Daendels tidak menyukai raja-raja Jawa karena semangatnya yang anti feodalis. Dia memang
pengagum Napoleon Bonaparte yang menyebarkan paham republikanisme, kebebasan,
kesetaraan. Kebijakan yang antifeodal tampak pada sikapnya terhadap Raja Solo dan Raja
Yogyakarta, yakni:
Engelhard tetap menjadi minister walaupun dia orang Belanda. Setelah Janssens menyerah,
pemerintahan Raffles mengambil kebijakan bahwa semua pejabat sipil dalam pemerintahan
Prancis-Belanda diizinkan untuk terus bekerja demi melayani pemerintahan yang baru, yakni
Inggris. Dari orang-orang inilah agaknya Raffles mendapatkan informasi bahwa Sultan Sepuh
adalah raja Jawa yang suka membangkang terhadap kekuasaan asing di Jawa. Sementara itu para
pejabat militer yang menjadi tawanan perang dan dikirim ke Benggala. Sejak saat itu, rezim
Inggris menancapkan hegemoninya di tanah Jawa di bawah komando Raffles.