Anda di halaman 1dari 20

KD 3.6 – 4.

6
KOMPETENSI DASAR

 3.6 memeriksa kebenaran teorema Pythagoras


dan tripel Pythagoras
 4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan teorema Pythagoras dan tripel
Pythagoras.

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


3.6.1 Mengidentifikasitiga bilangan yang merupakan Tripel Pythagoras
3.6.2 Menghitung panjang salahsatusisi segitiga siku-siku jika dua sisi
diketahui
4.6.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teorema
Pythagoras
4.6.2 Memecahkan masalah pada bangun datar yangberkaitan dengan
teorema Pythagoras

Tujuan Pembelajaran
Melalui literasi dan diskusi kelompok siswa dapat mengidentifikasi tiga
bilangan yang diberikan merupakan Tripel Pythagoras dengan pemahaman
konsep teorema pythagoras Siswa dapat menghitung panjang sisi segitiga
siku-siku jika dua sisi lain diketahui dengan tepat.
Melalui tayangan powerpoint dan diskusi kelompok siswa dapat
menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika dua sisi
diketahui dengan benar.
Melalui LKPD yang di sediakan siswa dapat menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan teorema Pythagoras dengan jujur dan benar
Melalui LKPD dan diskusi kelompok siswa dapat memecahkan masalah
pada bangun datar yang berkaitan dengan teorema Pythagoras dengan
jujur dan benar.
SEJARAH SINGKAT PYTHAGORAS

Pythagoras adalah seorang


matematikawan yang lahir
pada tahun 570 sebelum
masehi di pulau Samos,
Yunani. Konon katanya,
Phytagoras merupakan
seseorang yang “haus”
dengan ilmu, bahkan selama
hidupnya dia sering
berkelana ke berbagai tempat
seperti Mesir dan Babilonia
untuk mengumpulan ilmu
pada peradaban dari tempat-
tempat yang ia kunjungi,
sampai akhirnya dia tiba di
sebuah kota di Italia bernama
Crotone, dan dia pun menetap
di sana. Di kota inilah
Pythagoras beserta pengikut-
pengikutnya mendirikan
sebuah sekolah/gerakan
bernama Pythagorean. Di
sekolah tersebut, Pythagoras beserta para pengikutnya (murid-muridnya) meyakini bahwa
segala sesuatu di alam semesta ini dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan. Karena itu,
Pyhtagoras beserta para pengikutnya begitu memuja angka dan perbandingan-
perbandingan yang bisa dinyatakan oleh angka-angka tersebut. Bahkan mereka meyakini
keharmonisan di dunia ini terjadi karena angka, dan segala sesuatu dapat di ukur dalam
siklus ber-ritme. Hingga pada suatu hari (500 tahun sebelum masehi), salah satu pengikut
Phytagoras bernama Hippasus menemukan bilangan √2sebagai hipotenusa sebuah segitiga
siku-siku dan berhasil menunjukkan bahwa:

“TIDAK ADA BILANGAN RASIONAL YANG JIKA DIKUADRATKAN MAKA HASILNYA


SAMA DENGAN 2”

Perlu diingat, pada masa itu mereka belum mengenal bilangan irasional. Penemuan
Hippasus ini tentu bertentangan dengan keyakinan para pengikut Pythagoras yang
meyakini bahwa segalanya dapat dinyatakan dalam rasio bilangan asli, karena para
pengikut Phytagoras tidak dapat membantah penemuan Hippasus, menurut legenda
akhirnya para pengikut Phytagoras menenggelamkan Hippasus ke laut. Penemuan
Hippasus inilah yang dipercaya awal mula dikenalnya bilangan irasional.
A. KONSEP TEOREMA PYTHAGORAS

Televisi sebagai media informasi, memiliki banyak


sekali keunggulan dibandingkan dengan media
lainnya, baik media cetak maupun media
elektronik. Salah satu keunggulannya adalah
televisi mampu memvisualisasikan suatu
informasi secara langsung. Untuk memenuhi
berbagai kebutuhan yang beragam, televisI
diproduksi dalam berbagai macam ukuran. Pada
umumnya, ukuran televisi dinyatakan dalam
satuan inci (1 inci = 2, 54 cm), mulai dari 14 inci, 21 inci, 35 inci, sampai 49 inci.Perlu diingat,
ukuran televisi yang dinyatakan dalam satuan inci tersebut merupakan panjang diagonal layar
televisi. Misalkan kamu memiliki televisi 21 inci. Jika lebar televisi tersebut adalah 16 inci,
berapakah tingginya? Kamu dapat dengan mudah menghitung tinggi televisi tersebut jika
kamu memahami konsep teorema pythagoras.Pada buku siswa ini kamu akan mempelajari
teorema pythagoras, penggunaan teorema pythagoras, perbandingan sisi-sisi segitiga siku-
siku istimewa, teorema pythagoras dalam kehidupan. Sebelum kamu mempelajari teorema
pythagoras kamu belajar kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan dan segitiga siku-siku karena
keduanya terkait dalam torema pythagoras.

1. BILANGAN KUADRAT DAN AKAR KUADRAT SUATU BILANGAN


Teorema Pythagoras erat kaitannya dengan bentuk kuadrat. Bilangan kuadrat adalah
suatu bilangan yang diperoleh dari hasil perkalian dua bilangan yang sama (perkalian ganda)
atau dinyatakan dengan pangkat dua yang sering disebut dengan kuadrat.

𝑎 pangkat 2 ditulis 𝑎2 dengan 𝑎2 = 𝑎 × 𝑎

Contoh:

22 = 2 × 2 = 4

52 = 5 × 5 = 25

62 = 6 × 6 = 36
Sedangkan yang disebut dengan akar kuadrat dari bilangan 𝑎 adalah suatu bilangan
tak negatif yang jika dikuadratkan sama dengan 𝑎2 Lambang akar dari bilangan 𝑎 tersebut
dituliskan √𝑎 dengan 𝑎 > 0.

Contoh:

√4 = 2 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 2 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓

√25 = 5 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 5 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓

√36 = 6 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 6 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓

2. LUAS SEGITIGA SIKU-SIKU DAN LUAS PERSEGI


 SEGITIGA SIKU-SIKU

Mengapa perlu memahami kembali segitiga siku-siku? Karena teorema Pythagoras


merupakan sebuah teorema yang berhubungan dengan segitiga siku- siku. Masih ingatkah
kalian mengenai definisi segitiga siku-siku?

“SEGI TIGA SIKU SIKU ADALAH SEGITIGA YANG SALAH


SATU BESAR SUDUTNYA 90𝑂 ”

Perhatikan segitiga siku-siku ABC (⊿ ABC) berikut!

Mengapa segitiga ABC ( ∆ ABC) merupakan segitiga


siku-siku? Karena sudut BCA ( ∠ BCA) yang merupakan
salah satu sudut pada ∆ ABC merupakan sudut siku-siku
(90°). Sisi di depan sudut siku-siku (sisi AB) merupakan
sisi terpanjang dan dinamakan hipotenusa. Adapun sisi-
sisi lain yang membentuk sudut siku-siku (sisi dinamakan
sisi siku-siku.AC dan sisi BC )
Tentukan panjang hipotenusa dan sisi siku-siku dari setiap segitiga
berikut ini:

Jawab:

∆ABC dengan sisi siku-si AB = 5 cm dan AC = 12 cm, sedangkan sisi hipotenusa


BC= 13 cm.

∆DEF dengan sisi siku-siku DE = 8 cm dan EF= 6 cm, sedangkan sisi hipotenusa
DF= 10 cm.

∆GHI dengan sisi siku-siku GH= 15 cm dan GI= 20 cm, sedangkan sisi hipotenusa
IH= 25 cm.

Perhatikan kembali Gambar 2 diatas. Hubungan antara sisi alas ( a ) dengan sisi tinggi ( t )
dengan luas adalah luas segitiga ( L ) di dapat dari setengah perkalian antara sisi alas dengan
sisi tinggi. Ditulis :

1
L = × a ×t
 PERSEGI

Masih ingatkah kalian apa itu persegi, sifat-sifat persegi, dan luas persegi? Persegi adalah
bangun datar yang dibatas oleh empat buah sisi yang sama panjang. Berikut disajikan contoh
persegi.

Sifat-sifat Persegi

 Mempunyai empat sisi yang


berhadapan sama panjang.
 Mempunyai dua pasang sisi
yang saling sejajar.
 Tiap-tiap sudutnya sama besar.
 Tiap-tiap sudutnya merupakan
sudut siku-siku (90°).
 Mempunyai empat buah sumbu
simetri lipat dan empat buah
simetri putar.
 Diagonal-diagonal saling
berpotongan tegak lurus dan
sama panjang.

Luas Persegi

Jika s adalah sisi pada persegi, maka keliling dan luas persegi adalah sebagai berikut.

Luas Persegi = sisi × sisi = s × s = s2

3. TEOREMA PYTHAGORAS

Siapakah Pythagoras itu? Pythagoras adalah ahli matematika dan filsafat berkebangsaan
Yunani yang hidup pada tahun 569 – 475 sebelum Masehi. Sebagai ahli matematika, ia
mengungkapkan bahwa kuadrat panjang sisi miring suatu segitiga siku-siku adalah sama
dengan jumlah kuadrat panjang sisi yang lain.

Perhatikan Gambar di bawah ini! Gambar tersebut menunnjukkan sebuah segitiga siku-siku
ABC dengan panjang sisi miring c, panjang sisi siku-sikunya adalah a dan b. Teorema
Pythagoras yang diungkapkan oleh Pythagoras mengatakan bahwa:

Sekarang, bagaimana membuktikan kebenaran teorema Pythagoras tersebut? Untuk


membuktikan kebenaran teorema Pythagoras tersebut, perhatikan kegiatan berikut ini.

1. Sediakan kertas berpetak, kertas karton, pencil, penggaris, dan gunting.


2. Buatlah tiga buah persegi dari kertas berpetak dengan panjang masing-masing sisi
persegi adalah a = 3 satuan (3 kotak) b = 4 satuan (4 kotak) dan c = 5 satuan (5
kotak) seperti gambar berikut. Kemudian guntinglah ketiga persegi tersebut!

3. Tempel ketiga persegi tersebut di karton sedemikian sehingga dua dari empat sudut
setiap persegi saling berimpit dan di dalamnya membentuk sebuah segitiga siku-siku
seperti gambar berikut ini.

4. Perhatikan luas ketiga persegi. Luas persegi yang terbesar sama dengan jumlah luas
dua persegi lainnya.

5. Selanjutnya ulangi langkah nomor 2) dan 3) dengan membuat persegi yang


berukuran a = 6 satuan (6 kotak), b = 8 satuan (8 kotak), dan c = 10 satuan (10 kotak)

akan diperoleh seperti gambar berikut.

6. Selanjutnya, perhatikan tabel berikut ini!

Segitiga ABC AB BC AC AB2 BC2 AC2


Gambar 1 5 4 3 25 16 9
Gambar 2 10 8 6 100 64 36

7. Berdasarkan tabel pada langkah nomor 6) tampak hubungan:

AB2 = BC2 + AC2

8. Berdasarkan kegiatan diatas, dapat diperoleh simpulan bahwa, jika segitiga ABC
merupakan segitiga siku-siku di C maka berlaku:
AB2 = BC2 + AC2 (I)

misal, AB = c, BC = a, dan AC = b. maka bentuk (I) dapat ditulis menjadi:

c 2 = a2 + b2

atau

a 2 + b 2 = c2 (II)

bentuk (II) inilah yang sering orang sebut sebagai ekspresi dari teorema Pythagoras.
Berdasarkan bentuk (II) diatas kita dapat mendapatkan bentuk-bentuk dibawah ini:
4. PENGGUNAAN TEOREMA PYTHAGORAS PADA BANGUN DATAR
Pada kondisi tertentu, teorema Pythagoras digunakan dalam perhitungan bangun datar.
Misalnya, menghitung panjang diagonal, menghitung sisi miring trapezium, dan lain
sebagainya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh contoh berikut ini.

Contoh 1:

1. Perhatikan gambar persegi ABCD di samping.


Jika sisi persegi tersebut adalah 9 cm, tentukan:
a. Panjang diagonal AC,
b. Panjang diagonal BD,
c. Panjang AE,
d. Luas persegi ABCD.
2. Sebuah persegi memiliki panjang diagonal 7 cm. Tentukan:
a. Panjang sisi persegi,
b. Luas persegi tersebut.

Jawab:

1. a. Dengan menggunakan teorema Pythagoras, berlaku hubungan:

𝐴𝐶 2 = 𝐴𝐵 2 + 𝐵𝐶 2
𝐴𝐶 2 = 92 + 92
= 81 + 81
= 162

𝐴𝐶 = √162

= √81 × 2

= √81 × √2

= 9√2

Jadi, panjang diagonal AC= 9√2 cm

b. Dalam sebuah persegi, panjang diagonal memiliki ukuran yang sama dengan
diagonal lain. Jadi dapat dituliskan:
Panjang diagonal BD = panjang diagonal AC
= 9√2 cm
c. Perhatikan gambar pada soal. Panjang garis AE adalah setengan dari panjang garis
AC. Sehingga:
1
Panjang garis AE = 2 × panjang diagonal AC
1
= 2 × 9√2
9
= 2 √2
9
Jadi, panjang AE = √2 cm
2
d. Panjang sisi persegi ABCD adalah 9 cm. Jadi luas persegi tersebut:
𝐿 = 𝑠 × 𝑠 = 9 × 9 = 81
Jadi, luas persegi ABCD = 81 𝑐𝑚2
2. Misalkan panjang sisi persegi s cm. Dengan menggunakan teorema Pythagoras,
berlaku hubungan:
Kuadrat panjang diagonal = jumlah kuadrat sisi-sisi yang lain
49 49 √49 √2 7
62 = 𝑠 2 + 𝑠 2 ↔ 49 = 2𝑠 2 ↔ 𝑠 2 = ↔ 𝑠2 = √ 2 = × = 2 √2
2 √2 √2
7
a. Dari uraian tersebut diperolaeh panjang sisi persegi adalah 2 √2 cm.
b. Luas persegi dapat dihitung sebagai berikut:
Luas persegi = sisi x sisi
7 7
=2 √2 × 2 √2 = 49
Jadi, luas persegi tersebut adalah 49 𝑐𝑚2 .

Contoh 2:
4 cm
Perhatikan trapesium ABCD pada gambar di samping.
Diketahui panjang alas trapezium 7 cm, panjang sisi alas
4 cm dan tinggi trapesium 4 cm. 4 cm

Tentukan:

a. Panjang sisi miring AD 3 cm 4 cm


b. Keliling Trapesium ABCD,
c. Luas trapezium ABCD

Jawab:

a. Perhatikan segitiga ADE pada gambar. Diketahui panjang DE adalah 4 cm dan


panjang AE adalah 3 cm. Dengan menggunakan teorema Pythagoras, berlaku
hubungan:
𝐴𝐷2 = 𝐴𝐸 2 + 𝐷𝐸 2 ↔ 𝐴𝐷2 = 32 + 42 = 9 + 16 = 25 ↔ 𝐴𝐷 = √25 = 5
Jadi panjang AD = 5 cm
b. Untuk mencari keliling trapezium, dapat dihitung sebagai berikut:
Keliling trapesium ABCD = AB + BC + CD + DA
=7+4+4+5
= 20
Jadi keliling trapesium ABCD = 20 cm
c. Untuk mencari luas trapesium, gunakan rumus sebagai berikut:

(𝐴𝐵 + 𝐶𝐷) × 𝐵𝐶 (17 + 4)


𝐿𝐴𝐵𝐶𝐷 = = = 11 × 2 = 22
2 2
Jadi, luas trapesium ABCD = 22 𝑐𝑚2

5. PENERAPAN TEOREMA PYTHAGORAS


Di dalam kehidupan sehari hari sering kali kita temui masalah masalah yang dapat
dipecahkan menggunakan teorema Pythagoras. Untuk mempermudah perhitungan alangkah
baiknya jika permasalahan tersebut di tuangkan dalam bentuk gambar. Ayo coba di perhatikan
dan dipelajari contoh – contoh soal berikut ini secara seksama.

Contoh 1 :

Perhatikan gambar disamping sebuah tangga bersandar pada


tembok dengan posisi seperti pada gambar. Jarak antara kaki
tangga dengan tembok 2 meter dan jarak antara tanah dan ujung
atas tangga 8 meter. Hitunglah panjang tangga!

Jawab:

 Langkah pertama adalah menggambarkan apa yang diceritakan dalam soal. Gambar
disamping menunjukkan sebuah segitiga menunjukkan sebuah segitiga siku siku ABC
yang memiliki panjang AC ( jarak tanah ke ujung atas tangga ) 8 meter, panjang AB (
jarak kaki tangga ke tembok ) 2 meter, dan BC dimisalkan tangga yang hendak dicari
panjangnya.
 Langkah kedua, gunakan teorema Pythagoras sehingga berlaku hubungan:
𝐵𝐶 2 = 𝐴𝐵 2 + 𝐴𝐶 2 = 22 + 82 = 4 + 64 = 68 𝑚2
𝐵𝐶 = √68 = √4 × 17 = √4 × √17 = 2√17
Jadi, panjang tangga adalah 2√17 cm.

Contoh 2 :

Sebuah kapal laut berlayar ke arah barat sejauh 11 Km. Kemudian, kapal laut berbelok ke arah
selatan sejauh 8 Km. Hitunglah jarak kapal laut dari titik awal keberangkatan ke titik akhir.

Jawab:

 Langkah pertama, gambarkan soal cerita tersebut. 11 Km


A
Perhatikan gambar disamping. Jalur yang ditempuh oleh C
8 Km
kapal laut di gambarkan dalam bentuk segitiga siku siku
ABC.
B

 Langkah kedua, untuk menentukan panjang BC, gunakan teorema Pythagoras


sehingga diperoleh hubungan:
𝐵𝐶 2 = 𝐴𝐵 2 + 𝐵𝐶 2 = 82 + 112 = 121 + 64 + 185 ↔ 𝐵𝐶 = √185
Jadi, jarak dari titik awal ke titik akhir adalah √185 Km.

 Jika KUADRAT SISI TERPANJANG = JUMLAH KUADRAT SISI SISI YANG


LAIN Maka Segitiga Tersebut Merupakan Segitiga Siku -Siku
 Jika KUADRAT SISI TERPANJANG < JUMLAH KUADRAT SISI SISI YANG
1) Tentukan panjang hipotenusa segitiga-segitiga di bawah ini.
a b C

Pembahasan:
a. Pada gambar a diberikan ∆ ABC yang siku-siku di titik A. Hipotenusa
merupakan sisi dihadapat sudut siku-siku. Sehingga, hipotenusa
adalah sisi BC. Diketahui bahwa panjang AB = c = 5 cm, BC = a, dan
AC = b = 12 cm. Perhatikan!
a2 = b2 + c2 = 122 + 52 = 144 + 25 = 169

a= √169= 13 cm
Jadi, panjang hipotenusanya adalah 13 cm.

b. Pada gambar b diberikan ∆ DEF yang siku-siku di titik E. Hipotenusa


merupakan sisi dihadapat sudut siku-siku. Sehingga, hipotenusa
adalah sisi DF. Diketahui bahwa panjang DE = f = 8 cm, DF = e, dan
EF = d = 6 cm. Perhatikan!
e2 = d2 + ƒ2 = 82 + 62 = 64 + 36 = 100
𝑒 = √100 = 10 cm
Jadi, panjang hipotenusanya adalah 10 cm.
c. Pada gambar c diberikan ∆ GHI yang siku-siku di titik G. Hipotenusa

merupakan sisi dihadapat sudut siku-siku. Sehingga, hipotenusa


adalah sisi HI. Diketahui bahwa panjang GH = i = 15 cm, HI = g, dan

GI = h = 20 cm. Perhatikan!

g2 = ℎ2 + i2 = 202 + 152 = 400 + 225 = 625


g= √625= 25 cm
Jadi, panjang hipotenusanya adalah 25 cm.

2) Tentukan panjang sisi yang belum diketahui pada setiap

segitiga berikut!

a b

Pembahasan:
a. Pada gambar a diberikan ∆ ABC yang siku-siku di titik A. Diketahui
bahwa panjang AB = c = 8 cm, BC = a = 17 cm, dan AC = b.
Akan ditentukan panjang

sisi b. Perhatikan!

a2 = b2 + c2 ⇔ b2 = a2 − c2 ⇔ b =

b= = = 289 − 64 = 225 = 15 cm
Jadi, panjang sisi b adalah 13 cm.
b. Pada gambar b diberikan ∆ DEF yang siku-siku di titik E. Diketahui
bahwa panjang DE = f = 24 cm, DF = e = 25 cm, dan EF = d.
Akan ditentukan panjang

sisi d. Perhatikan!
e2 = d2 + ƒ2 ⇔ d2 = e2 − ƒ2 ⇔ ed2=−

d = e2 − = = 625 − 576 = 49 = 7 cm
Jadi, panjang sisi d adalah 7 cm.

3) Ali dan Umar berdiri saling membelakangi untuk bermain tembak-


tembakan pistol bambu. Ali berjalan 20 langkah ke depan kemudian 15
langkah ke kanan. Pada saat yang sama, Umar berjalan 16 langkah ke

depan kemudian 12 langkah ke kanan. Umar berhenti kemudian


menembak Ali.

a. Gambarkan situasi diatas dengan menggunakan bidang kartesius.


b. Berapa langkah jarak Ali dan Umar saat Umar menembak Ali

dengan pistol bambu?


Pembahasan:
a. Akan digambar posisi Ali dan Umar sesuai permasalahan pada soal.

Keterangan Gambar:

 O adalah posisi awal Ali dan Umar.


 A adalah posisi Ali setelah berjalan 20 langkah ke depan. B adalah posisi
Ali setelah berjalan 15 langkah ke kanan.
 C adalah posisi Umar setelah berjalan 16 langkah ke depan.
 D adalah posisi Umar setelah berjalan 12 langkah ke kanan dan
menembak Ali.

b. Berdasarkan gambar yang diperoleh dari poin a diatas, akan


ditentukan jarak Ali dan Umar saat Umar menembak Ali dengan

pistol bambu. Artinya, kita akan menghitung panjang ruas garis BD.

Buat terlebih dahulu titik bantu, yaitu titik P sedemikian sehingga


terbentuk ∆ BPD yang siku-siku di P seperti gambar berikut

Berdasarkan gambar tersebut diperoleh BQ = AO = 20, QP = OC = 16,

dan CP = AB = 15. Akibatnya, BP = BQ + QP = 20 + 16 = 36 dan

DP=DC+CP= 12 + 15 = 27.

Karena, ∆BPD siku-siku, maka dapat diterapkan teorema Pythagoras.


Perhatikan!

BD2 = BP2 + DP2 ⇔ BD = BP + DP


2 2

BD = BP2 + DP2 = = 1296+ 729 = 2025 =


45
Jadi, jarak Ali dan Umar saat Umar menembak Ali dengan pistol

bambu adalah 45 langkah.


KERJAKAN SOAL SOAL BERIKUT DENGAN BENAR DAN TEPAT!
1. Dengan menggunakan teorema Pythagoras, tentukan nilai x pada segitiga siku siku berikut:

Jawab:

Jawab:

Jawab:

Jawab:

Jawab:
2. Agar memenuhi teorema Pythagoras, sebuah segitiga mempunyai panjang sisi sisi yang
mengandung sebuah variabel yaitu 5x dan 6x. Segitiga tersebut memiliki hipotenusa
√244 cm. maka dari itu nilai x perlu di cari untuk mengetahui panjang alas dan tinggi
suatu segitiga. Hitunglah keliling segitiga tersebut!
Jawab:

3. Tentukan jenis segitiga yang memiliki ukuran sebagai berikut:


a. 3 cm, 4 cm, 5 cm
b. 8 cm, 12 cm, 13 cm
c. 10 cm, 12 cm, 16 cm
d. 8 cm, 11 cm, 19 cm
e. 5 cm, 8 cm, 9 cm

Jawab:

4. Gambar berikut adalah layang – layang jika panjang diagonal pendek adalah 32
cm dan panjang diagonal yang panjang 52 cm maka tentukan luas dan keliling
layang layang tersebut!

Jawab:
5. Seorang laki laki harus berenang melintasi sungai selebar 12 m agar dapat sampai ke pohon pisang
yang terletak di seberang sungai. Namun, di sebelah kanan pohon pisang tersebut sejauh 7 m ada
seekor buaya yang mengintai. Berapa jarak buaya dari laki laki itu?

Jawab:

6. Sebuah televisi memiliki lebar layar 15 inchi dan tinggi layar 8 inchi. Tentukanlah:
a. Panjang diagonal layar televisi tersebut
b. Keliling layar televise tersebut
c. Luas layar televise tersebut
7. Sebuah kapal berlayar dari titik A kea rah timur sejauh 3 Km. Kemudian, kapal tersebut berbelok
kea rah utara sejauh 4 Km dan sampai di ititk B. Dari titik B, kapal layar tersebut melanjutkan
perjalanannya ke arah timur sejauh 6 Km dan berbelok kea rah utara sejauh 8 Km. Akhirnya,
sampailah kapal tersebut di titik C. Tentukan:
a. Jarak titik A ke titik B,
b. Jarak titik B ke titik C,
c. Jarak titik A ke titik C.
8. Seutas kawat digunakan untuk membuat kerangka persegi seperti gambar di
samping. Jika panjang sisi kerangka persegi yang diinginkan adalah 15 cm.
maka tentukan:
a. Panjang diagonal AC
b. Panjang diagonal BD
c. Panjang kawat yang diperlukan untuk membuat kerangka tersebut.
KUNCI JAWABAN UJI KOMPETENSI
1. a. 𝑥 = √82 − 42 = √64 − 16 = √48 = 4√3 cm
b. 𝑥 = √142 − 122 = √196 − 144 = √52 = 2√13 cm
c. 𝑥 = √72 + 162 = √49 + 256 = √305 cm
d. 𝑥 = √102 − 62 = √100 − 36 = √64 = 8 cm
e. 𝑥 = √152 − 112 = √225 − 121 = √104 = 2√26 cm
2. a. √244 = √(5𝑥)2 + (6𝑥)2
244 = 25𝑥 2 + 36𝑥 2
244 = 61𝑥 2
244
𝑥2 = 61

244 4×61
𝑥 = √ 61 = √ = √4 = 2 cm
61

b. Panjang AB = 5 x 2 = 10 cm
c. Panjang BC = 6 x 2 = 12 cm
d. Keliling ABC = 10 + 12 + √244 = 22 + 2√61 = 2(11 + √61)𝑐𝑚
3. a. 52 = 32 + 42 (𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑠𝑖𝑘𝑢 𝑠𝑖𝑘𝑢)
b. 132 < 122 + 82 (𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑖𝑝)
c. 162 > 102 + 122 (𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑙)
d. 192 > 82 + 112 (𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑙)
e. 92 < 82 + 52 (𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑖𝑝)
1 1
4. 𝐿 = 2 × 𝑑1 × 𝑑2 = 2 × 32 × 52 = 832 𝑐𝑚2
𝐾 = (2 × 20) + (2 × 48) = 40 + 96 = 136 𝑐𝑚
5. Jarak buaya ke lelaki tersebut = √122 + 72 = √144 + 49 = √193 𝑚
6. a. panjang diagonal = √152 + 82 = √225 + 64 = √289 = 17 𝑖𝑛𝑐ℎ𝑖
b. Keliling layar TV = (15 x 2) + (8 x 2)=46 inchi
c. Luas layar TV= 15 × 18 = 270 𝑖𝑛𝑐ℎ𝑖 2
7. a. Jarak titik A ke B = √32 + 42 = √9 + 16 = √25 = 5 𝐾𝑚
b. Jarak titik B ke C = √82 + 62 = √64 + 36 = √100 = 10 𝐾𝑚
c. Jarak titik A ke C = 5 + 10 = 15 𝐾𝑚
8. a. Panjang diagonal AC = √152 + 152 = √225 + 225 = √225 × 2 = 15√2 𝑐𝑚
b. Panjang diagonal BD = √152 + 152 = √225 + 225 = √225 × 2 = 15√2 𝑐𝑚
c. Panjang kawat = (15 × 4) + (2 × 15√2) = 60 + 30√2 = 30(2 + √2)𝑐𝑚

Anda mungkin juga menyukai