Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SENI BUDAYA
TENTANG SENI MUSIK TRADISIONAL
Guru Kelas : Riki Yuliardy Nugraha S.Pd

Di Susun Oleh:
 SITI RAIHANA NABILA

 DAFINA

 DEDE SELLA

 SELAMITA

 LISDA

KELAS VIII B

SMPN 2 BATUJAJAR
2018-2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah SWT. Tuhan
seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang
sungguh tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang penulis beri judul ”MUSIK TRADISIONAL ”.
Dalam penyusuna makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan rasa berterimakasih yang
sebesar-besarnya kepada mereka, kedua orang tua dan segenap keluarga besar
penulis yang telah memberikan dukungan, moril, dan kepercayaan yang sangat
berarti bagi penulis.
Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan semoga
semua ini bisa memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan tuntunan
kearah yang lebih baik lagi. Penulis tentunya berharap isi makalah ini tidak
meninggalkan celah, berupa kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan
akan selalu tersisa kekurangan yang tidak disadari oleh penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengharapkan
agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Musik Tradisional
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Penulisan1
1.4.Manfaat Penulisan1
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Musik Tradisional
Fungsi dan Jenis Musik Tradisiona
Musik Sebagai Simbol
Memainkan Alat Musik Tradisional
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Musik Tradisional


Musik yang telah lama hidup dan berkembang di Negara Indonesia yang
tercinta ini, diciptakan oleh nenek moyang bangsa Indonesia dan memiliki nsifat
turun-temurun secara tradisional dari generasi yang satu kegenerasi berikutnya.
Dari proses pewarisan yang turun temurun inilah musik jenis ini hidup dan
berkembang sampai saat ini. Musik-musik ini sering disebut dengan istilah musik
tradisioal yang tersebar di seluruh Indonesia.
Berdasarkan jenisnya musik terbagi menjadi dua, yaitu musik tradisional
dan musik modern. Musik tradisional disebut juga misik daerah , yaitu merupakan
jenis mUsik yang muncul atau lahir dari budaya daerah secara turun temurun.
Biasanya lirik lagu tradisional bersifat sederhana. Demikian pula dengan peralatan
yang digunakan masih bersifat sederhana, seperti gamelan, angklung, dan rebana.
Hampir setiap daerah di wilayah nusantara memiliki musik daerah atau musik
traisional dengan lagu serta peralatan yang berbeda-beda. Pada numumnya, musik
daerah di Indonesia masih sedrhana dan kental dengan unsure kedaerahannya.
1.2.Rumusan Masalah
a. Jelaskan pengertian dan fungsi dari musik tradisional ?
b. Sebutkan Unsur dan elemen dalam musik tradisional?
c. Sebutkan karya-karya musik tradisional ?
1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah agar para pembaca makalah
ini bisa lebih mengerti Musik tradisional dan berharap banyak bisa menjaga
kekayaan seni musik tanah air.
1.4.Manfaat Penulisan
a. Agar bisa mengerti pengertian dan fungsi dari musik tradisional.
b. Supaya bisa mengerti Unsur dan elemen dalam musik tradisional.
c. Untuk mengetahui apa saja karya-karya musik tradisional.

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Musik Tradisional


Musik pada hakikatnya adalah seni yang menggunakan media penciptaan
bunyi. Namun, tidak semua bunyi dapat disebut musik karena sebuah musik harus
memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat tersebut juga ditopang oleh
berbagai komponen, seperti melodi, harmoni, ritme,timbre (warna suara), tempo,
dinamika, dan bentuk. Seni musik adalah seni pengorganisasian bunyi dilakukan
dengan teknik tertentu, yang mempunyai arti dan makna estetis di dalamnya.
Hoffer (1985 : 22) dalam Sumaryanto menegaskan ada dua ciri utama bagi
suatu bunyi dapat disebut musik, yaitu pengorganisasian bunyi dan artinya. Musik
adalah pengorganisasian bunyi dan memiliki arti terjadi dalam rntang waktu
tertentu dan biasanya mempunyai pitch.
Musik tradisional adalah musik yang berasal dari daerah tertentu yang
memiliki karakter atau gaya yang menjadi ciri khas daerah tersebut.
Keberlangsungan musik tradisional melalui upaya pewarisan secara turun temurun
pada masyarakat pemiliknya.

Fungsi dan Jenis Musik Tradisional


Fungsi musik tradisional antara lain sebagai berikut.
1. Sarana Upacara Budaya (Ritual)
Di beberapa daerah, bunyi yang dihasilkan oleh instrumen atau alat tertentu
diyakini memiliki kekuatan magis. Oleh karena itu,instrumen seperti itu dipakai
sebagai sarana kegiatan upacara adat masyarakat.
2. Sarana Hiburan
Musik tradisional berfungsi sebagai hiburan atau menghilangkan kejenuhan
akibat rutinitas harian, serta sebagai sarana rekreasi dan ajang pertemuan dengan
warga lainnya.

3. Sarana Ekspresi Diri


Musik bagi seniman sebagai media mengekspresikan diri serta mengungkapkan
perasaan, pikiran, gagasan, dan cita-cita tentang diri , masyarakat, Tuhan, dan
dunia.
4. Sarana Komunikasi
Alat musik digunakan sebagai sarana komunikasi yang memiliki tanda bagi
maysarakatnya, sebagaimana kenuntungan dalam masyarakat yang tiap bunyinya
memiliki pesan tertentu.
5. Pengiring Tarian
Di berbagai daerah Indonesia, bunyi-bunyian atau musik diciptakan oleh
masyarakat untuk mengiringi tarian-tarian daerah.
6. Sarana Ekonomi
Pemain musik tradisional dalam mempertunjukan permainan musiknya
bertujuan sebagai sarana penghidupan ekonomi mereka.

Musik tradisional dapat digolongkan menjadi beberpa jenis, yaitu alat


musik/instrumen perkusi, petik, dan gesek. Instrumen musik perkusi yaitu
dimainkan dengan cara dipukuli dengan tangan atau stik, misalnya gamelan,
talempong (Minangkabau), kolintang (Minahasa), arumba (Jawa Barat), gendang,
tifa (Papua dan Maluku), dan lain-lain. Instrumen musik petik, misalnya kecapi
(Jawa Barat), siter (Jawa Tengah), sasando (NTT), sampek (Kalimantan), hapetan
(Tapanuli), dan junggaa (Sulawesi Selatan). Instrumen musik gesek, misalnya
rebab yang dijumpai di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jakarta, serta oyahan yang
ada di Bali dan Kalimantan. Instrumen musik tiup, misalnya sejenis seruling,
seperti saluang (Sumatera Barat), seruni (Sumatera Barat dan Kalimantan), dan
seruling lembang (Tana Toraja).

Musik Sebagai Simbol Masyarakat Pendukungnya


Musik tradisional di wilayah Nusantra masing-masing memiliki
karakteristik yang berbeda. Perbedaan karakteristik musik tradisional tersebut
terletak pada pola dan irama. Selain itu, juga instrumen musik dan bahasa yang
digunakan. Perbedaan tersebut menjadikan musik tradisional memiliki makna
yang berbeda di setiap daerah. Sebagian besar musik tradisional digunakan untuk
mengiringi lagu daerah (musik vokal), tetapi juga ada yang berupa permainan
instrumen musik (instrumental).
Sebagaimana cabang seni yang lain, musik sarat dengan simbol-simbol
tertentu yang berhubungan erat dengan makna tertentu dalam kehidupan
masyarakat pendukungnya. Simbol tersebut tampak pada karakter bunyi yang
dihasilkan oleh instrumen-instrumen tersebut (musikal) dan vokal/suara manusia.
Secara musikal, simbol-simbol musik tampak pada elemen-elemen di dalamnya,
seperti tinggi rendahnya nada, ritme, dinamika, atau tempo. Sebagaimana unsur-
unsur dasar musik dan unsur ekspresi musik yang idjelaskan berikut.

1. Unsur Dasar Musik


a. Nada
Nada adalah bunyi yang frekuensinya tetap, sedangkan frekuensi adalah
jumlah getaran per detik. Makin banyak frekuensi bunyi, makin tinggi nadanya,
dan sebaliknya. Kuat rendahnya nada ditentukan oleh lebar getaran atau
amplitudo. Makin lebar amplitudonya, makin keras suaranya. Timbre atau warna
nada ditentukan oleh instrumen, sumber bunyi, dan cara memainkannya.
Stemfluit (ditiup) dan stemvork atau garpu tala (diketukkan) adalah alat sebagai
pedoman untuk menala atau menyetem nada. Nada dan not perlu dibedakan. Nada
lebih bersifat audio (yang terdengar). Letaknya dapat berubah menurut tangga
nada atau kunci yang digunakan. Sering diwujudkan dalam not angka. Not angka
ini cocok digunakan sebagai notasi musik vokal. Adapun not bersifat visual (yang
terlihat), nama dan letaknya pada paranada tetap (mutlak) meskipun tangga
nadanya berubah, kecuali jika kuncinya dirubah. Not paranada cocok digunakan
untuk notasi musik instrumen.
Sebuah paranada terdiri dari tanda kunci, garis, spasi, garis dan spasi bantu,
garis birama, serta garis penutup. Paranada G untuk menotasikan not-not bernada
tinggi, sedangkan paranada F untuk not rendah.
Nada pokok adalah nada atau not asli yang dikenal tanda kromatik. Ada
beberapa tanda kromatik, yaitu sebagai berikut.
(kres) : untuk menaikan not setengah nada.
(mol) ; untuk menurunkan not setengah nada.
(pugar) : untuk mengembalikan not yang telah dikres atau dimol ke not asal.
Instrumen musik yang menggunakan sistem papan nada disebut keyboard,
misalnya organ, piano, melodeon, xilofon, dan sebagainya.
b. Tangga Nada
Tangga nada adalah sistem susunan nada dengan pola tertentu. Ada dua tangga
nada yaitu tangga nada diatonik yang menggunakan tujuh nada dan pentatonik
yang menggunakan lima nada. Tangga nada diatonik dibagi menjadi tangga nada
minor dan mayor. Tangga nada minor lebih banyak digunakan pada lagu-lagu
yang berkesan sedih, sedangkan mayor pada lagu yang bersuasana riang. Tangga
nada pentatonik dibagi menjadi tangga nada pelog, salendro/slendro, dan
madenda.
c. Harmoni
Harmoni adalah komposisi bebagai bunyi atau melodi yang mengiringi melodi
utama. HArmoni sederhana adalah akor. Akor adalah tiga nada/not atau lebih yang
masing-masing berjarak tert (interval berseling 1 nada) untuk mengharmonisasi
atau mengiringi melodi/lagu. Interval adalah jarak antara dua buah not.
d. Melodi
Melodi adalah susunan nada yang diatur tinggi rendahnya, pola, dan harga
nada sehingga menjadi kalimat lagu. Melodi adalah garis musik dan nada tunggal
yang dimainkan secara berturut, atau pitches yang memiliki susunan atau
kelompok. Karakteristik nada meliputi jangkauan (rentang), bentuk, dan gerakan.

