Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Musik Tradisional Beserta Alat

Musiknya
Pengertian Musik Tradisional – Musik menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Tak
hanya saat ini saja, namun sejak lama musik telah hidup dari masa ke masa. Semakin berkembangnya
zaman, kualitas musik di setiap negara juga terus meningkat. Sejak dulu, juga dikenal yang namanya
musik tradisional.
Musik tradisional adalah musik yang telah hidup dan menjadi budaya suatu daerah tertentu selama ribuan
tahun. Di setiap daerah musik-musik tersebut memiliki ciri khas masing-masing. Baik itu bentuknya, cara
memainkannya, maupun bunyi yang dihasilkan.

Maka dari itu, keunikan musik-musik tradisional ini menjadi kekayaan yang patut dilestarikan. Jika Anda
ingin mempelajari pengertian musik tradisional lebih jauh lagi, berikut akan disampaikan ulasannya.
Simak ulasan musik tradisional berikut ini sampai selesai supaya mendapatkan insight ya.

Daftar Isi

 Pengertian Musik Tradisional


 Ciri-ciri Musik Tradisional
 Apa Saja Fungsi Musik Tradisional?
 Beragam Jenis dan Contoh Musik Tradisional Indonesia
o 1. Musik Krumpyung dari Yogyakarta atau Jawa Tengah
o 2. Keroncong dari Jakarta
o 3. Gong Luang dari Bali
o 4. Gambang Kromong dari Betawi
o 5. Krombi dari Papua
o 6. Huda dari Minangkabau
o 7. Cilokak dari Lombok
o 8. Karang Dodou dari Kalimantan Timur
o 9. Tabuh Salimpat dari Jambi
o 10. Angklung Buhun dari Kanakes Jawa Barat
 Apa Saja Alat-alat Musik Tradisional yang Digunakan?
o 1. Alat musik tradisional petik
o 2. Alat musik tradisional gesek
o 3. Alat musik tradisional pukul
o 4. Alat musik tradisional tiup
o 5. Alat musik tradisional tepuk
o 6. Alat musik tradisional goyang

Pengertian Musik Tradisional


Musik Tradisional menurut Tumbijo (2017) merupakan sebuah seni budaya yang hidup dan berkembang
di daerah tertentu dan telah turun temurun sejak lama. Musik ini memiliki ciri khas yang berbeda di setiap
pelosok negeri dan daerah. Kemudian menurut Purnomo (2010) musik tradisional yaitu musik yang lahir,
tumbuh, serta berkembang di seluruh wilayah Indonesia dan telah turun temurun sampai saat ini, karena
masih terus dipelihara dan dijalankan oleh masyarakat setempat.

Musik tradisional sejatinya adalah musik yang penting untuk dilestarikan. Sebab warisan leluhur yang
telah diturunkan ke setiap generasi ini menjadi bukti kekayaan seni di masa lalu. Adapun berdasarkan
pengertian yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa musik tradisional merupakan musik
yang dilahirkan dan dikembangkan di daerah tertentu serta terus ada karena dilestarikan oleh masyarakat
setempat yang mendapatkan warisan musik tersebut.
Karena diberikan secara turun temurun, maka nilai budaya musik ini juga semakin tinggi. Ciri-ciri yang
dibawanya pun akan terus terjaga dan menjadi pembeda dengan musik daerah atau wilayah lain di
Indonesia.

Ciri-ciri Musik Tradisional


Seperti yang telah dijelaskan dalam pengertian musik tradisional di atas, setiap musik memiliki ciri khas
atau karakteristik masing-masing. Baik berdasarkan melodi yang dihasilkan, bunyinya, maupun cara
memainkannya.

Kebanyakan musik tradisional diturunkan dari leluhur kepada penerusnya secara lisan, tidak ditulis. Lalu
apa saja ciri-ciri yang dimiliki oleh musik tradisional sebagai warisan turun temurun para leluhur? Berikut
jawabannya:

1. Ide dan juga vokal musik tidak diturunkan secara tertulis, namun langsung diberikan secara lisan.
Jadi musik tradisional ini diwariskan secara langsung, bukan sesuatu yang tertulis kemudian
dihafalkan.
2. Bahasa yang dipakai dalam musik dengan vokal adalah bahasa daerah setempat.
3. Baik melodi maupun irama musik ini menunjukkan kekhasan dari daerah tempat musik tradisional
berasal.
4. Alat musik yang dipakai juga alat musik khas dari daerah tersebut.
Selain keempat ciri yang telah disebutkan di atas, masih ada lagi beberapa ciri-ciri lain yang menandakan bahwa
musik tersebut adalah jenis musik tradisional, yaitu sebagai berikut:

