Anda di halaman 1dari 3

Nama : dr Syahrial Fauzi

Instansi : Kalimantan barat


Kelompok : 1

1. Fungsi Refrigerator :
Mesin pendingin (refrigerator) adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan
panas dari dalam ruangan ke luar ruangan untuk menjadikan temperatur benda/ruangan
tersebut lebih rendah dari temperatur lingkungannya sehingga menghasilkan
suhu/temperatur dingin.
Vaccine Refrigerator adalah tempat menyimpan vaksin BCG, Td, DT, Hepatitis B,
Campak, IPV dan DPT-HB-Hib, pada suhu yang ditentukan +2°C s.d. +8°C dapat juga
difungsikan untuk membuat kotak dingin cair (cool pack). Freezer adalah untuk
menyimpan vaksin polio pada suhu yang ditentukan antara -15oC s/d -25oC atau
membuat kotak es beku (cold pack). Vaccine Refrigerator dan freezer harus
terstandarisasi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Product Information Sheet (PIS)/
Performance Quality and Safety (PQS) dari WHO. Bagian yang sangat penting dari
vaccine refrigerator/freezer adalah thermostat. Thermostart berfungsi untuk mengatur
suhu bagian dalam pada vaccine refrigerator/freezer

2. Peserta menjelaskan kegunaan alat pemantauan suhu kontinu


Merupakan sebuah perangkat ukur digital yang termasuk dalam data logger yang
mampu digunakan untuk mengukur dan merekam suhu pada suatu tempat secara
kontinyu. Memantauan suhu vaksin sangat penting dalam menetapkan secara cepat
apakah vaksin masih layak digunakan atau tidak. karna pada alat pemantauan vaksin
dilengkapi dengan indikator yang saat peka, sehingga dapat mengetahui bagaimana
kondisi vaksin yang disimpan. Biasanya alat pemantauan suhu ini juga dilengkapi
dengan monitor suhu. Alat pemantau suhu, meliputi termometer, termograf, alat
pemantau suhu beku, alat pemantau/mencatat suhu secara terus-menerus, dan alarm.
perlu dilakukan pencatatan dan pemantauan suhu setiap pagi dan sore untuk melihat
kondisi refrigerator apakah ada bunga es atau ada air yang menggenang dibawah
refrigerator.
3. Peserta mempraktikan penyusunan vaksin dalam sarana penyimpanan (lemari es
ILR)

Penyusunan vaksin saat penyimpanan dalam freezer dan chiller didasarkan atas prinsip
FEFO. Penyusunan akan mempermudah saat vaksin akan digunakan, penggunaan
vaksin didasarkan atas prinsip FIFO, prinsip FEFO, dan kondisi VVM. FIFO artinya yang
lebih dahulu masuk harus dikeluarkan atau digunakan lebih dahulu. FEFO artinya yang
lebih dahulu expired harus dikeluarkan atau digunakan lebih dahulu. Masa kadaluwarsa
lebih awal atau diterima lebih awal harus digunakan lebih awal sebab umumnya yang
diterima lebih awal biasanya juga diproduksi lebih awal dan umurnya relatif lebih tua dan
masa kedaluwarsanya mungkin lebih awal. Kondisi VVM juga diperhatikan saat akan
mengeluarkan vaksin, jika kondisi VVM telah berubah (kondisi A ke B) maka akan
digunakan terlebih dahulu. Apabila kondisi VVM vaksin sama, maka digunakan vaksin
yang lebih pendek masa kedaluwarsanya
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a. Suhu antara 2o C sampai 8o C
b. Bagian bawah lemari es diletakkan cool pack sebagai penahan dingin dan
kestabilan suhu
c. Peletakan dus vaksin mempunyai jarak antara minimal 1-2 cm atau satu jari
tangan
d. Vaksin HS (Heat Sensitive) seperti BCG dan Campak diletakkan di dekat atau
menempel pada dinding lemari es
e. Vaksin FS (Freeze Sensitive) seperti TT,DT,Hept B, DPT-HB, DPT-HB-Hib,IPV
jangan menempel di dinding lemari es.

4. teknik penyuntikan masing-masing vaksin


a. hepatitis B = dosis 0,5 ml, intra muskular pada paha
b. BCG = 0,05 ml secara Intra Kutan di Lengan Kanan atas
c. Polio = 2 tetes secara Oral di Mulut
d. IPV = 0,5 ml Secara Intra Muskuler di Paha kiri
e. DPT-HB-Hib = 0,5 ml Secara Intra Muskuler di bagian paha bayi dan lengan
kanan untuk batita
f. Campak Rubella= 0,5 ml secara Sub Kutan pada lengan kiri atas
g. DT = 0,5 ml secara Intra Muskuler pada lengan kiri atas
h. Td = 0,5 ml secara Intra Muskuler pada lengan kiri atas
i. HPV = 1 Vial/anak intra muskuler pada lengan

Anda mungkin juga menyukai