIL

KRITERIA EKSKLUSI
SATUAN PENGUKURAN KRITERIA INKLUSI 1.  Ibu hamil dengan K1 bukan
di trimester 1.
KRITERIA INKLUSI : 2.  Ibu hamil yang pindah
Persentase domisili.
Seluruh ibu hamil yang telah
bersalin di WILAYAH 3.  I b u h a m i l y a n g t i d a k
KERJA Puskesmas pada menyelesaikan masa
tahun berjalan kehamilan.
4.  Ibu hamil pindahan yang
Formula

tidak memliki catatan riwayat


NUMERATOR
kehamilan lengkap.
Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ANC lengkap 5.  Ibu hamil yang meninggal
sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas tahun berjalan sebelum masa persalinan
X 100% 6.  .Ibu hamil bersalin prematur
Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin yang mendapatkan (K4 tidak selesai)
pelayanan ANC di wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan
DENOMINATOR
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN PELAYANAN ANC SESUAI STANDAR

FORMULA KRITERIA
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai INKLUSI EKSKLUSI
standar di wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan SELURUH IBU HAMIL YANG 1.  IBU HAMIL DENGAN K1 BUKAN DI TRIMESTER
TELAH BERSALIN DI WILAYAH 1
x 100 %
Jumlah semua hamil yang telah bersalin yang mendapatkan K E R J A P U S K E S M A S PA D A 2.  IBU HAMIL YANG PINDAH DOMISILI (DROP
pelayanan ANC di wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan TAHUN BERJALAN OUT)
3.  IBU HAMIL YANG TIDAK MENYELESAIKAN
MASA KEHAMILAN (ABORTUS)
4.  IBU HAMIL PINDAHAN YANG TIDAK MEMILIKI
CATATAN RIWAYAT KEHAMILAN LENGKAP
5.  IBU HAMIL MENINGGAL SEBELUM BERSALIN
6.  IBU HAMIL YANG BERSALIN SEBELUM
MENYELESAIKAN K4 (PREMATURE

METODE PENGUMPULAN INSTRUMEN BESAR SAMPEL


DATA PENGAMBILAN DATA TOTAL SAMPEL (BRIDGING DENGAN E-
OBSERVASIONAL RETROSPEKTIF
DATA SEKUNDER KOHORT)
SUMBER DATA
•  KOHORT IBU, KARTU IBU, PWS KIA, CARA PENGAMBILAN
BUKU REGISTER IBU TOTAL SAMPEL
DATA
•  E-KOHORT (saat ini proses bridging)

PERIODE PERIODE ANALISIS & PENYAJIAN DATA


PENGUMPULAN DATA PELAPORAN DATA
•  TABEL ATAU
BULANAN BULANAN, TRIWULANAN, TAHUNAN •  RUN CHRAT
PROFIL INDIKATOR

KEBERHASILAN
PENGOBATAN PASIEN
TB SO SESUAI
STANDAR
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN TB SEMUA KASUS SENSITIF OBAT
TB SO TUJUAN
•  TB Sensitif Obat (SO) adalah
penderita TB yang berdasarkan hasil Untuk mengetahui jumlah
pemeriksaan bakteriologis atau Tes keberhasilan pengobatan
Cepat Molekuler (TCM) menunjukkan pasien TB semua kasus
hasil masih sensitif terhadap Obat sensitif obat dan
Anti Tuberculosis (OAT) lini 1 mengurangi angka
(pertama). penularan penyakit TB
•  O AT l i n i 1 a d a l a h o b a t a n t i
tuberculosis yang terdiri dari Isoniazid
(H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z),
Etambutol (E) dan Streptomisin (S).
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN TB SEMUA KASUS SENSITIF OBAT

SEMBUH
TARGET Adalah pasien TB paru dengan hasil pemeriksaan
90% bakteriologis positif pada awal pengobatan yang hasil
pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan
menjadi negatif dan pada salah satu pemeriksaan
TB SENSITIF OBAT (SO) sebelumnya
Adalah penderita TB yang berdasarkan hasil
pemeriksaan uji kepekaan atau Tes Cepat
Molekuler (TCM) menunjukan hasil masih sensitif
terhadap Obat Anti Tuberculosis (OAT) lini 1 U PAYA P E N I N G K ATA N M U T U
(pertama). KEBERHASILAN PENGOBATAN TB
•  Pemeriksaan dahak
KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN TB •  Pemberian KIE
•  Pemberian regimen &
Adalah angka yang menunjukkan persentase dosis obat
semua pasien TB yang sembuh di antara semua
pasien TB yang diobati dan dilaporkan sesuai •  Pemantauan kemajuan
pengobatan & efek
dengan periodisasi waktu pengobatan TB
samping obat
•  Pencatatan rekam medis
INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN TB SEMUA KASUS SENSITIF OBAT
FORMULA KRITERIA
Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh & pengobatan INKLUSI EKSKLUSI
lengkap pada tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas S E M U A PA S I E N T B S O YA N G 1.  PASIEN TB PINDAHAN YANG TIDAK
x 100 % D I N YATA K A N S E M B U H D A N DILENGKAPI DENGAN TB.09 DAN
Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun berjalan di HASIL PENGOBATAN PASIEN TB
MENJALANI PENGOBATAN SECARA
wilayah kerja Puskesmas LENGKAP DI WILAYAH KERJA PINDAHAN DENGAN TB.10
P U S K E S M A S PA D A TA H U N 2.  PASIEN TB DENGAN HASIL POSITIF
BERJALAN. PADA BULAN KE 5 ATAU BULAN KE
6
3.  PASIEN TB MENINGGAL SEBELUM
BERAKHIR MASA PENGOBATAN
4.  PASIEN TB YANG PINDAH DOMISILI

METODE PENGUMPULAN DATA INSTRUMEN PENGAMBILAN BESAR SAMPEL


DATA TOTAL SAMPEL (bridging dengan SITB)
OBSERVASI
FORMULIR TB/SITB
SUMBER DATA
HASIL OBSERVASI CARA PENGAMBILAN DATA
TOTAL SAMPEL

PERIODE PENGUMPULAN PERIODE ANALISIS & PENYAJIAN DATA


DATA PELAPORAN DATA
•  TABEL ATAU
BULANAN BULANAN, TRIWULANAN, TAHUNAN •  RUN CHRAT
PROFIL INDIKATOR

KEPUASAN
PASIEN
Dimensi Mutu

Berorientasi kepada
Pasien
Dasar Pemikiran Tujuan

1.  Undang-Undang mengenai


Pelayanan Publik. Mengukur (ngkat kepuasan masyarakat
2.  Peraturan Menteri sebagai dasar upaya-upaya peningkatan
Pendayagunaan Aparatur Negara mutu dan terselenggaranya pelayanan
dan Reformasi Birokrasi di semua unit yang mampu memberikan
mengenai Pedoman Penyusunan kepuasan pasien.
Survei Kepuasan Masyarakat
Unit Penyelenggara Pelayanan
Publik.
3.  Peraturan Menteri Kesehatan
mengenai Puskesmas.
Definisi Operasional

1.  Kepuasan pasien adalah hasil pendapat dan penilaian pasien


terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan. 6.  Unsur survei kepuasan pasien dalam peraturan ini melipu(:
a)  Persyaratan.
2.  Responden adalah pasien yang pada saat survei sedang b)  Sistem, Mekanisme, dan Prosedur.
berada di lokasi unit pelayanan, atau yang pernah menerima c)  Waktu Penyelesaian.
pelayanan. d)  Biaya/Tarif.
e)  Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan.
3.  Besaran sampel ditentukan dengan menggunakan sampel f)  Kompetensi Pelaksana.
dari Krejcie dan Morgan. g)  Perilaku Pelaksana.
h)  Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan.
4.  Survei Kepuasan Pasien adalah kegiatan pengukuran secara i)  Sarana dan prasarana.
komprehensif tentang (ngkat kepuasan pasien terhadap
kualitas layanan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan 7.  Indeks Kepuasan adalah hasil pengukuran darikegiatan
kesehatan kepada pasien. Survei Kepuasan berupa angka.

5.  Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang terdapat


dalam penyelenggaraan pelayanan sebagai variabel
penyusunan survei kepuasan untuk mengetahui kinerja unit
pelayanan.
Jenis Indikator Outcome
Satuan Pengukuran Indeks
Target ≥76,61
Kriteria Inklusi Seluruh pasien
Numerator
Kriteria Eksklusi Pasien yang (dak
kompeten dalam

Formula
mengisi
kuesioner dan/
atau (dak ada
Denominator
keluarga yang
mendampingi.
Metode Pengumpulan Data Survei
Sumber Data Hasil Survei
Instrumen Pengambilan Data Kuesioner
Besar Sampel Sesuai tabel sampel Krejcie & Morgan

Cara Pengambilan Sampel Stra/fied Random Sampling


Periode Pengumpulan Data Semesteran
Penyajian Data Tabel, Run Chart
Periode Analisis &
Pelaporan Data Semesteran, Tahunan
Penanggung Jawab PJ Mutu
TABEL SAMPEL KREJCIE & MORGAN (PERMENPAN RB No. 14/2017)
KUESIONER KEPUASAN PASIEN (PERMENPAN RB No. 14/2017)
NO. RESPONDEN
KUESIONER KEPUASAN PASIEN (PERMENPAN RB No. 14/2017)
KUESIONER KEPUASAN PASIEN (PERMENPAN RB No. 14/2017)
PELAPORAN
INM PUSKESMAS
APLIKASI INM PUSKESMAS
1
h>ps://mutufasyankes.kemkes.go.id

sekarang:
1. username : no register PKM
2. password : ..
3. captcha :

49
TAMPILAN AWAL APLIKASI

50
TAMPILAN AWAL APLIKASI

MENU
INM

51
A. INDIKATOR NASIONAL MUTU

§  B. PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN

2
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN (IKP)
DI PUSKESMAS

53
PERMENKES NOMOR 11 TAHUN 2017
TENTANG KESELAMATAN PASIEN

Insiden Keselamatan Pasien adalah seQap kejadian yang Qdak


disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
PASAL 1 mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien

Se(ap Insiden harus dilaporkan secara internal kepada Qm


DASAR Keselamatan Pasien dalam waktu paling lambat 2x24 (dua kali dua
puluh empat) jam
HUKUM
Tim Keselamatan Pasien menentukan derajat insiden (grading) dan
melakukan Root Cause Analysis (RCA) dengan metode baku untuk
PASAL 18 menemukan akar masalah

Fasyankes harus melakukan pelaporan insiden secara online atau


tertulis kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien
PASAL 19
54
DASAR
HUKUM

Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan nomor HK.02.02/I/4254/2021 tanggal 30


November 2021 tentang Laporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) Puskesmas, Rumah Sakit,
Laboratorium Kesehatan dan Unit Transfusi Darah
1.  Pelaporan (IKP) dimulai per 1 Januari 2022.
DASAR
HUKUM Puskesmas, Rumah Sakit, Laboratorium Kesehatan dan
Unit Transfusi Darah dapat mengirimkan laporan IKP,
baik ada ataupun nihil secara periodik pada tiap akhir
bulan berjalan.

2. Website http://mutufasyankes.kemkes.go.id.

Kendala aplikasi e-report IKP


Hubungi Kami (Contact Us) pada aplikasi atau
menghubungi Sekretariat KNKP Zahrah
(081310670288).
DASAR 3.  KNKP akan menjaga kerahasiaan laporan IKP
HUKUM dan akan memberikan feedback melalui aplikasi
tersebut secara periodik sebagai bahan
pembelajaran nasional IKP.

4.  Dinas kesehatan daerah provinsi diharapkan dapat


melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap e-
report IKP di masing-masing wilayah kerja
kabupaten/kota.

Dinas kesehatan daerah kabupaten/kota diharapkan


dapat melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap e-report IKP di masing-masing Puskesmas,
Rumah Sakit, Laboratorium Kesehatan dan Unit
Transfusi Darah di wilayah kerjanya.
Laporan Insiden Keselamatan Pasien (Internal)
Pelaporan secara tertulis setiap kejadian Sentinel,
Kejadian nyaris cedera (KNC) atau kejadian tidak
diharapkan (KTD) atau kejadian tidak cedera (KTC)
atau Kondisi potensial cedera signifikan / serius
LAPORAN IKP (KPCS) yang menimpa pasien.

Laporan Insiden keselamatan pasien ke KNKP


(Eksternal)
Pelaporan secara anonim dan elektronik ke KNKP,
setiap Kejadian Sentinel, Kejadian Tidak
diharapkan (KTD), yang terjadi pada PASIEN dan
telah dilakukan analisa penyebab,
58
rekomendasi dan
solusinya
KELUARGA PASIEN
PASIEN PENGUNJUNG
KARYAWAN

Laporan Insiden internal ke atasan 2x 24 jam


Jenis insiden : Sentinel, KTD, KTC, KNC, KPCS Laporan Insiden ke
Koordinator K3
Atasan langsung membuat
Grading Matriks Risiko
Inves(gasi sederhana

Atasan langsung mengirim ke PJ


Investigasi Mutu
Sederhana /komprehensif è RCA
(Lembar Kerja Investigasi)
RCA
Laporan Insiden eksternal è KNKP
Jenis insiden : Sentinel, KTD
1. KEJADIAN SENTINEL
Suatu Kejadian (dak diinginkan yang menyebabkan kema(an
atau cedera Serius

2.  KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD)


JENIS JENIS Insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien
INSIDEN
3.  KEJADIAN TIDAK CEDERA (KTC)
YANG Insiden yang sudah terpapar kepada pasien tapi (dak
DILAPORKAN menimbulkan cedera

4.  KEJADIAN NYARIS CEDERA (KNC)
Insiden yang belum terpapar kepada pasien

5. KONDISI POTENSIAL CEDERA (KPCS)


Kondisi potensial cedera yang signifikan tapi belum terjadi

11/7/20
22
Suatu Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang mengakibatkan
kema(an, cedera permanen, atau cedera berat yang temporer
dan membutuhkan intervensi untuk mempetahankan
SENTINEL kehidupan, baik fisik maupun psikis, yang (dak terkait
denganperjalanan penyakit atau keadaan pasien
(Pasal 15 ayat (2) PMK 11 tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien)

11/7/20
22
62
KNC KTC

Tanggal 24 Mei 2023 pukul 10.00 Tanggal 24 Mei 2023 pukul 10.00

Petugas A memberikan oba> an(bio(k an Pasien Ny Dewi Petugas A memberikan oba> an(bio(k an Pasien Ny Dewi
(MR 090623) (MR 090623)
kepada Pasien Ny Dewi dirawat di Puskesmas, kepada Pasien Ny Dewi dirawat di Puskesmas,

Tanggal 24 Mei 2023 pukul 10.05 Tanggal 24 Mei 2023 pukul 10.05
Pertugas A ingat kalau ada dua pasien yang bernama Dewi, Pertugas A ingat kalau ada dua pasien yang bernama
kemudian Petugas A mengecek iden(tas Ny Dewi pada kedua Dewi, kemudian Petugas A mengecek iiden(tas Ny Dewi
file pasien tersebut. pada kedua file pasien tersebut.
Ternyata Petugas A salah memberikan obat an(bio(k Ternyata Petugas A salah memberikan obat an(bio(k
tersebut tersebut

Tanggal 24 Mei 2023 pukul 10.10 Tanggal 24 Mei 2023 pukul 10.10
Petugas A segera mengambil obat tersebut dan alhamdulillah Petugas A segera mengambil obat tersebut , ternyata Ny
Ny Dewi belum meminum obat tersebut Dewi sudah meminum meminum obat tersebut
Setelah di observasi ternyata obat tersebut (dak
memberikan dampak kepada pasien Ny Dewi

63
KTD SENTINEL

Tanggal 24 Mei 2023 pukul 10.00


Tanggal 24 Mei 2023 pukul 10.00
Pasien Ny Dewi dirawat di Puskesmas.
Karena gelisah Ny Dewi jatuh dari tempat (dur, karena Pasien Ny Dewi dirawat di Puskesmas.
tempat (dur (dak ada penghalang tempa> (dur. Karena gelisah Ny D jatuh dari tempat (dur, karena tempat
(dur (dak ada penghalang tempa> (dur.
Ny dewi mengalami luka robek di dahi
Ny dewi mengalami luka robek di dahi, pasien pingsan

Tanggal 24 Mei 2023 pukul 10.20

Ny dewi Dewi meninggal

64
KPPCS

Kondisi di Igd:
DC shock rusak




Maka ke(ka pasien datang dengan hen(
jantung memerlukan DC Shocjk dan
ternyata DC shock rusak



KPCS dilaporkan

65
KODE REGISTRASI

PASWORD

KODE
67

Anda mungkin juga menyukai