Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

PENTINGNYA PERAN MEDIA CYBER DALAM


PELAKSANAANDEMOKRASI DI INDONESIA
Dosen Pengampu:

Disusun Oleh:
1. Andi Aisyah Shabryna 220404500023
2. Marsha Nabila Sophia Syah 220404502055
3. Mutmainnah Amri 220404501056
4. Nur Lutfia 220404502019
5. Riska Auliayanti Aris 220404501021

Universitas Negeri Makassar


Fakultas Ilmu Pendidikan
Prodi Bimbingan Konseling
2023
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan tugas makalah tim penulis
yang berjudul " Pentingnya Peran Media Cyber Dalam Pelaksanaan Demokrasi Di
Indonesia” ini dengan tepat waktu.
Pada makalah tim penulis akan membahas mengenai Pendidikan Pancasila
yang meliputi Pentingnya Peran Media Cyber Dalam Pelaksanaan Demokrasi Di
Indonesia. Selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan mengenai
Pentingnya Peran Media Cyber Dalam Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu dosen
pengampuh yakni M. Amirullah, S.p.d..M.pd yang telah memberikan kami materi
Pentingnya Peran Media Cyber Dalam Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia.
Tim penulis menyadari makalah yang tim penulis buat masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu tim penulis sangat senang hati menerima kritik dan saran
yang akan membangun kami nantinya demi kesempurnaan makalah ini dan tim
penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring berjalannya waktu, zaman terus mengalami perubahan. Setiap orang
dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan IPTEK
juga bersamaan dengan perkembangan media massa di dunia. Media massa atau
pers merupakan sarana komunikasi dalam berpendapat, berdiskusi, berdialog, dan
penyampaian pesan lainnya, sebagai salah satu wujud penerapan demokrasi.
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki
hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.
Secara epistemologis “demokrasi” terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa
Yunani yaitu ”demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan “cretein”
atau“cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa demos-
cratein atau demos-cratos adalah keadaan negara di mana dalam sistem
pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada
dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintah rakyat dan oleh
rakyat.
Menurut Henry B. Mayo, demokrasi sebagai sistem politik merupakan
suatu sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar
mayoritas oleh wakil- wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam
pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan
diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik. Di Indonesia, sejak
merdeka pernah melaksanakan tiga macam demokrasi yaitu,demokrasi liberal
(1950-1959), demokrasi terpimpin (1959-1966), dan demokrasi Pancasila (1966-
sekarang). Demokrasi liberal adalah demokrasi yang didasarkan pada hak-hak
individu, setiap warga negara (individu) dapat menjadi pihak yang berkuasa dalam
sistem demokrasi, tanpa memandang dari suku atau agama mana individu tersebut
berasal.
Demokrasi terpimpin adalah sistem politik di mana negara menggunakan
prinsip- prinsip demokrasi beserta nilainya namun dengan satu pengecualian.
Negara dibuat dengan tujuan untuk menyejahterakan masyarakat secara umum dan
juga untuk melindungi segenap bangsa yang ada di dalamnya, namun tugas negara
tersebut haruslah berada dalam panduan dan pimpinan seorang tokoh pusat (tokoh
