Kata “politik” awalnya berasal dari bahasa Yunani, "Polis", yang kemudian
dalam bahasa Inggris berubah menjadi “Politics”. Menurut Aristoteles, politik
adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.
Sedangkan menurut Weber, politik adalah sarana perjuangan untuk
mendistribusikan kekuasaan, baik di antara negara-negara maupun di antara
kelompok-kolompok dalam suatu negara. Sementara menurut Harold D. Lasswell,
politik adalah perkara “siapa mendapatkan apa, kapan, dan dengan cara
bagaimana”.
1. Konsep Kerajaan
Penggunaan istilah “negeri” di Melayu sudah ada sejak 500 tahun lalu.
Konsep negeri diartikan sebagai sebuah organisasi yang menjalankan undang-
undang kepada seluruh rakyatnya. Negeri juga bisa diartikan sebagai tanah tempat
tinggal suatu bangsa. Dari konsep ini, negeri tidak hanya mencakup wilayah
kekuasaannya, tetapi termasuk juga seluruh jajahannya atau negeri taklukannya.
Sehingga, konsep negeri lebih luas artinya dibandingkan konsep kerajaan.
Dalam Islam, pemerintah atau orang yang berkuasa dan mengelola sebuah negara
disebut ulil amri atau disebut juga khalifah, yakni khalifah Allah. Artinya, sebagai
pengganti Allah atau wakil Allah di bumi.[26] Mereka bertanggung jawab terhadap
rakyat untuk menjalankan kerja-kerja yang diperintahkan oleh Allah. Dengan
demikian, khalifah berkhidmat kepada rakyat, memimpin, mendidik, mengajar,
mengelola, mengurus, menyelesaikan masalah rakyat, membangun kemajuan
negara dan masyarakat.
SUMBER
Daud, Haron. 1989. Sejarah Melayu: Satu Kajian daripada Aspek Pensejarahan
Budaya. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian pendidikan
Malaysia.
Daud, Wan Mohd Nor Wan. 2003. Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed M.
Naquib Al-Attas. Bandung: Mizan.
Fried, M. H. 1977. Antropologi dan Kajian Politik. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa
dan Pustaka.