Anda di halaman 1dari 58

Siapakah Phytagoras?

1
Bagian

Siapakah Phytagoras?

Phytagoras yang Haus Ilmu


Phytagoras lahir pada tahun 570 SM, di pulau Samos, di daerah Ionia.
Pythagoras (582– 496 SM, bahasa Yunani) adalah seorang
matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui
teoremanya.Dikenal sebagai “Bapak Bilangan”, dia memberikan
sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan
pada akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan ajarannya tidak begitu
jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan mengenai
dirinya.

7
Mengenal Phytagoras

Sumber: id.wikipedia.org

Gambar 1.1
Karya patung yang menggambarkan wajah Pythagoras.

Dalam tradisi Yunani, diceritakan bahwa ia banyak melakukan


perjalanan, di antaranya ke Mesir. Perjalanan Phytagoras ke Mesir
merupakan salah satu bentuk usahanya untuk berguru, menimba
ilmu, pada imam-imam di Mesir. Konon, karena kecerdasannya yang
luar biasa, para imam yang dikunjunginya merasa tidak sanggup untuk
menerima Phytagoras sebagai murid. Namun, pada akhirnya ia
diterima sebagai murid oleh para imam di Thebe. Di tempat ini, ia
belajar berbagai macam misteri. Selain itu, Phytagoras juga berguru
pada imam-imam Caldei untuk belajar Astronomi. Ia juga berguru
8
Siapakah Phytagoras?

kepada para imam Phoenesia untuk belajar Logistik dan Geometri,


sedangkan kepada para Magi, ia belajar ritus-ritus mistik. Dalam
perjumpaannya dengan Zarathustra, ia belajar teori perlawanan.
Selepas berkelana untuk mencari ilmu, Phytagoras kembali ke
Samos dan meneruskan pencarian filsafatnya serta menjadi guru
untuk anak Polycartes, penguasa tiran di Samos. Kira-kira pada tahun
530, karena tidak setuju dengan pemerintahan tyrannos Polycartes,
ia berpindah ke kota Kroton di Italia Selatan. Di kota ini, Phytagoras
mendirikan sebuah tarekat beragama yang kemudian dikenal dengan
sebutan ”Kaum Phytagorean.”

Kaum Phytagorean
Kaum Phytagorean sangat berjasa dalam meneruskan pemikiran-
pemikiran Phytagoras. Semboyan mereka yang terkenal adalah authos
epha, ipse dixit (dia sendiri yang telah mengatakan demikian). Kaum
ini diorganisasi menurut aturan-aturan hidup bersama dan setiap
orang wajib menaatinya. Mereka menganggap filsafat dan ilmu
pengetahuan sebagai jalan hidup atau sarana supaya setiap orang
menjadi tahir sehingga luput dari perpindahan jiwa terus-menerus.
Di antara para pengikut Phytagoras di kemudian hari
berkembang dua aliran. Aliran pertama disebut akusmatikoi (akusma
artinya apa yang telah didengar; peraturan); mereka mengindahkan
penyucian dengan menaati semua peraturan secara saksama. Aliran
kedua disebut mathematikoi (mathesis artinya ilmu pengetahuan);
mereka mengutamakan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pasti.
9
Mengenal Phytagoras

Pemikiran Phytagoras
Phytagoras percaya bahwa angka bukan unsur seperti udara dan air
yang banyak dipercaya sebagai unsur semua benda. Angka bukan
anasir alam. Pada dasarnya, kaum Phytagorean menganggap bahwa
pandangan Anaximandros tentang to Apeiron dekat juga dengan
pandangan Phytagoras. To Apeiron melepaskan unsur-unsur
berlawanan agar terjadi keseimbangan atau keadilan (dikhe).
Pandangan Phytagoras mengungkapkan bahwa harmoni terjadi
berkat angka. Apabila segala hal adalah angka, maka hal ini tidak
saja berarti bahwa segalanya dapata dihitung, dinilai, dan diukur
dengan angka dalam hubungan yang proporsional dan teratur, tetapi
berkat angka-angka itu segala sesuatu menjadi harmonisa atau
seimbang. Dengan kata lain, tata tertib terjadi melalui angka-angka.
Salah satu peninggalan Phytagoras yang terkenal adalah teorema
Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu
segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-
kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema
ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, teorema ini
dikreditkan kepada Pythagoras karena dialah yang pertama
membuktikan pengamatan ini secara matematis.
Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu
di dunia ini berhubungan dengan matematika dan merasa bahwa
segalanya dapat diprediksikan dan diukur dalam siklus beritme. Ia
percaya keindahan matematika disebabkan segala fenomena alam
dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau perbandingan
bilangan. Ketika muridnya Hippasus menemukan bahwa \sqrt{2},
hipotenusa dari segitiga siku-siku sama kaki dengan sisi siku-siku
masing-masing 1, adalah bilangan irasional, Pythagoras memutuskan
untuk membunuhnya karena tidak dapat membantah bukti yang
10 diajukan Hippasus.
Adakah yang Salah dengan Hukum Phytagoras?

Bagian 2
Adakah yang Salah
dengan Hukum
Phytagoras?
Teliti Sebelum Ujian
Sering kali dalam ujian, terutama untuk pelajaran matematika atau
fisika, kita harus memecahkan soal yang disajikan dalam sebuah
gambar. Memang, kata orang, gambar dapat menerangkan lebih baik
daripada seribu kata. Akan tetapi, tentu kita jangan asal setuju dengan
soal seperti itu.
Jika akan ujian, kita harus memeriksa soal-soal yang akan
diberikan dengan teliti sebelum dikerjakan. Ini sangat perlu
diperhatikan, apakah pertanyaan yang diajukan sudah jelas? Apakah
pertanyaan tidak akan membingungkan siswa? Apakah siswa akan
dapat memahami apa yang sebenarnya ditanyakan oleh soal tersebut?
Jelas bagi pembuat soal, belum tentu akan jelas pula bagi yang akan
mengerjakan soal tersebut.

11
Mengenal Phytagoras

Sumber: mason.gmu.edu

Gambar 2.1
Contoh kekeliruan penerapan soal tentang konsep Pythagoras.

Jangan sampai terjadi seperti pada sebuah soal ulangan


matematika pada gambar di atas. Dalam soal tersebut, tampaknya
sang pembuat soal ingin menguji pemahaman siswa mengenai
hukum/dalil Phytagoras. Akan tetapi, apa hendak dikata, dengan
disertai gambar pun, ternyata soal ujian ini masih tidak cukup jelas
bagi seorang murid untuk mengetahui apa yang sebenarnya
ditanyakan.
Namun, jangan buru-buru menyalahkan si murid. Walaupun
telah memberikan jawaban asal-asalan dan (sebenarnya) salah, si
murid ternyata dinilai sudah berusaha menjawab dengan baik.
Buktinya, konon, Departement of Education, akhirnya menerima
jawaban si murid dan bahkan memberikan instruksi pada penguji

12
Adakah yang Salah dengan Hukum Phytagoras?

untuk membuat soal dengan lebih jelas. Kalau kita lihat, tampaknya
memang si murid walaupun terkesan konyol, sudah menjawab apa
yang ditanyakan dalam soal tersebut. Jadi, masalahnya memang
pertanyaannya saja yang tidak jelas atau membingungkan, kalau sama
sekali tidak dapat dikatakan soal ini tidak benar. Yang pasti, ini bukan
kesalahan Phytagoras dalam dalam merumuskan teorinya.

Sumber: mason.gmu.edu
Gambar 2.2
Sketsa Phytagoras.

13
Mengenal Phytagoras

Dalil Phytagoras
Dalil Pythagoras merupakan salah satu dalil yang paling sering
digunakan secara luas. Dalil ini pertama kali ditemukan oleh
Pythagoras. Dalil ini sesungguhnya telah dikenal orang-orang
Babilonia sekitar 1.000 tahun sebelum masa kehidupan Pythagoras
dan sampai saat ini masih digunakan antara lain untuk pelayaran,
astronomi, dan arsitektur.

Pembuktian Dalil Pythagoras


Dalam segitiga siku-siku ABC, siku-siku di titik C, berlaku Dalil
Pythagoras , yaitu:
B

c
a

C b A

c2 = a 2 + b 2
atau
Kuadrat sisi miring = jumlah kuadrat sisi-sisi yang saling tegak lurus

14
Adakah yang Salah dengan Hukum Phytagoras?

Pembuktian Dalil Pythagoras ada tiga cara, yakni sebagai berikut.


1. Cara pertama:
Perhatikan gambar berikut ini.
b a

a b

b a

a b

Pada gambar di atas, terdapat empat segitiga siku-siku yang


ab sebangun dan sama besar, persegi dengan panjang sisi c dan persegi
2 dengan panjang sisi a + b. Luas Segitiga siku-siku tersebut masing-
ab
masing adalah , luas persegi yang di dalam (warna hitam) adalah
2
c2 dan luas persegi yang besar (yang terluar) adalah (a + b)2 = a2 +
2ab + b2.
2. Cara kedua:
Dari gambar bidang tersebut, dapat kita peroleh persamaan berikut.
Luas persegi yang terluar = luas persegi yang di dalam + 4 luas
segitiga siku-siku.

a2 + 2ab + b2 = c2 + 4.

a2 + 2ab + b2 = c2 + 2 ab
15
Mengenal Phytagoras

a2 + 2ab + b2 – 2ab = c2
a2 + b 2 = c 2

Terbukti bahwa c2 = a2 + b2
Keterangan:
Luas persegi = sisi x sisi = s2

Luas segitiga =

( a + b )2 = a2 + 2ab + b2
3. Cara ketiga :
Perhatikan sekali lagi gambar berikut.
b a

a b

b a

a b

Luas persegi dengan panjang sisi a adalah 9 satuan luas (9 kotak)


atau a2.
Luas persegi dengan panjang sisi b adalah 16 satuan luas ( 16
kotak ) atau b2.
Luas persegi dengan panjang sisi c = luas persegi dengan panjang
16
sisi a + luas persegi dengan panjang sisi b.
Adakah yang Salah dengan Hukum Phytagoras?

25 satuan luas = 9 satuan luas + 16 satuan luas


25 satuan luas = 25 satuan luas

Simpulannya: c2 = a2 + b2
Keterangan:
Luas persegi = sisi x sisi = s2
Perhitungan panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika dua
sisi yang lain diketahui. Dalam segitiga siku-siku ABC, siku-siku di
titik C, berlaku:
B

c
a

C b A

1. Jika sisi a dan b diketahui, maka sisi c dapat dihitung


dengan rumus : c2 = a2 + b2
2. Jika sisi b dan c diketahui, maka sisi a dapat dihitung
dengan rumus : a2 = c2 – b2
3. Jika sisi a dan c diketahui, maka sisi b dapat dihitung
dengan rumus : b2 = c2 – a2

17
Mengenal Phytagoras

Tripel Pytagoras
Tiga buah bilangan a, b, dan c, yakni a, b merupakan bilangan asli
dan c merupakan bilangan terbesar, dikatakan merupakan tripel
Pythagoras jika ketiga bilangan tersebut memenuhi hubungan
berikut.
c2 = a2 + b2 atau
b2 = c2 – a2 atau
a2 = c2 – b2

Perhatikan contoh berikut


Manakah di antara tigaan berikut yang merupakan tripel Pythagoras?
a. 9, 12, 15
b. 13, 14, 15
c. 5, 12, 13
Contoh penyelesaian
a. Angka terbesar 15, maka c = 15, a = 12 dan b = 9
152 = 122 + 92
225 = 144 + 81
225 = 225
Jadi 9, 12, 15 merupakan tripel pythagoras.
b. Angka terbesar 15, maka c = 15, a = 13 dan b = 14
152 ¹ 132 + 142
225 ¹ 169 + 196
225 ¹ 365
Jadi 13, 14, 15 bukan merupakan tripel pythagoras

18
Adakah yang Salah dengan Hukum Phytagoras?

c. Angka terbesar 13, maka c = 13, a = 12


dan b= 5
132 = 122 + 52
169 = 144 +25
169 = 169
Jadi 5, 12, 13 merupakan tripel pythagoras

Jenis Segitiga
Hubungan nilai c 2 dengan ( a 2 + b 2 ) dapat digunakan untuk
menentukan jenis segitiga. Jika a, b, dan c adalah panjang sisi-sisi
suatu segitiga dengan :

(1) (2)
c c
a a

b b
(3)
a
b

c
c > a + b
2 2 2

c2 = a2 + b2

c2 < a2 + b2

19
Mengenal Phytagoras

Perhatikan contoh berikut


Tentukanlah jenis segitiga berikut ( lancip, siku-siku, atau tumpul ),
jika sisi-sisinya:
a. 6, 8, 10
b. 0,2 ; 0,3 ; 0,4
c. 11, 12, 14
Contoh penyelesaian
a. Untuk sisi segitiga 6, 8, 10
102 = 62 + 82
100 = 36 + 64
100 = 100
Jenis segitiga adalah segitiga siku-siku.
b. Untuk sisi segitiga 0,2 ; 0,3 ; 0,4
0,42 > 0,22 + 0,32
0,16 > 0,04 + 0,09
0,16 > 0,13
Jenis segitiga adalah segitiga tumpul.
c. Untuk sisi segitiga 11, 12, 14142 < 112 + 122
196 < 121 + 144
196 < 265
Jenis segitiga adalah segitiga lancip.

20
Penjelesan Teorema Phyagoras

Bagian 3
Penjelesan Teorema
Phyagoras
Dalam matematika, teorema phytagoras adalah hubungan antara
geometri euclidean antara tiga sisi dari segitiga siku-siku. Berikut bunyi
teoremanya:
In any right triangle, the area of the square whose side is the
hypotenuse (the side of the triangle opposite the right angle) is equal to the
sum of the areas of the squares on the other two sides. [Pada setiap segitiga
siku-siku, kuadrat panjang garis yang miring (sisi paling panjang
segitiga, disebut hypotenuse) sama dengan penjumlahan kuadrat dua
sisi lainnya].
Misalnya, panjang hypotenuse adalah c, sedangkan a dan b adalah
panjang sisi lainnya sehingga teorema tersebut dapat diekspresikan
dalam persamaan sebagai berikut:

21
Mengenal Phytagoras

b a

a b

b a

a b

Ini artinya, kita dapat mengetahui panjang salah satu sisi dengan
mengetahui panjang dua sisi yang lainnya. Sebuah paragraf dalam
teori phytagoras mengatakan, ”Dalam diagram, jumlah area berwarna
biru dan area berwarna merah sama dengan jumlah area berwarna
ungu.”
Ini berlaku untuk semua segitiga siku-siku yang berada pada
bidang datar. Teorema pythagoras: Jumlah kuadrat dari dua sisi sama
dengan dari kuadrat hypotenuse

Panta Artithmos
Dunia filsafat Yunani Kuno mencatat Phytaghoras sebagai salah
seorang tokoh filsafat pra-Sokratik, sezjaman dengan Xenophanes
dan Parmenides. Tesisnya yang terkenal berbunyi: panta artithmos,
artinya semua adalah bilangan. Tesis inilah yang kiranya memberikan
sumbangan cukup besar dalam bidang ilmu pengetahuan, khususnya
bidang matematika dan musik.

22
Penjelesan Teorema Phyagoras

Pemikiran-pemikiran lainnya yang patut pula dicatat disini


adalah pemikiran tentang transmigrasi jiwa-jiwa dan kosmologi.
Dalam tulisan ini, akan dibahas secara lebih jauh tentang Phytagoras,
hasil-hasil pemikirannya, dasar-dasar pemikirannya, serta relevansi
pemikirannya dengan dunia ilmu pengetahuan dewasa ini.

Phytagoras dan Pemikiran Matematis (Angka)


Phytagoras percaya bahwa angka bukan unsur seperti udara dan
air yang banyak dipercaya sebagai unsur semua benda. Angka bukan
anasir alam. Pada dasarnya kaum Phytagorean menganggap bahwa
pandangan Anaximandros tentang to Apeiron dekat juga dengan
pandangan Phytagoras. To Apeiron melepaskan unsur-unsur
berlawanan agar terjadi keseimbangan atau keadilan (dikhe).
Pandangan Phytagoras mengungkapkan bahwa harmoni terjadi
berkat angka. Bila segala hal adalah angka, maka hal ini tidak saja
berarti bahwa segalanya bisa dihitung, dinilai dan diukur dengan
angka dalam hubungan yang proporsional dan teratur, melainkan
berkat angka-angka itu segala sesuatu menjadi harmonis, seimbang.
Dengan kata lain, tata tertib terjadi melalui angka-angka.
Dalam susunan ini titik-titik ini bila segala sesuatu adalah angka
maka titik-titik ini merupakan kumpulan angka yang sempurna.
Jumlahnya sepuluh, namanya Tetraktys. Penemuan ini dihasilkan
dengan membagi tali monochord (alat musik yang mempunyai satu
tali saja), lalu membandingkan ukuran bagian-bagian tali dengan

23
Mengenal Phytagoras

nada-nada yang dikeluarkan. Contoh : penemuan oktaf, kuint, kuart


dalam bidang musik. Oktaf adalah perbandingan 1 dan 2. Kuint
adalah perbandingan 2 dan 3. Kuart adalah perbandingan 3 dan 4.
Jadi yang menentukan perbandingan ukuran tersebut adalah ke-
4 angka pertama, yaitu 1, 2, 3, dan 4, sehingga Tetraktys yang terdiri
dari angka 1, 2, 3, dan 4 merupakan angka-angka istimewa,
membentuk segitiga ilahi. Kaum Phytagorean menganggap bilangan
ini sebagai sesuatu yang keramat dan konon mereka bersumpah demi
Tetraktys. Menurut kalangan Phytagorean, unsur-unsur atau prinsip-
prinsip bilangan ialah dari hal-hal yang berlawanan. Aristoteles juga
menjelaskan tabel pertentangan Phytagoras1, sebagai berikut.

terbatas : tak terbatas


ganjil : genap
kanan : kiri
laki-laki : perempuan
diam : gerak
lurus : bengkok
terang : gelap
baik : jahat
bujur sangkar : empat persegi panjang
tunggal : jamak

24
Penjelesan Teorema Phyagoras

Penemuan Phytagoras ini memiliki konsekuensi yang besar


karena di sini untuk pertama kalinya dinyatakan bahwa suatu gejala
fisis dikuasai oleh hukum matematis. Itu berarti bahwa kenyataan
atau realitas dapat dicocokkan dengan kategori-kategori matematis
dari rasio manusia.

Pemikiran Mistisme Intelektual


Doktrin perpindahan jiwa disebut Metapsikosis (methapsychosis).
Apabila jiwa abadi dan apabila ia berpindah antarpribadi dan jenis
makhluk hidup lainnya, hal-hal tertentu akan mengikutinya. Jiwa
dipercaya memiliki ingatan dan kesadaran. Jiwa bersifat individual.
Kalau hidupnya baik, sesudah mati ia akan memasuki badan yang
lebih mulia.
Sebaliknya, apabila hidupnya buruk, sesudah mati ia akan
memasuki badan yang lebih hina. Misalnya, pada makhluk yang
membunuh dan memangsa kita mungkin membunuh jenis kita
sendiri, bahkan teman-teman dan sanak saudara kita terdahulu.
Karena hal ini, kaum phytagorean mengembangkan seperangkat
penjelasan yang luas mengenai makhluk-makhluk pembunuh dan
pemangsa serta sejumlah larangan yang dirancang untuk
memperkokoh dan mempertahankan kemurnian jiwa. Dengan
menyucikan dirinya, jiwa bisa diluputkan dari nasib reinkarnasi itu.
Penyucian itu dihasilkan dengan mempraktikkan Filsafat (dan ilmu
pengetahuan pada umumnya), dan mengikuti berbagai macam
peraturan berikut.

25
Mengenal Phytagoras

1) Tidak makan buncis


2) Tidak memotong-motong roti
3) Tidak mengobarkan bara dengan besi
4) Tidak menyentuh ayam jago putih
4) Tidak makan hati
5) Tidak bercermin di dekat lampu
6) Kalau bangun tidur tidak boleh meninggalkan bekas di tubuh
7) Kalau mengangkat panci dari api kembalikan abunya
8) Jangan biarkan burung walet bersarang di langit-langit rumah
9) Jangan terlenakan oleh gelak tawa yang tidak terkendali

Pemikiran Kosmologi
Menurut teori Phytagorean tentang susunan kosmos, untuk pertama
kalinya dinyatakan bahwa bukan bumi yang merupakan pusat jagat
raya. Menurut Mazhab Phytagorean, pusat jagat raya adalah api
(Hestia). Hestia sebenarnya berarti perapian, tungku. Sebagaimana
perapian sebagai pusat rumah, demikian juga api merupakan pusat
jagat raya.Yang beredar di sekitar api sentral itu berturut-turut: Kontra
bumi (antikhton), Bumi, Bulan, Matahari, kelima planet (Merkurius,
Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus) dan akhirnya Langit dengan
bintang-bintang tetap.
Kita tidak melihat api dan kontra bumi, sebagaimana juga bagian
bulan yang tidak berhadapan dengan kita tetap berpaling dari bumi.
Dengan kata lain, dalam revolusinya sekitar api sentral, bumi
mengadakan rotasi sekeliling sumbunya sendiri. Matahari dan bulan

26
Penjelesan Teorema Phyagoras

memantulkan api sentral. Gerhana-gerhana terjadi apabila bumi dan


kontra bumi menggelapkan api sentral. Para pemikir Yunani
dikemudian hari menyamakan api sentral dengan matahari sehingga
kaum Phytagorean dalam bidang kosmologi menganut pendirian
Heliosentrisme. Seperti diketahui, baru Copernicus (1473–1543)
akan menemukan kembali teori Heliosetris dan ia sendiri tidak
menyembunyikan bahwa ia mengenal Mazhab Phytagorean.
Tinjauan pemikiran Phytagoras. Jika kita memulai dengan angka
1 dan kemudian menambahkan angka-angka ganjil 3, 5, dan
seterusnya dalam susunan pasukan perang, maka kita akan
mendapatkan bujur sangkar, sedangkan angka 2 dan angka-angka
genap 4, 6, dan seterusnya akan membentuk persegi panjang.
Bentuk-bentuk geometri tersebut memperkuat pandangan
Phytagoras bahwa kenyataan memang angka. Berkaitan dengan
peraturan yang dijalankan oleh kaum Phytagorean kita dapat
memahami bahwa pada dasarnya peraturan-peraturan itu baik dan
masuk akal. Contoh: kalau bangun tidur tidak boleh meninggalkan
bekas di tubuh, hal ini mengajarkan agar orang selalu menjaga
kerapian; tidak mengobarkan bara dengan besi, jelas bahwa besi
merupakan konduktor yang baik, bisa dipastikan tangan orang yang
mengobarkn bara dengan besi akan melepuh karena panas yang
dihantarkan oleh besi. Peraturan-peraturan ini juga bisa dipandang
dengan metafora, misalnya: tidak memotong-motong roti, maksudnya
agar tidak memisahkan diri dari kelompok.

27
Mengenal Phytagoras

Tentang harmoni yang terjadi berkat angka tampak jelas dalam


musik. Tinggi rendahnya suara suatu alat musik (biola, piano, dan
sebagainya) selalu sebanding dengan panjang pendeknya tali. Dawai
sendiri selalu mempunyai ukuran tertentu yang dapat dikatakan
dengan bilangan. Ukuran (dalam bilangan) suatu dawai menentukan
kualitas suaranya. Disinilah tampak bahwa bilangan itu sungguh
menentukan suara.
Ajaran reinkarnasi atau perpindahan jiwa (Phytagoras) itu mirip
ajaran Samsara dan Pratidyasamutpada dalam ajaran Hindu, yang
mengajarkan perputaran jiwa terus menerus dalam kehidupan akibat
karma.

28
Teorema Pythagoras untuk Pengembangan Matematika

Bagian 4
Teorema Pythagoras
untuk Pengembangan
Matematika
Teorema Pythagoras dinamakan oleh ahli matematika Yunani kuno,
yaitu Pythagoras, yang dianggap sebagai orang yang pertama kali
memberikan bukti teorema ini. Akan tetapi, banyak orang yang
percaya bahwa terdapat hubungan khusus antara sisi dari sebuah
segi tiga siku-siku jauh sebelum Pythagoras menemukannya.

29
Mengenal Phytagoras

Sumber: Dokumentasi Eureka, 2007


Gambar 4.1
Pythagoras dan konsepnya.

30
Teorema Pythagoras untuk Pengembangan Matematika

Teorema Pythagoras memainkan peran yang sangat signifikan


dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan matematika. Misalnya,
untuk membentuk dasar trigonometri dan bentuk aritmatika, yang
menggabungkan geometri dan aljabar. Teorema ini adalah sebuah
hubungan dalam Geometri Euclides di antara tiga sisi dari segi tiga
siku-siku. Hal ini menyatakan bahwa ‘Jumlah dari persegi yang
dibentuk dari panjang dua sisi siku-sikunya akan sama dengan jumlah
persegi yang dibentuk dari panjang hipotenusa-nya’. Secara
matematis, teorema ini biasanya biasanya ditulis sebagai: a2 + b2 =
c2 , yakni a dan b mewakili panjang dari dua sisi lain dari segitiga
siku-siku dan c mewakili panjang dari hipotenusanya (sisi miring).
Sejarah dari Teorema Pythagoras dapat dibagi menjadi berikut.
1. Pengetahuan dari Triple Pythagoras
2. Hubungan antara sisi-sisi dari segitiga siku-siku dan sudut-sudut
yang berdekatan, 3. bukti dari teorema.
Sekitar 4.000 tahun yang lalu, orang Babilonia dan orang
Cina telah menyadari fakta bahwa sebuah segitiga dengan panjang
sisi 3, 4, dan 5 harus merupakan segitiga siku-siku. Mereka
menggunakan konsep ini untuk membangun sudut siku-siku dan
merancang segitiga siku-siku dengan membagi panjang tali ke dalam
12 bagian yang sama, seperti sisi pertama pada segitiga adalah 3, sisi
kedua adalah 4, dan sisi ketiga adalah 5 satuan panjang.
Sekitar 2.500 tahun SM, Monumen Megalithic di Mesir dan Eropa
Utara terdapat susunan segitiga siku-siku dengan panjang sisi yang
bulat. Bartel Leendert van der Waerden meng-hipotesis-kan bahwa
Tripel Pythagoras diidentifikasi secara aljabar. Selama pemerintahan
Hammurabi the Great (1790--1750 SM), tablet Plimpton 31
Mengenal Phytagoras

Mesopotamian 32 terdiri dari banyak tulisan yang terkait dengan


Tripel Pythagoras. Di India (Abad ke-8 sampai ke-2 sebelum masehi),
terdapat Baudhayana Sulba Sutra yang terdiri dari daftar Tripel
Pythagoras yaitu pernyataan dari dalil dan bukti geometris dari
teorema untuk segitiga siku-siku sama kaki.
Pythagoras (569-475 SM) menggunakan metode aljabar untuk
membangun Tripel Pythagoras. Menurut Sir Thomas L. Heath, tidak ada
penentuan sebab dari teorema ini selama hampir lima abad setelah Pythagoras
menuliskan teorema ini. Namun, penulis seperti Plutarch dan Cicero
mengatributkan teorema ke Pythagoras sampai atribusi tersebut diterima
dan dikenal secara luas. Pada 400 SM, Plato mendirikan sebuah metode
untuk mencari Tripel Pythagoras yang baik dipadukan dengan aljabar and
geometri. Sekitar 300 SM, elemen Euclid (bukti aksiomatis yang tertua)
menyajikan teorema tersebut. Teks Cina Chou Pei Suan Ching yang ditulis
antara 500 SM sampai 200 sesudah masehi memiliki bukti visual dari
Teorema Pythagoras atau disebut dengan “Gougu Theorem” (sebagaimana
diketahui di Cina) untuk segitiga berukuran 3, 4, dan 5. Selama Dinasti
Han (202 SM - 220 M), Tripel Pythagoras muncul di Sembilan Bab pada
Seni Mathematika seiring dengan sebutan segitiga siku-siku. Rekaman
pertama menggunakan teorema berada di Cina sebagai ‘theorem Gougu’,
dan di India dinamakan “Bhaskara theorem”.
Namun, hal tersebut belum dikonfirmasi apakah Pythagoras
adalah orang pertama yang menemukan hubungan antara sisi dari
segitiga siku-siku karena tidak ada teks yang ditulis olehnya yang
ditemukan. Walaupun demikian, nama Pythagoras telah dipercaya
untuk menjadi nama yang sesuai untuk teorema ini.
32
Mengenal Lebih Dekat Biogafi Phytagoras

Bagian 5
Mengenal Lebih Dekat
Biogafi Phytagoras
If number rules the universe, number is merely our delegate to the
throne, for we rule number. (Apabila bilangan mengatur alam semesta,
bilangan adalah kuasa yang diberikan kepada kita guna mendapatkan
mahkota, untuk itu kita menguasai bilangan.) –Pythagoras.

Pencetus dan Penguasa Nisbah dan Segitiga


Pythagoras lahir di pulau Samos, Yunani selatan sekitar 580 SM
(Sebelum Masehi). Dia sering melakukan perjalanan ke Babylon,
Mesir dan diperkirakan pernah sampai di India. Di Babylon,
teristimewa, Pythagoras menjalin hubungan dengan ahli-ahli
matematika. Setelah lama menjelajah pulau kecil, Pythagoras
meninggalkan tanah kelahirannya dan pindah ke Crotona, Italia.
Diperkirakan Pythagoras sudah melihat 7 keajaiban dunia (kuno),
dimana salah satunya adalah kuil Hera yang terletak di kota
kelahirannya. Sekarang, kuil Hera sudah runtuh dan hanya tersisa 1
pilar yang tidak jauh dari kota Pythagorian (namanya dipakai untuk
mengenang putra terbaiknya). Menyeberangi selat dan beberapa mil

33
Mengenal Phytagoras

ke utara adalah Turki, terdapat keajaiban lain yaitu: Ephesus.


Pythagoras adalah anak Mnesarchus, seorang pedagang yang berasal
dari Tyre.
Pada usia 18 tahun dia bertemu dengan Thales. Thales,
seorang kakek tua, mengenalkan matematika kepada Pythagoras
lewat muridnya yang bernama Anaximander, namun yang diakui
oleh Pythagoras sebagai guru adalah Pherekydes. Pythagoras
meninggalkan Samos pada tahun 518 SM. Tidak lama kemudian,
dia membuka sekolah di Croton yang menerima murid tanpa
membedakan jenis kelamin. Sekolah itu menjadi sangat terkenal
bahkan Pythagoras akhirnya menikah dengan salah satu muridnya.
Gambaran rinci tentang Pythagoras tidak terlalu jelas. Dikatakan
setelah itu, dia pergi ke Delos pada tahun 513 SM untuk merawat
penolong sekaligus gurunya, Pherekydes. Pythagoras menetap di sana
sampai dia meninggal pada tahun 475 SM. Sepeninggalnya, sekolah
Croton berjalan terseok-seok dan banyak konflik internal, tetapi
dapat terus berjalan sampai 500 SM sebelum menjadi alat politik.

Bagaimana Pythagoras Menciptakan Kultus


terhadap Angka?
Di mata Phytagoras, angka adalah ibarat ”dewa”. Matematika dan
“mitos-mitos” palsu tentang angka tidak dapat dipisahkan. Setiap
angka adalah simbol atau melambangkan sesuatu yang terkait dengan
metafisik adalah hal lumrah di Cina. Pythagoras pun tidak luput

34
Mengenal Lebih Dekat Biogafi Phytagoras

dari “perangkap” mitos tentang angka. Dia mengajarkan bahwa:


angka satu untuk alasan, angka dua untuk opini, angka tiga untuk
potensi, angka empat untuk keadilan, angka lima untuk perkawinan,
angka tujuh untuk rahasia agar selalu sehat, angka delapan adalah
rahasia perkawinan. Angka genap adalah wanita dan angka ganjil/
gasal adalah pria. “Berkatilah kami, angka dewa,” adalah kutipan
dari para pengikut Pythagoras yang memberi perlakuan khusus
terhadap angka empat,”yang menciptakan dewa-dewa dan manusia,
O tetraktys suci yang mengandung akar dan sumber penciptaan yang
berasal dari luar manusia.
Pemujaan angka seperti layaknya tukang sihir dengan bola
kristalnya barangkali – di kemudian hari, mendasari para
matematikawan setelah Pythagoras. Ucapan Plato “Tuhan
memahami geometri” atau kutipan Galileo “Buku terbesar tentang
alam ditulis dengan simbol-simbol matematika.” Apakah itu termasuk
ilmu sihir atau matematika. Yang jelas matematika lebih sulit untuk
dipahami.
Hubungan matematika dengan musik dekat sekali. Tidaklah
mengherankan apabila Pythagoras juga mampu menjadi seorang
musisi. Mitos bilangan Pythagoras terkandung lewat “keajaiban”
pentagram. Bentuk segi-lima yang makin lama makin kecil sampai
takterhingga.

35
Mengenal Phytagoras

Sumber: bezzoz.com

Gambar 5.1
Pentagram

Pythagoras sebagai Pemusik


Pythagoras juga dikenal sebagai musisi berbakat, seorang pemain lira.
Penemuan musik terkait dengan matematika diawali ketika
Pythagoras bermain monokord, sebuah kotak dengan bentangan tali-
tali di atas salah satu sisinya. Dengan menggerakkan jari naik dan
turun pada garis-garis yang sengaja dibuat, Pythagoras mengenali
bahwa suara yang dihasilkan dapat diperkirakan. Ketika bagian
tengah ditekan, setiap bagian atas tali dan bawah tali menghasilkan
nada sama: nada yang tepat 1 oktaf (oktaf artinya 8 yaitu: nada dari

36
Mengenal Lebih Dekat Biogafi Phytagoras

1(do) sampai 1 (do tinggi) atau dari C sampai C lagi) lebih tinggi
dibandingkan apabila monokord tidak ditekan. Dengan membagi
monokord dengan nisbah 3/4 dan 2/5, ternyata setiap nisbah
menghasilkan nada yang berbeda, merdu atau fals.
Baginya, harmoni musik adalah aktivitas matematika. Harmoni
dari monokord adalah harmoni matematika dan harmoni alam
semesta. Pythagoras menyimpulkan bahwa nisbah tidak hanya
berlaku pada musik tetapi juga pada pelbagai jenis keindahan lain.
Para pengikut Pythagoras menyimpulkan bahwa nisbah dan proporsi
mengendalikan keindahan musik, kecantikan fisik dan keanggunan
matematika.
Contoh: sebuah tali panjang yang menghasilkan nada C,
kemudian 16/15 dari panjang tali C menghasilkan notasi B; 6/5
panjang tali C menghasilkan notasi A, 4/3 panjang tali C
menghasilkan notasi G; 3/2 panjang tali C menghasilkan notasi F; 8/
5 panjang tali C menghasilkan notasi E; 16/9 panjang tali C
menghasilkan notasi D dan 2/1 panjang tali C menghasilkan notasi
C rendah.
Penelitian tentang suara mencapai puncaknya pada abad 19
setelah John Fourier mampu membuktikan bahwa semua suara–
instrumental maupun vokal – dapat dijabarkan dengan matematika,
yaitu jumlah fungsi-fungsi Sinus sederhana. Menurutnya, suara
mempunyai tiga kategori–pitch, loudness, dan quality. Penemuan
Fourier ini memungkinkan ketiga kategori tersebut digambar dan
dibedakan.

37
Mengenal Phytagoras

Pitch terkait dengan frekuensi kurva, loudness terkait dengan


amplitudu, dan quality terkait dengan bentuk dari fungsi periodik.
Lewat moto ”ngka adalah dewa”, Pythagoras mampu menggalang
sejumlah pengikut.

Para Pengikut Pythagoras (Pythagorean)


Pythagoras barangkali dapat disebut sebagai pemikir new ages pada
zamannya. Dia juga seorang orator ulung, intelektual terkenal
sekaligus guru yang kharismatik. Semua itu membuat banyak orang
ingin belajar darinya. Tidaklah mengherankan apabila tidak lama
kemudian dia mempunyai banyak pengikut dan disusul dengan
mendirikan sekolah. Falsafah dasar yang paling penting bagi
Pythagoras adalah: angka. Yunani mewarisi pemahaman tentang
angka dari geometrik Mesir. Hasilnya, ahli matematika Yunani tidak
dapat membedakan antara bentuk (shapes) dengan bilangan
(numbers). Pada saat ini untuk membuktikan teorema matematika
biasa digunakan gambar-gambar yang digambar dengan
menggunakan sejenis penggaris yang terbuat dari logam atau batu
dan kompas.

38
Mengenal Lebih Dekat Biogafi Phytagoras

Sumber: Ensiklopedia Populer, 1999


Gambar 5.2
Arsitektur seni banyak dipengaruhi peikiran Phytagoras.

Nisbah-nisbah adalah kunci untuk memahami alam,


Pythagorean dan matematikawan lebih modern menghabiskan
banyak energi dengan menggali lebih dalam teori-teori mereka.
Akhirnya mereka memilah proporsi ke dalam sepuluh kategori
berbeda yang disebut dengan titik tengah harmonis (harmonic means).
Salah satu dari titik tengah ini mengandung angka paling “cantik”
di dunia: nisbah emas (golden ratio). Tidak ada yang istimewa dari
nisbah emas ini, tetapi sesuatu yang terinspirasi oleh nisbah emas
tampaknya merupakan objek-objek yang sangat indah. Bahkan

39
Mengenal Phytagoras

sampai saat ini, artis dan arsitek secara intuitif mengetahui bahwa
objek-objek yang mengandung nisbah emas tampak artistik. Nisbah
ini mempengaruhi banyak pekerjaan pada bidang seni dan arsitektur.
Parthenon, kuil Athena terbesar, dibangun dengan kaidah nisbah
emas ada pada setiap aspek kontruksinya. Dalam pikiran
Pythagorean, nisbah mengendalikan alam semesta dan berarti sahih
bagi seluruh dunia Barat pula.

Sumber: istockphoto
Gambar 5.3
Angka nol tidak mendapat tempat bagi Phytagoras.

40
Mengenal Lebih Dekat Biogafi Phytagoras

Cacat pada Doktrin Pythagorean


Angka nol tidak mendapat tempat dalam kerangka kerja
Pythagorean. Angka nol tidak ada atau tidak dikenal dalam kamus
Yunani. Menggunakan angka nol dalam suatu nisbah tampaknya
melanggar hukum alam. Suatu nisbah menjadi tidak ada artinya
karena “campur tangan” angka nol. Angka nol dibagi suatu angka
atau bilangan dapat menghancurkan logika. Nol membuat “lubang”
pada kaidah alam semesta versi Pythagorean, untuk alasan inilah
kehadiran angka nol tidak dapat ditoleransi. Pythagorean juga tidak
dapat memecahkan “problem” dari konsep matematika – bilangan
irrasional, yang sebenarnya juga merupakan produk sampingan (by
product) rumus: a² + b² = c².
Konsep tersebut juga menyerang sudut pandang mereka, tetapi
dengan semangat persaudaraan tetap dijaga sebagai sebuah rahasia.
Rahasia ini harus tetap dijaga jangan sampai bocor atau kultus mereka
hancur. Mereka tidak mengetahui bahwa bilangan irrasional adalah
“bom waktu” bagi kerangka berpikir matematikawan Yunani.
Nisbah antara dua angka tidak lebih dari membandingkan dua garis
dengan panjang berbeda. Anggapan dasar Pythagorean adalah segala
sesuatu yang masuk akal dalam alam semesta berkaitan dengan
kerapian (neatness), proporsi tanpa cacat atau rasional. Nisbah ditulis
dalam bentuk a/b bilangan utuh, seperti: 1, 2 atau 17, yakni a, b
tidak boleh sama dengan nol karena dengan itu akan menimbulkan
bencana. Tidak perlu dijelaskan lagi, alam semesta tidak sesuai
dengan kaidah tersebut.

41
Mengenal Phytagoras

Banyak angka tidak dapat dinyatakan semudah itu ke dalam


nisbah a/b. Kehadiran angka irasional tidak dapat dihindari lagi
adalah konsekuensi matematikawan Yunani. Persegi panjang adalah
bentuk paling sederhana dalam geometri, tetapi dibaliknya
terkandung bilangan irrasional. Apabila anda membuat garis diagonal
pada persegi panjang – muncul irasional, dan kelak besarnya
ditentukan oleh akar bilangan. Bilangan irasional terjadi dan akan
selalu terjadi pada semua bentuk geometri. Contoh lain, segi tiga
siku-siku dengan panjang kedua sisi adalah satu, dapat dihitung
panjang sisi lain – dengan rumus Pythagoras, yaitu: v2. Sangatlah
sulit menyembunyikan hal ini bagi orang yang paham geometri dan
nisbah.

Penyangkalan Hippasus
Rahasia ini akhirnya dibocorkan oleh seorang pengikut Pythagorean
yang merasa bahwa dia harus mengungkapkan kebenaran. Hippasus
adalah matematikawan yang menjadi murid sekaligus pengikut
Pythagoras. Hippasus berasal dari Metapontan. Pengungkapan
rahasia membuat dia dijatuhi hukuman mati. Cerita tentang
bagaimana meninggalnya Hipassus ada berbagai versi. Beberapa
mengatakan bahwa Hippasus ditenggelamkan di laut, sebagai
konsekuensi menghancurkan teori indah dengan fakta-fakta
menyesatkan. Sumber lain menyebutkan bahwa para pengikut
Pythagoras mengubur dia hidup-hidup. Sebagian lagi menyebutkan
bahwa Hippasus, dibuang atau diasingkan dalam ruangan tertutup
tanpa pernah bertemu orang lagi.
42
Mengenal Lebih Dekat Biogafi Phytagoras

Tanpa usaha mengklarifikasikan mana yang benar, hal yang jelas


pengungkapan oleh Hippasus ini mengoncangkan fondasi-fondasi
doktrin Pythagoras. Dalam hal ini, Pythagorean menanggap bahwa
bilangan irasional hanya sebagai suatu perkecualian. Mereka tidak
dapat membuktikan bahwa bilangan irasional mencemari pandangan
mereka tentang alam semesta.

Meninggalnya Pythagoras
Para pengikut Pythagoras menyatakan bahwa guru mereka meninggal
dengan cara yang unik. Beberapa dari mereka menyatakan Pythagoras
mogok makan, sebagian lagi menyatakan bahwa dia mengurung dan
berdiam diri. Cerita lain menyatakan bahwa konon rumahnya dibakar
oleh para musuhnya (mereka yang merasa tersingkirkan oleh
kehadiran Pythagoras di tempat itu).
Semua pengikutnya ke luar dari rumah terbakar dan lagi ke segala
penjuru untuk menyelamatkan diri. Massa yang membakar rumah
itu kemudian membantai para pengikutnya (pythagorean) satu per
satu. Persaudaraan sudah dihancurkan. Pythagoras sendiri berusaha
melarikan diri, tetapi tertangkap dan dipukuli. Dia disuruh berlari di
suatu ladang, tetapi ada yang mengatakan bahwa dia lebih baik mati.
Kemudian diambil keputusan bersama dan diputuskan: Pythagoras
dihukum pancung di muka umum. Meskipun persaudaraan sudah
bubar dan pemimpinnya terbunuh, esensi ajaran Pythagoras terus
bertahan sampai sekarang.

43
Mengenal Phytagoras

Falsafah Barat banyak dipengaruhi oleh pemikiran Pythagoras–


seperti halnya doktrin Aristoteles, ternyata mampu bertahan hampir
dua milenium. Angka nol dan bilangan irasional bertentangan
dengan doktrin tersebut, tetapi memberi landasan bagi para
matematikawan berikutnya agar memperhatikan angka nol dan
bilangan irasional.

Sumbangsih
Penemuan Pythagoras dalam bidang musik dan matematika tetap
hidup sampai saat ini. Teorema Pythagoras tetap diajarkan di sekolah-
sekolah dan digunakan untuk menghitung jarak suatu sisi segitiga.
Sebelum Pythagoras belum ada pembuktian atas asumsi-asumsi.
Pythagoras adalah orang pertama yang mencetuskan bahwa aksioma-
aksioma, postulat-postulat perlu dijabarkan terlebih dahulu dalam
mengembangkan geometri.
Manfaat tersebut, kelak membuat matematika tetap dapat
digunakan sebagai alat bantu dalam melakukan perhitungan terhadap
pengamatan fenomena-fenomena alam, setelah melalui
pengembangan dan penyempurnaan oleh para matematikawan
setelah Pythagoras. Theorema Pythagoras mendasari adanya teorema
Fermat (tahun 1620): xn + yn = zn yang baru dapat dibuktikan
oleh Sir Andrew Wiles pada tahun 1994.

44
Bagian 6
Pembuktian Teorema
Phytagoras
Di atas sebuah bukit, Phytagoras, seorang dengan perpaduan Einstein
dan Maharani, berkhutbah di hadapan delapan ratus penduduk
Yunani. “Seluruh semesta adalah angka dan harmoni”, ucapnya. Dia
telah membuktikannya: sebuah segiempat yang memiliki sisi-sisi tiga
satuan dan empat satuan dia bagi dua secara diagonal. Hasilnya,
menakjubkan! Sebuah sisi miring yang bernilai lima: sebuah angka.-
Teorema tersebut kini dikenal sesuai nama penemunya, Phytagoras.
Syahdan, di atas kapal pesiar, Hippasus, seorang pengikut
Phytagoras, mengisi waktu senggang dengan mencoret-coret lantai
kapal. Dia menggambar sebuah segiempat sama sisi (bujursangkar)
yang memiliki satu satuan. Terinspirasi sang ‘Imam’, bujursangkar
itu dia bagi dua secara diagonal. Hasilnya adalah sebuah ‘kutukan’.
Seluruh usaha untuk menyatakan panjang sisi miring tersebut, yang
sekarang diketahui sebagai akar dua, sebagai angka gagal. Malapetaka
pun terjadi: seluruh semesta adalah angka dan harmoni, tapi
angkakah hasil oret-oretan Hippasus ini? Dunia seakan runtuh.
Hippasus pun dikucilkan dan penemuannya dirahasiakan.

45
Mengenal Phytagoras

Misteri alam semesta belumlah terungkap secara sempurna.


Mitos-mitos, kepercayaan-kepercayaan, sejarah dan kebudayaan
manusia terus mentransformasikan diri. Teori-teori yang lebih dahulu
dibangun masih harus berhadapan dengan hal-hal baru, penemuan-
penemuan baru, yang pada satu sisi, akan menjawab, melengkapi,
atau bahkan membantah yang sudah ada.
Barangkali Teorema Phytagoras sudah tidak asing lagi bagi kita,
bahkan mungkin sudah sering menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Diantara sekian banyak teorema-teorema yang ada dalam
matematika, teorema ini merupakan salah satu teorema yang cukup
terkenal.
Namun jika ada di antara kita yang belum tahu atau lupa teorema
tersebut, dapat melihat kembali teorema tersebut. Adapun teorema
tersebut sebagai berikut.
Perhatikan segitiga siku-siku di bawah ini.

c
a

46
Dari gambar tersebut, panjang ketiga sisinya adalah a, b, dan c
satuan. Menurut Teorema Phytagoras, dari panjang ketiga sisi segitiga
siku-siku tersebut berlaku persamaan:
c2 = a2 + b2
dari persamaan tersebut juga dapat dihasilkan persamaan
a2 = c 2 – b 2
atau
b2 = c2 – a2
Mengapa bisa ditarik persamaan seperti itu? Apa benar seperti
itu? Seandainya pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul, barangkali
jawabannya adalah pembuktian dari Teorema tersebut. Jika Teorema
tersebut tidak terbukti atau ada satu kasus yang membuat kontradiksi,
teorema tersebut akan gugur/ tidak berlaku lagi.
Nah, bagaimana dengan Teorema Phytagoras? Ada beberapa cara
membuktikan teorema tersebut. Salah satunya adalah dengan cara
berikut ini.
Perhatikan gambar di bawah ini.
b a

a b

b a

a b
47
Mengenal Phytagoras

Pada gambar diatas, terdapat 4 segitiga siku-siku yang sebangun


dan sama besar, persegi dengan panjang sisi c dan persegi dengan
panjang sisi a + b. Luas Segitiga siku-siku tersebut masing-masing
ab
adalah luas persegi yang didalam (warna pink) adalah c2 dan luas
2
persegi yang besar (yang terluar) adalah (a + b)2 = a2 + 2ab + b2.
Dari gambar bidang tersebut, dapat kita peroleh persamaan yaitu:
Luas persegi yang terluar = luas persegi yang didalam + 4 luas
segitiga siku-siku.

a2 + 2ab + b2 = c2 + 4.

a2 + 2ab + b2 = c2 + 2 ab
a2 + 2ab + b2 – 2ab = c2
a2 + b 2 = c 2
Pembuktian selesai sehingga terbukti c2 = a2 + b2
Adakah di antara kita yang belum pernah mendengar tentang
teorema Phytagoras? Rasa-rasanya kita sudah kenal dengan teorema
tersebut sejak SD, bukan? Kali ini kita akan melakukan suatu hal
yang sangat asyik di dalam matematika, yaitu pembuktian!
Pembuktian kali ini sangat mudah. Bebas dari yang namanya limit,
diferensial, dan integral. Kita hanya menggunakan geometri. Lihat
gambar berikut.

48
B

A C D

Pembuktian:
Keterangan yang perlu diketahui dari gambar tersebut, yakni segitiga
ACB sebangun dengan segitiga DEC, berarti BA=CD (sebut saja
panjangnya a), AC=DE (sebut saja panjangnya b), CB=EC (sebut
saja panjangnya c).
Perhatikan trapesium ADEB!
Luas trapesium ADEB = luas Segitiga ACB + luas Segitiga DEC
+ luas Segitiga BCE
0.5* (AB+DE) * (AC+CD) = 0.5*AC*AB + 0.5*DE*DC +
0.5*CE*CB
0.5*(a+b)*(b+a) = 0.5*b*a + 0.5*b*a + 0.5*c*c
0.5*(a2+2ab+b2) = ab + 0.5*c2 (kalikan kedua ruas dengan 2)
a2 + 2ab + b2 = 2ab + c2 (kurangi kedua ruas dengan 2 ab)
a2 + b2 = c2 (terbukti hasilnya, bukan?)

49
Mengenal Phytagoras

Orang yang kali pertama membuktikan teoremanya Phytagoras


adalah Presiden Garfield dan sudah dipublikasikan sejak tahun 1876
dan dianggap satu-satunya kontribusi di bidang matematika yang
pernah dibuat oleh seorang presiden Amerika.

Segitiga Siku-Siku
Salah satu topik dalam kajian geometri bidang datar, yakni teorema
Phytagoras. Dalam teorema ini, disebutkan bahwa jika c sisi miring
sementara a dan b dua sisi yang saling berpenyiku dalam suatu segitiga
siku-siku, maka berlaku hubungan c2 = a2 + b2. Rumusan teorema
Phytagoras telah banyak dikenal oleh hampir semua siswa pendidikan
menengah. Namun, tidak semua guru mengajarkan pembuktian
teorema Phytagoras.
Makalah ini berisi pembuktian teorema Phytagoras dan
penerapan teorema Phytagoras untuk memecahkan masalah yang
berhubungan dengan segitiga bukan siku-siku. Ada beragam cara
untuk membuktikan teorema Phytagoras. Dari beragam cara tersebut,
yang paling intuitif, yaitu cara geometris. Tinjaulah kasus struktur
geometri berikut.

50
b a

a c c b

c
b c a

a b
Bangun persegi yang tersusun atas sebuah persegi yang lebih kecil dan empat buah
segitiga siku-siku.

Dalam struktur di atas, panjang sisi persegi besar yaitu (a + b),


sedangkan pamjang sisi kecil yaitu c. Nilai c ini sekaligus merupakan
⇒ panjang sisi miring setiap segitiga siku-siku. Sementara itu, panjang
sisi yang saling berpenyiku dalam setiap segitiga siku-siku yakni a
dan b.
Luas persegi besar sama dengan jumlah luas persegi kecil dan
luas empat buah segitiga siku-siku.
(a + b)2 = c2 + 4 . ([\tfrac?]12ab)
a2 + 2ab + b2 = c2 + 2ab
a2 + b2 + c 2 ....(1)
Persamaan (1) merupakan rumusan teorema Phytagoras.

51
Mengenal Phytagoras

Teorema Phytagoras dapat digunakan untuk menentukan nilai


besaran-besaran fisik segitiga yang bukan siku-siku sekalipun. Dalam
pasal ini, akan dijelaskan cara menentukan panjang garis tinggi dan
garis berat segitiga sembarang. Tinjaulah kasus segitiga sembarang
berikut.

Segitiga sembarang yang semua sudutnya merupakan sudut lancip.

Dalam segitiga di atas, RS merupakan garis tinggi. Garis tinggi


RS membagi segitiga PQR menjadi dua segitiga siku-siku, yakni
segitiga QRS dan segitiga PRS . Berikut hubungan antara garis tinggi
RS dan sisi segitiga PQR.

52
RS2 = QR2 – QS2 ....(2a)
RS2 = PR2 – PS2 ....(2b)
Dari (2a) dan (2b), dapat ditentukan hubungan berikut.
PR2 – PS2 = QR2 – QS2
QR2 – (PQ – PS)2
PR2 – PS2 = QR2 – (PQ2 – 2PQ . PS + PS2)
QR2 – PQ2 + 2PQ . PS – PS2
PR2 = QR2 – PQ2 + 2PQ . PS

PS = ....(3)

Dari (2b) dan (3), dapat ditentukan panjang garis tinggi RS.
RS = PR 2 − PS2

PQ 2 + PR 2
− 2QR 2
2 2
⎛ PQ + QR 2
− PR ⎞⎛ PQ 2 + PR 2 − QR 2 ⎞ 2
QR −2PQ
2
= PR −⎠⎟⎜
2
⎝⎜ 2PQ ⎝ 2PQ ⎟⎠ ....(4a)

Panjang garis tinggi RS dapat pula ditentukan dengan persamaan


berikut, yang ekivalen dengan persamaan (4a).

RS = ....(4b)

53
Mengenal Phytagoras

Dari (3) dan (4a) atau (4b), dapat ditentukan panjang garis berat
RT.

Persamaan (4a), (4b), dan (5) masih berlaku bahkan jika segitiga
yang ditinjau memiliki sudut tumpul. Tinjau kasus segitiga berikut.

Segitiga sembarang yang salahsatu sudutnya merupakan sudut tumpul.

54
Dalam segitiga di atas, RS merupakan garis tinggi. Garis tinggi
RS membagi segitiga QRS dan segitiga siku-siku segitiga PRS . Berikut
hubungan antara garis tinggi RS dan sisi segitiga PQR.
RS2 = QR2 – QS2 ....(6a)
RS = PR – PS
2 2 2
....(6b)
Dari (6a) dan (6b), dapat ditentukan hubungan berikut.
PR – PS2 = QR2 – QS2
2

⇒ QR2 – (PS – PQ)2


PR2 – PS2 = QR2 – (PQ2 – 2PQ . PS + PS2)
QR2 – PQ2 + 2PQ . PS – PS2
PR2 = QR2 – PQ2 + 2PQ . PS

PS = ....(7)

PQ 2 + PR2 − QR2
Persamaan (7) benar-benar sama dengan persamaan (3),
2PQ
sebagaimana persamaan (6a) dan (6b) sama dengan persamaan (2a)
dan (2b). Dengan demikian, substitusi persamaan (7) ke persamaan
(2b) akan menghasilkan persamaan yang sama persis dengan
persamaan (4a). Lebih jauh lagi, maka persamaan (4b) dan (5)
berlaku juga untuk segitiga sembarang yang memiliki sudut tumpul.
Jika persamaan (4a), (4b), dan (5) berlaku untuk semua segitiga
sembarang, maka persamaan-persamaan tersebut berlaku juga untuk
segala jenis segitiga.

55
Mengenal Phytagoras

Dalam suatu konstruksi sudut, dapat dibuat sebuah garis yang


membagi sudut tersebut menjadi dua sudut yang lebih kecil dan sama
besarnya. Garis ini disebut garis bagi sudut. Tinjau kasus segitiga
berikut.

Segitiga sembarang beserta garis tinggi dan garis bagi sudutnya.

56
Dalam struktur di samping, garis bagi sudut RV membagi segitiga
PQR menjadi segitiga PRV dan segitiga QRV . Karena besar PRV
dan QRV sama, berlaku hubungan berikut.

PR PU
⇒ = ....(8)
QR QW
Sementara itu, segitiga PUV sebangun dengan segitiga QVW.
Dari hubungan ini dan (8), berlaku hubungan berikut.
PV QV
=
PU QW
PU PV PR
⇒ = = ....(9)
PR QR QW QV QR
=
PU QW Dari (9), dapat ditentukan panjang ruas PV.
PV
PV = . PQ
(PV + QV )
PR
= . PQ ....(10)
(PR + QR)
Dari teorema Phytagoras serta persamaan (3), (4a) dan (10),
dapat ditentukan persamaan panjang garis bagi sudut RV.

57
Mengenal Phytagoras

RV = RS2 + SV 2
= RS2 + ( PV − PS)2
= RS2 + PV 2 − 2PV . PS + PS2
= PR2 − X + Y ....(11)
PR
X = .( PQ 2 + PR2 − QR2 )
( PR + PQ )
PR2 . PQ 2
Y = }
(PR + QR)2

Persamaan (11), yang panjang itu, merupakan persamaan


panjang garis bagi sudut suatu segitiga.

58
Glosarium

1. Astronomi (as·tro·no·mi) [n] : Ilmu tentang matahari, bulan,


bintang, dan planet-planet lainnya; ilmu falak.
2. Irasional (ira·si·o·nal) [a] : Tidak berdasarkan akal (penalaran)
yang sehat.
3. Substitusi (sub·sti·tu·si) [n] : Proses atau hasil penggantian unsur
bahasa oleh unsur lain dalam satuan yang lebih besar untuk
memperoleh unsur pembeda.
4. Segitiga (se·gi·ti·ga) [n] : Bidang yang bersisi tiga; bangun yang
dibentuk dengan menghubungkan tiga buah titik P1, P2, dan P3
yg tidak segaris (sbg titik sudutnya) dng ruas-ruas garis P1 P2, P2
P3, dan P3 P1

59
Mengenal Phytagoras

Indeks
A K
Aristoteles 24 Konstruksi 56
Asumsi 24 Kosmologi 23, 26
Kuadrat 14
D
Diferensial 48 P
Doktrin 44 Persegi 16
Phytagoras 7, 8, 10
G
Geometris 50 S
Segitiga 55, 56
Substitusi 55

60
Daftar Pustaka
Asyari, Fatah, dkk. 1991. Strategi Memahami Matematika. Bandung:
Epsilon.
Bertens, K. 1999. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius.
Kahfi, M. Shohibul, dkk. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi
Matematika. Jakarta: Depdiknas.
Negoro dan B. Harapap. 2003. Ensiklopedia Matematika. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Suherman. 2006. Kamus Pintar Plus Matematika untuk SMP. Bandung:
Epsilon.

61
Mengenal Phytagoras

Gambar Patung Phytagoras

62 Gambar Sketsa Phytagoras


Daftar Pustaka

63
Mengenal Phytagoras

Riwayat Penulis
J. Zahrani K., lahir di Bandung pada 15 Mei 1977. Penulis ini adalah
alumnus Sastra Perancis, Universitas Padjadjaran. Aktivitasnya, selain
mengurus anak juga menulis artikel tentang wanita dan karier serta
ilmu pengetahuan. Sejumlah artikelnya pernah dimuat oleh Pikiran
Rakyat, Bandung Pos, dan Galamedia. Nama J. Zahrani K. merupakan
nama pena dari Hetti Restianti.

64

Anda mungkin juga menyukai