Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN TUGAS AKHIR

KOMPOSISI KARAWITAN TRADISI


“TOH PATI”
LARAS PELOG PATHET NEM

Oleh:
Ketawang Ganda Mastuti
(1810697012)

JURUSAN KARAWITAN
FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir mata kuliah Komposisi
Karawitan Tradisi dengan judul “Toh Pati” tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga laporan Tugas Akhir mata kuliah
Komposisi Karawitan Tradisi ini dapat selesai. Ucapan terimakasih ini penulis tujukan kepada:

1. Suhardjono, S.Sn., M.Sn, dan Dra. Sutrisni, M.Sn, selaku dosen pengampu mata kuliah
Komposisi Karawitan Tradisi, yang telah menyalurkan ilmu, memberikan bimbingan,
dukungan, dan doa kepada penulis.
2. Kedua orangtua yang senantiasa melimpahkan doa, dukungan, dan kasih sayang selama
penyusunan karya dan laporan ini.
3. Paguyuban karawitan remaja Desa Bagusan yang turut membantu penulis menyelesaikan
karya Tugas Akhir ini.
4. Serta teman-teman yang juga ikut memberikan andil dalam membantu, melimpahkan doa
dan dukungan untuk penulis.

Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir mata kuliah Komposisi Karawitan Tradisi ini
masih ada kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan laporan ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga proposal pementasan ini berguna bagi para pembaca dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Yogyakarta, 13 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL . .....................................................................................................
KATA PENGANTAR. ................................................................................................... i
DAFTAR ISI . ................................................................................................................ ii
SIMBOL . ....................................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN . ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang . .......................................................................................... 1
B. Perumusan Ide. ............................................................................................ 1
C. Tujuan Penciptaan. ...................................................................................... 1
D. Metode . ...................................................................................................... 2
1. Rangsangan Awal . ................................................................................ 2
2. Eksplorasi . ............................................................................................ 2
3. Improvisasi . .......................................................................................... 2
4. Komposisi . ............................................................................................ 3
5. Revisi . .................................................................................................. 3
BAB II. BENTUK PENYAJIAN KOMPOSISI . ............................................................. 6
A. Instrumen . .................................................................................................. 6
B. Garap Vokal . .............................................................................................. 6
C. Garap Penyajian .......................................................................................... 9
BAB III. NASKAH KOMPOSISI . ................................................................................. 11
A. Notasi Balungan . ........................................................................................ 11
B. Notasi Vokal . .............................................................................................. 12
C. Tafsir Gender. .............................................................................................. 14
BAB IV. PENUTUP . ..................................................................................................... 16
A. Kesimpulan . ............................................................................................... 16
B. Saran . ......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA . ................................................................................................... 17

ii
SIMBOL

= : Kethuk

n : Kenong

p : Kempul

g : Gong Ageng

G : Gong Suwukan

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setelah merdeka, Indonesia berkembang menjadi negara yang semakin makmur.
Sumber daya alamnya melimpah dan sangat subur, sehingga mampu menghidupi manusia-
manusia yang hidup diatas topangannya. Namun terlepas dari euphoria kemerdekaan yang
bisa dirasakan sekarang, tak sedikit perjuangan yang dikerahkan oleh pahlawan-pahlawan
negeri ini. Beratus- ratus tahun mereka berjuang merebut dan mempertahankan Indonesia
dari tangan penjajah hingga tercapai kemerdekaan yang bisa kita nikmati sekarang ini.
Dari fenomena diatas, penulis tergugah untuk mengangkat tema tentang
kepahlawanan, dengan judul yang diangkat yaitu “Toh Pati” Laras Pelog Pathet Nem. Hal
tersebut didasarkan pada tragedi besar dimasa kolonial yang ada dalam sejarah Indonesia,
dimana kekerasan, ketidakadilan, dan kejadian-kejadian pilu lainnya melanda ibu pertiwi.
Dari kejadian tersebut kemudian melahirkan patriot-patriot sejati tanah air yang rela
berkorban demi membela bangsa kelahirannya. Semua mereka pertaruhkan semata-mata
untuk memerdekakan bangsanya dari kekangan penjajah-penjajah bengis. Tidak hanya
keringat, darah, dan air mata, nyawa pun turut menjadi taruhannya.

B. PERUMUSAN IDE
Perumusan dari latar belakang diatas, kemudian penulis tuangkan kedalam bentuk
sajian gendhing berupa ketawang dan lancaran. Penulis mengambil bentuk gendhing
ketawang untuk menggambarkan suasana sedih dalam sajiannya. Seperti halnya dengan
kejadian pada masa itu, dimana banyak sekali kaum pribumi yang tertindas dan
pertumpahan darah terjadi dimana-mana. Sedangkan bentuk gendhing lancaran penulis
ambil untuk menggambarkan rasa semangat yang berkobar dalam diri para pahlawan yang
tak gentar melawan penjajah.

C. TUJUAN PENCIPTAAN
Adapun tujuan penciptaan karya komposisi karawitan tradisi ini sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Komposisi Karawitan Tradisi.

1
2. Mengembangkan kreativitas dan kemampuan penulis agar dapat terus berkarya.
3. Meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme.
4. Mengajak masyarakat Indonesia agar selalu “Jas Merah” alias jangan melupakan sejarah.
5. Sebagai pengingat akan kewajiban sebagai warga negara Indonesia yang bertanggung
jawab dan menghargai serta menjaga apa yang diperjuangkan para pahlawan
sebelumnya.

D. METODE PENCIPTAAN
1. Rangsangan Awal
Rangsangan awal untuk ide penciptaan karya ini, penulis peroleh bertepatan pada
peringatan hari Pahlawan tanggal 10 November 2020 lalu. Banyaknya poster tentang
kepahlawanan dan video-video dokumenter dimasa kolonial yang tersebar diseluruh
sosial media, membuat penulis tertarik untuk mengangkat tema yang sama. Selain itu,
juga dengan mendengarkan beberapa gendhing-gendhing karya komposer terdahulu
seperti Ki Nartosabdho.
2. Eksplorasi
Dalam tahap ini, penulis membaca buku dan cerita yang berkaitan dengan masa
kolonialisme. Hal tersebut bertujuan agar penulis bisa mengetahui gambaran keadaan
dan suasana yang terjadi pada masa itu. Selain membaca, penulis juga melihat beberapa
film perjuangan dan sejarah yang terjadi di Indonesia. Sama halnya dengan membaca,
melalui beberapa filim yang dilihat, sangat membantu penulis untuk mendalami
peristiwa pada masa penjajahan dengan adanya penggambaran berupa audio dan visual.
Diluar membaca dan melihat film, mendengarkan beberapa gendhing-gendhing tradisi
juga dilakukan penulis untuk mendapatkan gambaran bagaimana nada atau titilaras lagu
yang akan dibuat.
3. Improvisasi
Selama masa penyusunan karya komposisi tradisi ini, banyak uji coba yang dilakukan
untuk mencapai hasil yang maksimal. Oleh karena inspirasi tidak serta merta datang
begitu saja, maka dibutuhkan stimulan untuk merangsang ide penulis. Salah satunya
dengan bermain-main melalui beberapa instrumen seperti gender, slenthem, dan
demung. Selain itu, penulis juga menyenandungkan nada-nada tak beraturan. Stimulan-

2
stimulan itu bekerja cukup baik untuk penulis, karena dari kedua hal tersebut bisa
didapatkan susunan nada dan melodi yang diinginkan.
4. Komposisi
Dari inspirasi, ide-ide yang masuk dan percobaan yang dilakukan, setelah melalui
beberapa pertimbangan kemudian penulis tuangkan dalam komposisi karawitan berupa
ketawang dan lancaran. Keduanya disajikan dalam laras pelog pathet nem, dengan
mempertimbangkan karakter dan suasana yang diangkat sesuai dengan tema juga judul
yang dipilih. Langkah pertama yang dijalani penulis dalam proses penciptaan karya
sajian komposisi tradisi ini yaitu menentukan balungan gendhing, mencari titilaras vokal,
dan kemudian pembuatan cakepan. Seperti yang dipaparkan pada poin-poin sebelumnya,
untuk mendapatkan komposisi balungan dan titilaras vokal yang baik penulis banyak
mendengar beberapa referensi gending juga mencoba-coba membuat melodi dengan
bantuan gender atau slenthem. Kemudian untuk pembuatan cakepan, penulis banyak
meluangkan waktu untuk membaca buku, baik berupa novel sejarah, komik sejarah,
maupun kamus Bausastra.
5. Revisi
Dalam proses penciptaan karya komposisi tradisi “Toh Pati”, tentu banyak kendala
dan permasalahan yang dijumpai. Adapun beberapa kendala tersebut yaitu dari
komposisi balungan, pembuatan lagu vokal, dan pemilihan pathet.
a. Komposisi Balungan
Banyak proses penulis lalui untuk mendapatkan komposisi balungan yang sesuai
dengan tema dan suasana, serta bagaimana susunan notasi balungan tersebut juga
enak didengar. Revisi mandiri dilakukan dengan mendengarkan beberapa gending-
gending tradisi dengan laras dan pathet yang sama. Kemudian penulis juga
mengkonsultasikan susunan notasi balungan yang dibuat pada dosen pembimbing
dengan hasil sebagai berikut:
Pada komposisi lancaran bagian umpak dan gong yang terakhir, terdapat satu
gatra balungan yang rentang nadanya terlalu jauh, kemudian didapatkan revisi
sedemikian rupa:
Balungan awal

3
2 1 . . 2 3 2 1 x5x x x6x x x1x x x5 6 3 2 1

Setelah mendapat revisi

2 1 . . 2 3 2 1 x5x x x6x x x3x x x5 6 3 2 1

b. Lagu Vokal
Proses penciptaan lagu vokal dalam sajian komposisi ini tidaklah mudah.
Penulis dituntut untuk menguasai notasi balungan dan suasana yang diangkat.
Mendengarkan beberapa referensi gendhing-gendhing masih belum mencapai
kepuasan penulis. Oleh karena itu, sama halnya dengan penyusunan notasi
balungan, penulis juga turut mengkonsultasikan lagu vokal yang dibuat pada
pembimbing dengan menunjukkan notasi dan juga dilagukan melalui voice note.
Setelah konsultasi, pada vokal bagian lancaran baris keempat mendapatkan dua opsi
dengan rincian sebagai berikut:
Garap vokal awal

. . jz3c2 1 . . j23 1 . 5 . 5 5 6 ! !
Ngla-wan kum-pe-ni tan ken- dhat ing pa- ti
Mendapat dua opsi
Opsi 1:
. 3 2 1 . z2x x c3 1 . 5 5 . 5 6 ! !
Ngla-wan kum- pe- ni tan ken- dhat ing pa- ti
Opsi 2:

. z3x x c2 1 . 2 3 1 . 5 5 . 5 6 ! !
Ngla- wan kum-pe- ni tan ken- dhat ing pa- ti

Dari dua opsi diatas, setelah dipertimbangkan kemudian penulis memutuskan untuk
menggunakan opsi kedua.
Kemudian untuk bagian ketawang, setelah dikonsultasikan mendapat dua opsi
garap vokal bagian celuk. Hal tersebut ditujukan guna mendapat garap vokal celuk
yang lebih semeleh dan enak didengar.