1. Syair maupun melodi musik memakai bahasa dan gaya khas setiap daerah.
2. Diajarkan dan diwariskan dari leluhur secara lisan, turun temurun lewat mulut ke mulut.
3. Menggunakan alat musik khas daerah masing-masing.
4. Lebih bersifat informal, meski beberapa musik tradisional dianggap sangat sakral hanya dipakai
ketika pelaksanaan upacara adat atau ritual keagamaan.
5. Musik diolah dengan cita rasa masyarakat dan penduduk, yang disesuaikan dengan nilai kehidupan
tradisi, pandangan hidup masyarakat, falsafah hidup yang dianut, rasa etis dan estetika, juga
ungkapan budaya lingkungan yang diterima secara baik sebagai warisan dari generasi ke generasi.
6. Tidak ada notasi yang digunakan, yang artinya setiap seniman musik tradisional belajar secara
langsung dengan cara mendengarkan dan melihat cara memainkan musiknya, tanpa catatan apapun.
7. Menjadi budaya yang diturunkan dari generasi ke generasi, bahkan sampai memiliki sistem
pewarisan melalui upacara adat dengan syarat tertentu.

Apa Saja Fungsi Musik Tradisional ?


Musik tradisional memiliki ciri khas yang membedakan antara satu daerah dengan daerah lainnya.
Dengan ciri khusus ini, setiap orang dapat membedakan jenis musik dari daerah satu dengan lainnya. Pun
bisa menjadi pembeda antara musik tradisional dengan musik jenis lainnya.

Selain itu, musik tradisional juga bisa dilihat dari fungsinya dalam kehidupan masyarakat setempat.
Secara umum, fungsinya yaitu sebagai pengiring upacara adat atau ritual budaya, pengiring tarian khas
daerah, sarana hiburan, sarana komunikasi, sarana ekonomi, dan sarana pengekspresian diri. Namun
masih ada fungsi lain dari musik tradisional, yaitu sebagai berikut:

1. Musik tradisional berfungsi sebagai sarana hiburan bagi yang mendengarkan atau menikmati,
sekaligus sebagai hiburan bagi pemainnya.
2. Sebagai sarana menjaga kelestarian budaya, yang berarti bahwa musik tradisional menjadi jembatan
bagi pelestarian kekayaan budaya yang dimiliki oleh wilayah tertentu. Sekaligus berfungsi untuk
menjaga stabilitas dan kelangsungan bangsa.
3. Sebagai identitas masyarakat, yang mana keberadaan musik tradisional menjadi khas dari suatu
daerah. Sehingga memberi pengaruh pada pembentukan kelompok sosial dan menjadikanya sebagai
identitas.
4. Musik memberikan keserasian terhadap norma-norma yang berlaku di masyarakat sesuai budaya
setempat.
5. Musik menjadi pengiring dari aktivitas fisik masyarakat, seperti instrumen tarian adat, senam, dansa,
dan sebagainya.
6. Menjadi instrumen dalam upacara adat atau keagamaan. Musik tradisional memiliki kontribusi
sebagai pengiring dari kegiatan yang dianggap sakral oleh masyarakat, seperti upacara ritual adat
atau keagamaan.
7. Sebagai persembahan simbolis, yang berarti bahwa musik menjadi simbol dari keberadaan kelompok
masyarakat. Selain itu, musik ini juga bisa dijadikan tolok ukur seberapa jauh kebudayaan
masyarakat telah berkembang.
8. Sebagai sarana untuk berkomunikasi. Melalui musik tradisional yang diturunkan dari para leluhur,
memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk dapat merasakan komunikasi yang bersifat religi dan
kepercayaan, antara masyarakat dengan para leluhur atau roh nenek moyang, dan juga komunikasi
antara para pemain dengan penontonnya.

Beragam Jenis dan Contoh Musik Tradisional Indonesia


Sesuai dengan pengertian musik tradisional, setiap daerah mempunyai ciri yang berbeda-beda. Selain itu,
ternyata musik tradisional juga dibedakan berdasarkan jenisnya. Pengelompokan ini biasanya didasarkan
atas kedudukan setiap musik dalam kegiatan atau acara dan upacara adat sesuai tradisi daerah. Nah, di
setiap budaya atau etnis juga memang memiliki corak musik untuk beragam perayaan sesuai ragam musik
yang dimiliki dan diturunkan oleh leluhurnya.

Kemudian, musik tradisional ini dibagi ke dalam beberapa jenis, di antaranya adalah jenis musik tradisi
untuk upacara kehidupan dan kematian, musik tradisi untuk merayakan hasil dari sumber daya alam dan
kelestarian alam, serta musik tradisi untuk perayaan sosial dan aneka ragam lainnya. Untuk mengetahui
apa saja contoh musik tradisional yang ada di Indonesia, berikut contoh-contohnya:

1. Musik Krumpyung dari Yogyakarta atau Jawa Tengah

Musik tradisional pertama ini berasal dari Yogyakarta. Bahan yang dipakai untuk alat musiknya berasal
dari bambu, sama seperti angklung yang nada bunyinya seperti gambang atau gong bumbung tiup. Alat
musik Krumpyung ini biasa dimainkan bersama alat musik lain, seperti gejog lesung. Gejog lesung adalah
suara penumbuk padi dengan irama, yang biasa dipakai untuk mengiringi nyanyian vokal seperti
tembang-tembang.

2. Keroncong dari Jakarta


Musik tradisional kedua adalah keroncong dari Jakarta. Sebenarnya, bisa dibilang bahwa musik ini turun
temurun dari Jakarta yang diawali oleh keberadaan Portugis di nusantara. Namun telah diperbarui dengan
dimasukkannya unsur-unsur alat musik tradisional Indonesia lainnya, seperti gamelan, yang kemudian
menjadi langgam jawa.

3. Gong Luang dari Bali

Gong dari Bali ini hampir sama dengan gendhing jawa. Meski tidak sama, namun alat musik dan nada
suara yang dihasilkan hampir serupa. Bedanya ada pada citarasa musik yang dihasilkan. Gong Luang
memiliki musik yang lebih meriah dibanding dengan Gendhing Jawa.

4. Gambang Kromong dari Betawi

Selanjutnya ada musik tradisional dari Betawi, yaitu Gambang kromong. Musik ini awalnya
menggunakan nada pentatonis dan  alat musik dari Tiongkok. Akan tetapi semakin berkembangnya
zaman, banyak unsur-unsur alat musik modern yang dimasukkan ke dalam Gambang Kromong. Adapun
lagunya dinyanyikan oleh pria dan wanita, dengan isi lirik yang bersifat sindiran jenaka.

5. Krombi dari Papua


Musik tradisional Papua ini menggunakan bambu berlubang yang diberi tali sayatan rotan. Hal unik dari
alat musik Krombi ini adalah pada arti nama sebenarnya, yaitu alat musik petik. Namun nyatanya, alat
musik ini tidak dimainkan dengan cara dipetik, melainkan dengan cara ditepuk.

5. Huda dari Minangkabau

Lalu ada musik tradisional dari Minangkabau, yaitu Huda. Musik tradisional ini memiliki nuansa islami
unik, karena dipadukan dengan budaya setempat. Selain itu juga karena musik dimainkan dengan tiga
jenis musik yang serupa namun tak sama. Termasuk Salaulaik Dulang, alat musik asli dari Tanah Minang.

6. Cilokak dari Lombok

Musik tradisional ketujuh yaitu Cilokak dari Lombok. Musik tradisional Cilokak dimainkan memakai
beberapa jenis alat musik lain, seperti gambus, drum, seruling, biola, gong, dan lain-lain.

8. Karang Dodou dari Kalimantan Timur


Musik tradisional dari Kalimantan Timur ini biasa dipakai untuk mengiringi upacara adat saat ada
kelahiran. Biasanya dipakai mengiringi pembacaan mantra-mantra saat pemberian nama pada bayi.

9. Tabuh Salimpat dari Jambi


Musik tradisional kesembilan berasal dari Jambi yang diberi nama Tabuh Salimpat. Musik ini dimainkan
dengan alat musik kerenceng, gambus, dan reba 10. Angklung Buhun dari Kanakes Jawa Barat

Contoh musik tradisional terakhir yaitu Angklung Buhun dari Jawa Barat. Musik angklung ini biasa
digunakan untuk mengiringi tarian musik tanam di daerah Baduy.

Apa Saja Alat-alat Musik Tradisional yang Digunakan?

small gongs or gongs wong in dark background, Asia tradition percussion instrument.

Setiap musik tradisional akan menggunakan alat musik tradisional yang beragam. Tentu saja alat musik
yang dipakai setiap daerah juga berbeda. Alat musik tradisional adalah alat yang dimainkan untuk musik
tradisional, di mana buhyinya berasal dari getaran alat itu sendiri, bukan melalui rekayasa elektronik.
Jenis alat musik ini dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, seperti alat musik tiup, pukul, gesek, tepuk,
petik, dan goyang. Jika ingin memahami pengertian musik tradisional sekaligus alat musik yang dipakai,
simak penjelasan berikut:

1. Alat musik tradisional petik


Alat musik petik terdiri dari dua unsur, yakni tali yang dipetik dan resonansi untuk menggaungkan bunyi
petiknya. Bahan yang dipakai disesuaikan oleh masing-masing daerah. Alat musik tradisional petik
diantaranya yaitu, sasando dari Rote, kecapi dari Sulawesi Selatan, japen dari Kalimantan Tengah, siter
dari Jawa Timur, sampe dari Kalimantan Timur, guoto dari Papua, dan lain-lain.

2. Alat musik tradisional gesek


Kedua ada alat musik tradisional yang digesek. Hampir sama dengan petik, terdapat dua unsur pokok
pada alat musik gesek, yaitu tali yang digesek dan ruang resonansi untuk bunyi gesekan. Contoh alat
musik tradisional gesek yakni keso dan geso-geso dari Sulawesi Selatan, lalu tutuba dari Sulawesi
Tengah, serta alat musik Betawi, yaitu Tehyang. Termasuk pula rebab dari Jawa Tengah.

3. Alat musik tradisional pukul


Alat musik tradisional berikutnya adalah yang dipukul. Pada dasarnya ini adalah alat musik berbagai
bentuk yang apabila dipukul menghasilkan bunyi dan apabila dikombinasikan menghasilkan suara
musikal tertentu. Ada banyak jenis alat musik pukul, dan dapat dibedakan berdasarkan jenis bahan
alatnya. Ada alat musik pukul yang berbahan dasar dari alam tanpa tambahan apapun, seperti bambu atau
kayu yang bergaung. Contoh alat musik ini adalah kentongan dan lesung penumbuk padi.

Kemudian ada alat musik pukul dari kayu yang mempunyai titinada, seperti lado-lado dan kolintang dari
Sulawesi, serta gambang dari Jawa. Lalu ada yang ditambah dengan bahan penolong berupa kulit, seperti
tambur dan bedug, doll dari Bengkulu,  gordang dari Sumatera Utara, dan tambua dari Sumatera Barat.
Lalu ada alat musik berbahan logam, seperti bande dari Lampung, talempong dari Minangkabau, dan juga
perangkat gamelan dari Jawa dan Bali, seperti saron, kempul, bonang, gong, gender, dan lain sebagainya.

4. Alat musik tradisional tiup


Keempat adalah alat musik tradisional yang ditiup. Alat musik tiup ini akan mempunyai lubang tiup dan
ruang resonansi untuk membunyikan tiupan. Bahan alat musik ini bisa dari bambu atau bahan dari alam.
Adapun contoh alat musik berbahan dari alam seperti aneka macam seruling, yaitu saluang dari Sumatera
Barat, serangko dari Jambi, triton kerang dari Papua, lalove dari Sulawesi Tengah, seruling dari Jawa,
atau tahuri dari Maluku. Lalu ada alat musik tiup berbahan dasar alam seperti terompet dari kayu dan juga
bahan penolong, di antaranya adalah serunai dari Sumatera Barat, terompet dari Jawa Barat, dan serune
kalee dari Aceh.

5. Alat musik tradisional tepuk


Contoh alat musik tradisional berikutnya adalah yang dimainkan dengan cara ditepuk. Umumnya alat
musik ini memakai unsur kulit sebagai lapisan luar alat musik. Kulit ini sebagai sumber getar dan
dilengkapi ruang resonansi bunyinya. Contoh alat musik tradisional yang ditepuk adalah gendang dan tifa.
Lalu ada pula alat musik dari Jawa Barat, yaitu kerinding, yang mengesankan seperti alat musik tiup
namun sebenarnya alat musik tepuk.

6. Alat musik tradisional goyang


Terakhir ada alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara digoyang. Alat ini cukup unik dibanding
alat musik lainnya. Contoh dari alat musik yang digoyang adalah angklung dari Jawa Barat dan marakas.

Alat-alat musik tradisional di atas tentu saja memiliki fungsi tersendiri. Ada fungsi melodis yang bertugas
memperdengarkan nada-nada sebuah lagu. Contohnya adalah gambang dan gender dari gamelan Jawa.
Kemudian ada fungsi ritme, yang bertugas sebagai penanggung jawab kecepatan melodi, seperti pada alat
musik gamelan dari Jawa, Bali, dan juga Sunda.

Selain itu ada fungsi harmoni yang bertugas untuk menyelaraskan bunyi dalam satu kepaduan. Contohnya
adalah bonang, jeglong, dan gong pada musik Degung.

Nah, itulah beberapa hal tentang pengertian musik tradisional yang harus Anda pahami. Jika ingin
memperdalam tentang alat musik tradisional, baik fungsi maupun jenis-jenisnya yang tersebar luas di
nusantara, cobalah untuk membaca buku Gramedia berjudul Krontjoeng

Judul: Krontjoeng Toegoe


Krontjong Toegoe Asal-usul Musik Keroncong

Anda mungkin juga menyukai