1) Jangkauan (Rentang)
Rentang atau kisaran pitch nada adalah jarak antara nada rendah dan tinggi.
Penyanyi mengacu pada scale pitches artinya fokus pada aransemen yang berada
dalam kisaran rendah, menengah, atau tinggi.
2) Bentuk
Bentuk garis melodi mengacu pada garis geometri literal yang dapat dilakukan
jika mendaki skala mengambil bentuk ke atas, sementara frasa yang turun
berbentuk dalam gerakan ke bawah.
3) Gerakan
Gerakan dapat berupa diperbantukan atau terpisah. KEtika melodi bergerak
bertahap dan terhubung, gerakan ini disebut diperbantukan. Melodi yang
melompat tidak ada hubungan dalam atau aliran dikatakan terpisah.
e. Ritme
Irama (ritme) adalah perulangan bunyi-bunyian menurut pola tertentu dalam
sebuah lagu. Perulangan bunyi ini menimbulkan keindahan dan enak untuk di
dengar.
2. Unsur Ekspresi Musik
Unsur ekspresi musik adalah sebagai berikut.
a. Tempo
Tempo adalah kecepatan lagu karya musik menurut pulsa tertentu. Tempo
menentukan ekspresi lagu. TAnda tempo ditulis pada awal lagu dan awal bagian
lagu yang berubah temponya (jika ada). Alat untuk mengukur tempo disebut
metronom. Ada dua jenis tempo yaitu tempo tetap dan tempo bergerak. Tempo
bergerak berubah mengikuti ekpsresi lagu. Tandanya ditulis pada bagian lagu atau
karya musik yang dimaksud. Ada tiga tempo bergerak, yaitu sebagai berikut :
Accelerando (accel.) : tempo semakin cepat.
Ritardando (rit.) : tempo semakin lambat
Fermata : durasi non atau diam diperpanjang karena pulsa
ditahan sejenak, sesuai kehendak konduktor.
b. Dinamik
Dinamik adalah keras lirihnya lagu menurut ukuran intensitas tertentu.
Dinamika menentukan ekspresi lagu, tandanya ditulis di atas bagian lagu yang
dimaksud.
Berikut jenis tanda tingkat dinamik.
Pianissimo (pp) : sangat lirih
Piano (p) : lirih
Mezzo piano (mp) : agak lirih
Mezzo forte (mf) : agak keras
Forte (f) : keras
Fortissimo (ff) : sangat keras
Dinamik bergerak adalah dinamik yang berubah mengikuti ekpresi lagu.
Tandanya sebagai berikut.
Kresendo (<) : suara makin keras.
Deskresendo : suara makin lirih.
Calando : berkurang volume suara dan kecepatan.
Subito p atau f : tiba-tiba lirih atau keras.
Simbol musik dapat juga dilihat dari aspek nonmusiknya, misalnya pada
instrumen musik terdapat bentuk, bahan, pembuat instrumen, warna, dan
ornamen-ornamen yang tampak pada instrumen tersebut.
Memainkan Alat Musik Tradisional
Permainan musik merupakan aktivitas atau kegiatan musik yang dilakukan
manusia. Dalam prosesnya, permainan musik dapat dilakukan secara
perorangan/tunggal atau kelompok. Permainan musik dapat menggunakan media
yang dapat dijadikan sebagai instrumen perkusif sederhana yang ada di sekitar
Anda, seperti botol dan sendok, bel, tepukan tangan, serta entakan kaki. Dapat
juga menggunakan instrumen musik.
Instrumen musik sangat bervariasi dalam bentuk ataupun warna suara.
Klasifikasi alat musik menurut Curt Suchs dan Hornbostel sebagai berikut.
Idiophone : Badan alat musik itu sendiri yang menghasilkan bunyi. Contoh :
triangle, cabaza, dan marakas.
Aerophone : Udara atau satuan udara yang berada dalam alat musik itu sebagai
penyebab bunyi. Contoh :recorder, seruling, dan saksofon.
Membranophone : Kulit atau selaput tipis yang ditegangkan sebagai penyebab
bunyi. Contoh : gendang, conga, dan drum.
Chordophone : Senar (dawai) yang ditegangkan sebagai penyebab bunyi. Contoh :
biola, gitar, dan mandolin.
Electrophone : Alat musik yang ragam bunyi atau bunyinya dibantu atau
disebabkan adanya daya listrik. Contoh : keyboard, portasound, dan gitar elektrik.
Untuk dapat mempelajari musik dengan baik kita membutuhkan notasi musik atau
sistem nada.
Kita tahu Indonesia memiliki beragam alat musik tradisional yang memiliki
bentuk dan teknik memainkannya yang berbeda-beda. Salah satu alat musik
tradisional dari Jawa Timur yang akan kita pelajari adalah bonang. Bonang
merupakan bagian perangkat gamelan. Bonang merupakan kumpulan dari gong-
gong kecil yang disebut pot atau ceret dan disusun pada bingkai kayu yang
disebut jaleran atau rancak. Bonang disusun dalam dua baris, baris pertama
disebut brunjung dan baris kedua disebut setren atau dhempok. Anda harus
menggunakan bhindi atau alat pemukul bonang untuk memainkan alat musik ini.
Bonang terdiri dari tiga bagian, yaitu bonang barung, bonang penerus, dan
bonang penembung. Ketiga jenis tersebut memiliki fungsi dan ketukan yang
berbeda untuk menghasilkan bunyi, tetapi ketiganya digunakan bersamaan agar
menghasilkan harmonisasi suara yang sangat indah di telinga penikmat musik.
Cara memainkan alat musik bonang pun tidak sembarangan dipukul, ada teknik
dan caranya tersendiri

Berikut cara memainkan bonang.