sentral) yaitu presiden. Demokrasi Pancasila secara umum adalah suatu paham
demokrasi yang bersumber dari pandangan hidup atau falsafah hidup bangsa
Indonesia yang digali berdasarkan kepribadian rakyat Indonesia sendiri. Demokrasi
Pancasila merupakan demokrasi yang konstitusional berdasarkan mekanisme
kedaulatan rakyat di setipa penyelenggaraan negara dan penyelenggaraan
pemerintahan menurut konstitusi yaitu UUD 1945. Sebagai demokrasi Pancasila
terikat dengan UUD 1945 dan implementasinya (pelaksanaannya) wajib sesuai
dengan apa yang terdapat dalam UUD 1945. Dalam pelaksanaan sistem demokrasi,
dibutuhkan segala bentuk media yang dapat mempermudah komunikasi antara
masyarakat dengan pemerintah negara secara online atau menggunakan wahana
internet. Bentuk media tersebut dipublikasikan dalam beberapa bentuk unggahan,
seperti artikel, gambar, video, komentar, suara dan bentuk unggahan lainnya.
Semua media tersebut biasa disebut dengan media siber (Cyber Media).
Media siber adalah segala bentuk media yang menggunakan wahana
internet dan melaksanakan kegiatan jurnalistik, serta memenuhi persyaratan
Undang-Undang Pers dan Standar Perusahaan Pers yang ditetapkan Dewan Pers.
Keberadaan media siber diIndonesia merupakan bagian dari kemerdekaan
berpendapat, kemerdekaan berekspresi, dan kemerdekaan pers. Media siber
memiliki karakter khusus sehingga memerlukan pedoman agar pengelolaannya
dapat dilaksanakan secara profesional, memenuhi fungsi,hak, dan kewajibannya
sesuai Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode etik
jurnalistik . Untuk itu Dewan Pers bersama organisasi pers, pengelola media siber,
dan masyarakat menyusun Pedoman Media Siber.
Adanya pedoman itu didasarkan pada banyaknya keluhan dari kalangan
media yang meminta adanya panduan bersama dalam pengelolaan media siber.
Perkembangan media siber yang semakin pesat belakangan ini di Indonesia yang
mengedepankan kecepatan, interaksi, dan kelugasan ikut menjadi faktor pendorong
lainnya dalam penyusunan pedoman tersebut. Dengan adanya keberadaan media
siber di Indonesia, memudahkan jalannya pelaksanaandemokrasi di NKRI.
Kemudahan tersebut sangat terlihat jelas ketika pelaksanaan pemilu legislatif dan
eksekutif di Indonesia. Media siber telah membantu meningkatkan partisipasi
politik masyarakat dan komunikasi serta interaksi saat kampaye partai politik.
Sebab, ciri demokrasi yang baik selayaknya tidak hanya berhenti pada keterlibatan
rakyat secara langsung pada pemilihan umum dalam rangka pergantian
kekuasaan,namun juga mampu tetap memberikan jembatan atau saluran antara
rakyat dengan wakil-wakil di parlemen ataupun pemimpin negara yang telah
mereka pilih.
Dengan demikian, peran media siber sangatlah penting dalam jalannya
pelaksanaan sistem demokrasi di Indonesia. Karena semakin modern semakin pula
masyarakat membutuhkan ruang publik yang bebas untuk bisa memberikan apirasi-
aspirasi mereka yang bertentangan dengan kepentingan politik masyarakat, dan
sangat dibutuhkan media yang bisa menyuarakan hal tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja bentuk peran media siber dalam membantu jalannya
pelaksanaan demokrasi di Indonesia?
2. Mengapa meski sudah ada siber media di Indonesia tetapi masih ada
msyarakat yang kurang peduli atau apatis terhadap pelaksanaan
demokrasi?
3. Bagaimanakah salah satu cara masyarakat menyampaikan aspirasi
mereka melalui beberapa bentuk siber media terhadap
keberlangsungan demokrasi di Indonesia? Contoh kasus!

1.3. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pentingnya peran media siber dalam pelaksanaan


demokrasi diIndonesia.
2. Untuk mengkaji tingkat apatisme masyarakat terhadap pelaksanaan
demokrasisetelah adanya media siber di Indonesia.
3. Untuk memaparkan upaya-upaya masyarakat dalam menyampaikan
aspirasi melalui beberapa bentuk media siber terhadap
keberlangsungan demokrasi di indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Peran media siber dalam membantu jalannya pelaksanaan demokrasi di
Indonesia
Media siber (Cyber media) sangat membantu hubungan komunikasi
pemerintahdengan masyarakatnya secara online. Dalam pelaksanaan demokrasi,
media siber ataumedia online ini dibutuhkan pemerintah untuk bisa melaksanakan
kampanye massalhanya melalui satu situs atau web. Kampanye yang dilaksanakan
untuk mempromosikan partai politik yang salah satu anggotanya tengah
mencalonkan diri sebagai wakil rakyat.Dan juga sudah tersedianya situs-situs
online para lembaga legislatif yang dibentuk sebagai wujud politik demokratis,
salah satunya adalah situs yang dimiliki oleh lembaga perwakilan di Indonesia
yakni, Dewan Perwakilan Rakyat. Dengan situs tersebut akan terlihat dengan jelas
gambaran atau kondisi ruang publik yang disediakandalam laman situs tersebut.
Demokrasi semacam ini, memudahkan masyarakat untuk bisamemahami politik di
negaranya dengan mudah, tanpa harus datang langsung ke pusat pemerintahan
negara. Adapula yang melalui media sosial seperti laman Instagram dan Facebook
untuk mengkampanyekan partai politik dan juga wakil rakyat.
2.2. Penyebab adanya siber media di Indonesia tetapi masih ada msyarakat
yang kurang peduli atau apatis terhadap pelaksanaan demokrasi?
Masih banyaknya masyarakat yang apatis atau kurang perduli terhadap
pelaksanaan demokrasi di Indonesia mungkin karna banyaknya hal-hal yang masih
ditutupi pemerintah yang tidak diceritakan baik secara langsung maupun secara
online kepada masyarakat Indonesia. Banyak masyarakat yang mengira pemerintah
berbohong atassemua berita yang disampaikan melalui pihak-pihak jurnalistik.
Tidak adanya keterbukaan pemerintah terhadap masyarakat mengenai persoalan
negara sehingga terkadang masyarakat sudah berasumsi-asumsi negatif kepada
pemerintah baik pusat/daerah mengenai jalannya pelaksanaan sistem politik
maupun demokrasi diIndonesia. Dan pemanfaatan media siber yang belum
maksimal menyebabkan masyarakat menjadi abai terhadap situs-situs online
pemerintah , seperti pemanfaatan yang belum maksimal pada situs DPR RI dan
politisi RDP tentunya bukanlah sesuatu hal yang salah. Hal ini mengingat pada
lembaga legislatif dikenal adanya masa reses bagi anggota dewan. Masa inilah yang
menjadi kesempatan bagi anggota dewan untuk turun langsungke wilayah
pemilihannya dan berdiskusi atau menghimpun aspirasi konstituen yang adadi sana.
Asprirasi yang dikumpulkan, dijanjikan akan ditindaklanjuti dan diperjuangkan
oleh anggota dewan setelah ia kembali bertugas. Dengan adanya mekanisme reses
yang masih berjalan aktif hingga saat ini, tidak mengherankan jika pemanfaatan
ruang publik pada media siber kurang dimaksimalkan. Namun, ada hal yang mesti
menjadi perhatian penting. Pasca masa reses, publik dan utamanya konstituen tidak
dapat lagi mengawalapakah aspirasi mereka akan dapat ditindaklanjuti oleh anggota
dewan bersangkutan, dikarenakan tidak ditemukan lagi ruang untuk dapat
berdiskusi secara interaktif dengananggota dewan dan sesama konstituen dari
daerah pemilihan yang sama. Keterlibatan masyarakat untuk membicarakan
persoalan- persoalan kehidupan mereka dengan para pembuat kebijakan pun tidak
lagi berkelanjutan. Pada titik inilah tujuan dari demokrasi deliberatif atau
berkelanjutan mengalami stagnansi.
2.3. Salah satu cara masyarakat menyampaikan aspirasi mereka
melalui beberapa bentuk media siber terhadap keberlangsungan demokrasi di
indonesia dan Kasus.
Salah satu kasus yaitu Sejumlah mahasiswa berdemonstrasi di depan
gedung DPR/MPR, Jakarta, pada Selasa (24/09) untuk menentang pengesahan
sejumlah RUU. Pemerintah tetap mempertahankan revisi UU KPK, meski produk
kebijakan ini mendapatrespons negatif dari kalangan mahasiswa, akademisi, dan
masyarakat sipil. Menteri Koordinator Politik, hukum dan Keamanan, Wiranto,
mengatakan Presiden Joko Widodo telah berkoordinasi dengan DPR untuk
menunda pengesahan lima dari delapan rancangan Undang Undang. "Presiden
hanya menyetujui tiga rancangan undang-undang, yang lima ditunda. Tiga itu
adalah Rancangan Undang-Undang KPK, Undang Undang MD3, dan Rancangan
Undang-Undang tentang Tata Cara Pembentukan Undang-Undang," kataWiranto
dalam keterangan persnya, Selasa (24/09). Wiranto memastikan, lima RUUlainnya
tidak akan disahkan pada masa periode DPR 2014 - 2019 ini. "Rancanganundang-
undang yang lain yakni rancangan undang-undang tentang KUHP,
Pertanahan,Pemasyarakatan, Minerba, dan Ketenagakerjaan itu jelas tidak
(disahkan)," katanya.
Wiranto menambahkan, pemerintah tetap mempertahankan revisi UU KPK
karena sudahmelakukan pengkajian mendalam. "Pemerintah ingin melakukan
penataan sistemkenegaraan yang sehat, itu tujuannya. Bukan pelemahan KPK,"
katanya. Hingga Selasa (24/09) pukul 14.30 WIB, DPR telah menunda pengesahan
RUU Pemasyarakatan dan RKUHP. Ketua DPR, Bambang Soesatyo, mengimbau
agar para mahasiswa"menurunkan tensi". "Semua tuntutannya sudah kita penuhi
untuk ditunda, apakah itu (Revisi) KUHP atau (RUU) Lembaga Pemasyarakatan,"
kata Bambang. Selama beberapahari terakhir, mahasiswa, akademisi, dan
masyarakat sipil berdemonstrasi menuntut revisiUU KPK, RUU KUHP, RUU
Pertambangan Minerba, RUU Pertanahan, RUUPermasyarakatan, dan RUU
Ketenagakerjaan dibatalkan. Di sisi lain, mereka mendesak pengesahan RUU
Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) dan RUU Perlindungan Pekerja
Rumah Tangga. Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima BBC Indonesia dari
Aliansi Masyarakat Sipil untuk Keadilan dan Demokrasi menunjukkan sejumlah
tuntutan. Lebih banyak tuntutan tersebut terkait dengan produk kebijakan yang saat
ini sedang dikebut di DPR. Para pengunjuk rasa mendesakkan tujuh tuntutan utama
dalam aksi mereka. Tujuh tuntutan ini di antaranya:
• Menolak RKUHP, RUU Pertambangan Minerba, RUU Pertanahan,
RUUPermasyarakatan, RUU Ketenagakerjaan, mendesak pembatalan RUU
KPK danUU Sumber Daya Air; mendesak disahkannya RUU Penghapusan
KekerasanSeksual (RUU PKS) dan RUU Perlindungan Pekerja Rumah
Tangga;
• Batalkan pimpinan KPK bermasalah pilihan DPR;
• Tolak TNI dan Polri menempati jabatan sipil;
• Hentikan militerisme di Papua dan daerah lain, bebaskan tahanan politik
Papua segera
• Hentikan kriminalisasi aktivis
• Hentikan pembakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera yang dilakukan
oleh korporasi, dan pidanakan korporasi pembakar hutan, serta cabut
izinnya;
• Tuntaskan pelanggaran HAM dan adili penjahat HAM; termasuk yang
duduk dilingkaran kekuasaan; pulihkan hak-hak korban segera
Menurut Gun Gun Heryanto, tuntutan-tuntutan ini masih realistis dan bisa
dikerjakan oleh pemerintahan Jokowi, meskipun kata dia 'tidak semudah membalik
telapak tangan. Namun, aksi unjuk rasa patut diperhatikan, didengarkan serta
dijalankan tuntutannya. Gun Gun memberikan tiga catatan, agar pemerintahan
Jokowi yang akan memulai pada periode kedua untuk menunjukkan komitmen dari
tuntutan para pengunjuk rasa.
Langkah ini bisa diawali dengan mendengarkan aspirasi dari para
pengunjuk rasa."Jangan alergi dengan opini publik. Itu bisa merusak citra DPR dan
pemerintah sendiri," katanya. Kedua, komitmen saja tidak cukup. Kata Gun Gun,
hal ini bisa ditunjukkan mulai dari revisi UU KPK yang telah terlanjur disahkan
oleh pemerintah dan DPR akan tetapi mendapat penolakan dari sebagian kalangan
sejak awal dibahas. "Dulu era SBY pernah mengeluarkan Perppu terkait dengan UU
Pilkada. Ya, saya dengar Pak Jokowi tak mau ambil Perppu, tapi apa tindakan nyata
yang bisa menjadi solusi, bahwa publik ini tidak mengalami kekecewaan terus yang
mendalam," tambah Gun Gun. Terakhir, ia juga mengingatkan agar pemerintah
tidak menggunakan pendekatan represif. Sebab, berdasarkan sejarah, pendekatan
seperti ini hanya akan menambah perlawanan makin besar. "Karena kecendrungan
gerakan mahasisiwa kalau ditekan, itu akan semakin membesar," tambah Gun Gun.
Kasus tersebut semuanya disampaikan dalam situs media online.
Dengan adanya pemberitaan seprti itu memudahkan kita menjadi tau
bagaimana perkembangan jalannya pemerintahan di Indonesia secara mudah dan
instan tanpa harus mencari-cari tahu ke daerah pusat kota dan pemerintahan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Di era revolusi industri 4.0 seperti saat ini, penggunaan media siber
sangatlah diperlukan untuk memudahkan jalannya komunikasi pemerintah dengan
rakyat. Masyarakat sangat memutuhkan media siber sebagai media penampung
aspirasi, media kebebasan berpendapat, dan media untuk berkomunikasi secara
langsung melalui online dengan pemerintah. Sebagai masyarakat yang cerdas,
media siber atau media online harusdigunakan sesuai porsi dan tingkat
kepentingannya baik dengan pemerintah maupun hanya sekedar berbagi cerita
melalui media online. Karna penggunaan media siber dan pemberitaan mengenai
apapun sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun1999 tentang Pers dan
Kode Etik Jurnalistik.
3.2. Saran
Kita sebagai masyarakat harus bisa menggunakan media siber atau media
massaonline dengan bijak dan tepat. Menjaga jari-jari kita untuk tidak
membeberkan berita- berita bohong mengenai pemerintah atau pun hal lainnya.
Karna jika ada masyarakat yang melakukannya akan dikenai sanksi atau hukuman
yang sesuai dengan peraturan yang ditetapkan pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan Sumodiningrat & Ary Ginanjar Agustian. 2008. Mencintai Bangsa dan
Negara Pegangan dalam Hidup Berbangsa dan Bernegara di Indonesia.
Bogor: PT. Sarana Komunikasi Utama.

Anda mungkin juga menyukai