Musiknya
Pengertian Musik Tradisional – Musik menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Tak
hanya saat ini saja, namun sejak lama musik telah hidup dari masa ke masa. Semakin berkembangnya
zaman, kualitas musik di setiap negara juga terus meningkat. Sejak dulu, juga dikenal yang namanya
musik tradisional.
Musik tradisional adalah musik yang telah hidup dan menjadi budaya suatu daerah tertentu selama ribuan
tahun. Di setiap daerah musik-musik tersebut memiliki ciri khas masing-masing. Baik itu bentuknya, cara
memainkannya, maupun bunyi yang dihasilkan.
Maka dari itu, keunikan musik-musik tradisional ini menjadi kekayaan yang patut dilestarikan. Jika Anda
ingin mempelajari pengertian musik tradisional lebih jauh lagi, berikut akan disampaikan ulasannya.
Simak ulasan musik tradisional berikut ini sampai selesai supaya mendapatkan insight ya.
Daftar Isi
Musik tradisional sejatinya adalah musik yang penting untuk dilestarikan. Sebab warisan leluhur yang
telah diturunkan ke setiap generasi ini menjadi bukti kekayaan seni di masa lalu. Adapun berdasarkan
pengertian yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa musik tradisional merupakan musik
yang dilahirkan dan dikembangkan di daerah tertentu serta terus ada karena dilestarikan oleh masyarakat
setempat yang mendapatkan warisan musik tersebut.
Karena diberikan secara turun temurun, maka nilai budaya musik ini juga semakin tinggi. Ciri-ciri yang
dibawanya pun akan terus terjaga dan menjadi pembeda dengan musik daerah atau wilayah lain di
Indonesia.
Kebanyakan musik tradisional diturunkan dari leluhur kepada penerusnya secara lisan, tidak ditulis. Lalu
apa saja ciri-ciri yang dimiliki oleh musik tradisional sebagai warisan turun temurun para leluhur? Berikut
jawabannya:
1. Ide dan juga vokal musik tidak diturunkan secara tertulis, namun langsung diberikan secara lisan.
Jadi musik tradisional ini diwariskan secara langsung, bukan sesuatu yang tertulis kemudian
dihafalkan.
2. Bahasa yang dipakai dalam musik dengan vokal adalah bahasa daerah setempat.
3. Baik melodi maupun irama musik ini menunjukkan kekhasan dari daerah tempat musik tradisional
berasal.
4. Alat musik yang dipakai juga alat musik khas dari daerah tersebut.
Selain keempat ciri yang telah disebutkan di atas, masih ada lagi beberapa ciri-ciri lain yang menandakan bahwa
musik tersebut adalah jenis musik tradisional, yaitu sebagai berikut:
1. Syair maupun melodi musik memakai bahasa dan gaya khas setiap daerah.
2. Diajarkan dan diwariskan dari leluhur secara lisan, turun temurun lewat mulut ke mulut.
3. Menggunakan alat musik khas daerah masing-masing.
4. Lebih bersifat informal, meski beberapa musik tradisional dianggap sangat sakral hanya dipakai
ketika pelaksanaan upacara adat atau ritual keagamaan.
5. Musik diolah dengan cita rasa masyarakat dan penduduk, yang disesuaikan dengan nilai kehidupan
tradisi, pandangan hidup masyarakat, falsafah hidup yang dianut, rasa etis dan estetika, juga
ungkapan budaya lingkungan yang diterima secara baik sebagai warisan dari generasi ke generasi.
6. Tidak ada notasi yang digunakan, yang artinya setiap seniman musik tradisional belajar secara
langsung dengan cara mendengarkan dan melihat cara memainkan musiknya, tanpa catatan apapun.
7. Menjadi budaya yang diturunkan dari generasi ke generasi, bahkan sampai memiliki sistem
pewarisan melalui upacara adat dengan syarat tertentu.
Selain itu, musik tradisional juga bisa dilihat dari fungsinya dalam kehidupan masyarakat setempat.
Secara umum, fungsinya yaitu sebagai pengiring upacara adat atau ritual budaya, pengiring tarian khas
daerah, sarana hiburan, sarana komunikasi, sarana ekonomi, dan sarana pengekspresian diri. Namun
masih ada fungsi lain dari musik tradisional, yaitu sebagai berikut:
1. Musik tradisional berfungsi sebagai sarana hiburan bagi yang mendengarkan atau menikmati,
sekaligus sebagai hiburan bagi pemainnya.
2. Sebagai sarana menjaga kelestarian budaya, yang berarti bahwa musik tradisional menjadi jembatan
bagi pelestarian kekayaan budaya yang dimiliki oleh wilayah tertentu. Sekaligus berfungsi untuk
menjaga stabilitas dan kelangsungan bangsa.
3. Sebagai identitas masyarakat, yang mana keberadaan musik tradisional menjadi khas dari suatu
daerah. Sehingga memberi pengaruh pada pembentukan kelompok sosial dan menjadikanya sebagai
identitas.
4. Musik memberikan keserasian terhadap norma-norma yang berlaku di masyarakat sesuai budaya
setempat.
5. Musik menjadi pengiring dari aktivitas fisik masyarakat, seperti instrumen tarian adat, senam, dansa,
dan sebagainya.
6. Menjadi instrumen dalam upacara adat atau keagamaan. Musik tradisional memiliki kontribusi
sebagai pengiring dari kegiatan yang dianggap sakral oleh masyarakat, seperti upacara ritual adat
atau keagamaan.
7. Sebagai persembahan simbolis, yang berarti bahwa musik menjadi simbol dari keberadaan kelompok
masyarakat. Selain itu, musik ini juga bisa dijadikan tolok ukur seberapa jauh kebudayaan
masyarakat telah berkembang.
8. Sebagai sarana untuk berkomunikasi. Melalui musik tradisional yang diturunkan dari para leluhur,
memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk dapat merasakan komunikasi yang bersifat religi dan
kepercayaan, antara masyarakat dengan para leluhur atau roh nenek moyang, dan juga komunikasi
antara para pemain dengan penontonnya.
Kemudian, musik tradisional ini dibagi ke dalam beberapa jenis, di antaranya adalah jenis musik tradisi
untuk upacara kehidupan dan kematian, musik tradisi untuk merayakan hasil dari sumber daya alam dan
kelestarian alam, serta musik tradisi untuk perayaan sosial dan aneka ragam lainnya. Untuk mengetahui
apa saja contoh musik tradisional yang ada di Indonesia, berikut contoh-contohnya:
Musik tradisional pertama ini berasal dari Yogyakarta. Bahan yang dipakai untuk alat musiknya berasal
dari bambu, sama seperti angklung yang nada bunyinya seperti gambang atau gong bumbung tiup. Alat
musik Krumpyung ini biasa dimainkan bersama alat musik lain, seperti gejog lesung. Gejog lesung adalah
suara penumbuk padi dengan irama, yang biasa dipakai untuk mengiringi nyanyian vokal seperti
tembang-tembang.
Gong dari Bali ini hampir sama dengan gendhing jawa. Meski tidak sama, namun alat musik dan nada
suara yang dihasilkan hampir serupa. Bedanya ada pada citarasa musik yang dihasilkan. Gong Luang
memiliki musik yang lebih meriah dibanding dengan Gendhing Jawa.
Selanjutnya ada musik tradisional dari Betawi, yaitu Gambang kromong. Musik ini awalnya
menggunakan nada pentatonis dan alat musik dari Tiongkok. Akan tetapi semakin berkembangnya
zaman, banyak unsur-unsur alat musik modern yang dimasukkan ke dalam Gambang Kromong. Adapun
lagunya dinyanyikan oleh pria dan wanita, dengan isi lirik yang bersifat sindiran jenaka.
Lalu ada musik tradisional dari Minangkabau, yaitu Huda. Musik tradisional ini memiliki nuansa islami
unik, karena dipadukan dengan budaya setempat. Selain itu juga karena musik dimainkan dengan tiga
jenis musik yang serupa namun tak sama. Termasuk Salaulaik Dulang, alat musik asli dari Tanah Minang.
Musik tradisional ketujuh yaitu Cilokak dari Lombok. Musik tradisional Cilokak dimainkan memakai
beberapa jenis alat musik lain, seperti gambus, drum, seruling, biola, gong, dan lain-lain.
Contoh musik tradisional terakhir yaitu Angklung Buhun dari Jawa Barat. Musik angklung ini biasa
digunakan untuk mengiringi tarian musik tanam di daerah Baduy.
small gongs or gongs wong in dark background, Asia tradition percussion instrument.
Setiap musik tradisional akan menggunakan alat musik tradisional yang beragam. Tentu saja alat musik
yang dipakai setiap daerah juga berbeda. Alat musik tradisional adalah alat yang dimainkan untuk musik
tradisional, di mana buhyinya berasal dari getaran alat itu sendiri, bukan melalui rekayasa elektronik.
Jenis alat musik ini dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, seperti alat musik tiup, pukul, gesek, tepuk,
petik, dan goyang. Jika ingin memahami pengertian musik tradisional sekaligus alat musik yang dipakai,
simak penjelasan berikut:
Kemudian ada alat musik pukul dari kayu yang mempunyai titinada, seperti lado-lado dan kolintang dari
Sulawesi, serta gambang dari Jawa. Lalu ada yang ditambah dengan bahan penolong berupa kulit, seperti
tambur dan bedug, doll dari Bengkulu, gordang dari Sumatera Utara, dan tambua dari Sumatera Barat.
Lalu ada alat musik berbahan logam, seperti bande dari Lampung, talempong dari Minangkabau, dan juga
perangkat gamelan dari Jawa dan Bali, seperti saron, kempul, bonang, gong, gender, dan lain sebagainya.
Alat-alat musik tradisional di atas tentu saja memiliki fungsi tersendiri. Ada fungsi melodis yang bertugas
memperdengarkan nada-nada sebuah lagu. Contohnya adalah gambang dan gender dari gamelan Jawa.
Kemudian ada fungsi ritme, yang bertugas sebagai penanggung jawab kecepatan melodi, seperti pada alat
musik gamelan dari Jawa, Bali, dan juga Sunda.
Selain itu ada fungsi harmoni yang bertugas untuk menyelaraskan bunyi dalam satu kepaduan. Contohnya
adalah bonang, jeglong, dan gong pada musik Degung.
Nah, itulah beberapa hal tentang pengertian musik tradisional yang harus Anda pahami. Jika ingin
memperdalam tentang alat musik tradisional, baik fungsi maupun jenis-jenisnya yang tersebar luas di
nusantara, cobalah untuk membaca buku Gramedia berjudul Krontjoeng