1. Teknik Dua Nada Dipukul Bersamaan
Teknik ini juga memiliki dua macam jenis pukulan yaitu gembyang dan
kempyung.
a. Gembyang
Teknik gembyang dilakukan dengan cara menabuh bonang menggunakan
kedua tangan Anda pada dua nada yang sama secara bersamaan, misalnya nada 2
rendah dipukul bersamaan dengan nada 2 tinggi atau nada 1 tengah dipukul
bersamaan dengan nada 1 tinggi.
b. Kempyung
Teknik kempyung sedikit berbeda dengan teknik gembyang. Teknik kempyung
dilakukan dengan cara menabuh bonang menggunakan kedua tangan Anda pada
dua nada yang berbeda secara bersamaan.

2. Teknik Beberapa Nada Dipukul Satu Per Satu


Teknik ini di daerah Jawa disebut dengan mipil. Mipil berasal dari kata pipil
(bahasa Jawa) yang berarti mengambil biji jagung satu per satu. Hal tersebut yang
serupa dengan teknik ini yaitu memukul bonang satu persatu nada bagian pencon
(bagian atas bonang yang menonjol). Mipil memiliki berbeda jenis, antara lain
mipil lombo dan mipil lados.
a. Mipil Lombo
Pola mipil jenis ini digunakan pada boang barung di irama I. Ketika bonang
barung dipukul dengan teknik mipil lombo, bonang penerus menggunakan teknik
mipil lados.
b. Mipil Lados
Pola mipil jenis ini digunakan pada bonang barung di irama II. Ketika bonang
barung dipukul dengan teknik mipil lados, bonang penerus menggunakan teknik
mipil rangkep.

3. Teknik Imbal-Imbalan
Teknik ini merupakan pola pukul imbal yang dilakukan oleh sepasang bonang,
yaitu bonang barung dan bonang penerus. Biasanya teknik ini digunakan ketika
penabuh gendang menabuh gandang ciblon, misalnya :
Bonang barung : . 1 . 3. 1. 3
Bonang penerus :2.5.2.5
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Musik tradisional adalah musik yang berkembang di daerah sekitar musik itu
berasal. Musik tradisional disebut juga musik daerah, yaitu merupakan jenis
musik yang muncul atau lahir dari budaya daerah secara turun-menurun. Musik
tradisional sangat banyak fungsinya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam segi
individual, sosial, pendidika, agama dan lain sebagainya. Alat Musik Tradisional
ini merupakan suatu cirikhas sebuah bangsa, maka menjaga, memelihara dan
melestarikan budaya dengan alat alat musik tradisional merupakan kewajiban dari
setiap individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus
dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa. Alat Musik tradisional juga dapat
di kolaborasikan dengan musik moderen yang tidak kala menarik untuk di
saksikan.

3.2. Saran
Alat Musik Tradisional jangan pernah di tinggalkan karena musik tradisional
adalah warisan nenek moyang suatu bangsa yang di turunkan secara turun
temurun. Sebagai generasi muda penerus bangsa, kita memiliki kewajiban dalam
melestarikan budaya serta mempelajari budaya, terutama budaya Indonesia
sendiri, sehingga budaya atau tradisi yang berasal dari Indonesia tidak hilang
bersama dengan berkembangnya zaman.
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. 2013. Karinding. http://su.wikipedia.org/wiki. 10 November 2013.


Safarina, Fauziah. 2013. Budaya Alat Musik Tradisional.
http://fzhsafarina.blogspot.com/2013/07/budaya-alat-musik-tradisonal_7470.html.
10 November 2013.

Anda mungkin juga menyukai