1. Identifikasi ancaman terhadap integrasi nasional pada artikel tersebut!
(Minimal 200 kata)
Jawaban :
Ancaman integrasi nasional adalah segala bentuk usaha atau kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang ditujukan untuk memecah belah persatuan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ancaman integrasi nasional yang terdapat di artikel tersebut merupakan bentuk ancaman integrasi nasional di bidang militer. Dapat berupa agresi atau invasi, pelanggaran wilayah, pemberontakan bersenjata, sabotase, spionase, aksi terorisme bersenjata, serta ancaman keamanan di laut dan udara. Agresi suatu negara yang dianggap mengancam kedaulatan negara, integritas wilayah, dan keselematan seluruh bangsa Indonesia dapat bermacam-macam, mulai dari yang berskala besar hingga yang paling rendah. Konflik yang dipaparkan pada artikel rujukan itu termasuk ke dalam agresi berskala kecil karena terjadi hanya di satu wilayah, namun tetap sangat membahayakan integritas nasional Negara Kesaturan Republik Indonesia, terkhususnya di daerah Papua yang menjadi objek konflik tersebut. Ancaman militer merujuk pada ancaman yang terkait dengan bidang pertahanan dan keamanan karena terdapat kontak senjata Tentara Pembebasan Nasional Papua (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka dengan TNI yang mengakibatkan tiga prajurit meninggal dunia. Selain menewaskan ketiga prajurit tersebut, aksi baku tembak yang dilakukan oleh kelompok Lekagak Telenggen ini juga dapat mengancam kedaulatan negara, integrasi wilayah, dan keselamatan seluruh bangsa.
2. Setelah mengidentifikasi artikel, menurut anda bagaimana strategi yang perlu
dilakukan untuk menghadapi integrasi sesuai ancaman pada artikel tersebut? (Minimal 200 kata). Jawaban :
Solusi yang harus dilakukan untuk menangani konflik di Papua, yakni
dengan cara melaksanakan operasi teritorial. Operasi teritorial merupakan salah satu pendekatan humanis karena melibatkan kerja sama dengan masyarakat lokal atau setempat. Operasi teritorial ini pun perlu dibarengi atau di-back up oleh operasi intelijen. Setelah itu, perlu ada penambahan pasukan keamanan, khususnya di wilayah perbatasan Papua dengan Papua New Guinea. Sebab, pengamanan di perbatasan masih terlalu lemah. Hal ini terkait adanya pengakuan bahwa senjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) itu didapat dari Papua New Guinea. Artinya, senjata itu lolos dari perbatasan karena pengawasan lemah. Jadi, memang sudah seharusnya kekuatan pasukan Kodam di sana harus ditambah karena perlu diketahui sebelumnya bahwa pasukan pada Kodam Cendrawasih maupun Kodam Kasuari masih sangat kurang. Sehingga dibutuhkan penambahan personel atau pembentukan satuan baru Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk melakukan pengepungan terhadap anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) – OPM. Anggota TPNPB – OPM dapat menyatu dengan penduduk setempat saat pengejaran. Akibatnya, aparat keamanan akan sulit membedakan mana yang masyarakat sipil dan mana yang tergabung dalam kelompok separatis. Yang perlu digarisbawahi ulang ialah, harus dilakukan sebuah pengepungan bukan sebuah pengejaran untuk menyelasaikannya.