Filsafat Sejarah
Pokok Bahasan I
Ada keterkaitan erat antara Filsafat Sejarah dengan Filsafat dan Sejarah. Filsafat
sejarah adalah suatu disiplin yang mengkaji sejarah dari perspektif filsafat. Karena itu
sebelum kita memahami apa itu filsafat sejarah merupakan suatu keniscayaan bahwa kita
harus memahami terlebih dahulu apa itu filsafat dan apa itu sejarah. Atas dasar itu kita akan
mengawali pembahasan ini dengan pengertian sejarah terlebih dahulu, kemudian disusul
dengan pengertian filsafat, dan aru kemudian memasuki pembahasan mengenai pengertian
filsafat sejarah.
1. Pengertian Sejarah
Menurut pengartian yang paling umum, sejarah sendiri berarti “masa lampau umat
manusia”. Kata Inggris untuk sejarah adalah history, berasal dari kata benda Yunani istoria,
yang berarti ilmu. Aristoteles menggunakan istilah Istoria untuk studi sistematis mengenai
seperangkat gejala alam. Dalam perkembangan zaman, kata Latin yang sama pengertiannya
yakni scietia lebih sering dipergunakan untuk menyebutkan studi sistematis non-kronologis
mengenai gejala alam, sedangkan kata istoria biasanya diperuntukkan bagi studi mengenai
gejala-gejala (terutama hal-ihwal manusia) dalam urutan kronologis. Kata Jerman untuk
sejarah adalah Geschichte, berasal dari kata gescehen yang berarti terjadi. Geschichte
bermakna sesuatu yang telah terjadi.
Popper menyebut sejarah sebagai deskripsi tentang perubahan dan esinsi (yaitu
hakekat yang dalam perubahan itu tetap tak berubah). Deskripsi tersebut mengenai kronologis
peristiwa politik dan peristiwa-peristiwa penting lainnya dalam kehidupan social. Sejarah
dalam arti tersebut juga merupakan dasar bagi sosiologi.
“Sejarah adalah catatan tentang umat manusia atau peradaban dunia; tentang
perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu, seperti keliaran,
keramah-tamahan dan solidaritas golongan; tentang revolusi-revolusi dan
pomberontakan-pemberontakan oleh segolongan rakyat melawan golongan yang lain
dengan akibat timbulnya kerajaan-kerajaan dan negara-negara dengan tingkat yang
bermacam-macam cabang ilmu pengetahuan dan pertukangan;dan pada umumnya,
tentang segala perubahan yang terjadi dalam masyarakat karena watak masyarakat itu
sendiri…”.
Quthub menulis:
Dari gambaran di atas, terlihat bahwa istilah sejarah itu dapat berarti, pertama, proses
historis itu sendiri; dan kedua, tulisan tentang sejarah. Dari segi proses, sejarah berarti
peristiwa-peristiwa manusiawi, yaitu peristiwa-peristiwa yang berkenaan dengan nasib
manusia, yang benar-benar telah terjadi, baik kita ketahui maupun tidak. Dari segi kedua
berarti bahwa sejarah adalah rekonstruksi tentang masa lalu. Rekopnstruksi masa lalu hanya
meliputi sebagian kecil saja dari masa lalu, dimana banyak peristiwa-peristiwa masa lalu
yang tidak direkonstruksi lagi. Hal itu menyangkut tidak hanya minat, melainkan masa lalu.
Sejarah adalah pengetahuan yang merekonstruksi masa lalu. Yang direkonstruksi adalah apa
saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh orang.
(Kuntowijoyo,PIS: 18-19)
Sejarah termasuk dalam kategori ilmu empiris. Ia tergantung pada pengalaman manusia.
Pengalaman manusia dalam ilmu sejarah terekam dalam dokumen. Sejarawan mencari fakta
dalam dokumen-dokumen ini. Fakta tersebut diinterpretasi. Tulisan sejarah dibuat
berdasarkan interpretasi atas fakta-fakta tersebut. (Kuntowijoyo,PIS: 60-61)
Obyek Sejarah
Obyek material sejarah adalah manusia.
Obyek formal sejarah adalah waktu.
Jadi obyek sejarah adalah manusia dalam waktu. (Kuntowijoyo,PIS: 62-63)
2. Pengertian Filsafat
Harold H. Titus:
1. Philosophy is an attitude toward life and the universe;
2. Philosophy is a method of reflective thinking ang reasoned inquiry;
3. Philosophy is a group of problems;
4. Philosophy is a group of system of thought.
Filsafat adalah pengetahuan dan pemikiran metafisis dan kritis terhadap realitas,
pengetahuan, dan nilai yang bersifat rasional, spekulatif, sistematis, radikal, dan integral, dan
serta sikap hidup sebagai konsekwensi dari pengetahuan dan pemikiran tersebut.
Sifat-sifat filsafat:
1. Metafisis; ada tiga tingkatan pemikiran, yaitu: abstraksi fisis, matematis, dan
metafisis.
2. Kritis;
3. Spekulatif;
4. Sistematis;
5. Radikal; dan
6. Integral.
Obyek Filsafat
Fungsi:
Untuk memahami realitas, pengetahuan, dan nilai serta bagaimana menyikapi dan menjalani
hidup sebagai konsekwensi dari pemahaman tersebut.
Tujuan:
Filsafat Sejarah adalah bagian filsafat yang mempertanyakan, menyelidiki dan memberi
jawaban terhadap hakekat sejarah. Pencarian ini menjurus kepada dua cabang, yaitu sejarah
sebagai peristiwa dan sejarah sebagai narasi atas peristiwa. Oleh karena itu filsafat sejarah
terbagi ke dalam dua bagian juga. Bagian Filsafat sejarah yang berkutat dengan sejarah
sebagai peristiwa disebut dengan filsafat sejarah spekulatif; sementara yang berkutat dengan
permasalahan narasi sejarah disebut filsafat sejarah kritis.
Dengan demikian filsafat sejarah spekulatif dapat didefinisikan sebagai bagian filsafat sejarah
yang mempertanyakan , menyelidiki, dan memberi jawaban reflektif terhadap sebab-sebab
terdalam mengapa peristiwa sejarah berlangsung demikian dan hanya demikian.
Sementara filsafat sejarah kritis adalah bagian filsafat sejarah yang mempertanyakan,
menyelidiki dan memberi jawaban analitis terhadap sejarah sebagai narasi, atau dengan kata
lain, sejarah sebagai suatu disiplin ilmu.