A. PENDAHULUAN
1
Bryan Magee, The Story of Philosophy; Panorama Filsafat, terj. Markus Widodo dan Hardono
Hadi (Yogyakarta: Kanisius, 2008), hal. 6.
2
C. Verhaak dan Haryono Imam, Filsafat Ilmu Pengetahuan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1991), hal. 1.
infanteri. Sejak saat itu, ilmu pengetahuan atau sains dipercaya manusia
memimpin siteplan pembangunan Dunia. Ilmu adalah simbol kemerdekaan
sekaligus kedaulatan total manusia atas alam. Semua yang terjadi tentang alam
mampu diamati, dideskripsikan, dirumuskan, dikendalikan hingga
kedepannya bisa diprekdisikan. Ilmu pengetahuan, terutama sains kealaman
berhasil membawa punjak kejayaan manusia di atas alam, tidak lagi di bawah
alam.
Filsafat tidak melihat setiap kejadian secara deskriptif, atau memandang
hanya di permukaan. Filsafat merenungkan setiap kejadian secara mendalam,
dasariah dan menguak apa yang ada dibalik penjelasan fisik.
Filsafat itu perangkat lunak pemikiran yang berhubungan dengan
pembahasan mengenai segala hal baik yang lunak maupun yang keras. Jika
sebelum era Yunani Kuno, pemikiran dan kebudayaan manusia dibuktikan
dengan keberhasilan pembangunan fisik dan kemampuan mengendalikan
alam, maka sejak di jaman Yunani Kuno, pemikiran diretas menjadi
pertanyaan-pertanyaan mendalam mengenai hakikat pembangunan dan
penguasaan itu sendiri. Filsafat itu radikal, tidak mudah ikut-ikutan secara
teknis pada pengetahuan yang tengah trend dan berkembang.
Filsafat itu tidak menyediakan jawaban yang berakhir, filsafat justru
mempersoalkan dasar dan prinsip jawaban-jawaban yang ada. Filsafat adalah
simbol peningkatan martabat dari hidup manusia yang tidak melulu
ditentukan oleh indikasi fisik, tetapi ditentukan oleh pertimbangan yang
komperehensif dan holistik. Mendiskusikan seluruh aspek kehidupan manusia
secara integral dan tidak partial.
Berdasarkan sejarah penemuannya, filsafat adalah kunci untuk keluar
dari lingkaran kesibukan manusia yang teknis dan profesional. Filsafat sejak
pertama ada memang tidak diperuntukkan untuk kejayaan hidup di bidang
material, filsafat hanya digunakan sebagai penyempurna di dalam hidup, lahir
dan bathin.
Filsafat bukan pengetahuan teknis untuk profesi tertentu tetapi ia
pengetahuan bagi semua profesi. Tidak digunakan untuk mencari objek
langsung tetapi digunakan memperdalam subjek dan objek secara lebih dalam
dan diakronik. Filsafat itu cara menatap seekor elang ke semua daratan dari
sudut pandang angkasa.
Di situasi yang hampir mirip, studi kesejarahan atau penelitian sejarah
baru mendapat perubahan bentuknya di awal abad ke-19. Sebelumnya tokoh-
tokoh sejarahwan Inggris seperti Hume, Robertson dan Gibbon adalah orang-
orang yang dianggap mampu memadukan antara dua pendekatan penulisan
sejarah yang sebelumnya berjalan terpisah. Dua pendekatan tersebut adalah
sejarah sebagai penelitian atas bukti-bukti fisik masa lalu (antiquarian) dan
sejarah sebagai penelitian kesusastraan. 3 Disiplin penelitian sejarah setelah itu
secara radikal mengarah pada pemaduan antara sisi fisik dan sisi psikis masa
lalu secara sinergis.
Namun demikian, sikap toleran untuk menggabungkan dua pendekatan
penulisan sejarah yang sebelumnya terpisah tersebut diimbangi dengan
munculnya gerakan kontra genesis yang terus-menerus terjadi antara sayap
sejarah sebagai sains dan sejarah sebagai misi valuatif untuk politik dan
moralitas. Dua kekuatan besar ingin berebut pengaruh untuk mendasarkan
apakah sejarah itu bagian proses ilmiah yang ketat dan tanpa prasangka
ataukah sejarah lebih signifikan jika dibangun sebagai penelitian nilai-nilai
pembentuk masyarakat.
Pertarungan kepentingan ini secara lebih gamblang bisa diamati pada
pengembangan ilmu sejarah abad ke-18 di kampus-kampus Jerman dan
sekitarnya.4 Namun demikian, beberapa orang berhasil menempuh jalan tengah
yang berusaha memadukan antara kedua pendekatan sains dan etik secara
sekaligus dan meyakinkan. Paduan ini yang hingga kini berkembang sebagai
pendekatan
3 GeorgG. Iggers, Historiography in the Twentieth Century (Middletown:
Wesleyan University Press, 1997), 23.
4 Ibid, 24.
4
penelitian sejarah kontemporer populer. Di antaranya tokoh yang kokoh
memadukan itu adalah Leopold Ranke. Ranke adalah orang penguji handal
yang konsern di bidang penelitian dokumen politik Italia sepanjang abad ke-14
hingga ke-15. Ranke berargumen bahwa sejarah bisa jadi saintifik dan ketat
tanpa mengurangi muatan valuatifnya bagi masyarakat. 5 Bagi Ranke, sejarah
adalah paduan antara disiplin ilmiah dan sumber budaya manusia. Sesuatu
yang pada waktu itu berseberangan dengan dua ekstrim, model Weber yang
terlalu abai pada nilai dalam sejarah dan Hegel yang justru sebaliknya. 6
5 Ibid, 24.
6 Ibid, 25-26.
5
kebutuhannya dalam ketertiban dan keteraturan, kecintaan akan
kemerdekaan serta hasrat pada seni, keindahan dan pengetahuan. 8
8 Ibid, 1.
9 Topolski
dalam Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah (Yogyakarta:
Ombak, 2007), hal. 2. 10 Ibid, 2.
6
berpendapat, bahkan Tuhan pun tidak mampu merubah masa lalu.13 Francis
Bacon menyatakan bahwa sejarah adalah sebuah disiplin yang menjadikan
manusia bijaksana. Sejarah bagi Bacon adalah sumber pengetahuan yang
mampu memebentuk ketenangan dalam diri manusia.14
13 Ibid, 1.
14 Ibid, 1.
15 Ibid, 2.
16 Ibid, 2.
17 Ibid, 3.
18 Ibid, 2.
19 Ibid, 2.
20 Ibid, 2.
21 Ibid, 2.
7
berargumen, sejarah adalah keseluruhan cerita tentang kebebasan manusia. 22
22 Ibid, 3.
23 Ibid, 2.
24 Ibid, 2.
25 Ibid, 3.
26 Ibid, 3.
8
B. PENGERTIAN FILSAFAT SEJARAH
1. Pengertian Filsafat; Menurut Para Tokoh
Secara etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani Philosophia yang
dalam perkembangan berikutnya dikenal dalam bahasa lain: Philosophie
(Jerman, Belanda, dan Perancis), Philosophy (Inggris), dan Falsafah (Arab).
Philosophia berasal dari kata:
Para filsuf memberi batasan pada pengertian filsafat dan pada umumnya
berbeda satu sama lain. Tiap-tiap filsuf memiliki rumusan atau batasan
tersendiri tentang filsafat. Perbedaan tersebut tampak bervariasi, kadang-
kadang menyangkut masalah yang esential. Akan tetapi perbedaan tersebut
tidak mendasar. Filsafat juga sering disebut sebagai Mother of Science
(Induknya Ilmu). Karena ilmu-ilmu lain muncul setelah filsafat lahir.
Sedangkan batasan filsafat dapat ditinjau dari dua segi yaitu secara
Etimologi dan Terminologi.
Secara Terminologi juga sangat berguna. Dalam hal ini para filsuf telah
merumuskan pengertian filsafat sebagai berikut:
9
dalamnya ilmu–ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi,
politik, dan estetika.
10
i) Mulder mengajukan definisi filsafat sebagai pemikiran teoretis
tentang susunan kenyataan sebagai keseluruhan.
j) William James mendefinisikan filsafat sebagai a collective name for question
which have not been answered to the satisfaction of all that have asked them, yang
artinya kumpulan pertanyaan yang belum pernah terjawab secara
memuaskan.
Pengertian filsafat sering berbeda antara tokoh yang satu dengan yang lain,
hal ini disebabkan karena perbedaan konotasi filsafat dan pengaruh
lingkungan dan pandangan hidup yang berbeda serta akibat perkembangan
filsafat itu sendiri. Namun semua uraian diatas pada prinsipnya adalah
menegaskan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan
memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan sungguh–sungguh,
radikal sehingga mencapai hakikat segala situasi tersebut.
Dari berbagai pengertian oleh tokoh-tokoh besar di atas, paling tidak kita
bisa menyimpulkan bahwa:
11
a) Berfilsafat adalah selalu berpikir.
Jadi, pengertian filsafat yang dapat ditangkap adalah “Kegiatan atau hasil
pemikiran yang menyelidiki makna di balik sebuah kenyataan yang telah
ada untuk disusun dalam sebuah sistem pengetahuan yang sistematis“.
3. Objek Filsafat
Pada umumnya ilmu memiliki dua objek, yaitu objek material (material
object) dan objek formal (formal object). Objek material yaitu objek atau
lapangan yang dilihat secara keseluruhannya (manusia, hewan, alam, dan
sebagainya). Sedangkan objek formal yaitu objek jika dipandang dari suatu
sudut tertentu saja atau hakekat terdalam.
Isi filsafat ditentukan oleh obyek apa yang dipikirkan. Obyek mengenai
penyelidikan terhadap segala yang ada dan mungkin ada disebut obyek
material filsafat.
Menurut para filsuf, objek material dapat dibagi dalam tiga kategori,
yaitu:
a) Tipikal atau sungguh ada dalam kenyataan (misal: meja yang tampak
nyata, sekarang ada).
12
c) Dalam pikiran atau konsep (misal: angka).
Dari kedua obyek di atas, filsafat dapat diartikan sebagai hasil pemikiran
manusia untuk memahami dan mendalami secara radikal dan integral serta
sistematis hakikat yang ada, serta sikap manusia sebagai konsekuensi dari
pemahaman ini. Filsafat mengkaji segala sesuatu yang ada. Sedangkan
tujuan berfilsafat adalah menemukan kebenaran yang sebenarnya yang
disusun secara sistematis mulai dari mengumpulkan pengetahuan,
mengajukan kritik, menilai pengetahuan tersebut, menemukan hakikat
kebenarannya, menerbitkan dan mengaturnya.
Obyek-obyek ini juga berkaitan dengan fakta-fakta yang ada. Dan cara
untuk membicarakan fakta-fakta tersebut yaitu :
13
a) Mengajukan kritik terhadap makna suatu fakta.
14
Banyak tafsir dan definisi mengenai filsafat. Secara populer, filsafat
didefinisikan sebagai jenis pengetahuan manusia tertua yang konsern
terhadap penemuan kebenaran, kebaikan dan keindahan di dalam Dunia.
Ketiga kebenaran, kebaikan dan keindahan ini yang disebut sebagai unsur
kebijaksanaan. Filsafat adalah disiplin untuk tujuan logis, etis dan estetis.
Filsafat adalah jalan para penemu kedalaman dan keluasan prinsip-prinsip
kenyataan yang dicapai melalui penemuan vitalitas terdalam atau masuk ke
sebab pertama dan tujuan akhir segala sesuatu. 27 Filsafat adalah proses
pencarian spirit bagi Dunia. 28
Filsafat sejarah bertugas mencari tahu makna terdalam dari masa lalu,
sekaligus meneliti bagaimana masa lalu disampaikan dengan benar dan
bertanggung jawab. Filsafat sejarah berhubungan dengan materi sejarah
sekaligus berhubungan dengan cara bagaimana sejarah disampaikan.
Filsafat sejarah
27 Martin
Heidegger, Towards The Definition of Philosophy, terj. Ted Sadler
(New York: Continuum, 2000), 6.
28 G.A.
Cohen, Karl Marx’s Theory of History; A Defence (Princeton:
Princeton University Press, 1978), 1.
15
berbeda dengan cerita rakyat tentang masa lalu, sejarah agama-agama,
tafsir sejarah atau ilmu sejarah. Filsafat sejarah adalah filsafat atau kajian
radikal dan lengkap mengenai seluk beluk sejarah.
2003),7.
34 Ibid, 1.
16
sejarah berhubungan dekat dengan sejarah agama-agama atau sejarah
tentang pengampunan dan cerita keselamatan. 35
35 Ibid, 1.
36 Ibid, 1.
17
menurut keyakinannya. Hal ihwal pemaknaan dan kajian sejarah yang
tidak hanya dalam lingkaran empirik-faktual ini hanya bisa dicapai oleh
filsafat sejarah sedangkan ilmu sejarah tidak.
37 Ibid, 5.
18
a. Menyelidiki sebab-sebab terakhir peristiwa sejarah agar dapat
diungkap hakikat dan makna terdalamnya.
19
dikaji dan dibutuhkan pendekatan seobjektif mungkin. Sejarah serba
subjek adalah unsur kemanusiaan yang berperan dalam merumuskan,
menafsirkan dan menceritakan peristiwa sejarah sebagai bagian dari
pengetahuan hidup manusia. Sejarah serba subjek adalah kepentingan
manusia akan pemaknaan tentang hidupnya yang diimplikasi dari makna-
makna peristiwa masa lalu.
20
kedua, filsafat sejarah adalah rasionalitas khusus yang di dalamnya
mempersoalkan faktor-faktor metodologi yang berpengaruh.41 Dua batasan
kajian filsafat sejarah ini secara populer diamini oleh sejumlah filsuf sejarah
yang lain namun dengan bahasa yang berbeda. Sebagian mengatakan
filsafat sejarah untuk sejarah spekulatif dan sejarah kritis, atau sejarah
spekulatif dan sejarah analitik.
41 Lemon, Philosophy, 7.
1957), 2.
21
pemaknaan dan kebertujuan. Artinya bahwa sejarah dan alam manusia
tidak tercipta karena faktor kealaman saja yang hanya menyisakan
tuntutan akan penjelasan ilmiah, namun mengarah pada satu tujuan
tertentu yang spiritual dan berarti bagi kejiwaan manusia terdalam.
Pemikiran St. Augistine ini dijelaskan oleh Maritain dengan proposisi
bahwa pada dasarnya sejarah bukanlah ilmu atau sains. Sejarah adalah
sesuatu yang partikular sedangkan sains adalah sesuatu yang universal.
Dengan demikian, filsafat sejarah seharusnya cenderung mengarah kepada
penilaian terdalam tentang teologi dan spirit manusia melalui pengarahan
peristiwa-peristiwa masa lalu dibanding kepada telaah metodologi yang
standar dan universal.43 Meski tetap saja akhirnya St. Augustine
menghormati filsafat dan akal budi sebagai jalan penerang.
43 Ibid, 2.
22
dialami manusia secara menahun melalui peristiwa-peristiwa masa lalu
dalam proses pendidikan atau kebudayaan.
Di dalam buku yang lain, filsafat sejarah adalah kajian tentang cerita-
cerita perubahan manusia di masa lalu, bahasa mereka, kebiasaan mereka,
penemuan-penemuan mereka dan juga lembaga-lembaga tradisi mereka. 46
Filsafat sejarah berhadapan langsung dengan kepentingan mengobjekkan
materi-materi penting pembentuk masyarakat, kebudayaan dan
peradaban.
23
Lowith berpendapat bahwa wilayah kajian filsafat sejarah ada tiga,
yakni didaktika, metodologi dan substansi. 48 Didaktika lebih banyak
diinspirasi oleh sisi teologi Dunia dengan doktrin dan konduksi ke arah
kebaikan penciptaan. Wilayah didaktika adalah wilayah pemaknaan
tentang dari mana dan mau ke mana kehidupan manusia di dalam sejarah.
48 Lowith, Meaning, 2.
24
C. Fakta dan Sumber Sejarah
25
Apa yang faktual dan bagaimana yang faktual itu bisa digaransi kebenarannya
merupakan bagian terbesar dari penelitian sejarah.
Menurut Gerdiner, bukti-bukti dari apa yang telah terjadi di masa lalu itu
belum merupakan suatu kebulatan gambaran tentang peristiwa masa lampau.
Jadi lebih bersifat sebagai data yang berserakan yang menyebabkan kita sering
ragu, apakah itu benar-benar bukti dari peristiwa yang kita cari itu. Dengan
kata lain untuk bisa membuat pernyataan bulat bahwa sesuatu peirstiwa di
masa lampau benar-benar telah terjadi, diperlukan suatu proses untuk
mengumpulkan dan kemudian menguji bukti-bukti tersebut, melalui kegiatan
kritik sumber terutama untuk menentukan kebenarannya. Hasil dari proses
inilah baru bisa kita namakan sebagai fakta sejarah.
26
sebab masih ada hal penting yang bertugas membangun fakta itu, yakni
interpretasi.50
1. Fakta sejarah.
ilmu sejarah.51 Fakta sejarah juga bisa diartikan sebagai informasi sejarah
yang bisa dipercaya dan diandalkan
mana atau bagaimana. Fakta sejarah adalah hal yang benar-benar terjadi
dan telah pernah ada di masa lalu. Di dalam catatan lain, fakta sejarah
adalah bahan mentah untuk menyusun konstruksi cerita sejarah. 53
2007), 46.
53 R. Moh . Ali, Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia (Yogyakarta: LKiS, 2005), 222.
54 Ibid, 46.
27
hingga apakah ia berpengaruh pada situasi kejiwaan dan emosi manusia
atau tidak. Fakta mental adalah sisi internal yang melekat di diri pelaku
sejarah akibat dampak sebuah peristiwa sejarah.
Fakta sosial adalah bukti yang ditemukan dalam peristiwa sejarah yang
memiliki implikasi sosial yang cukup luas. 55 Berbeda dari fakta mental,
implikasi yang diakibatkan peristiwa sejarah terhadap pelaku sejarah
bersifat eksplisit dan masal. Fakta sosial biasanya bisa ditemukan dalam
perilaku umum atau perspektif umum tentang sesuatu. Fakta sosial pada
umumnya dipengatuhi oleh faktor-faktor yang ekstrim berupa kejadian
alam, nilai-nilai yang dianggap baru atau tragedi dramatis kemanusiaan
maupun peristiwa revolusioner. Fakta sosial juga bisa dibentuk oleh
kejadian-kejadian besar yang biasanya timbul akibat eskalasi politik
maupun eskalasi kebudayaan populer.
55 Ibid, 47.
56 Ibid, 45.
28
terdekat dari peristiwa. Keterangan ahli, catatan kepolisian atau data
instansi yang berwenang adalah contoh sumber primer.
Sumber sekunder adalah sumber yang diperoleh dari keterangan yang tidak
terkait langsung dengan peristiwa sejarah. Sumber sekunder biasanya
diutarakan sebagai ulasan atas sumber primer. Sebagai contoh sumber
sekunder adalah komentar sejarahwan tentang temuannya dalam sumber
primer.
Sumber tersier adalah sumber yang lebih jauh dibanding sumber sekunder.
Sumber tersier diberikan oleh pihak ketiga atau pengulas yang berada di
luar sumber utama dan peneliti sejarah.
Sumber sejarah dokumen adalah sumber yang berupa tulisan tangan atau
cetak yang ada pada media kertas, dokumen, prasasti atau inskripsi yang
masih bisa dibaca atau bisa difungsikan sebagai sumber informasi sejarah.
Di dalam penelitian sejarah modern, sumber sejarah tulis bisa berupa teks
elektronik, print-out maupun alat tera atau barcode.
Sumber sejarah artefak atau benda adalah sumber sejarah dalam bentuk alat
fisik. Sumber benda bisa berbentuk relief, patung, manik-manik, benda
arkeologi maupun perkakas kesejarahan lainnya. Sumber benda atau
artefak tidak mengatakan data sejarah secara verbal, oleh karenanya,
sumber artefak masih
29
belum bisa difungsikan sebagai konfirmasi atas satu peristiwa. Sumber
artefak dipakai sejarahwan sebagai starting point atau titik pijak untuk
mengasumsikan, menduga atau menyusun hipotesis atas peristiwa. Sumber
artefak biasanya dipakai sebagai stimulan tafsir di awal penelitian sejarah. 57
D. Kesaksian sejarah dan problematika di dalamnya
Sumber yang dihasilkan oleh saksi berbentuk oral dan tentu saja berbeda
dari sumber tulisan atau artefak. Kesulitan kesaksian lisan benar-benar
terletak pada problem kemanusiaan itu sendiri menyangkut keterpercayaan
dan ketepatan informasi. Adakalanya sumber terpercaya dalam hal integritas
persona tapi tidak tepat dalam hal cara membaca peristiwa. Adakala
sebaliknya, tepat secara metodologis namun meragukan dalam hal kejujuran
dan keamanatan.
57 Ibid, 45.
30
contoh, di dalam dunia periwayatan hadith atau sunnah, persoalan kesaksian
mendapat perhatian istimewa dengan prosedur klasifikasi yang ketat. Saksi
atau perawi dinilai secara bertingkat disesuaikan dengan tingkat kecerdasan
dan keterpercayaan tiap tokoh.
Tujuan kritik internal adalah untuk mencari kesesuaian paling logis dan
rasional untuk menjelaskan materi sejarah agar ia diungkapkan secara wajar
dan tidak janggal. Tentu saja, semua akhir tujuannya adalah untuk
mendapatkan tingkat kebenaran optimal sesuai dengan kemampuan peneliti
untuk menyeimbangkannya. Problem yang melatarbelakangi kritik kesaksian
internal kesaksian adalah adanya sifat lebih atau sifat kurang dalam penuturan
saksi. Kecenderungan materi kesaksian yang tidak berimbang ini biasanya
dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan dan latar belakang kepentingan
saksi. Tugas utama peneliti sejarah adalah menetralkan informasi sumber
menjadi di garis tengah equilibrium menggunakan dasar penilaian logika dan
analisi keilmuan yang terkait.
59 Ibid, 31.
31
sejarah lebih banyak dilakukan untuk mengkwalifikasikan integritas saksi
sebagai pribadi atau media yang memadai sebagai penyampai sumber yang
dapat dipercaya.
Metahistorika sejarah adalah sisi yang identik dengan filsafat sejarah itu
sendiri. Artinya, metahistorika adalah kurang lebih sama dengan historika
kefilsafatan. Sebagaimana pernah diperkenalkan Aristoteles tentang metafisika
yang berarti sebelum atau sesudah fisika, maka metahistorika bisa
diasosiasikan dalam rel arti yang sama. Itu berarti bahwa metahistorika adalah
sesuatu mengenai sejarah namun ada di luar sejarah itu sendiri. Sesuatu itu bisa
di sebelum atau di sesudah fakta sejarah. Arti dari statemen ini adalah bahwa
metahistorika merupakan isntitusi peristilahan yang digunakan untuk
memahami sejarah tidak dalam kepentingan materialnya tetapi untuk
menghasilkan nilai-nilai normatif yang diyakini berguna bagi kebudayaan dan
manusia.
32
Di dalam A Companion to the Philosophy of History disebutkan bahwa
metahistorika disinonimkan dengan filsafat sejarah. Persamaan atau padanan
istilah ini juga sinonim dengan sejarah kefilsafatan, teori sejarah, sejarah
teoritis, logika sejarah, historiosofi, historiografi anakronis dan sejarah
konjektural.61 Metahistorika atau filsafat sejarah hanya dibedakan dengan
historiografi atau ilmu sejarah. Jika metahistorika adalah pengetahuan teoritis,
maka historiografi adalah pengetahuan empiris. 62
Sebagai contoh, Hegel memaknai sejarah sebagai spirit Dunia yang hidup
sedangkan penerusnya Karl Marx memaknai sejarah sebagai teori perjuangan
dan pertahanan. Meski berbeda, kedua tokoh ini membicarakan sejarah tidak
dalam konteks peristiwa-peristiwa melainkan keluar darinya dengan
normatifitas yang dibangun menurut kepentingannya masing-masing. Hegel
memilih spiritual sedangkan Marx memilih struktural. 63
33
Di sejumlah buku, metahistoris biasanya dimaknai sebagai dimensi
keuniversalan atau ketransendentalan sejarah. Dimensi ini bisa disubstitusikan
sebagai sisi teologis atau sisi metodologis sejarah. Sisi teologis sejarah berfungsi
sebagai pemaknaan di dalam filsafat atau didaktika di dalam sejarah agama.65
Sedangkan metafisika dalam metodologi sejarah adalah hal teknis yang
mendukung penelaahan sejarah dalam asas-asas yang disepakati bersama yang
berdiri di luar konteks substansi materi sejarah.
Ada tiga ide Kant yang menyinggung metafisika sejarahnya. Pertama, ide
kebaikan dari kesadaran moral di dalam sejarah itu bersifat transendental dan
terpisah dari pengalaman namun ia dikonsumsi dan tertanam di dalam
pengamalan Dunia. Kedua, kekuatan sejarah yang selalu memberi dorongan
kebaikan moral itu tersembunyi di balik peristiwa yang alamiah dan ia
menjelma dalam rasionalitas tertentu. Ketiga, konsep kebahagiaan manusia
yang ada dalam diskursus sejarah dihasilkan dari sintesis antara keyakinan
moral dengan proses alamiah. Yang berarti, ada kerjasama antara
65 Lowith, Meaning, 2.
34
sejarah dan metasejarah dalam membentuk ide kebahagiaan seseorang. 67
67 Ibid, 31.
68 Hume dalam Avihu Zakai,
Jonathan Edward’s Philosophy of History (New Jersey: Princeton University
Press, 2003), 228.
69 Ibid, 228
35
Dengan kata lain, pembagian yang ada di dalam filsafat sejarah bukan akibat
dari penelaahan objek material melainkan dari objek formalnya.
Manusia modern hidup dalam tata masyarakat yang melihat masa lalu
sebagai sesuatu yang tidak bisa dihindari. 70 Kenyataan ini menjadikan
masyarakat modern menghormati masa lalu sebagai kekayaan yang harus
dijaga. Masa lalu harus tetap dijaga menurut keaslian dan kemurniannya.
Keaslian dan kemurnian ini nantinya berkaitan erat dengan ketepatan dan
kebenaran. Jika masa lalu disajikan tidak tepat dan tidak benar, maka
pengetahuan manusia serta rekomendasinya akan salah untuk masa depannya.
Dengan kata lain, masa lalu tidak boleh dihianati dan diceritakan lewat cara-
cara berbohong dan manipulatif. Kebohongan dan manipulasi hanya akan
menjadi kesalahan besar atas usulan manusia tentang masa depannya.
70 Henry Abelove, ed.all., Vision of History (New York: Pantheon, 1983), Ix.
36
kebermaknaan bagi kehidupan.71 Filsafat sejarah spekulatif mengobjekkan
sejarah sebagai sejarah universal. Tidak perduli bagaimana sebuah peristiwa
terjadi dan dilatarbelakangi oleh konteks yang beragam, tetap saja bahwa
sejarah bagi penemuan makna kemanusiaan adalah sejarah yang universal.
37
Pembicaraan mengenai fakta sejarah, sumber sejarah atau kesaksian
sejarah merupakan bagian dari usaha para filsuf sejarah kritis untuk menjaga
objektifitas pada levelnya sekaligus untuk membendung kesemena-menaan
penelitian sejarah. Memang benar bahwa sejarahwan terlibat dalam semua
proses perumusan kesimpulan sejarah dan makna sejarah, namun ia harus tetap
tidak bisa melanggar batas-batas yang telah ditetapkan oleh metode penulisan
sejarah yang benar. Benar bahwa kebenaran sejarah adalah subjektif, namun
ada baiknya filsuf sejarah menghormati metodologi pengungkapan kebenaran
masa lalu yang telah lebih dulu ada.73
73 Ibid, 8.
74 Aviezar
Tucker, Our Knowledge of the Past; A philosophy of Historiography (New
York: Cambridge University Press, 2004), 6.
75 Ibid, 7.
38
Sejarah adalah informasi tentang manusia, keseluruhan manusia. Tidak
ada yang dikaji di dalam sejarah kecuali memang tentang manusia dan hal-hal
yang mengitarinya. Jika kita kembali pada pengertian Emerson bahwa sejarah
tidak lain hanyalah biografi, maka sejarah adalah cerita tentang manusia yang
terseleksi.76 Sejarah tidak akan berisi biografi orang-orang biasa yang
bertopang dagu dan menunggu, sejarah hanya penting jika untuk manusia-
manusia yang siang malam tidak berhenti menjelajahi lautan dan daratan di
muka Bumi.
Selain dari pada itu, peran manusia dalam sejarah juga penting. Manusia
dan sejarah adalah dua hal dalam satu identitas. Manusia adalah penopang
sejarah dan sejarah adalah hal-ihwal manusia. Melihat sejarah berarti melihat
ke dalam diri manusia. Di dalam sejarah, manusia dipotret dalam dua
kecenderungan umum. Kecenderungan tersebut adalah:
1. Manusia bebas dan otonom.
39
orang tertentu yang menolak patuh pada adat kebiasaan di konteksnya juga
bisa disebut sebagai bagian dari kelompok ini. Meski orang-orang yang
dimaksudkan adalah para pelaku patologi sosial yang berasosiasi negatif
dan dianggap sebagai penyakit lingkungan.
2. Manusia tidak bebas dan terdeterminasi.
Setiap manusia berbeda dan hidup dalam kekuatan berbeda. Sejarah masa
lalu ada kalanya berisi peristiwa penting yang tidak dikendalikan oleh satu
orang melainkan oleh kolektifitas masyarakat. Di dalam situasi
kebersamaan ini manusia yang tidak punya keberanian dan kekuatan
menjadi terbatasi oleh
Selanjutnya, teori sejarah atau teori pola gerak sejarah bisa dijelaskan
dalam uraian sebagai berikut:
1. Teori sejarah menurut hukum Fatum.
40
Fatum bergerak melingkar. Setiap kejadian yang lalu akan tenggelam dan
dilupakan namun kemudian timbul dan berulang kembali.78
41
kebaikan dengan kejahatan. Tugas manusia dalam sejarah dan kehidupan
adalah memenangkan kebaikan dan mengalahkan keburukan.
3. Teori sejarah menurut G. Vico.
Teori sejarah Vico adalah teori gabungan antara sejarah yang bergerak
linear dengan sejarah cakram. Sejarah akan terus melaju ke puncak
kesempurnaannya tapi kemudian terulang kembali. Menurut Vico, sejarah
manusia bergerak dalam tiga tipe masa, yakni:
42
sejarah rasional ini adalah kehancuran dan setelah hancur masa
sejarah kembali lagi ke era Barbaricum.80
4. Teori sejarah menurut Oswald Spengler.
Teori sejarah spengler hampir sama dengan hukum sejarah fatum. Menurut
pendapat Spengler, manusia dan sejarah adalah anak alam sehingga dia
tunduk pada hukum alam. Contoh paling nyata dari hukum ini adalah
adanya perubahan iklim yang terus berulang. Perubahan dalam bentuk
perubahan musim tersebut merupakan cermin dari gerak sejarah.
Menurut Sorokin, sejarah itu faktual dan tidak dapat disimplifikasi oleh
idealisme keagamaan ataupun moral. Kenyataan sejarah itu kaya dan selalu
berubah. Perubahan sejarah tidak dikendalikan oleh tujuan kebertuhanan
atau oleh rumus siklus sederhana. Perubahan sejarah bersifat fluktuatif.
Bagi Sorokin, fluktuasi sejarah ini liar dan tidak bisa dirumuskan begitu
saja. Manusia tidak bisa memformulasikan prinsip perubahan sejarah
kecuali hanya menangkap bagian-bagian terumumnya saja. Bagian-bagian
pemicu fluktuasi ini bisa diambil dari asas universal masyarakat yang berisi
tiga tipe, yakni:
80 Ibid, 62.
81 Ibid, 63.
43
a. Ideational. Tipe masyarakat ini berubah dalam sejarah karena pengaruh
faktor-faktor keagamaan, ketuhanan, kepercayaan atau kebatinan.
b. Teori sejarah takdir diakui ada dan dibenarkan dengan masih adanya
masyarakat yang mempercayai Tuhan sebagai penyebab tertinggi di setiap
peristiwa.
c. Teori kemajuan adalah teori yang meyakini bahwa manusia dan Dunia
bergerak dalam waktu. Dikarenakan waktu terus melangkah maju, maka
sejarah manusia juga bergerak maju. Sedikit apapun kemajuan dalam
sejarah, ia tetap akan bergerak dalam spirit perbaikan. 83
82 Ibid, 75.
83 Ibid, 76.
44
beberapa teori menjelaskan bagaimana sebuah peristiwa terjadi. Silih-ganti
peristiwa dan perubahan ini bisa dijelaskan melalui prinsip sederhana
perubahan sosial. Di dalam perubahan masyarakat, selalu ada faktor-faktor
penyebaban. Fakor sebab bisa satu dan tunggal, tetapi kebanyakan faktor
penyebab selalu lebih dari satu.
84 Juraid Abdul Latief, Manusia, Filsafat dan Sejarah (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
90.
45
Proyek filsafat Hegel adalah untuk menciptakan sistem filsafat yang baik
untuk mewadahi pikiran manusia, kenyataan dan sejarah. Pikiran manusia
adalah alat untuk menangkap kenyataan yang berisi Geist atau spirit yang
memandu proses sejarah menuju tujuan akhirnya. 85
87 F.
Budi Hardiman, Filsafat Modern (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama,2007),178-179.
46
dikenal populer dengan sirkulasi tesis, anti-tesis, sisntesis. Dialektika ini
adalah penyebab perubahan sosial, ekonomi dan sejarah politik.
Menurut Hegel, sejarah Dunia tidak berisi hal lain kecuali perkembangan
kesadaran manusia mengenai ide kebebasan. 89
1. Fenomenologi Roh
2. Filsafat
Lapangan filsafat berisi sains logika, filsafat spirit dan filsafat kealaman.90
Hal utama dari metafisika sejarah Hegel adalah pikirannya
tentang rasio mengendalikan Dunia dan sejarah adalah proses
47
rasional. Ide rasionalitas adalah kekuatan yang menjadikan setiap perubahan
fisik. Hegel membuktikan kebenaran pernyataan ini dengan mendatangkan
konsep Anaxagoras yang menyatakan bahwa di Dunia ini ada rasionalitas yang
dihasilkan oleh hukum alam universal. Hegel juga menyebut-nyebut agama
sebagai contoh yang lain, bahwa perubahan alam eksternal tidak tercipta dari
pertentangan-pertentangan fisiknya tetapi dimulai dari penjelasan firman dan
ajaran.91
spirit rasionalitas atau nous adalah istilah metafisika yang sejalan dengan
konstruksi besar pikiran Hegel. Oleh karenanya, penelitian Hegel terhadap
sederetan bangsa-bangsa di masa lalu, selain sebagai penelitian empirik
kebudayaan, adalah merupakan arah untuk menyampaikan gagasannya bahwa
Dunia adalah manifestasi nous.
91 Leon Pompa, Human Nature and Historical Knowledge (New York: Cambridge
University Press, 1990), 83.
92 Ibid, 84.
48
Dengan demikian, filsafat sejarah bagi Hegel adalah idealisme absolut yang
diaplikasikan secara esensial di dalam sejarah.
94 Ibid, 264.
95 Ibid, 264.
96 Ibid, 264.
49
Memandang dua hukum penyebaban sejarah ini, Hegel tidak bermaksud
menafikkan hukum sejarah mekanik, karena baginya, hukum mekanik adalah
sumber valid untuk menjelaskan peristiwa partikular. Penjelasan hukum
mekanik ini bisa dimanfaatkan untuk menjelaskan hukum sejarah teleologis
dalam tahap universalitas keseluruhan. 97
I. Arnold Toynbee dan Empirisme Sejarah
Menurut Toynbee, tidak ada rumus yang pasti untuk menteorikan arah
perubahan dalam sejarah.98 Gerak sejarah tidak ditentukan oleh hukum
tertentu yang pasti sebab setiap peristiwa memiliki kekhasan sendiri yang
pasti berbeda dari contoh peristiwa dari kebudayaan yang lain. Toynbee adalah
pemikir sejarah Inggris yang fenomenal. Di dalam catatan sejarah 12 jilidnya, A
Study of History, berhasil digambarkan citra 20 citra kebudayaan masyarakat-
masyarakat terdahulu. Dari dua puluh kebudayaan ini, dia mengatakan bahwa
ada 21 yang sempurna dan ada 9 yang tidak sempurna.
97 Ibid, 255.
50
3. Decline of Civilization atau keruntuhan kebudayaan.99
99 Ibid, 65.
100 Ibid, 66.
51
tidak ditemukan minoritas dengan keunggulan tertentu, maka kebudayaan
tidak akan berkembang baik.101
Di saat masa 2000 tahun proses keruntuhan ini selalu ditemukan usaha
kelompok tertentu untuk mencegah terjadinya keruntuhan. Usaha ini menurut
Toynbee akan berakhir sia-sia kecuali pada saat ia menggunakan motivasi
ketuhanan atau keagamaan untuk menggerakkan kebudayaan yang lumpuh.
Tuhan dan agama akan lebih mudah diterima dan memiliki kekuatan
tendensius lebih besar untuk mempengaruhi mayoritas.102
J. Karl Marx dan Materialisme Sejarah
Karl Heinrich Marx putra Heinrich dan Henrietta Marx, lahir tanggal 5
Mei 1818 di Trier Rhineland Jerman. Kota Marx saat itu masih di bawah
kekuasaan Napoleon dan Perancis sebelum era kerajaan Prusia berkuasa.103
Marx di masa muda aktif belajar pemikiran Leibnitz, Voltaire, Lessing dan
Kant.
Marx tidak meninggalkan buku sebagai teks tertulis yang rapi, karya-
karya pemikiran Marx justru baru dikoleksi diterbitkan oleh Engels
sahabatnya.104 Pemikiran Marx yang populer diketahui adalah Capital, Theories
of Surplus Value, Paris Manuscripts, The German Ideology atau the Thesis on Feurbach dan
Grundrisse.
103 Isaiah Berlin, Karl Marx (Oxford: Home University Library, 1939), 29.
52
Karl Marx adalah pemikir Jerman yang besar dan kebesarannya
melampaui lingkungan filsafat itu sendiri. Selain pemikir kefilsafatan yang
radikal, Marx juga adalah pusat perhatian di bidang politik, ilmu sosial dan
terutama ekonomi. Pemikiran Marx yang paling signifikan bagi kebudayaan
selanjutnya adalah kritiknya yang mendalam atas kepercayaan dan Agama. Di
dalam diskusi tentang materialisme, Marx menyatakan bahwa hakikat
kenyataan adalah basis (sesuatu yang terkait langsung dengan hajat fisik
manusia) dan bukan superstruktur (kesadaran-kesadaran abstrak yang biasa
dipakai manusia sebagai dalih penindasan ataupun kepasrahan diri).
Bagi Marx, Dunia yang nyata yang berisi fakta dan pengalaman inilah
yang membentuk kesadaran manusia, dan bukan sebaliknya, kesadaran yang
membentuk Dunia. Ditambahkan olehnya, bahwa di dalam sejarah
kebudayaan, masyarakat manusia, kemajuan dan kemundurunnya tidak
ditentukan oleh kualitas kesadarannya namun oleh kualitas lingkungan yang
membentuknya. Sehingga, di dalam ilmu sosial dan terutama psikologi,
materialisme ini diwujudkan dalam teori behaviorisme.
105 http://en.wikipedia.org/wiki/Karl_Marx
53
mengatur sejarah adalah dialektika.106 Dialektika ini nampak sebagai konflik
internal dalam sejarah yang menjadikan sejarah tidak stabil.
Sejarah manusia tidak bisa lepas atau keluar dari determinasi dialektika
material pembangunan dan produksi.107 Semua hubungan produksi ini
menciptakan struktur ekonomi di tengah-tengah masyarakat, menciptakan
superstruktur penguasa dan menciptakan kesadaran bersama dalam
masyarakat. Bentuk-bentuk hubungan produksi ini akhirnya mengkondisikan
penciptaan bangunan sosial, bangunan politik dan bangunan intelektual
masyarakat.
54
dikarenakan bahwa bentuk hubungan produksi yang tidak seimbang itu jahat
dan antagonis. Dari antagonisme inilah perkembangan masyarakat akan
berhenti bergerak sebab hasil-hasil produksi tidak didistirbusikan secara adil.
Bagi Marx, sejarah bukan sesuatu yang otomatis terberikan atau sesuatu
entitas misterius. Sejarah adalah aktifitas manusia di dalam pekerjaannya
untuk sebuah tujuan. Sejarah adalah kenyataan ekonomi tempat manusia
bekerja dan bercita-cita untuk hidup ke depan.108
Marx membagi corak sejarah manusia masa lalu dalam empat kisah epik.
Keempatnya adalah; sejarah asiatik, sejarah kuno, sejarah feodal dan sejarah
borjuasi modern. Keempat sejarah masa lalu ini bagi Marx dinilai sebagai pra-
sejarah. Menurut Marx sejarah yang sesungguhnya akan terjadi di masyarakat
mendatang, yakni sejarah Dunia sosialis.109
55
penganyam. Mereka berkumpul di satu lokasi hanya untuk memproduksi dan
megkonsumsi di saat yang sama. Hubungan produksi dilakukan antar keluarga
atau kelompok melalui cara-cara barter atau bertukar properti.110
Di masa kuno ini, institusi pekerja dari akibat perbudakan mulai muncul.
Meski berbeda dengan konsep pekerja di masa modern, pekerja masa kuno
telah mendapatkan hak-hak minimal. Jasa pekerja-pekerja masa kuno tidak
sedikit. Kebesaran bangsa-bangsa besar di masa kuno terletak di tangan para
pekerja. Mesir, Romawi dan Yunani misalnya, tidak akan menjadi bangsa yang
diagung-agungkan keemasannya tanpa tangan para pekerja. Ulasan sejarah ini
menjadikan Marx semakin bersemangat membela kepentingan para pekerja.
Menurutnya, tanpa pekerja maka tidak akan ada kebudayaan modern dan tidak
akan ada masyarakat sosialime lanjut.112
56
pemangku adat, lembaga penguasa wilayah atau bahkan kekuasaan
pemerintahan dalam beragam bentuknya. Lembaga kekuasaan ini yang
akhirnya diberi keluasan untuk mengatur kepemilikan tanah dan lahan. 113
57
dan akumulasi surplus berlebih yang diciptakan dari sistem yang mungkar.116
Menurut Marx, sejarah berisi manusia yang dilahirkan dari kasta dengan
kapasitas biologis yang berbeda. Manusia dilahirkan dengan sifat-sifat yang
beragam, ada yang lemah, kuat, cerdik pandai, pandir dan seterusnya.
Perbedaan ini di dalam teori hubungan produksi tampak dalam adanya
perbedaan pembagian kerja. Perbedaan ini lah oleh Marx dianggap sesuatu
yang dimanfaatkan oleh budaya kapitalisme. Kapitalisme punya ruang untuk
melakukan pembenaran bahwa di antara manusia ada perbedaan dan wajar
pula kalau manusia akhirnya diperlakukan berbeda. Marx berusaha
menawarkan kritik atas mode hubungan semacam ini dengan menawarkan
teori tentang persamaan.117
58
pemerintah) Lahore. Iqbal menjadi murid kesayangan dari Sir Thomas Arnold.
Iqbal lulus pada tahun 1897 dan memperoleh beasiswa serta dua medali emas
di bidang bahasa Inggris dan Arab. Pada tahun 1909 Iqbal mendapatkan gelar
M.A dalam bidang filsafat.118
Garis besar isnpirasi pemikiran Iqbal didapat dari Kant, Bergson, Karl
Marx dan beberapa pemikir muslim lainnya.120 Akibat dari pengaruh ini, Iqbal
dikenal sebagai sekian dari sastrawan, negarawan, agamawan dan filsuf yang
cenderung eksistensialis. Ia yakin, manusia adalah mahluk dengan potensi
tidak terbatas dan memiliki kesempatan sepanjang hayatnya untuk
meningkatkan kualitas diri. Kejatidirian ini yang akan membawa manusia ke
batas-batas paling luar takdirnya.121
118 H.
A. Mukti Ali, Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan (Bandung:
Mizan, Cet. Ke-3, 1998), 174.
119 Ishrat Hasan Enver, Metafisika Iqbal (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 128.
59
Mengenai manusia, Iqbal memiliki pandangan yang menarik.
Menurutnya, manusia di hadapan Tuhan dirumuskan dalam tiga hal:
1. Manusia adalah mahluk yang dipilih oleh Tuhan. Artinya, apapun yang
terjadi atau akan terjadi di dalam dirinya tetap di bawah pengertian pilihan
Tuhan.
123 Basant Kumar LAL, Contemporary Indian Philosophy (Delhi: Motilal Banarsidass,
1999), 319.
124 Ibid, 321.
125 Ibid, 321.
60
keegoan dunia. Dunia hanya ego di atas ego manusia. Setiap bagian dari ego
besar Dunia yang berasal dari manusia adalah keaktifan sendiri-sendiri dan
merupakan dari bagian. Penilaian akhir tetap pada keseluruhan ego Dunia. 126
Ibnu Khaldun dianggap sarjana muslim yang punya reputasi bagus hingga
di Dunia internasional, terutama di Barat atau Eropa. Kompetensi
kecendekiaan Ibnu Khaldun adalah sosiologi dan sejarah. Ibnu Khaldun lahir
di Tunisia dengan nama kecil Wali ad-Din Abu Zaid ‘Abdurrahman bin Muhammad
Ibn Khaldun al-Hadrami al-Ishbili. Beliau lahir 1332 dan wafat 1406 Masehi. Tahun
kelahirannya adalah beberapa tahun sebelum Ibnu Batutah berkunjung ke
Sumatera Utara.128 Ibnu Khaldun terkenal pula sebagai tokoh yang selalu
tertarik dengan dunia politik.129
128 Vincent
Monteil dalam Ibnu Khaldun, Muqaddimah Ibnu Khaldun, terj.
Ismail Yakub (Jakarta: Faizan, 1982), 1.
129 AhmadSyafii Maarif, Ibn khaldun dalam Pandangan Penulis Barat dan Timur
(Depok: Gema Insani Press, 1996), 12.
61
sebagai penjelasan umum tentang sejarah Dunia. Ia menulis muqaddimah sekitar
tahun 1377.130
Pikiran orisinal ini oleh Monteil diklaim sebagai kritik sejarah modern
yang bahkan ia dirilis jauh sebelum masa modern. Ibnu Khaldun terkenal
dengan keteguhan dia untuk menolak keterangan sejarah yang berlebih-
lebihan yang biasanya bersumber dari kesaksian masa dalam bentuk dongeng
atau kisah-kisah lokal. Dia
130 Ibid, 5.
131 Ibid, 11.
132 Ibid, 13.
62
sudah menggunakan metode verifikasi data dan reduksi fenomena. 133
63
Asabiya merupakan kekerabatan satu kelompok yang dilatarbelakangi
kecenderungan dan perasaan yang sama. Kelompok ini tidak sendiri, ia berada
di samping kelompok yang lain. Masing-masing kelompok bersaing dan saling
mengalahkan. Kelompok yang menang ialah yang memegang kunci desa, kota
dan peradaban.
64
kepaa Allamah Thabathabai.137 Dr. Mutahhari mencapai puncak karir
mengajarnya di Universitas Teheran di Fakultas teologi dan sains Islam dengan
subjek mata kuliah filsafat. Beliau wafat pada prosesi revolusi Iran melalui
konspirasi pembunuhan pada 1 Mei 1979.138
Karya Mutahhari yang terkenal adalah The Principles of Philosophy and the
Method of Realism (karya ini adalah syarah dari karya gurunya Allamah
Thabathabai), The Divine Justice, The System of Women’s Right in Islam, An Introduction
to the Islamic Sciences dan An Introduction to the Worldview of Islam. Secara umum,
karya-karya Mutahhari ini berisi kebutuhan untuk mengkomunikasikan
informasi Islam dan masyarakat Islam secara sistematis dan akurat kepada
dunia luar.139
Pandangan sejarah Muthahhari adalah sebagai berikut:
1. Teori Rasial.
2. Teori Geografis.
137 Murtadha Muttahari, Mengenal Ilmu Kalam, terj. Ilyas Hasan (Jakarta:
Pustaka Zahra, 2002), 7.
138 Ayatullah
Murtadha Mutahhari, Islam and Religious Pluralism, terj. Sayyid
Sulayman Ali Hasan (Middlesex: The World Federation of KSIMC, 2006),
xxv.
139 Ibid, xxiv.
65
3. Teori Genius dan Kepahlawanan.
Ada anggapan yang menyatakan bahwa sejarah digerakkan oleh satu atau
dua individu sebagai tokoh sentralnya. Kisah heroisme adalah inti dari teori
sejarah ini. Banyak ditemukan dalam kisah masa lalu bahwa seseorang yang
memiliki kemampuan di atas rata-rata dalam hal spirit dan kognisinya
berhasil membawa dampak yang besar terhadap masyarakat sesudahnya.
Sebagai bukti, masyarakat modern adalah masyarakat yang hidup layak
berkat peran pemikir-pemikir besar seperi Muhammad SAW, Eisntein dan
seterusnya.
4. Teori Ekonomi.
5. Teori Keagamaan.
Jika semua peristiwa sejarah diasalkan dari Tuhan dan agama, maka teori
sejarah seperti ini masuk dalam teori keagamaan. Teori ini menjelaskan
bahwa sudah ada informasi sejak jaman penciptaan akan asal, proses dan
akhir sejarah akan terjadi. Teori sejarah keagamaan banyak ditemui di
masyarakat yang masih memegang teguh agama sebagai panduan hidup.
6. Teori Alam.
66
Pandangan sejarah ini menganggap bahwa manusia hidup dengan bekal
tanggung jawab alamiah terhadap cita-citanya. Cita-cita yang dimaksud
adalah beban internal dalam setiap diri bahwa masyarakat harus
berkembang ke arah evolusi yang baik secara terus menerus. Bahwa semua
manusia bertanggung jawab kepada perubahan di lingkungannya.
Kesadaran-kesadaran yang terpatri dalam setiap manusia yang alamiah
inilah yang dimaksudkan dalam perubahan sejarah menurut teori alam. 140
67
penyendiri. Hari-harinya di kelas seringkali diisi dengan melamun dan
menatap keluar jendela.142
142 Ali Rahnema, ed.all., Pioneers of Islamic Revival (London: Zed Books, 1994), 210.
143 Ibid, 219.
68
persaudaraan, keadilan juga kebebasan. Buku Ali Shariati yang terkenal lainnya
adalah Islamology atau Eslamshenasi.
Ada dua karakter sikap masyarakat muslim dalam melihat masa lalunya.
Pertama adalah mereka yang sudah berasimilasi dengan perubahan. Yang
sekarang berasimilasi dengan masa lalu atau yang muslim berasimilasi dengan
yang non-muslim. Asimilasi adalah faktor penting untuk menjembatani
perbedaan antar jaman atau antar peradaban. Sejarah progresif berisi proses
asimilasi dan transformasi nilai-nilai yang pada suatu situasi masyarakat
membutuhkannya.
69
memiliki perbedaan dalam menerima kemajuan. Ada yang responsif dan cepat
adapula yang konservatif dan pelan-pelan.145
Ali mengkritik para pejuang ekstrimis Islam yang kaku dan hanya
mengandalkan kekerasan. Menurutnya, mereka yang memahami masa lalu
akan memenangkan persaingan. Islam yang mula-mula dibawa Nabi juga
berdamai dengan beberapa hal sesuai konteks jamannya. Kegemilangan Islam
masa Nabi juga karena ia menggunakan warisan leluhur yang baik di masa pra-
Islam.146
Dia menegaskan, hanya mereka yang paham masa lalu saja yang akan
selamat dari pencarian kebenaran. Masa lalu adalah jawaban dari pertanyaan
tentang apa yang dibutuhkan masyarakat. Hanya mereka yang tahu apa
kebutuhan masyarakat saja yang akan mengendalikan takdirnya di masa yang
akan datang.147
Motif gerak sejarah keagamaan tidak bisa dilepaskan dari kebaikan dan
keburukan. Pertikaian antara yang baik dan yang buruk ini berarena di tengah
revolusi sosial.
147 Mir
Mohammad Ibrahim, Sociology of Religion; Perspectives of Ali Shariati
(New Delhi: Prentice-Hall, 2008), 219.
70
M. Filsafat Sejarah Dan Agama Islam
148 Masdar Hilmy dan Akh. Muzakki, Dinamika Baru Studi Islam (Surabaya:
Arkola,
2005), 111.
71
Islam yang signifikan bagi pembentukan nilai kebijaksanaan berikutnya.
Aqidah Islamiyah adalah ikatan keyakinan yang sangat kuat (buhul) dan
tidak bisa diubah. Aqidah Islamiyah adalah dogma yang final bagi muslim.
pertanyaannya adalah, bagaimana filsafat sejarah beroperasi pada saat
menjadikan objek masa lalu yang memuat nilai-nilai Aqidah Islamiyah sebagai
objek materialnya?
72
pengetahuan manusia untuk mengabdikan keseluruh hidup dan
pengetahuannya demi keyakinan dan agamanya. Filsafat sejarah adalah salah
satu pintu masuk ke ruang utama misi keagamaan ini. Filsafat sejrah bertugas
melayani mengusahakan hal-hal yang dibutuhkan oleh dasar keyakinan
keaqidahan.
Filsafat sejarah berusaha menyediakan fakta masa lalu masyarakat
muslim secara benar. Benar dalam hal kehidupan keagamaan mereka dan benar
dalam hal keyakinan mereka. Kebenaran ini penting untuk memperteguh inti
keyakinan umat sekarang, selain juga untuk menemukan pola pencarian
kebenaran yang bisa dimanfaatkan bagi pengetahuan keagamaan dengan
problem kesekarangan.
O. Penutup
73
yang komperehensif dan holistik. Mendiskusikan seluruh aspek kehidupan
manusia secara integral dan tidak partial.
74