4
Garap vokal awal:

. . . . 5 5 jz5c6 5 . jz6c5 3 2 jz1c2 3 2 1


A- na ca- ri- ta kang nge- mu pi- wu- lang

Mendapat 2 opsi
Opsi 1
. . . . 5 5 zj5c6 5 . jz6c5 3 z2x x x x xj.c1 zjyc1 zj2c3 1
Ca- ri- ta kang nge- mu pi- wu- lang
Opsi 2
. . . . 5 5 zj5c6 5 . 6 3 2 1 jzyc1 jz2c3 1
A- na ca- ri- ta kang nge- mu pi- wu- lang

Dari dua opsi diatas, setelah dipertimbangkan kemudian penulis memutuskan untuk
menggunakan opsi kedua.

c. Pemilihan Pathet
Dalam menentukan pathet yang ingin digunakan, penulis juga menemui kendala.
Adapun kendala tersebut ialah rasa dari kedua bentuk gending yang berbeda walaupun
memiliki seleh gong yang sama. Muncul kebimbangan dalam diri penulis, dimana pada
bagian ketawang seperti memiliki rasa pelog pathet lima, sedangkan pada bagian
lancaran seakan memiliki rasa pelog nem. Dengan adanya kendala tersebut kemudian
kembali penulis konsultasikan pada pembimbing melalui rekaman suara, kemudian
mendapatkan saran bahwa untuk karya komposisi karawitan tradisi “Toh Pati” ini
merupakan laras pelog pathet nem.

5
BAB II
BENTUK PENYAJIAN KOMPOSISI

A. INSTRUMEN
Ditengah kondisi yang berada dalam tekanan pandemi covid-19, mengakibatkan proses
penyajian karya komposisi karawitan tradisi tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Dengan metode pembelajaran daring, karya komposisi karawitan tradisi disajikan secara
virtual melalui rekaman video dengan memanfaatkan semaksimal mungkin instrumen dan
sumber daya yang tersedia di lingkungan sekitar. Adapun instrumen yang digunakan penulis
dalam penyajian karya komposisi karawitan tradisi ini antara lain: kendhang, bonang
barung, bonang penerus, saron, demung, slenthem, gong, kempul, kethuk, kenong, dan
gender.

B. GARAP VOKAL
Pada sajian komposisi karawitan tradisi “Toh Pati”, garap vokal yang digunakan yaitu
vokal tunggal untuk buka celuk dan vokal koor atau gerongan. Berikut akan dijabarkan
garap vokal beserta lirik/cakepan dan artinya.
1. Bagian Ketawang
Pada bagian ini penulis menggunakan garap vokal tunggal untuk buka celuk dan
vokal koor atau gerongan. Pada lirik dibagian ngelik menggunakan acuan tembang
Macapat Kinanthi dengan menggubah liriknya sesuai dengan guru gatra, guru lagu, dan
guru wilangan, serta menyesuaikan isi lirik dengan tema yang diangkat. Adapun lirik
dan arti dari cakepan yang dibuat adalah sebagai berikut:
- Lirik bagian celuk
Ana carita kang ngemu piwulang
Ada cerita yang mengandung pengajaran
(yang dimaksud adalah apa yang akan disampaikan pada lirik-lirik selanjutnya bisa
dijadikan pembelajaran.)
- Lirik bagian umpak
Adhuh Dewa
Aduh Dewa

6
(merupakan penggambaran keluh kesah pribumi kepada Tuhan atas apa yang terjadi
di masa penjajahan.)
- Lirik bagian ngelik
a. Kumpeni asring mangapus
Kompeni-kompeni itu sering berdusta
ngadu lan kurakah ugi
mengadu domba dan juga serakah
pribumi di pulasara
pribumi disiksa dan disakiti
sanyata jalma abengis
kenyataannya memang manusia bengis
owahing laku utama
bergesernya perilaku utama
wong nagri kaesi-esi
orang negeri disia-sia dan dihina
(Lirik pertama ini menceritakan tentang penjajah yang sering membohongi,
mengadu, dan menyakiti pribumi. Mereka juga serakah dan ingin menguasai semua
bumi Indonesia. Hal tersebut merupakan gambaran manusia bengis, menandakan
manusia yang sudah kehilangan akal sehat dan budi pekertinya.)

b. Ludira amawut-awut
darah tumpah dimana-mana
rumesep bumi pertiwi
darahnya meresapi tanah ibu pertiwi
satemah nandhang sungkawa
semua mengalami penderitaan
sinawang anggegirisi
terlihat menakutkan
ana kukubing Walanda
dibawah kekangan Belanda
tartamtu samya agiris

7
tentu semua ketakutan
(Lirik kedua menceritakan tentang pertumpahan darah yang terjadi dimana-mana.
Semua mengalami derita yang tak berkesudahan, pemandangan itu terlihat sangat
menakutkan. Berada dibawah jajahan Belanda tentu banyak pribumi yang
ketakutan.)

c. Pindha sekar kang sumawur


Bagai bunga yang jatuh berhamburan
wus sirna marganing pati
ajal sudah menjemput
aneng madyaning paprangan
ditengah medan perang
patriot-patriot nagri
patriot-patriot negeri
sedya nggayuh kamardikan
yang bersedia meraih kemerdekaan
mrih jaya bumi pertiwi
untuk jayanya bumi pertiwi
(Banyak pahlawan-pahlawan yang gugur dimedan perang demi mempertahankan
dan merebut tanah kelahirannya dari kuasa penjajah. Bagaikan bunga yang jatuh
berhamburan, namun semua bukanlah halangan karena semua perjuangan itu
semata-mata untuk memerdekakan Indonesia.)
- Bagian Lancaran
Dibagian lancaran ini penulis tidak menggunakan acuan tembang apapun untuk
dasar membuat lirik atau cakepan. Akan tetapi semua dibuat berdasarkan tema yang
diangkat. Berikut lirik atau cakepan bagian lancaran beserta artinya.

Rawe-rawe rantas malang-malang putung


Segala sesuatu yang menghalangi akan disingkirkan
bambu runcing cumundhuk klawan jajanira
bambu runcing menancap melawan dadamu

8
datan owah gingsir tresna tulus mring nagri
tidak pernah goyah rasa cinta terhadap negeri
nglawan kumpeni tan kendhat ing pati
melawan kumpeni tidak takut mati
tantang tantang tantang trajang trajang
tantang tantang tantang trajang trajang
maju maju maju maju ayo maju
maju maju maju maju ayo maju

(Apapun tindakan kompeni-kompeni bengis itu akan disingkirkan oleh patriot-pariot


negeri, bambu runcing disiagakan sebagai senjata yang mampu menusuk dada
kompeni-kompeni Belanda hingga menemui ajalnya. Tanpa gentar dan tak takut
pada ajal yang menghadang, semua didasarkan pada rasa cintanya terhadap negeri
Indonesia.)

C. GARAP PENYAJIAN
Adapun struktur penyajian dari karya komposisi karawitan tradisi “Toh Pati” adalah
sebagai berikut:
1. Bagian Pertama
Dimulai dari bentuk gendhing ketawang dan diawali dengan buka celuk oleh vokal
tunggal, kemudian disahut dengan buka kendhang ketawang.
2. Bagian Kedua
Masuk pada umpak ketawang satu kali, kemudian masuk ke bagian ngelik. Untuk sajian
ketawang ini dimainkan tiga ulihan. Pada ulihan terakhir diberikan tanda peralihan
menuju lancaran dari kendhang.
3. Bagian Ketiga
Bagian umpak lancaran disajikan dua kali dengan tabuhan sora atau keras. Kemudian
dilanjutkan pada bagian vokal koor atau gerongan.
4. Bagian Keempat
Setelah sajian vokal lancaran kemudian kembali pada bagian umpak, namun hanya
dimainkan satu kali langsung menuju bagian vokal. Bagian ini disajikan dua ulihan.

9
5. Bagian Kelima (Suwuk)
Bagian ini merupakan suwuk atau berhentinya sajian gendhing. Pada karya komposisi
karawitan tradisi “Toh Pati” ini, bagian suwuk jatuh di bagian umpak lancaran. Setelah
sajian bagian keempat lantas kembali ke bagian umpak dua ulihan, ulihan terakhir tempo
dipercepat untuk suwuk gropak.

10
BAB III
NASKAH KOMPOSISI

A. NOTASI BALUNGAN
1. Notasi Balungan Ketawang

Buka celuk: . . . . . . . gn1

Umpak:

5 =6 2 1 3 =2 3 n5 . =. 1 p6 5 =4 2 ng1

Ngelik:

. =. 1 2 . =1 6 n5 . =5 . p. 5 =5 6 ng1

2 =1 6 5 2 =4 2 n1 3 =2 1 p2 . =1 y ngt

6 =4 5 6 4 =2 4 n5 . =. 1 p6 5 =4 2 ng1

2. Notasi Balungan Lancaran

Peralihan dari ketawang: . . . . . . . gn1

Umpak:

=. 2 =1 n. =2 p3 =2 n1 =. p3 =1 n2 =3 p5 =6 nG5

=. 2 =3 n5 j=.5 p6 =5 n. =2 p3 =5 n6 =1 p2 =3 nG2

=5 . =5 n3 =6 p5 =3 n2 =5 p. =5 n3 =6 p5 =3 nG5

=2 1 =. n. =2 p3 =2 n1 =5 p6 =3 n5 =6 p3 =2 ng1

Balungan Vokal:

=. 2 =. n3 =. p2 =. n1 =. p6 =. n5 =. p4 =. nG5

=. 6 =. n3 =. p2 =. n1 =. p2 =. n1 =. p6 =. nG5

=. 3 =. n5 =. p6 =. n5 =. p3 =. n2 =. p1 =. nG2

11
=. 1 =. n2 =. p3 =. n1 =. p6 =. n5 =. p6 =. nG1

=. 6 =. n5 =. p3 =. n5 x=j3x2x xp1 =. n2 =. p3 =. nG1

=. . j=x2x3x xn1 =. p. xj=2x3x xn1 =. p5 =. n6 =5 p3 =2 ng1

Keterangan:
Balungan yang digaris bawah ditabuh keras.

B. NOTASI VOKAL
1. Notasi Vokal Ketawang

Buka celuk: . . . . . . . gn1

. . . . 5 5 jz5c6 5 . 6 3 2 1 zjyc1 zj2c3 1


A- na ca- ri- ta kang nge- mu pi- wu- lang
Umpak:

5 =6 2 1 3 =2 3 n5

. =. 1 p6 5 =4 2 ng1

. . . . . . . . . . ! ! . z&x x xj !c@ !
A- dhuh De- wa
Ngelik:

. =. 1 2 . =1 6 n5

. . . . # @ ! @ . . jz@c# ! . z@x x xj!c6 5


Kum- pe- ni a- sring ma- nga- pus
Lu- di- ra a- ma- wut a- wut
Pin- dha se- kar kang su- ma- wur

. =5 . p. 5 =5 6 ng1

. . . . . 4 jz5c6 5 . . 5 6 ! z@x x xj#c@ !


nga- du lan ku- ra- kah u- gi
ru- me- sep bu- mi per- ti- wi
wus sir- na mar- ga- ning pa- ti

12
2 =1 6 5 2 =4 2 n1

. . . . . z!x x xj .c6 5 . z4x x c5 6 5 3 jz2c3 1


pri- bu- mi di- pu- la- sa- ra
sa- te- mah nan- dhang sung- ka- wa
a- neng ma- dya- ning pa- pra- ngan

3 =2 1 p2 . =1 y ngt

. . . . . 3 1 2 . y jz2c3 1 . jz1x2x jx1cy t


sa- nya- ta jal- ma a- be- ngis
si- na- wang a- ngge- gi- ri- si
pa- tri- ot pa- tri- ot na- gri

6 =4 5 6 4 =2 4 n5

. . . . 6 4 jz5c6 6 . . 4 2 . z4x x jx5c6 5


o- wah- ing la- ku u- ta- ma
a- na ku- ku- bing Wa- lan- da
se- dya ngga- yuh ka- mar- di- kan

. =. 1 p6 5 4 2 ng1

. . . . . z5x x c! 6 . . 5 6 5 4 2 1
wong na- gri ka- e- si e- si
tar- tam- tu sa- mya a- gi- ris
mrih ja- ya bu- mi per- ti- wi

2. Notasi Vokal Lancaran

=. 2 =. n3 =. p2 =. n1 =. p6 =. n5 =. p4 =. nG5

. . @ ! 6 5 6 ! . z@x x c! 6 5 4 6 5
Ra- we ra- we ran- tas ma- lang ma- lang pu- tung

=. 6 =. n3 =. p2 =. n1 =. p2 =. n1 =. p6 =. nG5

. 6 5 3 5 3 2 1 . z3x x c1 2 3 1 y t
bam- bu run- cing cu- mun- dhuk kla- wan ja- ja- ni- ra

13
=. 3 =. n5 =. p6 =. n5 =. p3 =. n2 =. p1 =. nG2

. . 5 5 6 ! 6 5 . 3 5 6 5 3 1 2
da- tan o- wah ging-sir tres- na tu- lus mring na- gri

=. 1 =. n2 =. p3 =. n1 =. p6 =. n5 =. p6 =. nG1

. z3x x c2 1 . 2 3 1 . 5 5 . 5 6 ! !
ngla- wan kum- pe- ni tan ken- dhat ing pa- ti

=. 6 =. n5 =. p3 =. n5 x=j3x2x xp1 =. n2 =. p3 =. nG1

6 5 . 6 5 . 3 5 2 1 . . . z2x x c3 1
tan-tang tan- tang tan- tang tra- jang tra- jang

. . j=x2x3x xn1 =. p. xj =2x3x xn1 =. p5 =. n6 =5 p3 =2 ng1

! ! . . ! ! . . ! ! 6 5 @ # @ !
ma- ju ma- ju ma- ju ma- ju a- yo ma- ju

3. Tafsir Genderan
- Bagian Ketawang

Buka celuk: . . . . . . . gn1

Umpak:

x5x x x=6x x x2x x x1 x3x x x=2x x x3x x xn5 x.x x x=.x x x1x x xp6 x5x x x=4x x x2x x xng1
Jk Tmrn ½ gt 5 + Ell Jk

Ngelik:

x.x x x=.x x x1x x x2 x.x x =x1x x x6x x xn5 x.x x x=5x x x.x x xp. x x x x=5x x x6x x xng1
5
½ gt 1 + slh 2 Ddk alit gt 5 ½ gt 5 + gkkp 1

x2x x =x1x x x6x x x5 x2x x x=4x x x2x x xn1 x3x x x=2x x x1x x xp2 x.x x =x1x x xyx x xngt
Tmrn Gkkp 1 Ayy Tmrn

14
x6x x x=4x x x5x x x6 x4x x x=2x x x4x x xn5 x.x x x=.x x x1x x xp6 x5x x x=4x x x2x x xng1
Ell Tmrn ½ gt 5 + Ell Jk

- Bagian Lancaran
Peralihan dari ketawang: . . . . . . . gn1

Umpak:

=. 2 =1 n. =2 p3 =2 n1 =. p3 =1 n2 =3 p5 =6 nG5

=. 2 =3 n5 j=.5 p6 =5 n. =2 p3 =5 n6 =1 p2 =3 nG2

=5 . =5 n3 =6 p5 =3 n2 =5 p. =5 n3 =6 p5 =3 nG5

=2 1 =. n. =2 p3 =2 n1 =5 p6 =3 n5 =6 p3 =2 ng1

Balungan Vokal:

=x.x x x2x x x=.x x xn3x x x x x=.x x xp2x x x=.x x xn1 x=.x x xp6x x x=.x x xn5x x x x =x.x x xp4x x x=.x x xnG5
Gkkp 1 Tmrn

=x.x x x6x x x=.x x xn3x x x x x=.x x xp2x x x=.x x xn1 x=.x x xp2x x x=.x x xn1x x x x x=.x x xp6x x x=.x x xnG5
Gkkp 1 Tmrn

=x.x x x3x x x=.x x xn5x x x x x=.x x xp6x x x=.x x xn5 =x.x x xp3x x x=.x x xn2x x x x x=.x x xp1x x x=.x x xnG2
Gk 5 Slh 2

=x.x x x1x x x=.x x xn2x x x x x=.x x xp3x x x=.x x xn1x x x x x=.x x xp6x x x=.x x xn5x x x x x=.x x xp6x x x=.x x xnG1
Gkkp 1

=x.x x x6x x x=.x x xn5x x x x x=.x x xp3x x x=.x x xn5 x=j3x2x xp1x x x=.x x xn2x x x x x=.x x xp3x x x=.x x xnG1
Tmrn Gkkp 1

=x.x x x.x x j=x2x3x xn1x x x x x=.x x xp.x x xj=2x3x xn1x x x x x=.x x xp5x x x=.x x xn6x x x x x=5x x px3x x x=2x x xng1
Gkkp 1

15
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Karya komposisi karawitan tradisi “Toh Pati” merupakan sajian dari dua bentuk
gendhing yaitu ketawang dan lancaran yang disajikan dalam laras pelog pathet nem. Karya
ini mengambil inspirasi dari kejadian bersejarah di Indonesia, yaitu pada masa perjuangan
melawan kolonialisme. Sajian ini menceritakan tentang kepedihan yang dirasakan pribumi
ketika berada dibawah tekanan penjajah, hingga fase perlawanan oleh para pejuang-pejuang
Indonesia. Selain memberi nafas baru pada dunia karawitan tradisi, karya sajian komposisi
ini dapat menjadi sebuah tuntunan dan pembelajaran bagi masyarakat

B. SARAN
Penciptaan karya komposisi karawitan tradisi “Toh Pati” ini tentu masih jauh dari
kesempurnaan. Masih banyak bagian yang bisa dikembangkan lagi, dipoles, dan diperindah.
Penciptaan karya komposisi karawitan tradisi lainnya juga masih terbuka lebar, tidak hanya
terpaku pada satu tema, bentuk gendhing, laras, dan pathet saja. Hal tersebut yang kemudian
menjadi tantangan bagi siapapun yang ingin berkarya untuk terus berinovasi dalam
memberikan nafas baru pada dunia karawitan tradisi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Prawiroatmojo, S. “Bausastra Jawa-Indonesia Jilid I, II”. Jakarta: PT Gunung Agung, 1985.


Toer, Pramoedya Ananta. “Bumi Manusia”. Jakarta: Lentera Dipantara, 2010.
Toer, Pramoedya Ananta. “Anak Semua Bangsa”. Jakarta: Lentera Dipantara, 2011.
Toer, Pramoedya Ananta. “Jejak Langkah”. Jakarta: Lentera Dipantara, 2012.
Toer, Pramoedya Ananta. “Rumah Kaca”. Jakarta: Lentera Dipantara, 2009.
Marsoedi, dkk. “ Merebut Kota Perjuangan”. Jakarta-Pusat 10730: PT Jayakarta Agung
Offset, 1985.

17

Anda mungkin juga menyukai