1.
Kamus besar Bahasa Indonesia
Seni mempunyai pengertian:
(1) halus, kecil dan halus, tipis dan halus, lembut dan enak didengar, mungil dan
elok;
(2) keahlian membuat karya yang bermutu;
(3) kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi (luar biasa);
orang yang berkesanggupan luar biasa.
2.
Kottak
Seni sebagai kualitas, hasil ekspresi, atau alam keindahan atau segala hal yang
melebihi keasliannya serta klasifikasi objek-subjek terhadap kriteria estetis.
3.
J.J Hogman
Kesenian adalah sesuatu yang mempunyai unsur ideas, activities, dan artifacts.
4.
Aristoteles
Seni adalah peniruan terhadap alam tetapi sifatnya harus ideal.
5.
Plato dan Rousseau
Seni adalah hasil peniruan alam dengan segala seginya.
6.
Ki Hajar Dewantara
Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaan dan sifat indah,
sehingga menggerakan jiwa perasaan manusia
7. Ahdian Karta Miharja
Seni adalah kegiatan rohani yang mereflesikan realitas dalam suatu karya yang
bentuk dan isinya mempunya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam
rohaninya penerimanya.
8.
Drs. Sudarmaji
Seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan
media bidang,garis,warna,tekstur,volume dan gelap terang.
9.
Drs Popo Iskandar
Seni adalah hasil ungkapan emosi yang ingin di sampaikan kepada orang lain
dalam kesadaran hidup bermasyarakat/berkelompok.
10. Prof. Drs. Suwaji bastomi
Seni adalah aktivitas batin dengan pengalaman estetika yang menyatakan dalam
bentuk agung yang mempunyai daya membangkitkan rasa takjub dan haru.
11. Enslikopedia Indonesia
Seni adalah penciptaan segala hal atau benda yang karena keindahannya orang
senang melihatnya atau mendengarnya.
12. Schopenhauer
Seni adalah segala usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan.
Menurut tiap orang senang dengan seni music meskipun seni musik adalah seni
yang paling abstrak
Seni dibedakan dengan kerajinan tangan (craft) karena seni bersifat bebas
sedangkan kerajinan tangan bersifat industri.
33 G.W.F Hegel (1770-1831)
Filsuf Idealisme Jerman, berpendapat karya seni adalah medium material
sekaligus faktual. Keindahan karya seni bertujuan menyatakan kebenaran.
Baginya kebenaran adalah "keseluruhan". Sehubungan dengan gagasan kebenaran
yang dikemukakannya, karya seni adalah presentasi indrawi dari ide mutlak
(Geist) tingkat pertama. Dalam pemikiran Hegel, ide atau roh subyektif dan roh
obyektif senantiasa berada didalam ketegangan. Ide-ide mutlak mendamaikan
ketegangan ini. Maka sebagai ide mutlak tingkat pertama pada seni roh subyektif
dan roh obyektif didamaikan. Subyek dan obyek kemudian berada didalam
keselarasan sempurna.
34. Herbert Read (1962)
Mengatakan bahwa lahirnya sebuah karya seni melalui beberapa tahapan sebagai
suatu proses. Tahap pertama, pengamatan kualitas-kualitas bahan seperti tekstur,
warna dan banyak lagi kualitas fisik lainnya yang sulit untuk didifinisikan.
Tahap kedua, adanya penyusunan hasil dari pengamatan kualitas tadi dan
menatanya menjadi suatu susunan.
Tahap ketiga, proses suatu objektifikasi dari tahapan-tahapan di atas yang
berhubungan dengan keadaan sebelumnya.
Keindahan yang berakhir pada tahapan pertama belum dapat disebut seni, karena
seni jauh telah melangkah ke arah emosi atau perasaan. Seni telah mengarah pada
ungkapan sebagai pengekspresian dengan tujuan untuk komunikasi perasaan.
35. Walter Benyamin (1892-1940)
Bahwa seni merupakan sarana politik hubungan-hubungan produktif untuk
mencapai kerukunan dunia. Gagasannya tentang seni dan berkesenian terkait erat
dengan apa yang disebutnya politik gambar-gambar bersifat kiasan (allegorical).
36. F. Carrit
Sebagaimana yang dijelaskan Melvin Rader (1973 : 2), mengutip lebih dari 40
uraian ahli estetika, baik yang kuno maupun modern untuk mengilustrasikan
pengenalan tentang seni, sebagai suatu proses kreatif dan ekspresi suasana hati,
perasaan, atau spirit. Terdapat dua bagian konsensus dalam hal ini : Pertama,
bahwa seni adalah ekspresi. Kedua, bahwa seni adalah spirit, perasaan,atau
suasana hati yang diekspresikan.
37. Jean Francois Lyotard (1924-1988)
Tokoh post-modern akhir abad ke-20, menghakekati seni sebagai intensitas
energik. Menurut pendapatnya, seni sebagaimana dengan filsafat tidak terkait
dengan permasalahan makna, identitas, dan kebenaran. Energi seni adalah
dorongan yang tidak dikendalikan oleh nalar maupun kesadaran. Selain
mengandung kapasitas yang tak ternalarkan dan terwujudkan, seni juga memiliki
daya ledak yang tinggi yang mampu membuat peristiwa. Oleh karena itu, seni
sebaiknya tidak menyesuaikan diri dengan keadaan. Namun sebaliknya, mengikuti
daya energiknya untuk mencapai keluhuran (sublimitas).
38. Morrist Weist (1971)
Dalam esainya "The Role of Theory in Esthetics", dalam Rader, (1975 : 1)
menyimpulkan bahwa seni sangat kompleks dan beraneka untuk direduksikan
kepada suatu defenisi. Sependapat dengan Weist, Wittgenstein (1973),
menekankan bahwa seni seperti juga dengan agama, tidak dapat direduksikan
kedalam batasan yang sederhana.