Kelompok 2 : 1. Aditya Putra 2. Khaila Melani 3. Nelda Gusmely 4. Nurhaliza
Landasan Pengembangan Kurikulum
Landasan pengembangan kurikulum diartikan sebagai suatu gagasan, asumsi atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasionaldengan memperhatikan perkembangan setiap peserta didik dengan lingkungan. Factor-faktor yang menjadi landasan pengembangan kurikulum : a) Filsafat dan tujuan pendidikan Filsafat pendiikan merupakanpandangan hidup masyaratakat, yang menjadi landasan untuk merancang tujuan pendidikan, prinsip-prinsip pembelajaran sertaperangkat pengalaman belajar. Filsafat ini dipengaruhi oleh cita-cita masyarakatdan kebutuhan peserta didik yyang hidup di masyarakat. Filsafat pendidikan harus dirumuskan berdasarkan kriteria yang bersifat umum dan objektif, seperti: kejelasan, konsisten dengan kenyataan, konsisten dengan pengalaman. b) Keadaan lingkungan Dalam arti yang luas, lingkungan merupakan suatu system yang meliputi seluruh factor di atas permukaan bumi dan tertuju pada proses peningkatan mutu kehidupan manusia. c) Kebutuhan pembangunan Tujuan pokok pembangunan adalah untuk menumbuhkan sikap mandiri di dalam diri masyarakat Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera lahir batin. Keberhasilan akan dilhat dari sikap masyarakat yang mandiri, maju dan sejahtera. d) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Dalam perkembangan ilmu dan tekonlogi ini dilaksanakan oleh beberapa pihak, yakni : pemerintah, masyarakat, akademisi dan pengusaha. Landasan utama dalam pengambangan kurikulum : A. Landasan filosofis Kata filsafat berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu philosophia (philore = cinta, senang, suka dan Sophia = kebaikan atau kebenaran). orang yang berfilsafat adalah orang yang senang dengan kebenaran. berpikir filsafat berarti berpikir secara menyeluruh, sistematis, logis dan radikal. Kebenaran filsafat adalah kebenaran relative yang berarti akan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan peradan manusia. Filsafat dibutuhkan manusia untuk menjawab pertanyaan di berbagai bidang khususnya di bidang pendidikan. Filsafat pendidikan merupakan pedoman bagi tercapainya pelaksanaan tujuan pendidikan. Will Durant membagi ruang lingkup filsafat sebagai berikut : Logika, yaitu studi tentang metode-metode ideal mengenai berpikir dan meneliti dalam melakukan observasi, hipotesis dan analisis, dan lain-lain. Estetika,studi tentang bentuk keindahan atau kecantikan yang berkaitan dengan seni. Etika, studi tentang tingkah laku sebagai pengetahuan baik, buruk dan kebijaksanaan hidup. Politik, studi tentang kehidupan social, seni dan pengetahuan dalam pekerjaan kantor. Metafisika, studi tentang hubungan antara pikiran seseorang dan benda dalam proses pengamatan dan pengetahuan. Metafisika berarti mencari hakikat dari segala yang ada dan bisa juga berbicara dengan sesuatu yang tidak tampak (gaib). Ruang lingkup filsafat pendidikan adalah semua upaya manusia untuk memahami hakikat pendidikan, bagaimana melaksanakan pendidikan, dan bagimana upaya mencapai tujuan pendidikan. Sebagai suatu landasan fundamental, filsafat memegang peranan penting dalam proses pengembangan kurikulum. Ahli filsafat menguraikan alas an filsafat harus menjadi dasar dalam menentukan tujuan pendidikan maupun sebagia proses berfikir, sebagai berikut: 1. Filsafat sebagai dasar menentukan tujuan pendidikan Tujuan pendidikan harus mengandung tiga hal : pertama autonomy yaitu memberi kemampuan dan pengetahuan yang prima kepaa setiap individu untuk dapat hidup mandiri dan hidup lebih baik. Kedua equity artinya pendidikan harus dapat memberikan kesempatan seluruh masyarakat untuk partisipasi dalam kebudayaan dan ekonomi. Ketiga survival yang artinya pendikan bisa memberikan pemahaman kepda masyarakat ketergantungan antar manusia. Menurut beberapa ahli tujuan pendidikan dapat digolongkan dalam tiga kelompok, yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif. Kognitif berhubungan dengan pengetahuan, psikomotorik berhubungan keterampilan dan afektif berhubungan dengan sikap. 2. Filsafat sebagai proses berpikir Aliran idealism memandang bahwa kebenaran datangnya dari yang maha kuasa. Aliran realism beranggapan bahwa manusia dapat menemukan dan menganal realitas sebagai hokum universal dan pengetahuan dapat diperoleh secara ilmiah melalui fakta yang dapat diindra. Aliran pragmatism memandang bahwa kenyataan berada pada hubungan manusia satu dengan yang lainnya. Aliran eksistensialisme memandang bahwa setiap individu memiliki kelemahan namun bisa diperbaiki oleh diri sendiri. B. Landasan psikologis Pada hakikatnya, setiap anak memiliki kecerdasan dan bakat yang berbeda satu sama lain. Namun, di dalam kurikulum semua anak memiliki kesamaan secara universal. Kurikulum harus memperhatikan kondisi psikologis perkembangan dan psikologis belajar anak. a. Psikologi perkembangan anak Perkembangan intelektual setiap individu berlangsung dalam tahapan-tahapan tertentu, yang meliputi empat tahap: o Sensorimotor, berkembang dari lahir sampai usia 2 tahun. Tahap ini disebut tahap discriminating and labeling kemampuan anak yang terbatas. Paa tahap ini, anak akan melakukan kegiatan intelektual melalui indera. o Praoperasional, mulai dari 2 sampai 7 tahun. Tahap ini disebut masa intuitif atau prakonseptual. Kemampuan menerima perangsang masih terbatas, pemikiran masih statis dan belum dapat berfikir abstrak. o Operasional konkret mulai dari usia 7 sampai 11 tahun. Tahap ini anak mulai mengmbangkan kemapuan berpikir logis dan sistemtis. Operasional formal, mulai dari usia 11 sampai 14tahun keatas. Anak mulai menggunakan pola piker orang dewasa dan mampu berpikir dedukatif induktif dan mampu memecahkan masalah. b. Psikologis belajar Terdapat dua pandangan tentang hakikat manusia, yaitu pandangan john locked an leibnits. Menurut john locke, manusia merupakan organisme yang pasif dan seperti kertas putih yang bisa berubah sesuai siapa yang menulisnya. Menurut Leibnitz, manusia adalah orgnisasi yang aktif dan manusiaadalah sumber dari segala kegiatan. C. Landasan social budaya a. Perubahan pola hidup Pertama, polakerja sangat teratur yang berlangsung dari pagi sampai sore yang relati tetap, menuju pola kerja yang tidak teratur. Kedua, pola hidup yang bergantung pada hasil tekonologi masyarakat. Ketiga, pola hidup dengan system perekonomian baru. b. Perubahan kehidupan social politik Arus globalisasi yang cepat membawa pengaruh dan perubahan kehidupan social keseluruh penjuru dunia. Pada awal system pendidikan kita bersifat sentralistik dan kemudia seiring dengan perubahan system pengelolaan pemerintah maka berubah keotonomi sekolah yang artinya kewenangan pada sekolah dan guru untuk menyusun kurikulum sesuai kondisi sekolah dan siswanya.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita