Anda di halaman 1dari 12

Debora Sanur L.

Urgensi Membangun Parlemen Modern 305


URGENSI MEMBANGUN PARLEMEN MODERN

URGENCY FOR DEVELOPING MODERN PARLIAMENT

Debora Sanur L
(Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi/P3DI
Sekretariat Jenderal DPRRI, Nusantara II, Lantai 2, DPR RI,
Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270, Indonesia;
email: debora_sanur@yahoo.com)

Naskah Diterima: 2 November 2015, direvisi: 4 Desember 2015,


disetujui: 11 Desember 2015

Abstract
Up until now, the satisfaction level of citizen to their representative on House of Representative Indonesia is still Low. Therefor House
of Representative Indonesia develop new concept which is modern parliament.Through modern parliament, citizen will able to
communicate their aspiration directly to their representative related on many issues that currently happen. On the other hand, House
of Representative Indonesia will be able to be an institution that able to fulfill society needs. This article aim to decipher the cause of the
need for house of representative Indonesia to develop modern parliament concept, supporting factors to create modern parliament
and how to materialize modern parliament. This article is using representative concept, accountability, modern parliament and
digital democracy. Even though application of modern parliament concept is not convenient, but house of representative indonesia
need to strive to materialize this concept to strengthen representative democracy in Indonesia.
Key words: House of Representative Indonesia, A Modern Parliament, Accountability, Information Technology, Digital Democracy.

Abstrak
Selama ini tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja DPR masih rendah. Untuk itu DPR mengembangkan konsep baru yaitu konsep
parlemen modern. Melalui parlemen modern masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya secara langsung kepada DPR terkait
berbagai permasalahan yang sedang dihadapi. Dilain pihak, DPR dapat menjadi lembaga yang mampu menjawab dan memenuhi
kebutuhan masyarakat. Tujuan dari penulisan ini untuk menguraikan penyebab perlunya DPR membangun konsep parlemen modern,
faktor pendukung terciptanya parlemen modern serta cara memewujudkan parlemen modern. Tulisan ini menggunakan konsep
perwakilan, akuntabilitas, parlemen modern dan demokrasi digital. Walau penerapan konsep parlemen modern ini tidak mudah,
namun DPR perlu terus berupaya mewujudkannya demi memperkuat demokrasi perwakilan di Indonesia
Kata kunci: DPR, Parlemen Modern, Akuntabilitas, Teknologi Informasi, Demokrasi Digital.

I. PENDAHULUAN interaksi antara aktor politik dengan masyarakat


A. Latar belakang awam secara langsung biasanya hanya muncul pada
masa pemilu dalam proses pencarian legitimasi para
Perubahan dalam DPR mulai terjadi saat
aktor tersebut. Saat ini, dengan hadirnya teknologi
memasuki masa reformasi. Dalam masa ini posisi
informasi serta berbagai jaringan media sosial telah
eksekutif dan legislatif menjadi setara sebagai
membuat arus informasi beredar dengan begitu
mitra. Amandemen UUD Negara Republik Indonesia
cepat. Masyarakat dapat dengan mudah mengakses
1945 telah menjadikan DPR menjadi lembaga yang
berbagai informasi sekaligus langsung memberi
memiliki fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan
respon baik positif atau pun negatif.
dalam posisi setara dengan Presiden. Oleh sebab itu,
Berdasarkan kondisi tersebut, keberadaan
sejak memasuki masa reformasi, dimana demokrasi
parlemen modern dalam DPR RI sudah menjadi
dan demokratisasi mulai timbul kembali, baik
kebutuhan DPR. Sama halnya dengan parlemen
pemerintah maupun DPR bersama-sama bekerja
di negara-negara lain, konsep parlemen modern
untuk kepentingan masyarakat demi kesejahteraan,
sudah diperlukan untuk menjawab tantangan jaman
kemakmuran, keadilan, dan ketentraman rakyat.
yang semakin maju dan berbasis teknologi. Secara
Selanjutnya, dengan memasuki era digital,
umum, parlemen di seluruh dunia juga menghadapi
demokrasi di Indonesia sebagaimana negara lain
tantangan yang sama akibat dampak globalisasi serta
di dunia kembali menghadapi demokrasi dengan
tuntutan masyarakat terhadap informasi. Namun
tantangan dan dinamika baru. Hal ini berbeda
untuk Indonesia, konsep ini juga dinilai tepat untuk
dengan kondisi yang terjadi sebelum memasuki
menjawab keresahan masyarakat terhadap turunnya
era digital. Pada masa itu keterlibatan maupun
kepercayaan masyarakat terhadap DPR.
306 Kajian Vol. 20 No. 4 Desember 2015 hal. 305 - 316

Adalah DPR RI periode 2014-2019 yang memastikan bahwa informasi parlemen akan
mengembangkan konsep parlemen modern disebar secara proaktif sehingga terjadi peningkatan
sebagai strategi untuk meningkatkan kepercayaan partisipasi dan dukungan publik pada kerja DPR.
masyarakat kepada DPR. Konsep ini bertujuan
agar DPR dapat menjadi lembaga perwakilan yang B. Perumusan Masalah
modern serta dapat berkinerja lebih baik melalui Selama ini hubungan antara DPR dengan
visi transparansi dan peningkatan partisipasi publik. konstituennya kerap menemui beberapa
Sehingga DPR pun menjadi lebih mudah dalam permasalahan. Masalah tersebut seringkali
menjalankan fungsi representasinya.1 disebabkan oleh kebijakan dan program yang dibuat
Ada beberapa hal yang menjadi prioritas program DPR tidak sejalan dengan kebutuhan riil masyarakat.
dan kegiatan Rencana Strategis (Renstra) DPR Tahun Dilain pihak, informasi dan respon masyarakat
2015–2019 demi mengusung konsep parlemen terhadap DPR yang tidak tersistematika dengan baik
modern ini. Program dan kegiatan tersebut antara membuat DPR sulit untuk menindaklanjuti setiap
lain adalah DPR akan akan lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat tersebut. Permasalahan
informasi yang dibutuhkan masyarakat mengenai seperti ini yang akhirnya semakin mendorong
DPR dengan mengembangkan museum serta kepercayaan masyarakat terhadap DPR semakin
membangun Learning Center dan Art Center serta menurun. Berangkat dari permasalahan tersebut
Exhabition Hall untuk dapat diakses masyarakat yang konsep parlemen modern bagi DPR RI dianggap perlu
ingin mengetahui proses reformasi yang sedang dan dapat meningkatkan kredibilitas DPR dalam
dilakukan DPR. Konsep parlemen modern ini juga masyarakat.
akan membawa DPR beralih dari cara manual ke Berdasarkan hal tersebut pertanyaan dalam
digital. Dimana, setiap anggota DPR akan dilengkapi tulisan ini ialah:
dengan email yang diproduksi oleh website DPR. a. Mengapa DPR perlu membangun konsep
Sistem paperless atau tidak menggunakan kertas parlemen modern?
juga akan diterapkan dalam setiap rapat-rapat yang b. Apa faktor pendukung parlemen modern?
akan diselenggarakan DPR.2 c. Bagaimana cara mewujudkan parlemen
Terkait peraturan yang mendukung modern?
terlaksananya parlemen modern dalam DPR,
DPR telah memiliki regulasi yang mengatur C. Tujuan Penulisan
agar masukan, kritikan, keluhan dan saran dari
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas,
masyarakat mengenai tugas, fungsi dan kewenangan
maka penulisan ini bertujuan untuk:
DPR RI dapat ditampung dan ditindaklanjuti dengan
a. Untuk menguraikan mengenai penyebab
baik. Peraturan tersebut ialah Peraturan DPR RI
perlunya parlemen modern dalam DPR RI.
No. 1 Tahun 2010 tentang Keterbukaan Informasi
b. Untuk menguraikan mengenai faktor pendukung
Publik; yang merujuk kepada amanat Undang-
dalam parlemen modern.
Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
c. Untuk menguraikan mengenai cara mewujudkan
Informasi Publik. Serta Pedoman Umum Pengelolaan
parlemen modern.
Aspirasi dan Pengaduan Masyarakat sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam Keputusan BURT
D. Kerangka Pemikiran
Nomor: 08/BURT/DPR RI/I/2010-2011 tentang
Penetapan Pedoman Umum Pengelolaan Aspirasi Konsep Perwakilan
dan pengaduan Masyarakat DPR RI.3 Ada dua teori klasik yang dapat menjelaskan
Berdasarkan renstra DPR dan regulasi tersebut hakekat hubungan wakil dengan terwakil, yaitu
DPR siap untuk bertransformasi menjadi parlemen teori mandat dan teori kebebasan.4 Dalam teori
yang lebih terbuka dalam memberikan informasi mandat, wakil dilihat sebagai penerima mandat
sekaligus membuka peluang masyarakat untuk untuk merealisasikan kekuasaan terwakil dalam
menyampaikan aspirasinya secara langsung kepada proses kehidupan politik. Oleh karena itu, wakil
DPR. Melalui parlemen modern ini, DPR dapat hendaknya selalu berpandangan, bersikap dan
bertindak sejalan dengan mandat yang diberikan
1
DPR RI, “Ringkasan Laporan Kinerja DPR (1 Oktober 2014— terwakil dalam melaksanakan tugasnya. Pemberian
13 Agustus 2015), Langkah DPR Menuju Parlemen Modern
pandangan wakil secara pribadi dalam proses politik
Dalam Demokrasi Indonesia”, Jakarta, Agustus, 2015, hlm
63. tidak diperkenankan dalam kapasitasnya sebagai
2
Parlementarian, “DPR Menuju Parlemen Modern”, wakil. Perbedaan pandangan antara wakil dengan
Parliamentaria edisi 122 TH. XLV, 2015, hlm 8. 4
Austin Ranney, The Governing of Man, New York: Holt,
3
Ibid, hlm 27.
Rinehart and Winston, Inc., 1996, hlm. 268-271.
Debora Sanur L. Urgensi Membangun Parlemen Modern 307
terwakil dapat mengakibatkan menurunnya reputasi Menurut Stanbury, Akuntabilitas dapat
dan legitimasi si wakil. Sebaliknya, wakil yang sangat diartikan sebagai bentuk kewajiban dalam
terikat akan mengalami kelambanan dalam berkreasi mempertanggungjawabkan setiap kinerja baik
dalam gerak politiknya. keberhasilan maupun kegagalan dari setiap
Jean Mansbridge membuat kategori perwakilan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai
dalam empat bentuk; promissory, anticipatory, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
gyroscopic dan surrogacy. Perwakilan promissory Pertanggungjawaban ini dilaksanakan melalui suatu
merupakan bentuk perwakilan di mana wakil dinilai media dan dilaksanakan secara periodik.8 Oleh sebab
berdasarkan janji-janji yang dibuat di hadapan itu melalui akuntabilitas, publik mempunyai hak
konstituen pada saat kampanye. Perwakilan untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang diambil
anticipatory adalah perwakilan di mana wakil justru oleh pihak yang mereka beri kepercayaan. Dalam hal
berpikir soal pemilu yang akan datang berikutnya ini media pertanggungjawaban akuntabilitas tersebut
tanpa menghiraukan janji-janji kampanyenya. tidak terbatas pada laporan pertanggungjawaban
Perwakilan gyroscopic menekankan adanya seorang saja, tetapi juga mencakup praktek kemudahan
wakil yang berangkat dari pengalaman dirinya sendiri si pemberi mandat mendapatkan informasi, baik
ketika bicara tentang kepentingan konstituen. langsung maupun tidak langsung, baik secara lisan
Selanjutnya perwakilan surrogacy adalah suatu maupun tulisan. Maka, akuntabilitas akan tumbuh
perwakilan dimana seorang wakil berusaha mewakili subur pada lingkungan yang mengutamakan
konstituennya diluar daerah pemilihannya.5 keterbukaan sebagai landasan penting dan dalam
suasana yang transparan dan demokrasi serta
Konsep Akuntabilitas
kebebasan dalam mengemukakan pendapat.
Menurut Gray et al6, akuntabilitas bukan hanya
milik individu atau organisasi saja tetapi menjadi Konsep Parlemen Modern
hak dan milik masyarakat umum yang mempunyai Konsep Parlemen modern pertama kali
keterkaitan atau keterpautan dengan individu didengungkan dalam Konferensi Uni Eropa tentang
atau organisasi tersebut. Hak masyarakat tersebut “The Future of Democracy: Transition and Challenge
timbul karena adanya hubungan antara organisasi in European Governance” pada tahun 1997.9
dan masyarakat. Oleh sebab itu akuntabilitas harus Selanjutnya Konsep Parlemen modern dimatangkan
disiapkan oleh subyek yang melakukan aktivitas pada Tahun 2003, di Konferensi di Berlin, Jerman
kepada publik agar individu atau organisasi tentang “Open Access to Knowledge in the Sciences
mendapat kepercayaan publik atau pihak-pihak and Humanities.”10 Konsep ini diperkuatkan pada
yang mempunyai hubungan dengan organisasi yang Tahun 2012 dengan menyerukan Declaration on
bersangkutan. Parliamentary Openness kepada seluruh parlemen
Menurut Kluvers dan Tippett7, akuntabilitas telah dunia.11
mengalami pergeseran makna dimana akuntabilitas Konsep parlemen modern ini dimulai oleh
dahulu menekankan pada nilai internal yaitu laporan Parlemen Inggris yang membuka akses informasi
pertanggungjawaban dibuat hanya untuk mematuhi kepada publik. Mereka menggunakan teknologi
persyaratan hukum. Padahal makna akuntabilitas informasi serta berkerjasama dengan media agar
seharusnya menekankan pada nilai-nilai personal 8
W.T Stanbury, Accountability to citizens in the westminster
yaitu lebih kepada pelayanan pihak-pihak yang Model of Government: More Myth Than Reality, Vancouver:
terkait dimana laporan pertanggungjawaban yang Fraser Institute, 2003.
dibuat harus mengandung informasi yang jujur, 9
Center for Election and Political Party FISIP-UI, DPR RI:
objektif dan transparan. Parlemen Modern Yang Menabuh Genderangnya Sendiri,
2014. Lihat European Commission, “Paper Review: The
5
Jane Mansbridge, “Rethinking Representation”, American Future of Parliamentary Democracy: Transition and
Political Science Review, Vol. 97, No. 4, 2003. Cambridge: Challenge in European Governance”, Green Paper for the
Harvard University. Hlm. 515; bdk. Kacung Marijan, Sistem Conference of the European Union, Brussel: Secretariat
Politik Indonesia: Konsolidasi Demokrasi Pasca-Orde Baru General European Commission, September 2000.
(Cetakan ke-2), Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 10
Ibid. Lihat Max Planck Society, 2013, Ten Years After the
2011, hlm. 41. Berlin Declaration on Open Access to Knowledge in the
6
R. Gray, Jan Bebbington, and David Collison, “NGOs, Civil Sciences and Humanities, (online), (http://openaccess.mpg.
Society and Accountability: Making the People Accountable de/mission-statement_en, diakses tanggal 3 Desember
to Capital”, Accounting, Auditing, and Accountability 2015).
Journal. Vol. 19, No.3, 2006. hlm. 319-348. 11
Ibid. Lihat Openingparliament.org, 2012, Declaration
7
Kluvers, R. and Tippett, J. “Mechanisms of accountability on Parliamentary Openness, (online), (http://www.
in local government: an exploratory study.” International openingparliament.org/declaration, diakses tanggal 3
Journal of Business and Management, Vol. 5 No. 7, 2010. Desember 2015).
hlm. 46-53.
308 Kajian Vol. 20 No. 4 Desember 2015 hal. 305 - 316

dapat lebih dekat dengan masyarakat dalam didengar oleh publik maupun oleh pemerintah
menjalankan fungsi representasinya. Parlemen melalui jaringan media maya yang tersedia. Dan
Inggris menyadari pentingnya peran media dalam aspirasi yang disuarakan ini memiliki dampak
mengedukasi publik tentang kinerja dewan, peran terhadap realitas politik.14
dan fungsi dewan, bahkan keseharian para anggota Salah satu pemikir demokrasi era digital ialah
parlemen. Menurut Hansard Society, penggunaan Diana Saco. Menurutnya demokrasi bisa dijalankan
teknologi dan adanya kerjasama dengan media baik dalam ruang yang diartikan secara fisik dan juga
memudahkan parlemen dalam memberikan akses virtual. Pemahaman ini berangkat dari pengertian
informasi dan mengedukasi publik.12 ruang publik yang tidak hanya mengacu pada ruang
Robyn Webber, menyampaikan bahwa secara fisik, tetapi juga virtual. Sedangkan, teknologi
“…that there are two main elements to their adalah hal tidak bisa disebut sebagai faktor yang
desire to make better connections between menyempurnakan maupun faktor yang dapat
the community and their formal parliamentary meruntuhkan konsep demokrasi. Saco menamai
work particularly in committees. The first is the idenya mengenai cyberspace sebagai Heterotopia.
desire to produce better inquiries and reports Heterotopia adalah sebuah sebuah ruang yang tidak
which encompass the views of those affected by
hanya berbentuk khayalan atau fantasi, melainkan
government activity as well as those of specialist
groups. The second aim is to draw people more perwujudan dari sebuah strategi untuk melakukan
into the practical workings of the democratic sebuah pembentukan ruang. Berangkat dari konsep
processes to help them understand the role ruang ini, maka aktivitas demokrasi politik mulai
and value of the parliamentary institutions in memasuki sebuah ruang virtual, melalui internet dan
society.”13 alat-alat digital lainnya.15
Sementara itu, Lincoln Dahlberg mengistilahkan
Oleh sebab itu, representasi Anggota DPR RI akan
demokrasi digital sebagai e-democracy.16 Dahlberg
lebih efektif bila dilakukan dengan cara memberikan
mengemukakan beberapa posisi demokrasi
informasi kepada rakyat mengenai proses, program
digital, diantara yaitu sebagai liberal-individualist,
kerja yang dilakukan parlemen melalui parlemen itu
deliberative, dan counter-publics17. Demokrasi digital
sendiri.
liberal-individualist didefinisikan sebagai media
Konsep Demokrasi Digital digital yang menawarkan penyebaran informasi yang
Menurut Fayakhun Andriadi, demokrasi digital efektif antara individu dengan wakil-wakil mereka
hadir akibat adanya kemajuan teknologi digital dalam proses pembuatan kebijakan. Dalam hal ini,
dalam demokrasi. Bila dahulu ruang merujuk pada demokrasi digital liberal-individualist telah diperkuat
sesuatu yang bersifat fisik, di era digital, ruang dengan inisiatif pemerintah untuk menyediakan
juga bersifat maya. Masyarakat memanfaatkan website yang mungkin dikunjungi oleh individu
ruang maya sebagai sarana partisipasi politiknya, dalam rangka agregasi kepentingan dan lain-lain.18
istilahnya cyberspace politic (politik berbasis ruang Sementara itu, deliberative democracy bertumpu
maya). Partisipasi politik dalam ruang maya ini pada konsensus yang memungkinkan terwujudnya
dapat dilakukan tanpa kehadiran fisik partisipan konsep demokrasi. Deliberative democracy ini
atau warga negara. Namun, warga negara tetap memungkinkan terjadinya tukar debat yang rasional,
dapat mengekspresikan partisipasi politiknya secara maupun penyusunan opini publik. Media digital
maya melalui perangkat-perangkat digital. Meski berperan besar dalam merealisasikan demokrasi yang
disampaikan secara maya, aspirasi yang disuarakan deliberatif19. Sedangkan, counter-public democracy
seorang warga negara melalui media sosial dapat 14
Fayakhun Andriadi, 27 Mei 2015, Era Digital Diuntungkan
12
Kerangka Acuan Kegiatan Bekerja Membangun Parlemen Pejabat dan Politisi, Tapi Jadi Neraka Bila Kontrol Diri Lemah,
Modern, Center for Election and Political Party FISIP-UI, (online), (http://www.rmol.co/read/2015/05/27/204100/
2015, hlm. 3. Lihat, Hansard Society, 2011, Parliaments Fayakhun-Andriadi:--Era-Digital-Untungkan-Pejabat-&-
and Public Engagement: Innovation and Good Practice Politisi,-Tapi-Jadi-Neraka-Bila-Kontrol-Diri-Lemah-, diakses
from Around the World, hlm.37, (online), (http://www. tanggal 3 Desember 2015).
hansardsociety.org.uk/wp-content/uploads/2012/10/
15
Diana Saco, Cybering Democracy: Public Space and The
Parliaments-and-Public-Engagement-2012.pdf, diakses 2 Internet, Minneapolis: University of Minnesota Press, 2002,
Desember 2015). hlm.xvii
13
Ibid. Robyn Webber. “Increasing Public Participation in
16
Lincoln Dahlberg, “Re-Constructing Digital Democracy:
the Work of Parliamentary Committees”. Dalam jurnal An Outline of Four ‘Positions’”, Online Journal: Sage
Public Sector Attitudes to Parliamentary Committees – A Publication, 2011, hlm. 855.
Chairman’s View , pada acara seminar ASPG Parliament
17
Ibid.
2000 – Towards a Modern Committee System 2001, hlm.
18
Ibid, hlm. 858.
42.
19
Ibid, hlm. 860.
Debora Sanur L. Urgensi Membangun Parlemen Modern 309
lebih dipahami sebagai pembentukan kelompok- DPR terhadap pemerintah dapat berupa
kelompok politik, aktivisme, dan kontestasi daripada pengawasan terhadap pelaksanaan undang-
pembentukan opini publik secara rasional. Oleh undang, anggaran pendapatan dan Belanja
sebab itu, digital media dapat memperkuat suara- negara maupun kebijakan pemerintah lainnya
suara alternatif yang termarjinalisasi dalam ajang berdasarkan UUD 1945.
kontestasi kekuasaan maupun pembentukan
Berdasarkan fungsi tersebut, dalam menjalankan
kebijakan.20
kewenangannya seringkali hasil yang DPR dapatkan
Menurut Jenkins dan Thorburn media sosial
belum berbanding lurus dengan kinerjanya.
akan melahirkan terbentuknya medan baru dalam
Pendapat tersebut umumnya muncul karena produk
relasi-relasi sosial. Dimulai dari terbentuknya
Undang-Undang yang dihasilkan belum mencapai
cyberspace, lalu membentuk cyberculture, dan
target prolegnas yang sebenarnya telah ditetapkan
akhirnya membentuk cyber democracy. Melalui
oleh DPR RI sendiri.
media sosial akan timbul percakapan publik yang
Sejak memasuki masa pasca reformasi,
akhirnya menjadi partisipasi politik dalam media
dukungan dan kepercayaan masyarakat cenderung
maya. Media sosial ini akan membuat perubahan
menurun. Pada DPR periode lalu, periode 2009-
menyangkut berbagai aspek kehidupan masyarakat
2014 berbagai lembaga riset menemukan rendahnya
seperti perubahan kultur media, ekonomi sampai
tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja DPR.
kepada bentuk pemerintahan serta aliansi politik.21
Riset yang dilakukan oleh Pol-Tracking Institute23
Mengutip pendapat Ithiel de Sola Pool22 media sosial
menyatakan bahwa sebagian besar masyarakat tidak
adalah teknologi untuk memajukan kebebasan.
puas dengan kinerja DPR. Hasil survei ini menemukan
Munculnya media sosial berpotensi membawa
hanya 12,64 persen masyarakat yang berpendapat
pengaruh politik karena berbagai kekuatan sosial,
bahwa kinerja DPR periode 2009-2014 baik dan
ekonomi, dan kultural akan membentuk ruang-ruang
memuas. Sementara itu, 61,68 persen lainnya
publik menjadi terbuka. Ada semacam pandangan
menyatakan tidak puas terhadap kinerja DPR, dan
bahwa dalam cyberspace dapat berubah menjadi
sebanyak 25,68 persen menyatakan tidak tahu.24
civic cyberspace. Asumsi ini berkembang karena
Ada beberapa lembaga survei lainnya yang juga
penggunaan media sosial dapat memunculkan peran
memiliki temuan yang sama. Salah satunya seperti
baru bagi para penggunanya untuk langsung menjadi
hasil riset yang dilakukan oleh Institut Riset Indonesia
netizen. Yaitu sebuah kewarganegaraan yang aktif
(Insis) mengenai kinerja anggota DPR periode 2009-
dan partisipatif untuk terlibat dalam proses-proses
201425, riset tersebut menemukan bahwa banyak
sosial bahkan politik.
masyarakat yang menyatakan ketidakpuasannya
terhadap lembaga DPR. Pernyataan ketidakpuasan
II. PEMBAHASAN
masyarakat tersebut tercermin sebagaimana tabel
A. Perlunya Parlemen Modern dibawah ini:
Dalam menjalankan tugasnya DPR mempunyai Sebagaimana tabel berikut ini, terlihat
tiga fungsi sesuai dengan Pasal 20A ayat 1 UUD 1945. bahwa masyarakat yang tidak puas terhadap
Ketiga fungsi DPR tersebut adalah: DPR mengungguli setiap kegiatan kerja DPR.
1. Fungsi Legislasi, yaitu DPR mempunyai wewenang Terutama dalam hal terkait pengawasan serta
untuk membuat undang-undang bersama-sama tingkat kemampuan DPR dalam menampung
dengan Presiden. Usulan rancangan undang- aspirasi, mayoritas masyarakat menyatakan
undang tersebut dapat diajukan oleh Presiden, ketidakpuasannya. Ketidakpuasan masyarakat
hak inisiatif DPR maupun DPD. dalam kegiatan pengawasan DPR mencapai 50.9%
2. Fungsi Anggaran (budget), yaitu kewenangan sementara ketidakpuasan masyarakat dalam
DPR untuk menetapkan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) yang diajukan oleh
23
Survei dilakukan pada 13-23 September 2013 secara
serempak di 33 provinsi di seluruh Indonesia, dengan total
pemerintah (Presiden).
jumlah sampel mencapai 2010 responden.
3. Fungsi Pengawasan (kontrol), yaitu DPR 24
Tempo, 20 Oktober 2013, Lagi Hasil Survei Kinerja
mempunyai fungsi untuk menjalankan DPR Buruk, (online), (http://www.tempo.co/read/
pengawasan terhadap pemerintah dalam news/2013/10/20/078523131/Lagi-Hasil-Survei-Kinerja-
menjalankan pemerintahan. Pengawasan DPR-Buruk, diakses tanggal 23 November 2015).
25
Kompas.com, 29 September 2013, Survei Insis Publik Makin
20
Ibid, hlm. 863. Tak Puas kinerja DPR, (online), (http://nasional.kompas.
21
Henry Jenkins and David Thorburn, ed., Democracy and com/read/2013/09/29/1224051/Survei.Insis.Publik.Makin.
New Media, Cambridge: MIT Press, 2004, hlm. 8-11. Tak.Puas.pada.Kinerja.DPR, diakses tanggal 23 November
22
Ibid. hlm 7. 2015).
310 Kajian Vol. 20 No. 4 Desember 2015 hal. 305 - 316

Tabel 1. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja anggota DPR


Baik Semakin Tidak Baik Semakin tidak Tidak menjawab
Baik Baik
Kinerja anggota dewan 20,5% 0,6% 60,9% 16,1% 1,9%
Puas Sangat Puas Tidak Puas Sangat tidak Puas Tidak menjawab
Dalam pembentukan UU 37,3% 0,6% 42,9% 5,6% 13,7%
Dalam membahas APBN 34,8% 1,9% 39,8% 6,8% 16,8%
Terkait pengawasan 23,6% 1,9% 50,9% 8,7% 14,9%
Tingkat kemampuan 14,3% 1,2% 61,5% 12,4% 10,6%
menampung aspirasi.26
Sumber: Survei Insis Publik Makin Tak Puas kinerja DPR.

menampung aspirasi mayoritas mencapai hingga “Mengukur Kinerja DPR RI Periode 2009-2014” yang
61,5%. Kondisi ini dapat dikatakan memprihatinkan dilakukan oleh Reni Suwarso, dkk dari lembaga riset
mengingat DPR adalah lembaga perwakilan rakyat Center for Election and Political Party, Universitas
yang seharusnya mampu merepresentasikan Indonesia,28 pada dasarnya kinerja DPR adalah kerja
harapan masyarakat. politik yang hanya dapat diukur dengan indikator
Selanjutnya, riset terhadap DPR periode 2014- efektivitas bukan dengan indikator efisiensi. Dalam
2019, yang dilakukan sejak awal periode DPR, prosesnya, selalu ada perbedaan pendapat, negosiasi
ketidakpuasan masyarakat juga masih ditemui dalam serta tarik-menarik kepentingan dalam setiap
temuan Forum Masyarakat Pemantau Parlemen tahapan kerja dalam DPR. Oleh sebab itu jumlah
Indonesia (Formappi). Munculnya kekecewaan Undang-Undang yang berhasil diselesaikan DPR
masyarakat terhadap kinerja anggota DPR akibat tidak dapat digunakan sebagai indikator pengukuran
tidak berjalannya fungsi-fungsi DPR seperti fungsi dalam penilaian kinerja DPR. Selain itu, DPR juga
legislasi, anggaran, dan pengawasan dengan baik. belum dapat dikatakan telah berhasil menjalankan
Menurut riset ini masyarakat berpendapat bahwa fungsi legislasinya dengan baik bila menyelesaikan
DPR tidak bertanggungjawab kepada konstituen sebuah Undang-Undang namun tidak berkualitas
mereka terutama pada masyarakat di dapil masing- serta tidak memenuhi inspirasi masyarakat.
masing anggota DPR. Bahkan melalui fungsi legislasi, Sama halnya dengan yang telah dikemukakan
DPR cenderung merevisi beberapa Undang-Undang pada temuan riset Formappi tersebut
yang hanya berkaitan pada kepentingan DPR sendiri, diatas, masyarakat menilai bahwa DPR tidak
bukan untuk kepentingan rakyat.27 bertanggungjawab kepada konstituen bila melalui
Bila dibandingkan dengan fungsi DPR lainnya, fungsi legislasi, DPR cenderung merevisi beberapa
fungsi legislasi memang lebih sering menjadi Undang-Undang yang hanya berkaitan pada
sorotan publik. Hal ini karena hasil produk UU lebih kepentingan DPR sendiri, bukan untuk kepentingan
mudah dipantau dengan hanya melihat jumlah UU rakyat.29 Oleh sebab itu memang sangat sulit untuk
yang dapat diselesaikan. Berbeda dengan fungsi menilai kinerja DPR dari jumlah Undang-Undang
pengawasan dan anggaran yang lebih sulit untuk yang telah diselesaikan maupun Undang-Undang
diukur hasil kinerjanya. yang belum berhasil diselesaikan karena proses
Sebenarnya, mengukur kinerja DPR tidaklah pembahasannya yang substansial. Belum lagi bila
semudah dengan hanya melihat dari berapa banyak mengingat tingkat urgensi dan kesulitan tiap Undang-
Undang-Undang dari prolegnas yang berhasil di Undang yang akan dibuat berbeda-beda.
sahkan. Bukan pula dari berapa besar penyerapan Diluar fungsi legislatif tersebut, dua fungsi lain
anggaran yang berhasil diserap. Menurut riset DPR yaitu fungsi anggaran dan fungsi pengawasan
adalah fungsi yang sulit untuk diukur. Kesulitan
26
Viva.co.id, 29 September 2013, Survei 42,9 Persen Publik dalam pengukurannya karena baik fungsi anggaran
tak Puas Kinerja Anggota DPR, (online), (http://nasional. maupun fungsi pengawasan lebih kental nuansa
news.viva.co.id/news/read/447750-survei--42-9-persen- politisnya daripada fungsi legislasi. Seperti halnya
publik-tak-puas-kinerja-anggota-dpr, diakses pada tanggal
23 November 2015). 28
Tim Peneliti Center for Election and Political Party,
27
Selasar, 30 November 2014, Kinerja DPR RI 2014-2019 Universitas Indonesia, “Mengukur Kinerja DPR RI Periode
Dinilai Lebih Buruk, (online), (https://www.selasar.com/ 2009-2014” Parlementaria edisi 120 TH. XLIV, 2014, hlm.
politik/kinerja-dpr-ri-20142019-dinilai-lebih-buruk, diakses 31.
tanggal 23 November 2015). 29
Selasar, Op. Cit.
Debora Sanur L. Urgensi Membangun Parlemen Modern 311
dalam pengawasan DPR banyak melakukan kegiatan di DPR, mengoptimalkan pelayanan museum DPR
namun karena sifatnya rekomendasi, seringkali hasil RI, mengoptimalkan pengelolaan website informasi
dari pengawasan DPR tidak ditindaklanjuti oleh pihak DPR, serta mengoptimalkan penggunaan sosial
terkait.30 media DPR.
Berangkat dari permasalahan yang ditemui Dalam mengoptimalkan penggunaan fasilitas
tersebut dapat dipahami bahwa DPR sangat perpustakaan di DPR, hal yang harus dilakukan adalah
diharapkan dapat bertransformasi menjadi lebih dengan semakin melengkapi koleksi perpustakaan
akuntabel kepada masyarakat. Masyarakat juga turut terutama pada produk-produk hasil dari dalam DPR.
mendesak agar DPR sebagai lembaga perwakilan Perpustakaan DPR juga perlu membangun digital
dapat lebih merepresentasikan kebutuhan masyarat library untuk menjangkau pengguna perpustakaan
dengan lebih baik lagi. Dalam hal ini dukungan publik yang lebih luas termasuk masyarakat melalui
terhadap program kerja DPR sungguh diperlukan. media maya. Selanjutnya, dalam mengoptimalkan
Salah satu tolak ukur parlemen modern adalah pelayanan museum DPR RI, DPR perlu melakukan
adanya transparansi informasi dan pola komunikasi edukasi politik agar masyakarat lebih mengenal
yang baik antara DPR dengan masyarakat. Informasi DPR melalui museum DPR ini. Sedangkan, untuk
yang terbuka dan akurat memang perlu disampaikan menjangkau pengunjung museum yang lebih luas,
langsung DPR kepada masyarakat. Selanjutnya perlu dibangun virtual museum tour yang terintegrasi
yang juga harus dipahami bahwa kebutuhan publik dengan website DPR.
yang paling mendasar atas keberadaan DPR adalah Untuk mengoptimalkan pengelolaan website
transparansi dan akuntabilitas.31 Melalui transparansi informasi DPR perlu adanya ruang agar terjadi
dan akuntabilitas masyarakat dapat turut berperan interaksi virtual antara DPR dengan publik.
dalam mengawasi dan ambil bagian dalam program Selanjutnya, untuk menjangkau pengguna website
kerja DPR sebagai wakil dari konstituennya. yang lebih luas, perlu dibangun website bilingual, dua
Sehingga, setiap program DPR menjadi tepat guna bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
bagi masyarakat. Sehingga fasilitas tersebut menjadi lebih bermanfaat
Melalui parlemen modern, DPR sebagai bagi masyarakat banyak termasuk warga negara
lembaga representasi rakyat perlu untuk semakin asing yang ingin mengetahui terkait info-info DPR.
memperjuangkan aspirasi dan kepentingan Terakhir, DPR juga perlu untuk mengembangkan
masyarakat. Selama ini hal tersebut dilakukan penggunaan social media (twitter, FB, YouTube) DPR
antara lain dengan melakukan kunjungan kerja RI. Hal ini dilakukan agar setiap lapisan masyarakat
untuk menyerap aspirasi dan kebutuhan rakyat di dapat menjadi lebih dekat dengan DPR.32
daerah serta melakukan Rapat Dengar Pendapat Peningkatan kualitas sarana dan prasarana
Umum (RDPU) untuk menerima masukan terhadap DPR ini penting guna mewujudkan cita-cita DPR
kebijakan yang akan dibuat. Selanjutnya, anggota dalam membangun parlemen modern yang sudah
DPR secara individu maupun kelembagaan perlu merupakan kebutuhan bangsa. Selain meningkatkan
meningkatkan pemberian informasi yang lebih teknologi informasi berbasis internet, ada beberapa
berkualitas dan transparan kepada rakyat mengenai hal lain yang juga perlu diperbaiki saat menuju
proses, program kegiatan, dan program kerja yang parlemen modern. Salah satunya ialah dengan
dilakukan parlemen melalui konsep parlemen meningkatkan fasilitas melalui penataan kawasan
modern. Parlemen di lingkungan DPR RI. Menurut Sekjen
AIPA (Asean Inter Parliamentry Assembly) P.O.
B. Pendukung Parlemen Modern Ram JP33, taman Plaza Demokrasi merupakan salah
DPR perlu melakukan peningkatan kualitas satu hal yang perlu dipersiapkan bagi masyarakat
dan kuantitas informasi kepada masyarakat awam maupun para pengunjuk rasa. Agar kegiatan
melalui publikasi terhadap setiap kegiatan unjuk rasa di kawasan DPR tersebut dapat lebih
kedewanan. Berkaitan dengan tujuan tersebut, terkendali dan tidak mengganggu ketertiban umum.
beberapa kegiatan yang sudah dilaksanakan dan Menurutnya, taman tersebut sama halnya dengan
perlu semakin diperkuat DPR, antara lain adalah Hyde Park di London, Inggris dan People Park Center
mengoptimalkan penggunaan fasilitas perpustakaan di Singapura. Dimana taman tersebut merupakan
fasilitas terhadap semua orang untuk bebas berbicara
30
Tim Peneliti Center for Election and Political Party, maupun mengkritisi pemerintah dan parlemen.
Universitas Indonesia, Op. Cit.
31
Masnur Marzuki, 7 Juni 2015, Indonesia Belum Punya
Konsep Parlemen Modern, (online), (http://politik. 32
Reni Suwarso, “Parlemen Modern: Legacy DPR RI 2014-
beritaprima.com/indonesia-belum-punya-konsep- 2019?”, Parliamentaria, edisi 122 TH. XLV, 2015, hlm 28.
parlemen-modern/, diakses tanggal 23 November 2015). 33
Parlementaria, Op.Cit. hlm 9, 24.
312 Kajian Vol. 20 No. 4 Desember 2015 hal. 305 - 316

Dan, tidak akan ada sangsi selama seluruh prosedur Dengan mengoptimalkan setiap pendukung
dilewati agar ketertiban bisa terjaga. konsep modern ini diharapkan DPR dapat bekerja
Demikian pula dengan keberadaan fasilitas lain dengan maksimal. Dilain pihak, masyarakat juga
seperti museum parlemen dan perpustakaan DPR. dapat langsung berinteraksi dengan DPR terkait
P.O. Ram JP berpendapat bahwa museum mampu berbagai permasalahan yang sedang dihadapi.
membuat warga negara terus belajar tentang sejarah Dalam rangka memberikan pelayanan informasi
perjuangan bangsa, sehingga meningkatkan rasa kepada publik, DPR memang harus senantiasa
nasionalisme. Sedangkan, perpustakaan parlemen memberikan layanan informasi sebagai wujud
akan memudahkan setiap anggota dewan untuk transparansi lembaganya kepada masyarakat. Hal
melakukan riset terhadap setiap persoalan dari isu-isu ini sebagai pembuktian bahwa DPR terus berusaha
krusial yang sedang terjadi. Perpustakaan yang lengkap untuk memperbaiki diri serta dapat memberikan
akan membuat anggota dewan memiliki kapasitas informasi yang jujur dan terpercaya baik diminta
dalam berargumen karena telah didukung fakta dan atau tidak tentang apa yang dilakukan DPR. Namun,
data.34 Perpustakaan dengan koleksi yang lengkap untuk mewujudkan hal tersebut tentu diperlukan
juga akan memudahkan masyarakat dan setiap pihak upaya serius, keberanian, ketegasan, serta komitmen
yang membutuhkan refernsi tentang DPR. dan konsistensi dari DPR dalam pelaksanaannya.
Parlemen modern melibatkan semua komponen Seiring dengan itu, masyarakat terus berperan dalam
baik secara internal maupun eksternal. Mulai dari memberikan masukan terhadap penyelenggaraan
sarana dan prasarana yang mumpuni dan juga SDM kerja DPR agar tetap berjalan sesuai dengan prinsip
yang akan mensuport setiap kegiatan parlemen negara demokrasi.
itu sendiri. Dalam hal ini Setjen DPR RI juga terus
melakukan upaya pembenahan melalui reformasi C. Mewujudkan Parlemen Modern
birokrasi seperti menempatkan orang yang tepat DPR diharapkan dapat menjadi parlemen yang
didalam posisinya dengan konsep the right man on interaktif dengan konstituennya demi mendapatkan
the right place. Terutama mempersiapkan dengan peningkatan dukungan publik terhadap program-
baik badan keahlian sebagai supporting system para program kerjanya. Dimana dalam prosesnya tentu
anggota DPR dari sisi substansi. Selanjutnya dengan diperlukan upaya yang berkesinambungan dari
adanya rencana untuk membangun Law Center dalam DPR untuk konsisten memberikan informasi secara
DPR, DPR ingin mengembalikan tugas Badan legislatif langsung, akurat dan terpercaya kepada masyarakat.
tidak hanya dalam tataran pengharmonisasian Agar masyarakat dapat dengan mudah mengakses
setiap rancangan undang-undang saja tetapi juga segala informasi dari dalam DPR. Hal ini penting
melakukan penyusunan Legislasi.35 karena masyarakat masa kini memiliki ekspektasi
Terkait keberadaan TV Parlemen dalam tinggi terhadap kinerja DPR.
DPR, TV Parlemen mulai perlu untuk melakukan Selama ini, belum semua produk maupun
kerjasama dengan stasiun TV swasta. Tujuannya dinamika yang terjadi dalam DPR baik yang berupa
agar TV Parlemen dapat memiliki standar sebagai TV hasil sidang, proses pembentukan Undang-
penyiaran dengan kapasitas peralatan dan SDM yang Undang, keputusan terkait kebijakan negara hingga
baik. Selain itu, DPR juga membutuhkan dukungan perjanjian dengan negara lain, dapat secara cepat
pers yang sehat dan kuat, agar kinerja parlemen terinformasikan kepada publik. Namun melalui
sampai kepada masyarakat luas. Selama ini DPR parlemen modern setiap kegiatan di DPR dapat
seringkali mendapat porsi yang tidak seimbang dari mulai diinformasikan kepada masyarakat umum
media lain. DPR bahkan lebih sering disorot dari sisi secara luas. Termasuk semua agenda rapat kerja
negatif, namun kegiatan DPR seperti melakukan DPR termasuk kunjungan kerja baik kunjungan
rapat hingga tengah malam, tidak terekspos media. kenegaraan di dunia internasional.
Dengan adanya media penyiaran dari dalam DPR, Salah satu hal yang dapat dilakukan DPR untuk
setiap kegiatan DPR akan diketahui masyarakat. Oleh membuka informasi yang berkualitas dan transparan
karena itu, DPR berharap dapat membuat stasiun kepada masyarakat adalah dengan memaksimalkan
siaran sendiri seperti CNN, dimana stasiun berita situs web parlemen, seperti website dpr.go.id dan
resmi yang DPR bangun akan menjadi sumber berita parlemenkita.org. Karena, sebagai lembaga yang
bagi media lain.36 menjalankan fungsi legislasi, pengawasan, dan
anggaran, maka setiap kegiatan DPR terkait dengan
34
Ibid.
35
Ibid. pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut akan menjadi
36
Agung Budi Santoso, “Bagian Pemberitaan DPR Garda daya tarik tersendiri dari website parlemen tersebut.
Terdepan Modernisasi Parlemen”, Parliament aria Edisi 122 Melalui web tersebut, publik sebagai pengguna juga
TH. XLV, 2015, hlm 18.
Debora Sanur L. Urgensi Membangun Parlemen Modern 313
akan mendapatkan informasi yang benar, tepat, tablet dan membuka serta mempelajari bahan rapat
cepat dan lengkap dari sumber informasi utama. melalui email mereka.38 Menurut Sekjen AIPA (Asean
Bukan informasi dari media lain yang mungkin tidak Inter Parliamentry Assembly) P.O. Ram JP, teknologi
dapat menyajikan informasi secara faktual, lengkap informasi parlemen modern seharusnya sudah sangat
dan detail sebagaimana website resmi DPR. bergantung kepada teknologi informasi virtual.
Melalui keterbukaan akses publik ini rakyat Bahkan parlemen Singapura sudah menerapkan
jadi dapat mengetahui apa yang dilakukan para kebijakan anggota dewan yang sedang bekerja di
wakilnya di DPR. Masyarakat juga dapat turut daerah konstituennya dapat mengikuti persidangan
mengawasi secara langsung bagaimana DPR bekerja melalui jaringan video conference.39 Hal seperti ini
dalam memperjuangkan aspirasi mereka. Karena, juga perlu untuk di terapkan DPR mengingat tuntutan
informasi mengenai kegiatan dewan akan selalu masyarakat terhadap kemampuan anggota dewan
disiarkan secara langsung maupun dalam bentuk untuk memahami dan merespon kebutuhan publik
laporan kegiatan. Keberadaan website tersebut semakin meningkat.
juga harus terus dipenuhi dengan informasi yang Di lain pihak, teknologi ini juga akan menjadi
terus diperbaharui, serta mudah digunakan oleh sarana bagi publik untuk mengawasi kinerja para
masyarakat. Sehingga, konsep parlemen modern wakilnya di parlemen. Pada prinsipnya, publik dapat
ini akhirnya dapat membuka akses yang seluas- menyampaikan aspirasi mereka melalui berbagai
luasnya kepada publik untuk terlibat dalam proses media, baik melalui surat elektronik (email), polling
pengambilan kebijakan. di website, komentar dan rekomendasi di twitter
Selain kedua situs tersebut, menurut ataupun bahkan mengunduh aspirasi melaui youtube
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah pemanfaatan terkait aspirasi mereka terhadap DPR.40 Publik dapat
sejumlah media online seperti akun media sosial memberikan pandangan atau pernyataan sikap
twitter @DPR_RI juga harus turut dioptimalkan mereka tentang setiap isu yang sedang terjadi di DPR
penggunaannya oleh anggota parlemen untuk secara cepat dan segera. Melalui media sosial publik
memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada yang diwakili oleh para anggota DPR menjadi lebih
publik. Karena, akun media sosial dapat berfungsi mudah untuk menyampaikan aspirasi yang perlu
sebagai jembatan komunikasi antara anggota ditindaklanjuti oleh anggota dewan.
dan rakyat. Dengan demikian, anggota DPR dapat Selain itu, berdasarkan tujuan konsep parlemen
menyebarkan informasi ke publik. Sementara publik modern untuk meningkatkan fungsi representasi
dapat memberi aspirasi secara langsung kepada dewan. Ada beberapa cara yang perlu dilakukan DPR
anggota DPR. Anggota DPR dan masyarakat dapat untuk mewujudkannya. Cara tersebut diantaranya
langsung berdiskusi terkait berbagai permasalahan adalah dengan mengoptimalkan sistem rekam
yang sedang dihadapi. Melalui interaksi semacam ini jejak lembaga dewan (Bill Digest). Hal ini penting
kepercayaan masyarakat terhadap DPR diharapkan karena sistem Bill Digest ini dapat digunakan untuk
dapat meningkat.37 lebih membuka ruang sebagai upaya meningkatkan
Dukungan teknologi informasi memang sudah partisipasi publik dalam proses legislasi. Berikutnya
seharusnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan DPR perlu mengoptimalkan sistem rekam jejak
dari sebuah parlemen modern. Melalui teknologi anggota dewan (Hansard). Hansard ini dapat
informasi ini anggota DPR dapat dengan mudah digunakan untuk menginformasikan opini dan
memberikan informasi mengenai proses, program posisi politik anggota dewan terhadap isu-isu
kegiatan, dan program kerja yang dilakukan sebagai tertentu. Selanjutnya, baik sistem Bill Digest maupun
bentuk laporan pertanggungjawaban kinerjanya Hansard tersebut perlu diintegrasikan dengan
kepada publik. Demikian pula teknologi informasi website.41 Proses pembuatan, pembahasan Undang-
secara virtual akhirnya dapat mendorong DPR Undang, maupun informasi mengenai aspirasi
untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan kelompok masyarakat yang diakomodir juga perlu
kertas (paperless). Media perantara konvensional di informasikan DPR kepada masyarakat secara
juga diharapkan dapat diminimalisir untuk terbuka. Hal ini penting karena akuntabilitas yang
membudayakan pengurangan penggunaan kertas dipahami masyarakat sangat sederhana, yaitu apa
di DPR. Sebagai gantinya setiap anggota dewan
didorong untuk lebih menggunakan komputer dan 38
Fahri Hamzah, “Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah Reformasi
Parlemen Menuju DPR Modern”, Parliamentaria, Edisi 122
37
Fahri Hamzah, 10 Agustus 2015, Optimalisasi Peran Tenaga TH. XLV, 2015, hlm 12.
Ahli Wujudkan parlemen Modern, (online), (http://politik. 39
P.O. Ram JP, “Penting Selalu Jaga Standar Keamanan”,
news.viva.co.id/news/read/659262-optimalisasi-peran- Parliamentaria, edisi 122 TH. XLV, 2015, hlm 25.
tenaga-ahli-wujudkan-parlemen-modern, diakses tanggal 40
Reni Suwarso, Op.Cit, hlm. 28.
23 November 2015). 41
Ibid, hlm. 28.
314 Kajian Vol. 20 No. 4 Desember 2015 hal. 305 - 316

yang secara nyata dapat dirasakan kemanfaatannya proses yang cukup lama. Kedepan tentu konsep
oleh masyarakat. Karena, masyarakat sebenarnya parlemen modern ini harus terus didorong dan terus
tidak memerlukan laporan pertangungjawaban baku disosialisasi serta publikasikan agar konsep ini dapat
dari anggota dewan, mereka hanya perlu aspirasi berjalan bagi kebaikan masyarakat.
mereka berhasil diwujudkan oleh DPR. Membangun parlemen modern tentu
Saat ini sudah tersedia media bagi setiap anggota membutuhkan waktu serta dukungan dari semua
DPR untuk dapat berinteraksi langsung dengan pihak, baik dari internal maupun eksternal DPR.
masyarakat umum. Bila melihat dari web dprkita.org/ Karena DPR yang modern tentu akan memperkuat
webapps/public/aspirasi#/ sudah banyak komentar demokrasi perwakilan di Indonesia, membangun rasa
masyarakat yang muncul sebagai bentuk aspirasi cinta tanah air, bahkan memperkuat kebanggaan
kepada DPR. Banyak masyarakat yang menyampaikan sebagai bangsa dan negara Indonesia.43 Oleh karena
pertanyaan kepada DPR terutama terkait fungsi setiap hal-hal yang telah diuraikan diatas harus terus
legislasi dan pengawasan. Untuk fungsi legislasi menerus secara konsisten dilakukan demi perbaikan
DPR, ada pertanyaan dari masyakarat mengenai kredibilitas DPR dimasa mendatang.
RUU, seperti contohnya kapan pengesahan RUU Secara garis besar, indikator parlemen modern
Disabilitas dilaksanakan. Sementara itu, terkait fungsi ialah parlemen yang memanfaatkan kemajuan
pengawasan ada beberapa aspirasi dari masyarakat teknologi dan informasi dalam melaksanakan tugas
seperti mempertanyakan bagaimana kesiapan UKM dan fungsi DPR. Dan, pada akhirnya masyarakat
dalam menghadapi MEA, mengadukan tentang akan lebih mendukung kebijakan yang dihasilkan
keresahan munculnya limbah plastik, maupun oleh parlemen karena unsur keterlibatannya. Oleh
meminta perjuangan DPR untuk perbaikan jalan antar sebab itu, masyarakat perlu untuk semakin paham
kecamatan sampai ke kotanya. Selain itu ada beberapa dengan fungsi dan peran DPR. Kepercayaan dan
komentar masyarakat yang hanya menyapa anggota dukungan masyarakat dalam kinerja DPR ini yang
yang merupakan perwakilan dari dapilnya.42 akan membuat kredibilitas DPR dalam masyarakat
Namun demikian, semua aspirasi tersebut tidak meningkat. hal tersebut yang menjadi indikator
mendapat tanggapan langsung dari DPR maupun terhadap penerapan keberhasilan konsep parlemen
anggota DPR. Aspirasi masyarakat tersebut seolah- modern ini di DPR.
olah hanya berjalan searah tanpa ada jawaban.
Belum adanya komunikasi timbal balik yang membuat III. KESIMPULAN
masyarakat mendapat jawaban dari kebutuhannya. Berdasarkan fungsi yang dimilikinya, selama ini
Dilain sisi dari web tersebut telah disediakan kolom kinerja DPR dinilai belum memuaskan masyarakat.
Podium Anggota DPR, sebagai media yang disediakan Berbagai lembaga riset menemukan rendahnya
bagi anggota DPR namun belum semua anggota DPR tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja DPR
mengisinya. Kolom ini pun tidak dapat ditanggapi sejak DPR periode yang lalu. Oleh sebab itu, dalam
secara langsung oleh masyarakat. rangka meningkatkan profesionalisme, kinerja, serta
Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa media tanggungjawab DPR kepada masyarakat. DPR telah
yang telah disediakan oleh lembaga parlemen itu mengembangkan konsep baru yaitu konsep parlemen
sendiri belum dapat mengakomodir dengan baik modern demi terciptanya DPR yang dapat berkinerja
komunikasi timbal balik sesuai yang diharapkan. dengan lebih baik demi kepentingan masyarakat.
Kedepan tentu web dan media komunikasi antara Membangun parlemen modern tentu
masyarakat dan anggota DPR harus semakin membutuhkan waktu serta dukungan dari semua
diperbaiki. Walaupun dengan adanya media tersebut pihak, baik dari internal maupun eksternal DPR.
sudah merupakan kemajuan bila dibandingkan Selain mengusung konsep pemanfaatan penggunaan
dengan DPR pada periode yang lalu. Dimana, teknologi informasi digital, seperti website dan
masyarakat belum atau tidak memiliki media aspirasi sosial media yang langsung dikelola oleh DPR, DPR
virtual secara langsung kepada para wakilnya. juga mempersiapkan peningkatkan fasilitas sarana
Namun demikian, belum terjadinya interaksi dan prasarana DPR untuk mensukseskan parlemen
secara langsung, ditambah belum adanya kesadaran modern ini. Dalam peningkatan kualitas SDM, Setjen
dari kedua pihak baik masyarakat maupun anggota DPR RI terus berupaya melakukan pembenahan
dewan untuk memaksimalkan media tersebut, melalui reformasi birokrasi dan mempersiapkan
membuat konsep parlemen modern yang terbuka, badan keahlian sebagai supporting system para
informatif dan akuntabel masih memerlukan anggota DPR dari sisi substansi. DPR juga berencana
untuk membangun Law Center, meningkatkan
42
http://dprkita.org/webapps/public/aspirasi#/page/1,
diakses tanggal 10 Oktober 2015. 43
Reni Suwarso, Op.Cit, hlm. 26-28.
Debora Sanur L. Urgensi Membangun Parlemen Modern 315
kualitas TV Parlemen, melakukan penataan kawasan DAFTAR PUSTAKA
Parlemen di lingkungan DPR RI dengan membuat
taman Plaza Demokrasi, pebaikan museum parlemen
dan peningkatan kapabilitas perpustakaan DPR.
Hasil kinerja yang hendak dicapai DPR melalui Buku
parlemen modern adalah pertama, terwujudnya Budiardjo, Miriam. (1998). Menggapai Kedaulatan
akses yang mudah bagi publik dalam mengakses Untuk Rakyat. Bandung: Mizan.
informasi kinerja DPR. Kedua, meningkatnya
penggunaan teknologi dalam memperoleh Jenkins, Henry and Thorburn, David, ed., (2004).
informasi tentang proses dan hasil kinerja DPR, Democracy and New Media, Cambridge: MIT
diantaranya melalui website dan sosial media. Press.
Ketiga, meningkatnya pemahaman publik mengenai Marijan, Kacung. (2011). Sistem Politik Indonesia:
peran dan fungsi DPR-RI. Keempat, meningkatnya Konsolidasi Demokrasi Pasca-Orde Baru
kredibilitas DPR RI menjalankan fungsi perwakilan (Cetakan ke-2). Jakarta: Kencana Prenada Media
dengan semakin meningkatnya kemudahan publik Group.
dalam mengawasi DPR RI.
Ranney, Austin. (1996). The Governing of Man. New
Dengan konsep parlemen modern ini hal utama
York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
yang akan dilakukan DPR ialah mengusung kegiatan
publisitas, dimana setiap informasi, kebijakan, Saco, Diana. (2002). Cybering Democracy: Public
program dan kegiatan, serta tingkat pencapaian yang Space and The Internet, Minneapolis: University
diraih perlu disampaikan kepada publik. Hal ini dalam of Minnesota Press.
upaya membangun citra positif dimata masyarakat Stanbury, W.T (2003). Accountability to citizens in
melalui penerapan prinsip transparansi. Oleh sebab the westminster Model of Government: More
itu, selain dari dalam DPR, DPR juga membutuhkan Myth Than Reality, Vancouver: Fraser Institute.
dukungan baik dari masyarakat maupun pers yang
sehat dan kuat, agar kinerja parlemen sampai kepada Qodri, Azizi, A., 2007. Change Management Dalam
masyarakat luas. Dalam hal ini kontrol masyarakat Reformasi Birokrasi. Jakarta: PT Gramedia
terhadap DPR sebagai lembaga perwakilan sangat Pustaka Utama.
diperlukan.
Kinerja DPR yang adalah kerja politik hanya Jurnal
dapat dinilai bilamana visi DPR sebagai lembaga
Berry, A.J. (2005). Accountability and Control in a Cats
representasi masyarakat dapat tercapai secara
Cradle, Accounting, Auditing & Accountability
efektif. Oleh sebab itu dalam membangun DPR
Journal, Vol 18 No. 2.
RI sebagai parlemen modern DPR perlu secara
konsisten memberikan informasi yang langsung, Ebrahim, A. (2003). Accountablity in Practice:
akurat dan terpercaya kepada masyarakat. Sehingga Mechanisms for NGOs. World Development, Vol
melalui parlemen modern ini diharapkan DPR dapat 31 No 5.
meningkatkan kapabilitas dan kredibilitas dalam Gray, R., Bebbington, Jan and Collison, David (2006).
menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan NGOs, Civil Society and Accountability: Making
perkembangan jaman dan mampu menjawab serta the People Accountable to Capital. Accounting,
memenuhi kebutuhan masyarakat. Kedepannya, Auditing & Accountability Journal, 19, no. 3.
tentu konsep parlemen modern ini harus terus
didorong dan terus disosialisasi serta publikasikan Kluvers, R. and Tippett, J. (2010). Mechanisms
agar konsep ini dapat berjalan bagi kebaikan of accountability in local government: an
masyarakat serta memperkuat demokrasi perwakilan exploratory study, International Journal of
di Indonesia, membangun rasa cinta tanah air, Business and Management, Vol. 5 No.7.
bahkan memperkuat kebanggaan sebagai bangsa Lincoln Dahlberg, (2011). Re-Constructing Digital
dan negara Indonesia. Democracy: An Outline of Four ‘Positions’,
Online Journal: Sage Publication.
Mansbridge, Jane, (2003). Rethinking Representation,
American Political Science Review, Vol. 97, No. 4
November 2003. Cambridge: Harvard University.
316 Kajian Vol. 20 No. 4 Desember 2015 hal. 305 - 316

Dokumen Resmi Hamzah, Fahri. 10 Agustus 2015, Optimalisasi Peran


DPR RI. (2015). Ringkasan Laporan Kinerja DPR (1 Tenaga Ahli Wujudkan parlemen Modern,
Oktober 2014—13 Agustus 2015), Langkah DPR (online), (http://politik.news.viva.co.id/news/
Menuju Parlemen Modern Dalam Demokrasi read/659262-optimalisasi-peran-tenaga-ahli-
Indonesia, Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat wujudkan-parlemen-modern, diakses tanggal 23
Republik Indonesia. November 2015).
European Commission. (2000). Paper Review: The Hansard Society. (2011). Parliaments and Public
Future of Parliamentary Democracy: Transition Engagement: Innovation and Good Practice from
and Challenge in European Governance, Green Around the World, hlm.37, (online), (http://
Paper for the Conference of the European www.hansardsociety.org.uk/wp-content/
Union, Brussel: Secretariat General European uploads/2012/10/Parliaments-and-Public-
Commission. Engagement-2012.pdf, diakses 2 Desember
2015).
Laporan dan Majalah Kompas.com. 29 September 2013, Survei
Insis Publik Makin Tak Puas kinerja DPR,
Center for Election and Political Party FISIP-
(online), (http://nasional.kompas.com/
UI. (2014). DPR RI: Parlemen Modern Yang
read/2013/09/29/1224051/Survei.Insis.Publik.
Menabuh Genderangnya Sendiri, Depok: Center
Makin.Tak.Puas.pada.Kinerja.DPR, diakses
for Election and Political Party FISIP-UI.
tanggal 23 November 2015).
Center for Election and Political Party FISIP-UI. (2015).
Marzuki, Masnur. 7 Juni 2015, Indonesia Belum
Kerangka Acuan Kegiatan Bekerja Membangun
Punya Konsep Parlemen Modern, (online),
Parlemen Modern, Depok: Center for Election
(http://politik.beritaprima.com/indonesia-
and Political Party FISIP-UI.
belum-punya-konsep-parlemen-modern/,
Lalolo, Loina Krina P. (2003). Indikator dan alat diakses tanggal 23 November 2015).
Ukur Prinsip akuntabilitas, Transparansi dan
Max Planck Society. (2013). Ten Years After the
Partisipasi, Sekretariat Good Public Governance,
Berlin Declaration on Open Access to Knowledge
Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan
in the Sciences and Humanities, (online), (http://
Nasional.
openaccess.mpg.de/mission-statement_en,
Sekretariat Jenderal DPR RI. (2014). Parlementaria diakses tanggal 3 Desember 2015).
edisi 120 TH. XLIV, Jakarta: Sekretariat Jenderal
Openingparliament.org. (2012). Declaration on
DPR RI.
Parliamentary Openness, (online), (http://www.
Sekretariat Jenderal DPR RI. (2015). Parlementaria, openingparliament.org/declaration, diakses
Edisi 122 Th. XLV, Jakarta: Sekretariat Jenderal tanggal 3 Desember 2015).
DPR RI.
Selasar. 30 November 2014, Kinerja DPR RI 2014-
Webber, Robyn. (2000). Increasing Public 2019 Dinilai Lebih Buruk, (online), (https://www.
Participation in the Work of Parliamentary selasar.com/politik/kinerja-dpr-ri-20142019-
Committees, dalam jurnal Public Sector Attitudes dinilai-lebih-buruk, diakses tanggal 23 November
to Parliamentary Committees. – A Chairman’s 2015).
View, pada acara seminar ASPG Parliament 2000
Tempo. 20 Oktober 2013, Lagi Hasil Survei Kinerja
– Towards a Modern Committee System 2001.
DPR Buruk, (online), (http://www.tempo.co/
read/news/2013/10/20/078523131/Lagi-Hasil-
Website Survei-Kinerja-DPR-Buruk, diakses tanggal 23
Andriadi, Fayakhun. 27 Mei 2015, Era Digital November 2015).
Diuntungkan Pejabat dan Politisi, Tapi Jadi Neraka Viva.co.id. 29 September 2013, Survei 42,9 Persen
Bila Kontrol Diri Lemah, (online), (http://www. Publik tak Puas Kinerja Anggota DPR, (online),
rmol.co/read/2015/05/27/204100/Fayakhun- (http://nasional.news.viva.co.id/news/
Andriadi:--Era-Digital-Untungkan-Pejabat-&- read/447750-survei--42-9-persen-publik-tak-
Politisi,-Tapi-Jadi-Neraka-Bila-Kontrol-Diri- puas-kinerja-anggota-dpr, diakses pada tanggal
Lemah-, diakses tanggal 3 Desember 2015). 23 November 2015).

Anda mungkin juga menyukai