Anda di halaman 1dari 26

Konsep dan Praktik

Demokrasi serta
Pendidikan Demokrasi

PKn Modul 7
Kelompok 6
● Ade Putri Febriani
● Poppy Fitria Sastrianingrum
● Simfrosa Talaga
Konsep dan Praktik Demokrasi serta Pendidikan Demokrasi

Konsep Demokrasi

Pendidikan Demokrasi
sebagai Esensi PKn

Sekolah sebagai Laboratorium


Demokrasi
Ibu Ade
Konsep Demokrasi

Demokrasi:
Demos : rakyat
Kratein : kekuasaan

Demokrasi : prinsip pemerintahan yang ditandai adanya partisipasi warga negara yang sudah
dewsa ikut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih, negara dengan
pemerintahannya menjamin kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat, berserikat, dan
menegakkan rule of law, masyarakat yang kelompok mayoritas menghargai kelompok minoritas,
da saling memberi perlakuan yang sama
Demokrasi menurut Abraham Lincoln

Demokrasi adalah
pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk
rakyat
Demokrasi menurut CICED (Center for Indonesian Civic Education) dan CCE (Center for
Civic Education)

Demokrasi dipandang sebagai kerangka


berpikir dalam melakukan pengaturan
urusan umum atas prinsip dari, oleh, dan
untuk rakyat diterima baik sebagai ide,
norma, sistem sosial, maupun sebagai
wawasan, sikap, perilaku individual yang
secara kontekstual diwujudkan, dipelihara,
dan dikembangkan.
Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Demokrasi di Indonesia adalah demokrasi berdasarkan


Ketuhanan Yang Maha Esa

Yang pernah berlaku di Indonesia:

● Demokrasi Terpimpin (Orde Lama)


● Demokrasi Pancasila (Orde Baru)
● Era Reformasi
Demokrasi menurut Torres

Demokrasi bukan hanya sebagai sistem pemerintahan, juga diperlukan proses demokrasi yang
meliputi 4 hal:

1. Mengutamakan kepentingan khalayak pasar,


2. Manusia sebagai makhluk memiliki potensi untuk mengemabngkan kekuasaan dan
kemampuan,
3. Memperhatikan keseimbangan antara partisipasi dan apatisme,
4. Untuk mencapai partisipasi perlu ada perubahan terlebih dahulu serta perubahan itu sendiri
akan terwujud jika adanya partisipasi
Ibu Rosa
Salah satu strategis secara konseptual adalah dengan cara memperkuat demokrasi dalam berbagai
bidang dan aspek kehidupan.

Upaya ini tidak mudah membalikkan telapak tangan dimana negaranya menganut sistem demokrasi ,
maka warga negaranya akan demokratis, tetapi memerlukan proses pendidikan demokratis.

Suatu negara yang menerapkan sistem demokrasi dimanapun berada, pada dasarnya untuk
melindungi hak-hak warga negaranya, dan secara tidak langsung menginginkan warga negaranya
memiliki wawasan, menyadari akan keharusnya serta menampakkan partisipasinya sesuai dengan
status dan perannya dalam masyarakat.
Menurut Pendapat :

Gandal dan Finn :


Demokrasi tidak bisa mengajarkan sendiri. Kalau kekuatan ,
kemanfaatan dan tanggung jawab demokrasi tidak dipahami dan
dihayati dengan baik oleh warga negara, sukar diharapkan
mereka mau berjuang untuk mempertahankannya.

Thomas Jefferson (Penulis Deklarasi Kemerdekaan Amerika):


Pengetahuan, skill, perilaku warga negara yang demokratis
tidak akan terjadi dengan sendirinya, tetapi harus diajarkan
kepada generasi penerus.
Menurut Pendapat :

Ahmad Sanusi :
Memahami DEMOKRASI harus memaknai aspek-aspek
demokrasi secara menyeluruh diperlukan kecerdasan dan
mengkomunikasikannya.

Shirley H . Engle dan Anna S. Ochoa :


Dalam pengembangan kurikulum dalam pembelajaran
mengunggulkan keterampilan pengambilan keputusan sebagai
arah pengembangan pembelajaran.
Menurut Pendapat :

Somantri tentang Pendidikan Kewarganegaraan:


Pendidikan kewarganegaraan yang disusun melalui hierarki
tingkat pengetahuan ilmu sosial yaitu fakta, konsep,
generalisasi dan teori hukum sehingga membentuk ide
fundamental Ilmu Kewarganegaraan (IKN).
Proses pendidikan kewarganegaraan kita harus Ada dua faktor yang sangat berpengaruh
membedakan antara aspek-aspek: terhadap penyelenggaraan pembelajaran
pengetahuan(knowledge), sikap dan pendapat
demokrasi, yakni:
(attituedes and opinions), ketrampilan intelektual
(intellectual skills), dan ketrampilan partisipasi 1. Lingkungan tempat proses
(partisipatory skills). pembelajaran berlangsung
Untuk mengadakan suatu proses pembelajaran, 2. Karakteristik sosial, ekonomi, dan
terlebih dahulu perlu ada sejumlah dasar untuk setiap budaya peserta didik
dimensi atau aspek-aspek diatas, seperti:
1. Kebutuhan individi untuk memecahkan isu-isi
dan masalah-masalah sosial dan politik yang
mereka sedang dan akan hadapi.
2. Isu-isu dan masalah yang telah menjadi topik dan
agenda publik.
Langkah-langkah yang dapat dikembangkangkan oleh guru untuk
mengadakan proses pembelajaran demokrasi, adalah:
1. Merumuskan tujuan
2. Menyajikan kata-kata (istilah) yang perlu diketahui
3. Menyajikan ide-ide yang perlu dipelajari
4. Memecahkan masalah
5. Menerapkan kemampuan yang telah dikuasai
Ibu Poppy
Sekolah dalam Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 disebut “satuan pendidikan”
Sekolah Dasar (SD) sebagai satuan pendidikan merupakan suatu entity (satuan
utuh) wahana pendidikan nasional yang berfungsi mewujudkan proses
pendidikan secara utuh dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat perlu dikembangkan


sebagai pusat pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sepanjang hayat, hanya mempu meberi keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan lreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran demokratis.
Paradigma pendidikan demokrasi yang perlu dikembangkan dalam lingkungan sekolah
adalah pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional atau berisi jamak.
Sifat multidimensionalitasnya itu, antara lain terletak pada berikut ini.
❖ Pandangannya yang pluralistik-uniter (bermacam-macam, tetapi menyatu dalam
pengertian Bhineka Tunggal Ika)
❖ Sikapnya dalam menempatkan individu, negara dan masyarakat global secara
harmonis.
❖ Tujuannya yang diarahkan pada semua dimensi kecerdasan (spiritual, rasional,
emosional, dan sosial).
❖ Konteks (setting) yang menghasilkan pengalaman belajarnya tang terbuka, fleksibel
atau luwes, dan bervariasi merujuk kepada dimensi tujuannya.
1. Strategi Umum Pengembangan Warga Negara yang Demokratis di
Lingkungan Sekolah
Hal yang cukup relevan dengan pendidikan kewarganegaraan, antara lain :
★ Good News Class Meeting (Pertemuan Kelas Berita Baru)
★ Circle Whip (Cambuk Bersiklus)
★ Appreciation Time (Waktu untuk Penghargaan)
★ Compliment Time (Waktu untuk yang Terhormat)
★ Goal-setting Meeting (Pertemuan Perumusan Tujuan)
★ Rulesetting Meeting (Pertemuan Legislasi)
★ Rule-evaluating Meeting (Pertemuan Evaluasi Aturan)
★ Stage-selling Meeting (Pertemuan Perumusan Langkah Kegiatan)
★ Feedback and Evaluation (Pertemuan Evaluasi dan Balikan)
★ Reflections on Learnings (Pertemuan Refleksi Belajar)
★ Student Presentation (Forum Siswa)
★ Problem-solving Meeting (Pertemuan Pemecahan MAsalah)
★ Academic Issues (Pertemuan Isu Akademik)
★ Classroom-improvement Meeting (Pertemuan Perbaikan Kelas)
★ Follow up Meeting (Pertemuan Tindak Lanjut)
★ Planning Meeting (Pertemuan Perencanaan)
★ Concept Meeting (Pertemuan Pengembangan Konsep)
★ Sticky Situations (Pembahasan Situasi Pelik)
★ Suggestion Box/Class Business Box (Kotak Saran)
★ Meeting on Meeting (Pertemuan dalam Pertemuan)
2. Fungsi dan Peran Sekolah dalam Mengembangkan Warga
Demokrasi

Sistem Manajemen yang kono dianut, walaupun masih dalam tahap rintisan, adalah
manajemen berbasi sekolah (MBS).
Sitem kurikulum yang kini mulai diperkenalkan adalah otonomi kurikulum atau curriculum
autonomy.

3. Mekanisme Kerja dalam Konteks Kesiteman Sekolah


Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan dan harus memberdayakan seluruh
komponen-komponen yang terkait dengan struktur organisasi sekolah, yaitu sebagai berikut.
Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Tata Usaha, Dewan Guru, Unit Laboratorium, Unit
Perpustakaan, Osis dan Komite Sekolah

Anda mungkin juga menyukai