Anda di halaman 1dari 3

Analisis Film The Little Big Master

Dibuat oleh Nicolas Stevan Tan 10-3

Pada film yang berjudul “The Little Big Master” saya dapat menganalisa menggunakan
metode “Six Thingking Hats”. Hal yang pertama adalah “White Hat” yang merupakan
informasi, informasi yang saya dapatkan adalah bahwa di dalam film tersebut seorang Guru
yang merupakan Kepala Sekolah yang terdapat 500 lebih siswa yang akhirnya berhenti
dikarenakan mengidap penyakit tumor, tetapi setelah ada berita bahwa ada sekolah yang
memiliki 5 orang siswi dan sedang mencari kepala sekolah baru dan digaji sebesar $4500 untuk
mengajar pada sekolah tersebut, dan pada akhirnya kepala sekolah tersebut mengambil
pekerjaan tersebut dan mengajar pada sekolah yang bernama “Yuen Tin” yang berisi 5 orang
siswi. Permasalahan nya adalah jika sekolah tersebut pada tahun ajaran baru tidak memiliki 5
orang siswa/siswi maka sekolah tersebut akan ditutup, dan satu orang siswi dari sekolah
tersebut akan lulus pada tahun ajaran tersebut sehingga pada tahun ajaran berikutnya akan
hanya memiliki 4 orang siswi jika tidak mendapat siswa/siswi lain yang akan mendaftar pada
sekolah tersebut, akhirnya kepala sekolah tersebut mencari dan membuka pendaftaran untuk
calon calon siswa/siswi dari sekolah tersebut, pada saat bersamaan kepala sekolah tersebut
ditawarkan untuk menjadi bintang pendidikan pada suatu perusahaan yang dimiliki oleh
temanya tetapi dia menolak itu dikarenakan jika dia menerima tawaran tersebut dia akan
melupakan 5 siswa/siswi yang sudah diajarnya selama ini, tetapi pada saat berusaha untuk
mencari siswa/siswi kepala tersebut jatuh sakit dan koma selama beberapa hari dikarenakan
dia tidak meminum obat untuk mencegah penyakitnya itu yang merupakan penyakit Tumor,
dan pada akhirnya sekolah tersebut tidak memiliki siswa/siswi lain yang mendaftar untuk
sekolah tersebut sehingga kepala desa harus menutup sekolah tersebut. Pada waktu perpisahan
dan juga wisuda satu orang siswi di sekolah tersebut semua orang tua datang untuk perpisahan
dan juga hari terakhir sekolah tersebut akan dibuka, semua warga juga datang utnuk
menyaksikan dan warga pun terharu sehingga warga-warga tersebut bersepakat untuk
mendaftarkan 2 orang siswa yang akan bersekolah di sekolah tersebut sehingga sekolah
tersebut tidak jadi ditutup dan pada akhirnya sekolah tersebut berkembang sehingga mencapai
60 orang siswa lebih.
Selanjutnya adalah “Red Hat” yang merupakan pandangan emosi, perasaan yang
dialami ketika menonton film tersebut tentunya juga sedih dan juga terharu dikarenakan Kepala
Sekolah dan murid muridnya sudah sangatlah dekat serta orang tua muridnya pun sangatlah
dekat dengan Kepala Sekolah tersebut tetapi mereka harus berpisah dikarenakan oleh
penutupan sekolahnya dikarenakan sekolah tersebut hanya akan memiliki 4 siswi karena salah
satu dari 5 siswi tersebut akan lulus pada tahun ajaran tersebut. Bagian dari film yang tidak
disukai adalah ketika Bowie teman Kepala Sekolah tersebut menawarkan kepada Kepala
Sekolah tersebut untuk menjadi model pendidikan dan dia meminta agar Kepala Sekolah
melupakan mereka yaitu 5 siswi yang diajarkan oleh Kepala Sekolah tersebut. Hal tersebut
tentunya membuat kecewa dikarenakan Bowie pada awalnya merupakan orang yang baik,
orang yang menyumbang kepada Sekolah Yuen Tin dengan uang yang sangatlah banyak tetapi
pada akhirnya ia ingin melakukan tersebut.
Selanjutnya adalah “Black Hat” yang merupakan pemikiran yang negatif , menurut
saya sendiri mungkin Kepala Sekolah tersebut bekerja sangatlah keras untuk membangun
sekolah itu kembali agar sekolah tersebut tidak ditutup maka ia berusaha sangatlah keras
sehingga ia sering melawatkan jam makan obatnya untuk mencegah penyakitnya. Sehingga
pada akhirnya ia dirawat di rumah sakit dikarenakan Tumor dan akibatnya juga ia harus
menjalani operasi. Saran dari saya sendiri sebaiknya Kepala Sekolah tidak melupakan jam
untuk memakan obat tersebut dan juga Kepala Sekolah harus istirahat dengan cukup dan dia
sendirinya juga seharusnya sadar bahwa dia mengidap penyakit Tumor yang merupakan
penyakit yang berbahaya. Ada juga tokoh yang tidak sesuai dengan pendidikan yang berlaku
yaitu Kepala Desa yaitu dari awal sejak kemunculan dia pada awal film dia menunjukan sikap
yang sangat tidak sopan dan itu bertentangan dengan pendidikan.
Selanjutnya adalah “Yellow Hat” yang merupakan pemikiran yang positif. Dari film
tersebut saya mendapat 3 nilai nilai kehidupan yaitu; yang pertama adalah Pantang Menyerah,
Kepala Sekolah pantang menyerah untuk membangun kembali sekolah tersebut yang akan
ditutup. Kedua Saling Membantu ketika Kepala Sekolah membantu orang tua para murid yang
kekurangan dengan contoh dua anak dari sekolah tersebut dikabarkan tidak akan sekolah lagi
dikarenakan baiaya taksi meningkat sehingga orangtuany tidak mampu membayarnya dan
Kepala Sekolah tersebut membantunya dengan memberi tumpangan untuk kesekolah
meskipun jaraknya sangatlah jauh dan para orang tua membantu kembali Kepala Sekolah untuk
bersama-sama membangun sekolah tersebut kembali. Dan nilai yang terakhir adalah selalu
mendukung orang orang disekitar kita sendiri, ketika Kepala Sekolah membuat muridnya
menjadi tidak takut lagi kepada petir. Semua hal tersebut kita butuhkan dalam pendidikan
karena jika kita Pantang Menyerah maka hasil yang terperoleh tidak akan sia-sia dan juga Allah
tidak akan membiarkan kita dicobai melampaui keterbatasan kita sendiri dan juga kita harus
saling membantu sebagai contoh ketika teman kita tidak mengerti kita membantunya dan juga
kita juga akan lebih semangat jika banyak orang orang yang mendukung kita sendiri.
Selanjutnya adalah “Green Hat” yang merupakan kreativitas. Sebaiknya pendidikan di
Indonesia juga dibuat menjadi lebih maju masih banyak sekolah sekolah yang fasilitasnya
masih dibawah mampu dan juga masih banyak anak anak di Indonesia yang tidak dapat
bersekolah dikarenakan keterbatasan yang mereka miliki sehingga tidak dapat bersekolah,
dengan itu saya menganjurkan agar pemerintah membangun kembali sekolah yang tidak
mampu atau juga pemerintah dapat memberikan bantuan lebih kepada anak anak yang kurang
mampu dan juga memberikan bantuan lebih kepada sekolah yang kurang mampu juga.
Selanjutnya adalah “Blue Hat” yang merupakan kontrol proses, proses yang terjadi
dalam film tersebut adalah pertama-tama Kepala Sekolah berhenti dari sekolahnya yang
mempunyai 500 lebih siswa lalu dia menjadi Kepala Sekolah di sekolah yang hanya memiliki
5 siswi. Lalu Kepala Sekolah tersebut memulai mengajar di dalam sekolah yang hanya
memiliki 5 siswi tersebut dikarenakan dia hanyalah satu-satunya guru di sekolah tersebut.
Kabarnya sekolah akan ditutup jika pada tahun ajaran baru sekolah tersebut tidak memiliki
minimal 5 siswa/siswi. Salah satu dari 5 siswi tersebut akan lulus pada tahun ajaran itu sehingga
sekolah tersebut hanya akan memiliki 4 orang siswi jika tidak ada yang mendaftar. Orang tua
siswi-siswi di sekolah tersebut bisa dibilang kekurangan sehingga Kepala sekolah tersebut
bersedia untuk membantu apapun itu agar anak anaknya dapat bersekolah. Lalu Kepala
Sekolah membuat rencana untuk membuka pendaftaran untuk calon anak anak yang akan
memasuki sekolah tersebut. Tetapi rencana Kepala Sekolah tidak berjalan dengan mulus, pada
saat yang bersamaan Kepala Sekolah tersebut mengalami koma selama beberapa hari
dikarenakan Tumor yang menyerangnya. Akhirnya sekolah tersebut tidak memiliki tambahan
siswa/siswi sehingga sekolah tersebut harus ditutup. Tetapi warga-warga sekitar terharu
melihat hal tersebut sehingga mereka mendaftarkan 2 orang siswa untuk sekolah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai