Anda di halaman 1dari 29

Indikator Pencapaian Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran

1. Apa yang dimaksud dengan indikator pencapaian kompetensi?


Menurut Standar Proses pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 41 Tahun
2007, indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran.Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang
dapat diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ini berarti indikator pencapaian
kompetensi merupakan rumusan kemampuan yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (KD). Dengan demikian indikator pencapaian kompetensi
merupakan tolok ukur ketercapaian suatu KD. Hal ini sesuai dengan maksud bahwa indikator pencapaian
kompetensi menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
2. Apa yang dimaksud dengan tujuan pembelajaran?

Menurut Standar Proses pada Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, tujuan pembelajaran
menggambarkan proses dan hasil belajara yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan
kompetensi dasar. Ini berarti kemampuan yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran mencakup
kemampuan yang akan dicapai siswa selama proses belajar dan hasil akhir belajar pada suatu KD.

3. Apa persamaan indikator pencapaian kompetensi dengan tujuan pembelajaran?

Merujuk pada pengertiannya, tujuan pembelajaran mencerminkan arah yang akan dituju selama
pembelajaran berlangsung. Dengan demikian arah proses pembelajaran harus mengacu pada tujuan
pembelajaran. Namun perlu diingat pula bahwa proses pembelajaran dikelola dalam rangka memfasilitasi
siswa agar dapat mencapai kompetensi dasar. Pencapaian itu diukur dengan tolok ukur kemampuan yang
dirumuskan dalam indikator pencapaian kompetensi. Agar kegiatan memfasilitasi berhasil optimal maka
arah pembelajaran hendaknya mengacu pada indikator pencapaian kompetensi. Dengan demikian
persamaan dari indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran adalah pada fungsi keduanya
sebagai acuan arah proses dan hasil pembelajaran.

4. Apa perbedaan indikator pencapaian kompetensi dengan tujuan pembelajaran?

Dalam pembelajaran, setiap siswa akan diukur pencapaian kompetensinya. Bagi siswa yang pencapaian
kompetensinya belum mencapai kriteria yang ditetapkan (kriteria itu populer dengan nama KKM atau
Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal) maka ia akan mendapat pelayanan pembelajaran remidi untuk
memperbaiki kemampuannya yang didahului dengan analisis kesulitan atau kelemahannya dan diakhiri
dengan penilaian kemajuan belajarnya. Mengingat bahwa tolok ukur yang digunakan dalam pengukuran
itu adalah kemampuan pada indikator pencapaian kompetensi maka dapat diartikan bahwa indikator
pencapaian kompetensi merupakan target kemampuan yang harus dikuasai siswa secara individu atau
dengan kata lain bahwa indikator pencapaian kompetensi adalah target pencapaian kemampuan individu
siswa.

Merujuk pada pengertiannya, maka tujuan pembelajaran adalah gambaran dari proses dan hasil belajar
yang akan diraih selama pembelajaran berlangsung. Ini berarti tujuan pembelajaran adalah target
kemampuan yang akan dicapai oleh seluruh siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perbedaan
dari indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran adalah bahwa kemampuan yang
dirumuskan pada indikator pencapaian kompetensi merupakan target pencapaian kemampuan individu
siswa sedangkan kemampuan yang dirumuskan pada tujuan pembelajaran merupakan target pencapaian
kemampuan siswa secara kolektif.

Standar Nasional Pendidikan


Menurut penjelasan dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), berikut ini adalah 8 standar
pendidikan nasional di Indonesia:
1. Standar Isi
Hal-hal yang diatur dalam Standar Isi mencakup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk
mencapai kompetensi lulusan minimal untuk jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Di dalam Standar Isi
terdapat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan
kalender pendidikan.

Peraturan Menteri terkait Standar Isi:

Permen No. 22 tahun 2006


Permen No. 24 tahun 2006
Permen No. 14 Tahun 2007
2. Standar Kompetensi Lulusan
Pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik menggunakan Standar Kompetensi Lulusan
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Hal-hal yang diatur dalam Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) mencakup standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar
kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata
pelajaran.

Peraturan Menteri terkait Standar Kompetensi Lulusan:

Permen No. 23 Tahun 2006


Permen No. 24 tahun 2006
3. Standar Proses Pendidikan
Dalam pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dilaksanakan secara interaktif, inspiratif,
menantang, dan memotivasi peserta didik untuk aktif berpartisipasi. Proses belajar-mengajar ini juga
memberikan ruang bagi kreativitas, prakarsa, dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat, dan
perkembangan psikologis/ fisik para peserta didik.

Peraturan Menteri terkait Standar Proses Pendidikan:

Permen No. 41 Tahun 2007


Permen No. 1 Tahun 2008
Permen No. 3 Tahun 2008
4. Standar Sarana dan Prasarana
Semua satuan pendidikan harus dilengkapi dengan sarana pendidikan seperti media pendidikan, peralatan
pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, perabot, dan perlengkapan lainnya. Semua satuan
pendidikan harus dilengkapi dengan prasarana pendidikan seperti lahan, ruang kelas, ruang pendidik,
ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang perpustakaan, dan prasarana pendukung lainnya.

Peraturan Menteri terkait Standar Sarana dan Prasarana:

Permen No. 24 Tahun 2007


Permen No. 33 Tahun 2008
Permen No. 40 Tahun 2008
5. Standar Pengelolaan
Standar Pengelolaan mencakup tiga bagian, yaitu;

Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan.


Standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah.
Standar pengelolaan oleh Pemerintah.
Peraturan Menteri terkait Standar Pengelolaan:
Permen No. 19 Tahun 2007
6. Standar Pembiayaan Pendidikan
Beberapa hal yang termasuk di dalam Standar Pembiayaan Pendidikan adalah biaya investasi, biaya
operasi, dan biaya personal.

Biaya investasi satuan pendidikan mencakup biaya pengadaan prasarana dan sarana pendidikan, modal
kerja tetap, dan pengembangan sumber daya manusia.
Biaya operasi satuan pendidikan mencakup gaji tenaga pendidik, peralatan pendidikan, biaya
pemeliharaan saran dan prasarana, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.
Biaya personal mencakup biaya pendidikan yang harus dibayar peserta didik agar dapat mengikuti proses
belajar-mengajar.
Peraturan Menteri terkait Standar Pembiayaan Pendidikan:

Permen No. 69 Tahun 2009


7. Standar Penilaian Pendidikan
Beberapa hal yang termasuk di dalam Standar Penilaian Pendidikan diantaranya penilaian hasil belajar
oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah.

Peraturan Menteri terkait Standar Penilaian Pendidikan:

Permen No. 20 Tahun 2007


8. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tenaga pendidik atau guru harus mempunyai kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat rohani dan jasmani, serta mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Pendidik harus memiliki ijazah dan/ atau sertifikat keahlian sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik adalah sebagai
berikut:

Kompetensi pedagogik
Kompetensi kepribadian
Kompetensi profesional
Kompetensi sosial
Peraturan Menteri terkait Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan:

Permen No. 12 Tahun 2007


Permen No. 13 tahun 2007
Permen No. 16 Tahun 2007
Permen No. 24 Tahun 2008
Permen No. 25 Tahun 2008
Permen No. 26 Tahun 2008
Permen No. 27 Tahun 2008
Permen No. 40 – 45 Tahun 2009

A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran


Pendekatan
Istilah pendekatan berasal dari bahasa Inggris approach yang salah satu artinya
adalah “Pendekatan”. Dalam pengajaran, approach diartikan sebagai a way of
beginning something ‘cara memulai sesuatu’. Karena itu, pengertian pendekatan dapat
diartikan cara memulai pembelajaran. Dan lebih luas lagi, pendekatan berarti
seperangkat asumsi mengenai cara belajar-mengajar. Pendekatan merupakan titik
awal dalam memandang sesuatu, suatu filsafat, atau keyakinan yang kadang kala sulit
membuktikannya. Pendekatan ini bersifat aksiomatis. Aksiomatis artinya bahwa
kebenaran teori yang digunakan tidak dipersoalkan lagi.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teorItis tertentu.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa
(student centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru melakukan
pendekatan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan
aktif dalam proses pembelajaran, dan
b. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru
(teacher centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru menjadi
subjek utama dalam proses pembelajaran.
B. Fungsi Pendekatan dalam Pembelajaran
Fungsi pendekatan bagi suatu pembelajaran adalah :
1. Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode pembelajaran
yang akan digunakan.
2. Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran.
3. Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.
4. Mendiaknosis masalah-masalah belajar yang timbul, dan
5. Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan.
B. Macam-Macam Pendekatan dalam Pembelajaran
1. Pendekatan Kontekstual / Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat (US Departement of Education, 2001). Dalam konteks ini siswa
perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan
bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang
mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat
mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang
bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk
menggapinya.
Pendekatan konstektual merupakan pendekatan yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat.pendekatan kontekstual sendiri dilakukan dengan
melibatkan komponen komponen pembelajaran yang efektif yaitu
konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan,
refleksi, penilaian sebenarnya.
Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk
belajar yang penting, yaitu :
a. Mengaitkan. adalah strategi yang paling hebat dan merupakan
inti konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketia ia
mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa.
Jadi dengan demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa
dengan informasi baru.
b. Mengalami. merupakan inti belajar kontekstual dimana
mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan
pengelaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih
cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta
melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.
c. Menerapkan. Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia
malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapet memotivasi siswa
dengan memberikam latihan yang realistic dan relevan.
d. Kerjasama. Siswa yang bekerja secara individu sering tidak
membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja
secara kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan
sedikit bantuan. Pengalaman kerjasama tidak hanya membanti siswa
mempelajari bahan ajar, tetapi konsisten dengan dunia nyata.
e. Mentransfer. Peran guru membuat bermacam-macam
pengalaman belajar dengan focus pada pemahaman bukan hapalan
Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Pendekatan Kontekstual
Hal-hal yang diperlukan untuk mencapai sejumlah hasil yang diharapkan
dalam penerapan pendekatan kontekstual adalah sebagai berikut :
f. Guru yang berwawasan. Maksudnya yaitu guru yang berwawasan
dalam penerapan dan pendekatan.
g. Materi dalam pembelajaran.Dalam hal ini guru harus bisa mencari
materi pembelajaran yang dijiwai oleh konteks perlu disusun agar
bermakna bagi siswa.
h. Strategi metode dan teknik belajar dan mengajar.Dalam hal ini
adalah bagaimana seorang guru membuat siswa bersemangat belajar,
yang lebih konkret, yang menggunakan realitas, lebih aktual, nyata/riil,
dsb.
i. Media pendidikan.Media yang digunakan dapat berupa situasi
alamiah, benda nyata, alat peraga, film nyata yang mana perlu dipilih
dan dirancang agar sesuai dan belajar lebih bermakna.
j. Fasilitas.Media pendukung pembelajaran kontekstual seperti
peralatan dan perlengkapan, laboratorium, tempat praktek, dan tempat
untuk melakukan pelatihan perlu disediakan.
k. Proses belajar dan mengajar. Hal ini ditujukan oleh perilaku guru
dan siswa yang bernuansa pembelajaran kontekstual yang merupakan
inti dari pembelajaran kontekstual.
l. Kancah pembelajaran.Hal ini perlu dipilih sesuai dengan hasil
yang diinginkan.
m. Penilaian.Penilaian/evaluasi otentik perlu diupayakan karena
pada pembelajaran ini menuntut pengukuran prestasi belajar siswa
dengan cara- cara yang tepat dan variatif, tidak hanya dengan pensil
atau paper test.
n. i) Suasana.Suasana dalam lingkungan pembelajaran kontekstual
sangat berpengaruh karena dapat mendekatkan situasi kehidupan
sekolah dengan kehidupan nyata di lingkungan siswa.
Karakteristik Pembelajaran CTL
o. Kerjasama.
p. Saling menunjang.
q. Menyenangkan, tidak membosankan.
r. Belajar dengan bergairah.
s. Pembelajaran terintegrasi.
t. Menggunakan berbagai sumber.
u. Siswa aktif.
v. Sharing dengan teman.
w. Siswa kritis guru kreatif.
x. Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-
peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain.
y. Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya
siswa, laporan hasil pratikum, karangan siswa dan lain-lain
Tahapan-tahapan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual
Tahapan pelaksanaan pembelajaran kontekstual antara lain :
z. Mengkaji materi pelajaran yang akan diajarkan.
aa. Mengkaji konteks kehidupan siswa sehari-hari.
bb. Memilih materi pelajaran yang dapat dikaitkan dengan kehidupan
siswa.
cc. Menyusun persiapan proses KBM yang telah memasukkan
konteks dengan materi pelajaran.
dd. Melaksanakan proses belajar mengajar kontekstual.
ee. Melakukan penilaian otentik terhadap apa yang telah dipelajari
siswa.
Kelebihan pendekatan Kontekstual
ff. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa
dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar
di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab
dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan
kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara
fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat
dalam memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan.
gg. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan
penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL
menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk
menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis
konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan
”menghafal”.
Kelemahan Pendekatan Kontekstual
hh. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode
CTL. Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru
adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk
menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa
dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan
belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan
keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru
bukanlah sebagai instruktur atau ” penguasa ” yang memaksa kehendak
melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar
sesuai dengan tahap perkembangannya.
ii. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan
atau menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan
menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi–strategi mereka
sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru
memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar
tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.
2. Pendekatan Kontruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran
yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-
ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan
pada pengetahuan.
Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam
peningkatan dan pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa
keterampilan dasar yang dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik
dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.
Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai
pembibimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Olek karena itu ,
guru lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan materi yang
disajikan unutk meningkatkan kemampuan siswa secara pribadi.Jadi
pendekatan konstruktivisme merupakan pembelajaran yang lebih
mengutamakan pengalaman langsung dan keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
Secara umum yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi
seseorang pembelajar dalam memberikan arti, serta belajar sesuatu melalui
aktivitas individu dan sosial. Tidak ada satupun teori belajar tentang
konstruktivisme, namun terdapat beberapa pendekatan konstruktivis, misalnya
pendekatan yang khusus dalam pendidikan matematik dan sains. Beberapa
pemikir konstruktivis seperti Vigotsky menekankan berbagi dan konstruksi
sosial dalam pembentukan pengetahuan (konstruktivisme sosial); sedangkan
yang lain seperti Piaget melihat konstruksi individu lah yang utama
(konstruktivisme individu).
Konstrukstivisme Individu
Para psikolog konstruktivis yang tertarik dengan pengetahuan individu,
kepercayaan, konsep diri atau identitas adalah mereka yang biasa disebut
konstruktivis individual. Riset mereka berusaha mengungkap sisi dalam
psikologi manusia dan bagaimana seseorang membentuk struktur emosional
atau kognitif dan strateginya
Konstrukstivisme Sosial
Berbeda dengan Piaget, Vygotsky percaya bahwa pengetahuan dibentuk
secara sosial, yaitu terhadap apa yang masing-masing partisipan kontribusikan
dan buat secara bersama-sama. Sehingga perkembangan pengetahuan yang
dihasilkan akan berbeda-beda dalam konteks budaya yang berbeda. Interaksi
sosial, alat-alat budaya, dan aktivitasnya membentuk perkembangan dan
kemampuan belajar individual.
Ciri-ciri pendekatan konstruktivisme
 Dengan adanya pendekatan konstruktivisme, pengembangan
pengetahuan bagi peserta didik dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui
kegiatan penelitian atau pengamatan langsung sehingga siswa dapat
menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan pengalaman dengan menemukan
fakta yang sesuai dengan kajian teori.
 Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan
dengan pengalaman yang ada dalam diri siswa.
 Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan apa yang
mereka pelajari.
Peran guru hanya sebagai pembimbing dengan menyediakan materi atau
konsep apa yang akan dipelajari serta memberikan peluang kepada siswa untuk
menganalisis sesuai dengan materi yang dipelajari
Prinsip Pendekatan konstruktivisme
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Konstruktivime akan
mengaktifkan siswa secara aktif sehingga pembelajaran yang didapat oleh
siswa lebih didasarkan pada proses pencapaian pengetahuan itu bukan pada
hasilnya.
Prinsip konstruktivisme telah banyak digunakan dalam pembelajaran.
Menurut Suparno (1999:73) ada beberapa prinsip dari konstruktivisme antara
lain:
 Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif .
 Tekanan dalam pembelajaran terletak pada siswa.
 Mengajar adalah membantu siswa belajar.
 Tekanan dalam pembelajaran lebih pada proses bukan pada akhir .
 Kurikulum menekankan pada partisipasi siswa.
 Guru adalah fasilitator.
Sedangkan menurut Brooks & Brooks (dalam Subana, 2001:47)”prinsip
konstruktivisme yaitu:
 Ajukan masalah yang relevan dengan siswa,
 Struktur pembelajaran pada konsep-konsep eensial,
 Usahakan menemukan dan menilai pandangan siswa,
 Adaptasikan kurikulum, dan
 Ukur belajar siswa dalam konteks belajar.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip
pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme antara lain siswa aktif
mencari tahu dengan membentuk pengetahuan baru sedangkan guru hanya
sebagai fasilitator dalam mengkonstruksikan pengetahuan tersebut
sebagaimana tuntunan kurikulum.
Karakteristik Pembelajaran Konstruktivisme
Adapun karakteristik pendekatan konstruktivisme menurut Driver (dalam
Paul, 1996:69) bahwa karakteristik pembelajaran konstruktivisme adalah:
a. Orientasi ialah siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan
motivasi dalam mempelajari suatu topik
b. Elicitasi ialah membantu siswa untuk mengungkapkan idenya
secara jelas
c. Retrukturisasi ide terdiri dari klarifikasi ide, membangun ide yang
baru, mengevaluasi ide baru dengan eksperimen
d. Penggunaan ide dalam banyak situasi
e. Review adalah bagaimana ide itu berubah.
Sedangkan menurut Smorgansbord (1997:54)) menyatakan beberapa
karakteristik tentang konstruktivisme yaitu :
f. Pengetahuan dibangun berdasarkan pengalaman atau
pengetahuan yang telah ada sebelumnya
g. Belajar merupakan penasiran personal tentang dunia
h. Belajar merupakan proses yang aktif dimana makna
diembangkan berdasarkan pengalaman
i. Pengetahuan tumbuh karena adanya perundingan makna melalui
berbagai informasi atau menyepakati suatu pandangan dalam
berinteraksi
j. Belajar harus disituasikan dalam kehidupan yang nyata.
Langkah Pelaksanaan Pendekatan Konstruktivisme
Langkah pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme, menurut
Nurhadi (2003:39) bahwa penerapan konstruktivisme muncul dengan lima
langkah pembelajaran yaitu sebagai berikut:
k. Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada
Pengetahuan awal yang sudah dimiliki peserta didik akan menjadi
dasar awal untuk mempelajari informasi baru. Langkah ini dapat
dilakukan dengan cara pemberian pertanyaan terhadap materi yang
akan dibahas.
l. Pemerolehan pengetahuan baru
Pemerolehan pengetahuan perlu dilakukan secara keseluruhan
tidak dalam paket yang terpisah-pisah.
m. Pemahaman pengetahuan
Siswa perlu menyelidiki dan menguji semua hal yang
memungkinkan dari pengetahuan baru siswa.
n. Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh
Siswa memerlukan waktu untuk memperluas dan memperhalus
stuktur pengetahuannya dengan cara memecahkan masalah yang di
temui.
o. Melakukan refleksi.
Pengetahuan harus sepenuhnya dipahami dan diterapkan secara
luas, maka pengetahuan itu harus dikontekstualkan dan hal ini
memerlukan refleksi.
Sedangkan menurut Kunandar (2007:307) langkah-langkah pembelajaran
konstruktivisme antara lain :
p. carilah dan gunakanlah pertanyaan dan gagasan siswa untuk
menuntun pelajaran dan keseluruhan unit pembelajaran
q. Biarkan siswa mengemukakan gagasan-gagasan mereka dulu
r. Kembangkan kepemimpinan, kerja sama, pencarian informasi,
dan aktivitas siswa sebagai hasil dalam proses belajar
s. Gunakan pemikiran, pengalaman, dan minat siswa untuk
mengarahkan proses pembelajaran
t. Kembangkan penggunakan alternatif sumber informasi baik
dalam bentuk bahan tertulis maupun bahan-bahan para pakar.
u. Usahakan agar siswa mengemukakan sebab-sebab terjadinya
suatu peristiwa
v. Carilah gagasan-gagasan siswa sebelum guru menyajikan
pendapatnya.
w. Buatlah agar siswa tertantang dengan konsepi dan gagasan-
gagasan mereka sendiri
x. Sediakan waktu cukup untuk berefleksi dan menganalisis
menghormati gagasan siswa
y. Doronglah siswa untuk melakukan analisis sendiri,
mengumpulkan bukti nyata untuk mendukung gagasannya sesuai
dengan pengetahuan baru yang dipelajarinya
z. Gunakanlah masalah yang diidentifikasikan oleh siswa sesuai
dengan minantya dan dampak yang akan ditimbulkannya
aa. Gunakan sumber-sumber lokal sebagai sumber informasi asli
yang digunakan dalam pemecahan masalah.
bb. Libatkan siswa dalam mencari pemecahan masalah yang ada
dalan kenyataan.
cc. Perluas belajar seputar jam pelajaran, ruangan kelas, dan
lingkungan sekolah.
dd. Pusatkan perhatian pada dampak sains pada setiap individu
siswa
ee. Tekankan kesadaran karir terutama yang berhubungan dengan
sains dan teknologi”.
Kelebihan Pendekatan Konstruktivisme
Dalam penerapannya, pendekatan konstruktivisme memiliki kelebihan
dan kekurangan. Menurut Ella (2004:55) menjelaskan bahwa pendekatan
konstruktivisme membantu siswa menguasai tiga hal , yaitu:
ff. Siswa diajak memahami dan menafsirkan kenyataan dan
pengalamannya yang berbeda.
gg. Siswa lebih mampu mengatasi masalah dalam kehidupan nyata.
hh. Pemahaman konstruktivisme, yaitu membangun dan
mengetahui bagaimana menggunakan pengetahuan dan keahlian dalam
situasi kehidupan nyata.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan konstruktivisme
memiliki berbagai kelebihan antara lain:
ii. Dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme siswa akan
aktif dalam pembelajaran
jj. Menjadikan proses pembelajaran tersebut menyenangkan dan
lebih bermakna bagi siswa
kk. Siswa membangun sendiri pengetahuannya maka siswa tidak
mudah lupa dengan pengetahuannya
ll. Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena
menggunakan realitas kehidupan sehingga siswa tidak cepat bosan
belajar
mm. Siswa merasa dihargai dan semakin terbuka, karena setiap
jawaban siswa ada penilaiannya
nn. Memupuk kerjasama dalam kelompok.
Dengan adanya kelebihan pada pendekatan konstruktivisme ini maka
siswa di harapkan dapat menyelesaikan masalah dengan berbagai cara, jadi
peserta didik akan terlatih untuk dapat menerapkannya dengan situasi yang
berbeda atau baru.
Kekurangan Pendekatan Konstruktivisme
Selain memiliki kelebihan pendekatan konstruktivisme juga memiliki
kekurangan. Namun kekurangan ini dapat kita atasi seperti:
oo. Siswa masih kesulitan dalam menemukan sendiri jawabannya
pp. Membutuhkan waktu yang lama terutama bagi siswa yang lemah
qq. Siswa yang pandai kadang-kadang tidak sabar dalam menanti
temannya yang belum selesai.
Dari uraian tadi dapat disimpulkan kelemahan pendekatan
konstruktivisme dapat ditolerir, maka guru hendaknya dapat membimbing
siswa agar dapat menemukan jawabannya, kemudian guru menambah waktu
belajar bagi siswa yang lemah dalam proses pembelajaran, serta memberikan
nasehat agar menghargai teman dalam belajar Sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
2. Pendekatan Deduktif
Pembelajaran dengan pendekatan deduktif terkadang sering disebut
pembelajaran tradisional yaitu guru memulai dengan teori-teori dan meningkat
ke penerapan teori. Dalam bidang ilmu sains dijumpai upaya mencoba
pembelajaran dan topik baru yang menyajikan kerangka pengetahuan,
menyajikan teori-teori dan rumus dengan sedikit memperhatikan pengetahuan
utama siswa, dan kurang atau tidak mengkaitkan dengan pengalaman mereka.
Pembelajaran dengan pendekatan deduktif menekankan pada guru
mentransfer informasi atau pengetahuan.
Menurut Setyosari (2010:7) menyatakan bahwa “Berpikir deduktif
merupakan proses berfikir yang didasarkan pada pernyataan-pernyataan yang
bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus dengan menggunakan logika
tertentu.”
Hal serupa dijelaskan oleh Sagala (2010:76) yang menyatakan bahwa:
Pendekatan deduktif adalah proses penalaran yang bermula dari keadaaan
umum kekeadaan yang khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula
dengan menyajikan aturan, prinsip umum diikuti dengan contoh-contoh khusus
atau penerapan aturan, prinsip umum itu kedalam keadaan khusus.
Sedangkan menurut Yamin (2008:89) menyatakan bahwa “Pendekatan
deduktif merupakan pemberian penjelasan tentang prinsip-prinsip isi pelajaran,
kemudian dijelaskan dalam bentuk penerapannya atau contoh-contohnya
dalam situasi tertentu.”
Dalam pendekatan deduktif menjelaskan hal yang berbentuk teoritis
kebentuk realitas atau menjelaskan hal-hal yang bersifat umum ke yang
bersifat khusus. Disini guru menjelaskan teori-teori yang telah ditemukan para
ahli, kemudian menjabarkan kenyataan yang terjadi atau mengambil contoh-
contoh.
Dari penjelasan beberapa teori dapat diambil kesimpulan bahwa
pendekatan deduktif adalah cara berfikir dari hal yang bersifat umum ke hal-hal
yang bersifat khusus.
Penggunaan Pendekatan Deduktif
Menurut Yamin (2008:89) pendekatan deduktif dapat dipergunakan bila:
a. Siswa belum mengenal pengetahuan yang sedang dipelajari,
b. Isi pelajaran meliputi terminologi, teknis dan bidang yang kurang
membutuhkan proses berfikir kritis,
c. Pengajaran mengenai pelajaran tersebut mempunyai persiapan
yang baik dan pembicaraan yang baik,
d. Waktu yang tersedia sedikit.
Langkah-langkah Pendekatan Deduktif
Menurut Sagala (2010:76) langkah-langkah yang dapat digunakan dalam
pendekatan deduktif dalam pembelajaran adalah
e. Guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan
pendekatan deduktif,
f. Guru menyajikan aturan, prinsip yang berifat umum, lengkap
dengan definisi dan contoh-contohnya,
g. Guru menyajikan contoh-contoh khusus agar siswa dapat
menyusun hubungan antara keadaan khusus dengan aturan prinsip
umum,
h. Guru menyajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak
kesimpulan bahwa keadaan khusus itu merupakan gambaran dari
keadaan umum.
Kelebihan Pendekatan Deduktif
Adapun kelebihan dari pendekatan deduktif dibandingkan dengan
pendekatan lain adalah :
i. Tidak memerlukan banyak waktu.
j. Sifat dan rumus yang diperoleh dapat langsung diaplikasikan
kedalam soal-soal atau masalah yang konkrit.
Kelemahan Pendekatan Deduktif
Kelemahan pendekatan deduktif antara lain:
k. Siswa sering mengalami kesulitan memahami makna
matematika dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan siswa baru bisa
memahami konsep setelah disajikan berbagai contoh.
l. Siswa sulit memahami pembelajaran matematika yang diberikan
karna siswa menerima konsep matematika yang secara langsung
diberikan oleh guru.
m. Siswa cenderung bosan dengan pembelajaran dengan
pendekatan deduktif, karna disini siswa langsung menerima konsep
matematika dari guru tanpa ada kesempatan menemukan sendiri
konsep tersebut.
n. Konsep tidak bisa diingat dengan baik oleh siswa.
3. Pendekatan Induktif
Berbeda dengan pendekatan deduktif yang menyimpulkan permasalahan
dari hal-hal yang bersifat umum, maka pendekatan induktif (inductif approach)
menyimpulkan permasalahan dari hal-hal yang bersifat khusus.. Metode
induktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu
yang umum ke sesuatu yang khusus.
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik
kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut
sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi
umum. Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang bermula dari
keadaan khusus menuju keadaan umum.
Sedangkan menurut Yamin (2008:89) menyatakan bahwa: Pendekatan
induktif dimulai dengan pemberian kasus, fakta, contoh, atau sebab yang
mencerminkan suatu konsep atau prinsip. Kemudian siswa dibimbing untuk
berusaha keras mensintesiskan, menemukan, atau menyimpulkan prinsip dasar
dari pelajaran tersebut.
Mengajar dengan pendekatan induktif adalah cara mengajar dengan cara
penyajian kepada siswa dari suatu contoh yang spesifik untuk kemudian dapat
disimpulkan menjadi suatu aturan prinsip atau fakta yang pasti.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
induktif adalah pendekatan pengajaran yang berawal dengan menyajikan
sejumlah keadaan khusus kemudian dapat disimpulkan menjadi suatu
kesimpulan, prinsip atau aturan.
Penggunaan Pendekatan Induktif
Menurut Yamin (2008:90) pendekatan induktif tepat digunakan manakala:
a. Siswa telah mengenal atau telah mempunyai pengalaman yang
berhubungan dengan mata pelajaran tersebut,
b. Yang diajarkan berupa keterampilan komunikasi antara pribadi,
sikap, pemecahan, dan pengambilan keputusan,
c. Pengajar mempunyai keterampilan fleksibel, terampil
mengajukan pertanyaan terampil mengulang pertanyaan, dan sabar,
d. Waktu yang tersedia cukup panjang.
Langkah-langkah Pembelajaran Pendekatan Induktif
Menurut Sagala (2010:77) langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
model pembelajaran dengan pendekatan induktif yaitu:
e. Memilih dan mementukan bagian dari pengetahuan (konsep,
aturan umum, prinsip dan sebagainya) sebagai pokok bahasan yang
akan diajarkan.
f. Menyajikan contoh-contoh spesifik dari konsep, prinsip atau
aturan umum itu sehingga memungkinkan siswa menyusun hipotesis
(jawaban sementara) yang bersifat umum.
g. Kemudian bukti-bukti disajikan dalam bentuk contoh tambahan
dengan tujuan membenarkan atau menyangkal hipotesis yang dibuat
siswa.
h. Kemudian disusun pernyataan tentang kesimpulan misalnya
berupa aturan umum yang telah terbukti berdasarkan langkah-langkah
tersebut, baik dilakukan oleh guru atau oleh siswa.
Kelebihan Pendekatan Induktif
Adapun kelebihan dari pendekatan induktif dibandingkan dengan
pendekatan antara lain adalah :
i. Memberikan kesempatan pada siswa untuk berusaha sendiri
atau menemukan sendiri suatu konsep sehingga akan diingat dengan
lebih baik.
j. Murid memahami sifat atau rumus melalui serangkaian contoh.
Kalau terjadi keraguan mengenai pengertian dapat segera diatasi sejak
masih awal.
k. Dapat meningkatkan semangat belajar siswa.
Kelemahan Pendekatan Induktif
Kelemahan dari pendekatan induktif antara lain :
l. Memerlukan banyak waktu.
m. Kadang-kadang hanya sebagian siswa yang terlibat secara aktif.
n. Sifat dan rumus yang diperoleh masih memerlukan latihan atau
aplikasi untuk memahaminya.
o. Secara matematik (formal) sifat atau rumus yang diperoleh
dengan pendekatan induktif masih belum menjamin berlaku umum.
4. Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik
meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan
konsep (miskonsepsi).. Konsep merupakan struktur mental yang diperoleh dari
pengamatan dan pengalaman.
Pendekatan Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang
secara langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa
untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh.
Ciri-ciri suatu konsep adalah
a. Konsep memiliki gejala-gejala tertentu
b. Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman
langsung
c. Konsep berbeda dalam isi dan luasnya
d. Konsep yang diperoleh berguna untuk menafsirkan pengalaman-
pengalaman
e. Konsep yang benar membentuk pengertian
f. Setiap konsep berbeda dengan melihat ciri-ciri tertentu
Kondisi-kondisi yang dipertimbangkan dalam kegiatan belajar mengajar
dengan pendekatan konsep adalah:
g. Menanti kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai denaan
unsur lingkungan.
h. Mengetengahkan konsep dasar dengan persepsi yang benar yang
mudah dimengerti.
i. Memperkenalkan konsep yang spesifik dari pengalaman yang
spesifik pula sampai konsep yang kompleks.
j. Penjelasan perlahan-lahan dari yang konkret sampai ke yang
abstrak.
Langkah-langkah mengajar dengan pendekatan konsep
Langkah-langkah mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3 tahap yaitu,
k. Tahap Enaktik
Tahap enaktik dimulai dari:
 Pengenalan benda konkret.
 Menghubungkan dengan pengalaman lama atau berupa
pengalaman baru.
 Pengamatan, penafsiran tentang benda baru.
l. Tahap Simbolik
Tahap simbolik siperkenalkan dengan: Simbol, lambang, kode,
seperti angka, huruf. kode, seperti (?=,/) dll. Membandingkan antara
contoh dan non-contoh untuk menangkap apakah siswa cukup mengerti
akan ciri-cirinya. Memberi nama, dan istilah serta defenisi.
m. Tahap Ikonik
Tahap ini adalah tahap penguasaan konsep secara abstrak,
seperti: Menyebut nama, istilah, definisi, apakah siswa sudah mampu
mengatakannya.
5. Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan atau
penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses.
Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses
bukan hasil. Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar
menguasai proses. Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau
mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih psikomotor peserta didik.
Dalam pendekatan proses peserta didik juga harus dapat mengilustrasikan atau
memodelkan dan bahkan melakukan percobaan. Evaluasi pembelajaran yang
dinilai adalah proses yang mencakup kebenaran cara kerja, ketelitian,
keakuratan, keuletan dalam bekerja dan sebagainya.
Kelebihan Pendekatan Proses
Keunggulan/Kelebihan pendekatan proses adalah :
a. Memberi bekal cara memperoleh pengetahuan, hal yang sangat
penting untuk pengembangan pengetahuan dan masa depan.
b. Pendahuluan proses bersifat kreatif, siswa aktif, dapat
meningkatkan keterampilan berfikir dan cara memperoleh pengetahuan.
Kelemahan Pendekatan Proses
Kelemahan pendekatan proses adalah :
 Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat
menyelesaikan pengajaran yang ditetapkan dalam kurikulum.
 Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga
tidak semua sekolah dapat menyediakannya.
 Merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancangkan
suatu percobaan untuk memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan
yang sulit, tidak semua siswa mampu melaksanakannya.
2. Pendekatan Open - Ended
Menurut Suherman dkk (2003; 123) problem yang diformulasikan
memiliki multijawaban yang benar disebut problem tak lengkap atau disebut
juga Open-Ended problem atau soal terbuka. Siswa yang dihadapkan
denganOpen-Ended problem, tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan
jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu
jawaban. Dengan demikian bukanlah hanya satu pendekatan atau metode
dalam mendapatkan jawaban, namun beberapa atau banyak.
Sifat “keterbukaan” dari suatu masalah dikatakan hilang apabila hanya
ada satu cara dalam menjawab permasalahan yang diberikan atau hanya ada
satu jawaban yang mungkin untuk masalah tersebut. Contoh penerapan
masalah Open-Ended dalam kegiatan pembelajaran adalah ketika siswa diminta
mengembangkan metode, cara atau pendekatan yang berbeda dalam
menjawab permasalahan yang diberikan bukan berorientasi pada jawaban
(hasil) akhir.
Kelebihan pendekatan Open–Ended.
Dalam pendekatan open-ended guru memberikan permasalah kepada
siswa yang solusinya tidak perlu ditentukan hanya melalui satu jalan. Guru
harus memanfaatkan keragaman cara atau prosedur yang ditempuh siswa
dalam menyelesaikan masalah. Hal tersebut akan memberikan pengalaman
pada siswa dalam menemukan sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan,
keterampilan dan cara berfikir matematik yang telah diperoleh sebelumnya. Ada
beberapa kelebihan dari pendekatan ini, antara lain:
a. Siswa memiliki kesempatan untuk berpartisipasi secara lebih
aktif serta memungkinkan untuk mengekspresikan idenya.
b. Siswa memiliki kesempatan lebih banyak menerapkan
pengetahuan serta keterampilan matematika secara komprehensif.
c. Siswa dari kelompok lemah sekalipun tetap memiliki kesempatan
untuk mengekspresikan penyelesaian masalah yang diberikan dengan
cara mereka sendiri.
d. Siswa terdorong untuk membiasakan diri memberikan bukti atas
jawaban yang mereka berikan.
e. Siswa memiliki banyak pengalaman, baik melalui temuan mereka
sendiri maupun dari temannya dalam menjawab permasalahan.
Kelemahan Pendekatan Open–Ended.
Disamping kelebihan yang dapat diperoleh dari pendekatan open-ended,
terdapat juga beberapa kelemahan, diantaranya:
f. Sulit membuat atau menyajikan situasi masalah matematika
yang bermakna bagi siswa.
g. Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahamai siswa
sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan
bagaimana merespon permasalahan yang diberikan.
h. Karena jawaban bersifat bebas, siswa dengan kemampuan tinggi
bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka.
i. Mungkin ada sebagian siswa yang merasa bahwa kegiatan
belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka
hadapi.
2. Pendekatan Saintific
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Proses pembelajaran
harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap
menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu
tentang ‘mengapa’.
Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar
agar peserta didik tahu tentang ‘bagaimana’. Ranah pengetahuan menggamit
transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang
‘apa’.Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan
untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki
kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta
didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah
(saintifik appoach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran meliputi
menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian
mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan
dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk
mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan
ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti
ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau
sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah.
Tujuan Pembelajaran Pendekatan Saintific
Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah:
a. untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
b. untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan
suatu masalah secara sistematik.
c. terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa
belajar itu merupakan suatu kebutuhan.
d. diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
e. untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide,
khususnya dalam menulis artikel ilmiah
f. Untuk mengembangkan karakter siswa
Prinsip Pendekatan Saintific
Prinsip-prinsip dalam pembelajaran dengan pendekatan saintific antara
lain :
g. pembelajaran berpusat pada siswa
h. pembelajaran membentuk students’ self concept
i. pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk
mempelajari, mnganalisis, menyimpulkan konsep, pengetahuan, dan
prinsip.
j. pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan
berpikir siswa
k. Pembelajaran meningkatkan motivasi
Langkah-langkah Pendekatan Saintific
Pembelajaran saintifik terdiri atas lima langkah, yaitu :
l. Observing (mengamati), Membaca, mendengar, menyimak,
melihat (tanpa atau dengan alat)
m. Questioning (menanya), Mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik)
n. Associating (menalar), mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada
yang bertentangan
o. Experimenting (mencoba), Untuk memperoleh hasil belajar yang
nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan
percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada
mata pelajaran IPA, misalnya,peserta didik harus memahami konsep-
konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik
pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan
pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode
ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya sehari-hari.
p. Networking (membentuk Jejaring/ mengkomunikasikan),
Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis
secara lisan, tertulis, atau media lainnya
3. Pendekatan Realistik
Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan olehHans
Frudenthal di Belanda. Realistic Mathematics Education (RME) adalah
pendekatan pengajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang ‘real’ bagi siswa,
menekankan ketrampilan ‘proses of doing mathematics’, berdiskusi dan
berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehinggga mereka dapat
menemukan sendiri (‘student inventing’ sebagai kebalikan dari ‘teacher telling’)
dan pada akhirnya menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan masalah
baik secara individu maupun secara kelompok. (Zulkardi, 2009)
Pengertian pendekatan realistik menurut Sofyan, (2007: 28) “sebuah
pendekatan pendidikan yang berusaha menempatkan pendidikan pada hakiki
dasar pendidikan itu sendiri”.
Menurut Sudarman Benu, (2000: 405) “pendekatan realistik adalah
pendekatan yang menggunakan masalah situasi dunia nyata atau suatu konsep
sebagai titik tolak dalam belajar matematika”. Matematika Realistik yang telah
diterapkan dan dikembangkan di Belanda teorinya mengacu pada matematika
harus dikaitkan dengan realitas dan matematika merupakan aktifitas manusia.
Dalam pembelajaran melalui pendekatan realistik, strategi- strategi
informasi siswa berkembang ketika mereka menyeleseikan masalah pada
situasi- situsi biasa yang telah diakrapiniya, dan keadaan itu yang dijadikannya
titik awal pembelajaran pendekatan realistik atau Realistic Mathematic
Education(RME) juga diberi pengertian “cara mengajar dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menyelediki dan memahami konsep
matematika melalui suatu masalah dalam situasi yang nyata”. (Megawati,
2003: 4). Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran bermakna bagi siswa.
Realistic Mathematic Education(RME) adalah pendekatan pengajaran
yang bertitik tolak pada hal- hal yang real bagi siswa(Zulkardi). Teori ini
menekankan ketrampilan proses, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi
dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri(Student
Invonting), sebagai kebalikan dari guru memberi(Teaching Telling) dan pada
akhirnya murid menggunakan matematika itu untuk menyeleseikan masalah
baik secara individual ataupun kelompok.
Pada pendekatan Realistik peran guru tidak lebih dari seorang fasilitator,
moderator atau evaluator. Sementara murid berfikir, mengkomunikasikan
argumennya, mengklasifikasikan jawaban mereka, serta melatih saling
menghargai strategi atau pendapat orang lain.
Menurut De Lange dan Van Den Heuvel Parhizen, RME ini adalah
pembelajaran yang mengacu pada konstruktifis sosial dan dikhususkan pada
pendidikan matematika.(Yuwono: 2001)
Dari beberapa pendapat diatas dapat dikatakan bahwa RME atau
pendekatan Realistik adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan
masalah sehari- hari sebagai sumber inspirasi dalam pembentukan konsep dan
mengaplikasikan konsep- konsep tersebut atau bisa dikatakan suatu
pembelajaran matematika yang berdasarkan pada hal- hal nyata atau real bagi
siswa dan mengacu pada konstruktivis sosial.
Tujuan Pendekatan Realistik (RME)
Tujuan Pembelajaran Matematika Realistik sebagai berikut:
a. Menjadikan matematika lebih menarik,relevan dan
bermakna,tidak terlalu formal dan tidak terlalu abstrak
.
b. Mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa.
c. Menekankan belajar matematika “learning by doing”.
d. Memfasilitasi penyelesaian masalah matematika tanpa
menggunakan penyelesaian yang baku.
e. Menggunakan konteks sebagai titik awal pembelajaran
matematika.
(kuiper&kouver,1993)
Prinsip-Prinsip Pendekatan Realistik (RME)
Terdapat 5 prinsip utama dalam pembelajaran matematika realistik, yaitu:
f. Menggunakan konsep atau situasi.
g. Menggunakan model : "model of" dan "model for"
h. Menggunakan hasil pemikiran siswa sendiri.
i. Interactivity.
j. Intertwinning (saling mengaitkan suatu konsep dengan konsep
lainnya).
Gravemeijer(dalam Fitri. 2007: 10) menyebutkan tiga prinsip kunci dalam
pendekatan realistik, ketiga kunci tersebut adalah:
 Penemuan kembali secara terbimbing/ matematika secara
progresif(Gunded Reinvention/ Progressive matematizing). Dalam
menyeleseikan topik- topik matematika, siswa harus diberi kesempatan untuk
mengalami proses yang sama, sebagai koknsep- konsep matematika
dikemukakan. Siswa diberikan masalah nyata yang memungkinkan adanya
penyeleseian yang berbeda.
 Didaktif yang bersifat fenomena(didaktial phenomology) topik
matematika yang akan diajarkan diupayakan berasal dari fenomenan sehari-
hari.
 Model yang dikembangkan sendiri(self developed models) dalam
memecahkan ‘contextual problem”, mahasiswa diberi kesempatan untuk
mengembangkan model mereka sendiri. Pengembangan model ini dapat
berperan dalam menjembatani pengetahuan informal dan pengetahuan formal
serta konkret dan abstrak.
Karakteristik Pendekatan Realistik (RME)
Menurut Grafemeijer (dalam fitri, 2007: 13) ada 5 karakteristik
pembelajaran matematika realistik, yaitu sebagai berikut:
a. Menggunakan masalah kontekstual
Masalah konsektual berfungsi sebagai aplikasi dan sebagai titik
tolak dari mana matematika yang digunakan dapat muncul. Bagaimana
masalah matematika itu muncul(yang berhubungan dengan kehidupan
sehari- hari).
b. Menggunakan model atau jembatan
Perhatian diarahkan kepada pengembangan model, skema, dan
simbolisasi dari pada hanya mentrasfer rumus. Dengan menggunakan
media pembelajaran siswa akan lebih faham dan mengerti tentang
pembelajaran aritmatika sosial.
c. Menggunakan kontribusi siswa
Kontribusi yang besar pada saat proses belajar mengajar
diharapkan dari konstruksi murid sendiri yang mengarahkan mereka dari
metode informal ke arah metode yang lebih formal. Dalam kehidupan
sehari- hari diharapkan siswa dapat membedakan pengunaan aritmatika
sosial terutama pada jual beli. Contohnya: harga baju yang didiskon
dengan harga baju yang tidak didiskon.
d. Interaktivitas
Negosiasi secara eksplisit, intervensi, dan evaluasi sesama murid
dan guru adalah faktor penting dalam proses belajar secara konstruktif
dimana strategi informal siswa digunakan sebagai jembatan untuk
menncapai strategi formal. Secara berkelompok siswa diminta untuk
membuat pertanyaan kemudian diminta mempresentasikan didepan
kelas sedangkan kelompok yang lain menanggapinya. Disini guru
bertindak sebagai fasilitator.
e. Terintegrasi dengan topik pembelajaran lainnya(bersifat holistik)
Aritmatika sosial tidak hanya terdapat pada pembelajaran
matematika saja, tetapi juga terdapat pada pembelajaran yang lainnya,
misalnya pada akutansi, ekonomi, dan kehidupan sehari- hari.
Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik
Berdasarkan prinsip dan karakteristik PMR serta dengan memperhatikan
pendapat yang telah dikemukakan di atas, maka dapatlah disusun suatu
langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan PMR yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
 Langkah 1: Memahami masalah kontekstual
yaitu guru memberikan masalah kontekstual dalam kehidupan sehari-hari
kepada siswa dan meminta siswa untuk memahami masalah tersebut,serta
memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan masalah yang belum di
pahami. Karakteristik PMR yang muncul pada langkah ini adalah karakteristik
pertama yaitu menggunakan masalah kontekstual sebagai titik tolak dalam
pembelajaran, dan karakteristik keempat yaitu interaksi
 Langkah 2: Menjelaskan masalah kontekstual
jika dalam memahami masalah siswa mengalami kesulitan, maka guru
menjelaskan situasi dan kondisi dari soal dengan cara memberikan petunjuk-
petunjuk atau berupa saran seperlunya, terbatas pada bagian-bagian tertentu
dari permasalahan yang belum dipahami
 Langkah 3 : Menyelesaikan masalah
Siswa mendeskripsikan masalah kontekstual, melakukan interpretasi
aspek matematika yang ada pada masalah yang dimaksud, dan memikirkan
strategi pemecahan masalah. Selanjutnya siswa bekerja menyelesaikan
masalah dengan caranya sendiri berdasarkan pengetahuan awal yang
dimilikinya, sehingga dimungkinkan adanya perbedaan penyelesaian siswa yang
satu dengan yang lainnya. Guru mengamati, memotivasi, dan memberi
bimbingan terbatas, sehingga siswa dapat memperoleh penyelesaian masalah-
masalah tersebut. Karakteristik PMR yang muncul pada langkah ini yaitu
karakteristik kedua menggunakan model
 Langkah 4 : Membandingkan jawaban
Guru meminta siswa membentuk kelompok secara berpasangan dengan
teman sebangkunya, bekerja sama mendiskusikan penyelesaian masalah-
masalah yang telah diselesaikan secara individu (negosiasi, membandingkan,
dan berdiskusi). Guru mengamati kegiatan yang dilakukan siswa, dan memberi
bantuan jika dibutuhkan. Dipilih kelompok berpasangan, dengan pertimbangan
efisiensi waktu. Karena di sekolah tempat pelaksanaan ujicoba, menggunakan
bangku panjang. Sehingga kelompok dengan jumlah anggota yang lebih banyak,
membutuhkan waktu yang lebih lama dalam pembentukannya.
Sedangkan kelompok berpasangan tidak membutuhkan waktu, karena
siswa telah duduk dalam tatanan kelompok berpasangan. Setelah diskusi
berpasangan dilakukan, guru menunjuk wakil-wakil kelompok untuk menuliskan
masing-masing ide penyelesaian dan alasan dari jawabannya, kemudian guru
sebagai fasilitator dan modarator mengarahkan siswa berdiskusi, membimbing
siswa mengambil kesimpulan sampai pada rumusan konsep/prinsip
berdasarkan matematika formal (idealisasi, abstraksi). Karakteristik PMR yang
muncul yaitu interaksi
 Langkah 5: Menyimpulkan
Dari hasil diskusi kelas, guru mengarahkan siswa untuk menarik
kesimpulan suatu rumusan konsep/prinsip dari topik yang dipelajari.
Karakteristik PMR yang muncul pada langkah ini adalah adanya interaksi antar
siswa dengan guru.
Kelebihan Pembelajaran Matematika Realistik
Beberapa keunggulan/kelebihan dari pembelajaran metematika realistik
antara lain:
a. Pelajaran menjadi cukup menyenangkan bagi siswa dan suasana
tegang tidak tampak.
b. Materi dapat dipahami oleh sebagian besar siswa.
c. Alat peraga adalah benda yang berada di sekitar, sehingga
mudah didapatkan.
d. Guru ditantang untuk mempelajari bahan.
e. Guru menjadi lebih kreatif membuat alat peraga.
f. Siswa mempunyai kecerdasan cukup tinggi tampak semakin
pandai.
Kelemahan Pembelajaran Matematika Realistik
Beberapa kelemahan dari pembelajaran metematika realistik antara lain:
g. Sulit diterapkan dalam suatu kelas yang besar(40- 45 orang).
h. Dibutuhkan waktu yang lama untuk memahami materi pelajaran.
i. Siswa yang mempunyai kecerdasan sedang memerlukan waktu
yang lebih lama untuk mampu memahami materi pelajaran.
2. Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat
Pendekatan Science, Technology and Society (STS) atau pendekatan Sains,
Teknologi dan Masyarakat (STM) merupakan gabungan antara pendekatan
konsep, keterampilan proses, Inkuiri dan diskoveri serta pendekatan lingkungan.
Istilah Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam bahasa Inggris disebut Sains
Technology
Society (STS), Science Technology Society and Environtment (STSE) atau
Sains Teknologi Lingkungan dan Masyarakat. Meskipun istilahnya banyak
namun sebenarnya intinya sama yaitu Environtment, yang dalam berbagai
kegiatan perlu ditonjolkan. Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan
pendekatan terpadu antara sains, teknologi, dan isu yang ada di masyarakat.
Adapun tujuan dari pendekatan STM ini adalah menghasilkan peserta didik yang
cukup memiliki bekal pengetahuan, sehingga mampu mengambil keputusan
penting tentang masalah-masalah dalam masyarakat serta mengambil
tindakan sehubungan dengan keputusan yang telah diambilnya.
Filosofi yang mendasari pendekatan STM adalah pendekatan
konstruktivisme, yaitu peserta didik menyusun sendiri konsep-konsep di dalam
struktur kognitifnya berdasarkan apa yang telah mereka ketahui

KOMPETENSI GURU

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007
Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, adapun macam-macam
kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain: kompetensi pedagogik,
kepribadian, profesional dan sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Keempat
kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.
1) Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci setiap subkompetensi
dijabarkan menjadi indikator esensial sebagai berikut;

 Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator esensial: memahami


peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami
peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi
bekal ajar awal peserta didik.
 Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk
kepentingan pembelajaran memiliki indikator esensial: memahami landasan
kependidikan; menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi
pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai,
dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang
dipilih.
 Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata latar (setting)
pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
 Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki indikator esensial:
merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan
hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning); dan
memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program
pembelajaran secara umum.
 Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya, memiliki
indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi
akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi
nonakademik.

2) Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian


yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia. Secara rinci subkompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

 Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak sesuai
dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru; dan
memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
 Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan kemandirian dalam
bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
 Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang
didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta
menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
 Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku yang
berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
 Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak sesuai
dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki
perilaku yang diteladani peserta didik.

3) Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator
esensial sebagai berikut:

 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik memiliki
indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga
kependidikan.
 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik
dan masyarakat sekitar.

4) Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan


mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan
substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan
metodologi keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai
berikut:

 Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki indikator
esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami
struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar;
memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-
konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
 Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial menguasai
langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi
bidang studi.

Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif dalam kinerja guru. Oleh
karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi (a) pengenalan peserta didik secara
mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu (disciplinary content) maupun bahan
ajar dalam kurikulum sekolah (c) penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak
lanjut untuk perbaikan dan pengayaan; dan (d) pengembangan kepribadian dan profesionalitas
secara berkelanjutan. Guru yang memiliki kompetensi akan dapat melaksanakan tugasnya
secara profesional (Ngainun Naim, 2009:60).
PILAR PENDIDIKAN
Pendidikan menurut Unesco meliputi empat pilar, yaitu;
1. Learning to know (belajar menngetahui)
2. Learning to do (belajar melakukan sesuatu)
3. Learning to be (belajar menjadi sesuatu)
4. Learning to live together (belajar hidup bersama)
A. Learning to know (belajar mengetahui)
Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha untuk mencari agar mengetahui
informasi yang dibutuhkan dan berguna bagi kehidupan. Belajar untuk mengetahui
(learning to know) dalam prosesnya tidak sekedar mengetahui apa yang bermakna
tetapi juga sekaligus mengetahui apa yang tidak bermanfaat bagi kehidupannya.
Untuk mengimplementasikan “learning to know” (belajar untuk mengetahui), Guru harus
mampu menempatkan dirinya sebagai fasilitator. Di samping itu guru dituntut untuk dapat
berperan ganda sebagai kawan berdialog bagi siswanya dalam rangka mengembangkan
penguasaan pengetahuan siswa.
B. Learning to be (belajar melakukan sesuatu)
Pendidikan juga merupakan proses belajar untuk bisa melakukan sesuatu (learning to
do). Proses belajar menghasilkan perubahan dalam ranah kognitif, peningkatan
kompetensi, serta pemilihan dan penerimaan secara sadar terhadap nilai, sikap,
penghargaan, perasaan, serta kemauan untuk berbuat atau merespon suatu stimulus.
Pendidikan membekali manusia tidak sekedar untuk mengetahui, tetapi lebih jauh
untuk terampil berbuat atau mengerjakan sesuatu sehingga menghasilkan sesuatu
yang bermakna bagi kehidupan.
Sekolah sebagai wadah masyarakat belajar seyogjanya memfasilitasi siswanya untuk
mengaktualisasikan keterampilan yang dimiliki, serta bakat dan minatnya agar “Learning to
do” (belajar untuk melakukan sesuatu) dapat terrealisasi. Walau sesungguhnya bakat dan
minat anak dipengaruhi faktor keturunan namun tumbuh dan berkembangnya bakat dan
minat juga bergantung pada lingkungan. Seperti kita ketahui bersama bahwa keterampilan
merupakan sarana untuk menopang kehidupan seseorang bahkan keterampilan lebih
dominan daripada penguasaan pengetahuan semata
C. Learning to be (belajar menjadi sesuatu)
Penguasaan pengetahuan dan keterampilan merupakan bagian dari proses menjadi
diri sendiri (learning to be). Hali ini erat sekali kaitannya dengan bakat, minat,
perkembangan fisik, kejiwaan, tipologi pribadi anak serta kondisi lingkungannya. Misal : bagi
siswa yang agresif, akan menemukan jati dirinya bila diberi kesempatan cukup luas untuk
berkreasi. Dan sebaliknya bagi siswa yang pasif, peran guru sebagai kompas penunjuk arah
sekaligus menjadi fasilitator sangat diperlukan untuk menumbuhkembangkan potensi diri
siswa secara utuh dan maksimal.
Menjadi diri sendiri diartikan sebagai proses pemahaman terhadap kebutuhan dan jati
diri. Belajar berperilaku sesuai dengan norma dan kaidah yang berlaku di
masyarakat, belajar menjadi orang yang berhasil, sesungguhnya merupakan proses
pencapaian aktualisasi diri.
D. Learning to live together (belajar hidup bersama)
pada pilar keempat ini, kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan
menerima perlu dikembangkan disekolah. Kondisi seperti inilah yang memungkinkan
tumbuhnya sikap saling pengertian antar ras, suku, dan agama
Dengan kemampuan yang dimiliki, sebagai hasil dari proses pendidikan, dapat
dijadikan sebagai bekal untuk mampu berperan dalam lingkungan di mana individu
tersebut berada, dan sekaligus mampu menempatkan diri sesuai dengan perannya.
Pemahaman tentang peran diri dan orang lain dalam kelompok belajar merupakan
bekal dalam bersosialisasi di masyarakat (learning to live together).

LANDASAN PENDIDIKAN
1. PENGERTIAN PENDIDIKAN
1. Pengertian Pendidikan Secara Luas
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan
sepanjang hidup. Segala situasi hidup yang mempelajari pertumbuhan individu, suatu proses
pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan
lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir.

1. Pengertian Pendidikan Secara Sempit


Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan
formal, segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan
kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap
hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.
Ki Hajar Dewantara, ia mengemukakan bahwa pengertian pendidikan ialah tuntunan tumbuh dan
berkembangnya anak. Artinya, pendidikan merupakan upaya untuk menuntun kekuatan kodrat pada diri
setiap anak agar mereka mampu tumbuh dan berkembang sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat yang bisa mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam hidup mereka.

UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN

Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:

1. Subyek yang dibimbing (peserta didik).


2. Orang yang membimbing (pendidik).
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif).
4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan).
5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan).
6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode).
7. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan).

Tujuan Pendidikan
Di dalam UU. No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 disebutkan
tentang tujuan pendidikan yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis juga bertanggung jawab.

REDUKSI DIDAKTIS
A. Kembali kepada tahapan Kualitatif

Contohnya pada tabel jarak terhadap waktu untuk mobil yang bergerak dengan
kecepatan tetap 20 m/s.

Waktu
0 1 2 3 4 5
(Sekon)
Jarak
0 20 40 60 80 100
(Meter)

Telah diketahui bahwa gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda yang
menempuh suatu garis lurus dengan kecepatan tetap. Telah disajikan dalam tabel dari hasil
pengamatan mobil yang sedang bergerak lurus beraturan dengan kecepatan tetap 20 m/s. Ini
berarti dalam setiap sekon, mobil itu menempuh jarak yang sama, yaitu 20 m.
Agar lebih mudah difahami, tabel di atas dapat dibuat grafik jarak terhadap waktu
(grafik s-t) seperti di bawah ini.

Grafik s-t
6
Waktu (s)
4
2
0
0 20 40 60 80 100

Jarak (m)
Tampak bahwa grafik jarak terhadap waktu untuk gerak lurus beraturan berbentuk
garis lurus melalui titik asal (0,0) miring ke atas. Besar kecepatan atau kelajuan dapat diperoleh
dari kemiringan grafik.

B. Pengabaian

Misalnya dalam pengukuran, jika untuk mengisi kaleng sampai penuh


diperlukan 4 kali menimba air dengan cangkir, dapat dikatakan bahwa volume kaleng
adalah 4 cangkir. Di sini digunakan cangkir sebagai sebuah satuan volum. Namun, jika
untuk mengisi kaleng sampai penuh diperlukan 16 kali menimba air dengan gelas kecil,
dikatakan bahwa volum kaleng adalah 16 gelas kecil. Di sini, digunakan gelas kecil
sebagai satuan volum. Contoh di atas menunjukkan bahwa hasil pengukuran volum
tergantung pada satuan yang digunakan.

C. Penggunaan Penjelasan Berupa Gambar, Simbol, Sketsa, dan Percobaan

Energi listrik terjadi karena adanya muatan listrik yang bergerak. Muatan listrik
yang bergerak akan menimbulkan arus listrik. Energi listrik banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya seperti penerangan , seperti gambar di atas.

D. Penggunaan Analogi

Contoh analogi pada konsep listrik untuk menggambarkan hukum Kirchhoff 1.

Jumlah kuat arus yang masuk ke suatu titik cabang sama dengan jumlah kuat
arus yang keluar dari titik cabang tersebut.

I  I
 masuk  keluar
Pernyataan ini pertama kali dikemukakan oleh Gustav Kirchhoff (1824-1887), sehingga
dikenal sebagai hukum 1 Kirchhoff.
Kuat arus listrik dalam rangkaian bercabang dapat dianalogikan dengan arus lalu lintas
mobil yang melalui jalan bercabang. Misalkan jalan P dan Q bertemu menjadi satu jalan pada R
yang lebih lebar. Jika ada satu mobil melalui jalan P setiap menit dan ada dua mobil melalui
jalan Q setiap menit, berapa banyak mobil per menit melalui jalan R? Tentu saja, ada tiga mobil
per menit yang melalui jalan R.

Jalan P

Jalan R

Jalan Q

Begitu pula pada kuat arus listrik, kuat arus listrik masing-masing 1 A dan 2A tiba di titik
cabang R, sehingga kuat arus listrik yang meninggalkan titik cabang R adalah 3A.

1A 3A

2A

E. Penggunaan Tingkat Perkembangan Sejarah

Misalnya dalam tingkat perkembangan sejarah skala pada termometer:

 Skala Celcius
Skala yang ditetapkan berdasarkan titik lebur es dan titik didih air ini disebut skala
Celcius, sesuai nama orang yang pertama kali mengusulkan cara ini, yaitu seorang astronom
Swedia bernama Anders Celcius (1701-1744).
 Skala Kelvin
Ilmuwan pertama yang mengusulkan pengukuran suhu berdasarkan suhu nol mutlak
adalah Lord Kelvin (1824-1907), seorang ahli fisika berkebangsaan Inggris. Skala suhu yang
ditetapkannya dinamakan skala Kelvin. Suhu-suhu pada skala Kelvin diukur dalam drajat yang
dinamakan kelvin, diberi lambang K (bukan ˚K). Suhu terendah pada skala ini diberi angka 0 K,
yang sama dengan -273˚C. Pada skala Kelvin tidak dikenal angka-angka negatif.
 Skala Fahrenheit
Dalam penggunaan sehari-hari, di Inggris dan Amerika Serikat masih digunakan
termometer dengan skala Fahrenheit. Skala suhu ini diberi nama sesuai dengan nama ilmuwan
yang pertama kali membuatnya, yaitu Gabriel Fahrenheit (1686-1736), seorang ahli fisika
berkebangsaan Jerman.

F. GENERALISASI

Contoh generalisasi pada usaha:

Usaha dapat didefinisikan sebagai perubahan energi. Jika perubahan energi ini
diukur setiap satu sekon, akan didapatkan sebuah besaran baru yaitu perubahan usaha
setiap satu sekon. Besaran tersebut disebut Daya. Jadi, daya dapat didefinisikan
sebagai perubahan energi setiap satu sekon. Dalam bahasa Inggris, daya adalah
Power. Dengan demikian, daya dilambangkan dengan P.

Secara sistematis, daya dituliskan sebagai berikut:


W
P= t
Keterangan :
P = daya (Joule/sekon)
W= usaha (Joule)
t= waktu (Sekon)

G. Partikularisasi

Contoh partikularisasi pada Kalor Jenis:

Kalor jenis suatu zat adalah banyak kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg
zat sebesar 1˚C atau 1K.

Sebagai contoh, kalor jenis air adalah 4200 J/kg˚C. Itu berarti bahwa kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1˚C adalah 4200 Joule. Kalor jenis
air adalah zat yang kalor jenisnya paling besar. Ini berarti bahwa untuk massa dan
kenaikan suhu yang sama, air dapat mengambil kalor yang lebih besar jika
bersentuhan dengan benda yang suhunya lebih tinggi. Itulah sebabnya air dipilih
sebagai cairan pengisi radiator mobil dan bukan cairan lainnya

H. Pengabaian Pembedaan Pernyataan Konsep

Contohnya tentang gerak benda:

 Aristotle mengemukakan bahwa, makin besar gaya pada benda, makin besar pula
lajunya.
 Galileo mengemukakan bahwa, sebuah benda akan tetap begerak dengan kecepatan
konstan jika tidak ada gaya yang bekerja untuk merubah gerak ini.
 Hukum 1 Newton: Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak
dengan laju tetap sepanjang garis lurus, kecuali jika diberi gaya total yang tidak nol.
Kesimpulan: Setiap benda itu bergerak secara relatif, benda akan tetap pada posisi awal atau
diam, jika tidak ada gaya yang mempengaruhinya, dan benda akan bergerak jika ada gaya
yang mempengaruhinya.

PERBEDAAN KTSP, K13 DAN KURNAS


BACAAN SHOLAT

Bacaan Do'a Iftitah

‫ًْ ُهللل‬ ْْ ‫ْْ ُْهللل‬ ‫ْْلل‬ ُ‫ل‬


ْ‫ْ ل‬
‫ْي‬ ‫لهلرلل‬ُ ‫ُْهل ل ل‬ ‫ْا‬ ُ ‫ْْ ل ل‬
‫لهل لل‬ ‫ب‬
‫لْ ُهل‬ ً‫كْشًير‬ ‫ل‬ ُ ‫يرً ل‬
ْ ‫لهل ل‬ ‫برً ُُكهُل‬
‫ْهلللْبُ ًهل‬ ‫ُْهل ك‬
ْ ‫لهل‬
ْ‫ل‬
ْْ ْْ ًْ ْْ ّ‫َْج‬
ْ‫ل‬ ْ‫ل‬ ‫ُْهل ل ل‬
ٌ‫ل ِاَم‬ ْ‫ل‬ ‫لْ لُُههُللل‬ ْ ّ‫ِْن‬
ْ‫ل‬ ً‫ل‬
‫ُْهُُهُهُل ل ل‬ ْ‫ل‬ ‫ُْهل للا لُاهللل‬ ُ ‫لهل ل‬
‫لهل ل ل‬
‫ل‬ ُ ‫ُْهل ل‬

ْ‫ُْهللل ا ُهلللشاَرًْكي‬ ‫ْْي اْل‬ ْ ‫ُْهل ل‬


‫ل‬ ‫َرجَّال‬ ْْ ْْ ّ‫َْْج‬

‫لهللل‬ ُ ‫ُْهل ل‬ ْْ ّ‫َْج‬


‫ُْهللل‬
‫اْارلْا‬ ‫ُْهللل‬ ‫ل‬ ْ ‫ُْهل ل‬
ْ‫ل‬
ْ
‫ر‬
ْ‫لْْهلللل‬
ُ
‫ل‬ ‫لُيهُل‬ ُ ْ ‫لُْهل ل ِ ل‬
ّ‫ْن‬
‫لهللل ل‬ ‫لْا‬ ‫لهللل ْْ ي‬
ُ ‫ْهل ْلُهُللل ل‬
‫له ل‬ ُ ْ ‫لهل ل ُ ل‬
ُ ‫ُْهللل ل‬ ّ‫ااَْج‬
‫ل‬ ُ ‫ُْهل ل‬
‫لهل ل ل‬

ْ ‫ُْْاه ْلل ل ل‬
‫لي‬
: Artinya

Allah Maha Besar lagi Sempurna Kebesaran-Nya, segala puji bagi-Nya dan Maha Suci Allah sepanjang "
pagi dan sore. Kuhadapkan muka hatiku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan
lurus dan menyerahkan diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musyirikin. Sesungguhnya shalatku,
ibadatku, hidupku dan matiku semata hanya untuk Allah, Tuhan seru sekalian alam. Tidak ada sekutu bagi-
Nya dan dengan itu aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan-Nya. Dan aku dari golongan orang
".muslimin


Surat Al-Fatihah

:Selesai membaca do'a iftitah, kemudian membaca surat Fatihah sebagai berikut

ْ‫ل‬ ‫لْْلل لَجَّاْر‬

‫َْجَّار ْل ل‬
‫ي‬
, ْ‫ْْ ْلي‬ ّ‫ْْ ب َج‬ ,ّ‫ِْنّاْ َج‬ , ‫َْجَّار ْي‬ ْْ ْْ
ً‫جَّْر‬,َ ‫ُْهللل ْي‬
‫لللُْهُل ل ل‬
‫ل‬ ‫لُْهل ل ل‬ ‫ُْهللل‬ ْ‫ل ل‬ ‫ُْهل ُ ل ل‬
‫ل‬
ْ ‫ْهل ل ل‬ ْ‫لْ ل‬ ‫ل ُْهللل‬ ُ ْ ‫لهل ل ل‬
‫لهلللُِنّهُل ل ل‬ ُ ‫ُْهل ل‬
ْْ ْ ‫ُْهل ل ل‬
‫ل‬ ُْ ‫لهل ل ل‬
ْ ‫لهللل‬ ُ ‫ل ُهل ل‬
‫لُْهل ل ل‬ ‫لْ لُهلِنِّالل‬
ْْ ْْ ّ‫َْج‬ ‫ُْهللل‬ ‫ُْه لل‬
‫ُْهل ل ل‬ ‫ْهللل‬ ُ ْ‫ل‬ ‫ل‬‫له ل‬ ُ ‫ُْهل ل‬
‫ل‬ ْْ
‫ي‬ ْ‫يرًل‬,ْ‫ُْهلللي‬ ‫ُْهللل‬ ‫ را‬, ‫ْْي‬ ‫را‬ ‫ْْ ُْهللل‬
َ ‫ُْهل ل‬
‫ي‬.‫لجَِّ ْنُِّيهُلللْل‬
: Artinya

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang "
Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam
Yang Pengasih dan Penyayang
Yang menguasai hari kemudian
Pada-Mulah aku mengabdi dan kepada-Mulah aku meminta pertolongan
Tunjukilah kami ke jalan yang lurus
Bagaikan jalan mereka yang telah Engkau beri nikmat
.Bukan jalan mereka yang pernah Engkau murkai, atau jalannya orang-orang yang sesat

:Surat-Surat Pendek Dan Mudah Dihafal


Surat An-Nas
‫َلجَّاْر لَجَّار ْل ل‬
‫ي‬ ‫لْْلل‬
ّ‫َْج‬ ْْ ْْ ّ‫َْج‬ ّ‫َْج‬ ّ‫َْج‬ ‫ُْهللل‬
‫ ا‬,‫ْْ ُهللاَاجَّا ا‬ ً‫نّر‬,ِ‫ُاهللل‬ ‫ا‬ ,‫ا ا‬ , ‫ُ ل و ِنّرً ا‬ ْْ
ْ‫لْ ل‬ ْ‫ُْهللل ل‬ ْْ ْ‫لْ ل‬ ْ‫لْل ل‬ ْ‫ل لل‬ ‫ُْهل ل ل‬ ْ‫ْهللل‬
َ َْْ َ
‫اْجّ ا‬ ّ‫ْج‬ ,‫ُْهللل‬
ّ‫ْج‬
‫ا‬ ‫ا‬ ْْ
ْ‫ل‬ ‫ُْهل ل ل‬
‫ل‬ ْ‫ل‬ ْ‫ل‬ ْ‫ل‬ ْ‫ل‬ ْ‫ل‬ ‫ُْهللل‬
: Artinya

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. "Katakanlah (hai Muhammad)! Aku mohon
perlindungan pada Tuhannya manusia. Yang menguasai manusia (yang menjadi) Tuhan manusia. Mohon
Perlindungan daripada kejahatan was-was (pengganggu hati) yang menggoda. Ialah hati yang
".menggoncangkan hati manusia. Baik dari jenis jin dan manusia

Surat Al- Ikhlas

ْ‫َ ل‬
‫ْجَّار ل ي‬ ‫ْهللل ل‬ ً‫لَْجَّ ُْر‬ ‫ْ لل ل‬
ْ
ٌ‫ ِاَْم‬ ‫َُْجَّهُللل‬ ‫لل‬,ْ ‫لهل‬ُ ‫لهل ل‬
ُ ‫ُْهل ل‬ ‫ل‬ ُ
‫ْهلل‬
ً‫كْهللل‬
ُ ‫ۥ‬ ‫ُْهلْْلل‬ ْْ ْْ ‫ل‬ ُ ‫ ل‬,‫َْجَّٱ ُْهل‬
ْ ‫لهل ل ل‬ ‫ ٱ‬, ٌ‫ْهللل ِاَْم‬ ‫ُٱ‬ ْْ
‫ُْهللل‬ ‫ُْهللل‬ ‫ُْهل لا‬ ‫ُْهللل‬
: Artinya

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.


"Katakanlah (hai Muhammad)! Allah itu Esa. Allah tempat
.meminta
.Tiada Ia beranak dan tiada pula Ia dilahirkan
".Dan tak ada bagi-Nya seorang pun yang menyerupai-Nya
".Dan tak ada bagi-Nya seorang pun yang menyerupai-Nya

kukuR


ْ ُ ‫لبُِنِّهُلللُْهل ل ل‬
ْ ‫لهل ل‬
ُ ‫ُْهل ل‬
‫لهللل ْل‬
‫ي‬
: Artinya

".Maha Suci Tuhan Yang Maha Agung serta memujilah aku kepada-Nya "

ladit'I


ْ ‫لهل ل ل‬
‫ل‬ ُ ‫لهل ل ل‬
ُ ‫لهل ل‬
ُ ‫لهل ل ل‬
ُ ‫ُْهل ل‬

: Artinya

".Allah mendengar orang yang memuji-Nya "


ْ ‫لهل ل ل‬
‫لْءل‬ ُْ ‫لهل ل ل‬
ُْ ‫لهل ل ل‬
ُْ ‫للُهل ل ل‬ ْ ‫لالُاهل ل ل‬
ْ ‫لُْهل ل‬ ُ ‫لُاهَْلجَّْال ل‬
‫لهل ل ل‬ ْ
‫ل‬ ُ ‫ُْهلُلهُل ل‬
ُ ‫لهللل َُجَّهُل ل‬
ْ ‫لهل ل‬
: Artinya

Ya Allah tuhan kami! Bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh barang Kau kehendaki "
".sesudah itu
.

duju
S


ْْ ْْ
ْ ‫لهل ل ل‬
‫ل‬ ُ ‫ُْهل ل‬ َ‫ُِْنّهُلللىا‬ ‫ْْب ُْهللل‬
: Artinya ْ‫ل‬ ‫ُْهللل‬

".Maha Suci Tuhan Yang Maha Tinggi serta memujilah aku kepada-Nya "


: Duduk Antara Dua Sujud
ّ‫ِْن‬ ْْ ْْ ْْ ْْ
‫ىاَ ُهللل ىاَ‬ ‫ىاَ‬ ‫ا‬ ‫ْا ىاَ‬ ‫ْْ ىاَ‬ ‫ْْر ىاَ‬ ‫ِْنّ ا‬
‫ْْ‬ ‫لهل ل ل ْ‬
‫ل‬ ‫ُْهل ل ل ْ ُ‬ ‫ُْهل ل ل ْ‬
‫ل‬ ‫ُْهل ل ل‬
‫ل‬ ‫ُْهل ل ل ْ‬
‫ل‬ ‫لهل ل لْ ْ‬
‫ل‬ ‫لهل ل ُ‬
‫ُْهل ل ل ُ‬ ‫ُْهللل‬
‫‪: Artinya‬‬
Ya Allah, ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku dan cukupkanlah segala kekuranganku dan angkatlah "
derajatku dan berilah rezeki kepadaku, dan berilah aku petunjuk da berilah kesehatan kepadaku dan berilah
.".ampunan kepadaku

 Bacaan Tasyahud / Tahiyat Awal

‫رك‬ ْْ ‫َب‬
ّ‫ْج‬ ‫لي‬‫ْهل ل ل ْل‬
‫ِْنّيُبهُللل َُجَّهُللل ُُلهُل‬ ّ‫َْج‬ ّ‫َْج‬ ّ‫َْج‬ ‫ْْ ب ك‬ َ َ
ّ‫ْج‬
ْ‫ْجَّلي‬
‫ُْهُلهُللللاللالل‬ ‫لْ ُهللل ُْه‬ ‫ُْهللل ُهللل‬ ْ‫ْهلل‬
‫ُ ل‬ ُ
‫ُْهللللاهللل‬ ُ ‫لْ ُْهل ل‬
‫لهلللل‬
ُ ‫ُْهل ل‬ ‫لي ُْهل ل‬ َ ‫ُْهل ل‬
ًْ ‫لهلل ا َْجَّا‬ ْْ ّ‫َْج‬ ْْ ‫للل‬ ْ ُ
‫َْجَّاهل لُْه لُلهُل ل‬
ُ ْْ
‫ىاَ ب ا‬ ‫ْهل ل‬
ُ ُ
‫ْْي‬ ‫لجَّل ُه‬
ْْ َ ‫لهلُلهُل ل‬
ّ‫لج‬ ُ ‫ُْهل ل‬ ‫لهل‬ ْ‫ل‬ ‫للل‬
‫لل‬ ‫ْهل‬ ‫ُْهللل‬
‫لُْهللل‬ ْ‫ل‬ ‫ُْهللل‬ ‫َْجُّْهلَلجَّْا‬
َ ‫لهل ل ل‬
‫لجَّلاء‬ ُ ‫لْ ُهللل َُجَّهُل ل‬
‫ال‬ ْ‫ِْنّي‬ ّ‫ِْن‬
: Artinya

.Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah "


.Salam, rahmat dan berkah-Nya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad)
.Salam (keselamatan) semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang shaleh-shaleh
.Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah
.Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah
.Ya Allah! Limpahilah rahmat kepada Nabi Muhammad

 Tasyahud Akhir
َ ‫لهل ل ل‬
‫لجَّلاء‬ ُ ‫لهل ل‬
ُ ‫ُْهل ل‬
‫ال‬ ْ‫ِْنّي‬ َ‫ىا‬

: Artinya

".Ya Allah! Limpahilah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad "

‫ُْهلللىِنِّيْ ال‬ ‫آ ْ ر ْْي‬ ‫ىاَ َجّ ي‬ ‫آ ْْر ْْي‬ ‫ي‬ ‫ليى‬ْ ‫َْجُّْهل ل‬ ‫ك‬
‫ُْهل ل ل‬
ْ‫ل ل‬ ْ‫ل‬ ‫ُْهللل‬ ْ‫ل‬ ‫ُْهللل‬ ‫ُُْههُللل‬
‫ُْهللل ُْهللَلجَّْلاء‬ ْْ ْ‫ل‬ ‫لل‬ ‫ل‬‫ل‬ ‫ْهل‬
‫ُْهل ل ل‬
ُ ْ‫ل‬ ‫لل‬‫ُْهل ل ل‬ ‫ُْهللل‬ ‫ُْهللل‬
‫ْْي‬ ‫ْْ ر‬ ْ‫ُْهللل ِْنّي‬ َ‫ُْهلللىا‬ ‫ْْر‬ ْْ ‫ل‬
ْ‫لك لىِلنِّي‬ ‫ْهل ل‬
‫ْهل‬ ُ ُ ‫ك ُْهلل‬ ُ ِ
ْ‫ْنّي‬
‫ْهللل‬ َ‫ىا‬
‫ُْهل ل ل‬
‫ل‬ ْ‫لل‬ ُ ‫ُْهل ل‬ ‫لهللل‬ُ ‫ُْهل ل‬ ُ ‫ُْهل ل‬
‫لهللل‬ ْ‫ل‬ ‫ُْهللل‬
ْ‫ل‬ ‫لهل ل ل‬ ْ‫ْل‬ ‫ُْهل ل ل‬
‫ل‬ ‫ُْهللل َْ ل‬
‫جّء‬
ْْ
ّ‫َْج‬ ‫ْهلهل ل ل‬
‫ْي‬ ْ َ‫ا ِا‬
ٌ‫ْم‬ ٌ‫ْم‬َ‫ْ ِا‬
‫ْي‬ ‫لي‬ ُ‫ل‬
ْ ‫لهل ل‬ ُ َ‫ُىا‬
ْ‫ل‬ ‫ُْهللل‬ ‫لُْْهل ل ل‬
‫ل‬ ْ‫ل‬ ‫ُْهللل‬
: Artinya

.Sebagaimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya "

Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi
.berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya

.Di seluruh alam semesta Engkaulah yang terpuji, dan Maha Mulia

malaS:


ْ ‫لُْيهُل ل‬
‫ل‬ ْ ‫لهل ل‬
ُ ‫لهللل َُجَّهُل ل‬
ُ ‫ُْهل ل‬

: Artinya

..Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian "
PETA KONSEP

Anda mungkin juga menyukai