Anda di halaman 1dari 15

Konsep tentang Jiwa

Bab VIII
The Elementary Forms of The Religious Life – Emile Durkheim

Farra Ainun Naida (193232016)


Antropologi Budaya
ISBI Bandung
I
Menurut data-data etnografis, ide tentang jiwa sama tuanya dengan usia umat manusia itu sendiri.

• Masyarakat Australia percaya bahwa setiap tubuh manusia “mengandung” sesuatu yang
interior sifatnya, prinsip kehidupan yang menggerakan dan menghidupkan tubuh yang
dinamakan “jiwa”.

• Masyarakat Australia percaya bahwa setiap tubuh manusia “mengandung” sesuatu yang
interior sifatnya, prinsip kehidupan yan menggerakan dan menghidupkan tubuh yang
dinamakan “jiwa”.

• Tercipta dari substansi yang tidak terdefinisikan. Immaterial, karena tidak mampu ditangkap
oleh indera tubuh biasa.

• Jiwa bisa saja tidak berada pada tubuh tanpa terjadinya kematian, tetapi kehidupan akan
melemah selama tidak adanya jiwa dan akan berakhir jika seandainya jiwa tidak kembali lagi.
• Jiwa terikat dengan tubuh dengan ikatan yang kuat. Jiwa dan tubuh dapat terpisah tetapi
dengan cara yang begitu sulit.

• Kadangpula jiwa mengambil wujud sebagai bagian dari tubuh, bukan hanya tempat
bersemayam tapi tampakan luar jiwa itu sendiri

• Tercipta dari substansi yang tidak terdefinisikan. Immaterial, karena tidak mampu ditangkap
oleh indera tubuh biasa.

• Setelah kematian, jiwa-jiwa ini kemudian berangkat ke “negeri jiwa”, tempat dimana leluhur
pertama, pendiri marga tinggal setelah kematiannya
II
• Individu dianggap sebagai ingkarnasi dari leluhur. Seorang individu tidak lain tidak bukan
adalah leluhirnya itu sendiri, yang dilahirkan kembali de dalam tubuh dengan ciri-ciri yang
baru.

• Tetapi siapakah leluhur tersebut? Bisa dibilang mereka adalah dewa-dewi yang menciptakan
dan memberikan wujud daratan. Serta para leluhur tidak bisa dikatakan manusia dalam artian
sesungguhnya, tapi juga binatang, tanaman, atau bahkan mahkluk yang wujudnya campuran
antara binatang dan tetumbuhan.

• Menurut Strehlow, jiwa tidak beringkarnasi. Dia pergi ke pulau orang-orang mati untuk
menghabiskan waktu. Jadi, jiwa tidak bisa mereingkarnasi dirinya, proses kelahiran tidak ada
kaitannya dengan reinkarnasi jiwa yang secara berkala mendapatkan eksistensi baru di dalam
tubuh-tubuh baru.
III
• Emile : Dalam diri individu terdapat semacam kekuatan anomim yang berkaitan dengan segala
hal yang sakral.

• Jiwa diidentifikasi dengan prinsip sakral yang imanen di dalam diri darah.

• Jiwa antara lain adalah prinsip totem yang terindividualisasi dan memiliki hubungan erat
dengan spesies binatang atau tumbuhan yang menjadi rujukan wujud totem tersebut.

• Setelah kematian, barulah sisi binatang dari jiwa ini menampakkan diri dengan jelas. Semasa
hidup, sisi ini agak tertutupi oleh wujud manusia.
IV
• Jiwa dapat membangkitkan perasaan-perasaan yang akan merujuk pada sesuatu yang ilahiyah.

• Karakter yang dilekatkan pada manusia bukan dari hal semacam ilusi. Ia lahir dari dalam diri
sebagai satu keutuhan dunia ide dan perasaan-perasaan yang mengekspresikan ide tersebut

• Jiwa individu hanyalah bagian dari jiwa kolektif kelompok. Serta mimpi berperan penting
dalam menciptakan karakter-karakter sekunder manusia. Jiwa adalah sesuatu yang bergerak,
dan dari awal kehidupan seorang manusia, dia akan tinggal sementara dalam tubuhnya

• Sesuatu menjadi sakral karena dia membangkitkan perasaan respek secara kolektif yang
menjauhkannya dari kontak dengan hal-hal yang profan.
V
• Kepercayaan terhadap keabadian tidaklah terbentuk karena pengaruh ide-ide tentang moralitas.
Manusia primitif tidaklah mengimajinasikan adanya eksistensi sesudah mati terdapat ganjaran
terhadap tindakan moral yang diberikan.

• Orang primitif umumnya menerima ide tentang kematian semacam rasa ketidakacuhan. Serta
keabadian yang ditawarkan oleh agama sama sekali tidaklah bersifat personal.

• Orang primitif sama sekali tidak memiliki ide tentang tuhan yang maha kuasa menciptakan
jiwa dari ketiadaan
VI
• Ide tentang jiwa adalah salah satu bentuk tentang personalitas. Kant mengungkapkan bahwa
sendi yang menjadi dasar personalitas adalah kehendak

• Apa yang membuat manusia menjadi seseorang adalah sesuatu yang membuat dia bisa
dibedakan dari orang lain.

• Hakikat jiwa pada awalnya hanyalah sebagai ekspresi simbolik dari personalitas. Walaupun
bersatu dengan tubuh, tetapi jiwa jelas-jelas berbeda dan independen dari tubuh. Jiwa
meminjam tubuh sebagai bentuk luarannya dan dengan bentuk inilah dia menjadi
terindivisualisasi.
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai