Modul 1
Pemikiran Tokoh Pembelaaran Berwawasan Kemasyarakatan
b.
c.
d.
Mengidentifikassi topik-topik pelajaran yang memungkinkan siswa secara
aktif melibatkan diri dalam belajar.
e.
f.
g.
Membimbing siswa untuk memahami hakikat atau makna dari pengalaman
belajarnya
h.
i.
Membimbing siswa dalam mengaplikasikan konsep-konsep baru ke dalam
situasi nyata
j.
2)
Ide bahwa belajar paling baik apabila konsep itu berada dalam zona
perkembangan mereka.
3)
Adanya penekanan terhadap keduanya, yaitu hakikat sosial dari belajar
dan zona perkembangan terdekat yang dinamakan dengan pemagangan kognitif.
4)
Pada proses pembelajaran menekankan kemandirian atau belajar
menggunakan media.
Menurut teori konstruktivis, pengetahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu
kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif
seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungannya.
Von Galserfeld mengemukakan beberapa kemampuan yang diperlukan dalam
proses kognitif pengetahuan, yaitu (1) kemampuan mengingat dan
mengungkapkan kembali pengalaman, (2) kemampuan membandingkan dan
mengambil keputusan akan kesamaan dan perbedaan, (3) kemampuan untuk
lebih menyukai suatu pengalaman yang satu dari padda yang lainnya.
Paradigma kontruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah
memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan awal
tersebut menjadi dasar dalam mengonstruksi pengetahuan yang baru.
Pendekatan Vygotsky menganjurkan pngetesan lapisan bawah dan atas zona itu
sehingga mengetahui tentang tingkat status dan kemampuan normal siswa saat
ini di samping juga berapa banyak siswa mendapatkan manfaat dari jenis-jenis
bantuan tertentu.
Kegiatan Belajar 4 : Pandangan Ki Hadjar Dewantoro terhadap Pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memerdekakan manusia dalam arti bahwa
menjadi manusia yang mandiri, agar tidak tergantung kepada orang lain baik
lahir ataupun batin. Kemerdekaan yang dimaksud dari 3 macam, yaitu : berdiri
sendiri, tidak bergantung pada orang lain, dan dapat mengatur dirinya sendiri.
Lahirnya pendidikan Taman Siswa juga diilhami oleh model pendidikan barat
yang tidak menyelesaikan persoalan peningkatan kualitas sumber daya manusia
waktu itu. Menurutnya Pendidikan barat memiliki ciri : perintah, hukuman dan
ketertiban. Ki Hadjar Dewantoro merupakan salah satu perkosaan terhadap
kehidupan batin anak-anak. Oleh karena itu, tidak heran apabila hasil pendidikan
barat melahirkan anak dengan budi pekerti rusak sebagai akibat dari anak yang
hidup di bawah paksaan dan hukuman, yang biasanya tidak setimpal dengan
kesalahannya.
Beberapa falsafah Ki Hadjar Dewantoro berkenaan dengan pendidikan, yaitu :
1.
Segala alat, usaha dan juga cara pendidikan harus sesuai denngan
kodratnya
2.
Kodratnya itu tersimpan dalam adat istiadat setiap masyarakat dengan
berbagai kekhasan, yang kesemuanya itu bertujuan untuk mencapa hidup tertib
dan damai
3.
4.
Untuk mengetahui karakteristik mesyarakat saat ini diperlukan kajian
dalam mendalam tentang kehidupan masyrakat tersebut di masa lampau,
sehingga dapat diprediksi kehidupan yang akan datang pada masyarakat
tersebut.
5.
Perkembangan budaya masyarakat akan dipengaruhi oleh unsur-unsur lain.
Hal ini terjadi karena terjadinya pergaulan bangsa.
Modul 2
Ruang Lingkup Kebudayaan dalam Pendidikan
2)
Kebudayaan merupakan suatu prestasi kreasi manusia yang bukan
material, artinya berupa bentuk-bentuk prestasi psikologis seperti : ilmu
pengetahuan, kepercayaan, dan seni.
3)
4)
Kebudayaan dapat pula berbentuk kelakuan-kelakuan yang terarah seperti
hokum, adat istiadat yang berkesinambungan.
5)
6)
Kebudayaan tidak terwujud dalam kehidupan manusia soliter atau terasing
tetapi yang hidup dalam suatu masyarakat tertentu.
J.J. Honingmann membuat perbedaan atas tiga gejala kebudayaan, yakni : (1)
ideas, (2) activities, (3) artifacts. Namun demikian Koentjaraningrat (1996)
menyarankan agar kebudayaan dibeda-bedakan sesuai empat wujudnya, yang
terdiri dari : (1) artifacts, (2) sistem tingkah laku dan tindakan yang berpola, (3)
sistem gagasan, (4) sistem idiologis.
Alat-alat teknologi
2.
Sistem ekonomi
3.
Keluarga
4.
Kekuasaaan politik
Organisasi ekonomi
3.
4.
Organisasi kekuatan
5.
6.
Sistem Pengetahuan
7.
2.
Unsur-unsur yang berhubungan dengan apa yang seharausnya, seperti
perilaku.
3.
Unsur-unsur yang menyangkut kepercayaan, seperti mengadakan upacara
adat saat kelahiran, dsb.
2.
Proses transmisi
3.
Cara transmisi
Pada masyarakat modern, sekolah merupakan salah satu lembaga utama yang
dipergunakan oleh orang dewasa dalam mewariskan kebudayaan kepada anakanaknya. Oleh karena itu, guru atau tenaga kependidikan harus memiliki
pemahaman yang jelas tentang budaya yang berkembang di masyarakat, baik
secara makro maupun secara mikro yang meliputu nilai, kepercayaan, dan
norma.
DAntonio (1983) mendefinikan keluarga sebgai suatu unit yang terdiri dua orang
atau lebih yang hidup bersama untuk suatu periode waktu, dan diantara mereka
saling berbagi dalam suatu hal atau lebih, yang berkaitan dengan pekerjaan,
seks, kesejahteraan, dan makanan anak-anak, kgiatan intelektual, spiritual, dan
rekreasi.
Rollin dan Galligen (1978) mendefinikan keluarga sebagai suatu sistem interaksi
semi tertutup di antara orang-orang yang bervariasi umur dan jenis kelaminnya,
dimana interaksi tersebut terorganisasi dalam arti hubungan proses sosial
dengan norma dan peranan yang ditentukan, baik oleh individu yang beriteraksi
mauupun oleh masyarakat sebgai suatu ciri dari sistem tersebut.
2.
3.
Sosialisasi anak-anak tehadap orang dewasa, seperti sebgai orang dewasa,
pekerja, anggota masyarakat, dll
4.
5.
Pemelihara moral keluarga dan motivasi untuk memastikan kinerja tugas
baik di dalam keluarga maupun dalam kelompok sosial lain.
6.
Produksi dan konsumsi peralatan dan pelayanan yang diperlukan untuk
mendorong dan memelihara inti keluarga
3.
MODUL 3
Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
2.
3.
Mengembangkan nilai-nilai demokrasi, kemanusiaan, keadilan, dan
keagamaan
4.
Mengembangkan secara berkelanjutan kinerja kreatif dan produktif yang
koheren dengan nilai-nilai moral
Dengan acuan buku Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah (Jalal
dan Supriadi, 2001), diungkapkan tentang arah pendangan dasar pendidikan
nasional, visi misi tujuan pendidikan nasional dan demokratisasi pendidikan.
Acuan pemikiran dalam penataan, dan pengembangan sistem pendidikan
nasional harus mampu mengakomodasikan berbagai pandangan sehingga terjadi
keterpaduan dalam konteks dengan didasarkan prinsip :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.
3.
4.
5.
2.
3.
Materi pembelajaran terintegrasi dengan kehdupan sehari-hari peserta
didik
4.
Masalah yang diangkat dalam pembelajaran ada kesesuaian dengan
kebutuhan peserta didik
5.
Menekankan pada pembelajaran partisipatif yang berpusat pada peserta
didik
6.
7.
Menumbuhkan kemandirian
1)
2)
3)
2.
3.
4.
Lokalisasi (localization)
5.
6.
7.
MODUL 4
Satuan dan Program Pendidikan Masyarakat
2.
3.
4.
5.
6.
Motivasi (Motivation)
3.
Merumuskan tujuan dan materi yang cocok untuk memenuhi kebutuhan
belajar
4.
Merancang pola belajar dalam sejumlah pengalaman belajar untuk peserta
didik
5.
Melaksanakan kegiatan belajar dengan menggunakan metode, teknik, dan
sarana belajar yang tepat
6.
Menilai kgiatan belajar serta mendiagnosis kembali kebutuhan belajar
untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Asumsi yang dijadikan landasan dalam teori andragogi adalah sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
5)
Modul 7
Pembelaran Multikultural
2.
3.
4.
5.
6.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
2.
3.
4.
5.
Javier Perez (Tilaar: 2000) mengungkapkan bahwa perdamaian harus dimulai dari
diri kita masing-masing. Bahan-bahan belajar yang dapat dijadikan acuan dalam
pembelajaran perdamaian adalah :
a.
Bahan-bahan atau materi pembelajaran harus memberi bantuan praktis
dalam pembelajaran tentang perdamaian
b.
Bahan-bahan atau materi pembelajaran harus menggunakan berbagai
metode yang dapat mengembangkan peran serta peserta didik secara aktif
c.
Bahan-bahan atau materi pembelajarab harus mampu memenuhi
kebutuhan
d.
Bahan-bahan atau materi pembelajaran harus merangsang minat peserta
didik untuk lebih memahami kelompok atau kebudayaan lain
e.
Bahan-bahan atau materi pembelajaran berisi kasus-kasus yang
menunjukkan pertikaian antar manusia yang dapat diselesaikan secara damai
f.
Bahan-bahan atau materi pembelajaran harus mnenrangkan masalahmasalah yang paling penting untuk menciptakan perdamaian.
Strategi untuk mempelajari nilai-nilai inti yang berhubungan dengan hak-hak
asasi manusia adalah : 1) belajar tentang hak-hak asasi manusia, 2) belajar
bagaimana memperjuangkan hak-hak asasi manusia, 3) belajar melalui
pelaksanaan hak-hak asasi manusia.
Strategi pembelajaran untuk demokrasi dapat dilakukan dengan cara : 1) etos
demokrasi harus belaku di tempat pembelajaran, 2) pembelajaran untuk
demokrasi berlangsung secara terus menerus, 3) penafsiran demokrasi harus
sesuai dengan konteks sosial budaya, ekonomis, dan evolusinya.
Modul 8
Muatan Life Skills dalam Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
3.
4.