Anda di halaman 1dari 8

RANGKUMAN MODUL 1 & 2

Nama : Nia Oktadanisyah

NIM : 859786028

Modul 1 pemikiran tokoh pembelajaran berwawasan kemasyarakatan

Kegiatan belajar 1 yaitu pandangan kritik sosial dalam pembelajaran (teori belajar humanistik).

A.Teori belajar humanistik

Pelopor dari teori humanistik adalah Jurgen Habermas. Menurut teori humanistik proses belajar
harus dimulai dan ditunjukkan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri.Oleh sebab
itu,teori belajar humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat ,teori
kepribadian dan psikotropi psikoterapi daripada bidang kajian psikologi belajar.Teori belajar ini lebih
banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan
serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.

Teori humanistik ini antara lain tampak juga dalam pendekatan belajar yang dikemukakan oleh Ausbel
(Rene: 1996). Pandangannya tentang teori belajar bermakna atau meaningful learning,mengatakan
bahwa belajar merupakan asimilasi bermakna.Faktor motivasi dan pengalaman emosional sangat
penting dalam peristiwa belajar,sebab tanpa motivasi dan keinginan dari pihak yang akan belajar maka
tidak akan terjadi asimilasi pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimilikinya.Teori
humanistik berpendapat bahwa teori belajar apapun dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk
memanusiakan manusia,maksudnya adalah: mencapai aktualisasi diri,pemahaman diri,serta realisasi diri
orang yang belajar secara optimal.

Perbedaan antara pandangan yang satu dengan pandangan yang lain sering kali hanya timbul karena
perbedaan penekanan pandangan semata.Jadi pandangan yang berbeda-beda itu hanyalah mengenai
hal yang satu dan sama dipandang dari sudut yang berlainan.Teori humanistik dengan pandangannya
yang sangat manusiawi, yaitu dengan cara memanfaatkan atau merangkumkan berbagai teori belajar
dengan tujuan untuk memanusiakan manusia bukan hanya mungkin dilakukan, tetapi justru harus
dilakukan.

terdapat 4 tokoh yang memiliki pandangan terhadap belajar antara lain:

1. Pandangan kolb terhadap Belajar

Kolb(Rene: 1996) seorang ahli penganut aliran Humanistik membagi tahap-tahap belajar
menjadi 4 tahap yaitu:

tahap pengalaman konkret.seseorang mampu atau dapat mengalami suatu peristiwa atau dapat
mengalami suatu peristiwa atau suatu kejadian sebagaimana seadanya.ia dapat melihat dan
merasakannya,dapat menceritakan peristiwa tersebut sesuai dengan apa yang dialaminya.Namun dia
belum memilliki kesadaran tentang hakikat dari peristiwa tersebut.
Tahap pengamatan aktif dan reflektif.seseorang makin lama akan semakin mampu melakukan
observasi secara aktif terhadap peristiwa yang dialaminya.ia melakukan refleksi terhadap peristiwa yang
dialaminya, dengan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan bagaimana hal itu bisa terjadi dan
mengapa mesti terjadi.

Tahap konseptualisasi.seseorang sudah berupaya untuk membuat abstraksi,mengembangkan


suatu teori,konsep atau hukum dan prosedur tentang sesuatu yang menjadi objek perhatiannya.

Tahap eksperimentasi aktif.seseorang sudah mampu mengaplikasikan konsep-konsep,teori-teori


atau aturan-aturan kedalam situasi nyata.

2. Pandangan Honey dan Mumford terhadap belajar

Honey dan Mumford(Rene:1996) mengolong orang belajar kedalam 4 macam atau golongan
yaitu:

Kelompok Aktivitis. seseorang yang senang melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam
berbagai kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh pengalam-pengalaman baru.

Kelompok reflektor. seseorang yang sangat hati-hati dan penuh pertimbangan.

kelompok teoris. seseorang dengan kecenderungan yang sangat kritis,suka menganalisi, selalu
berpikir rasional dengan menggunakan penalarannya.

kelompok pragmatis. seseorang yang memiliki sifat-sifat yang praktis, tidak suka berbicara dan
membahas sesuatu dengan teori-teori,konsep-konsep,dalil-dalil dan sebagainya.

3. Pandangan habermas terhadap belajar

habermas membagi 3 teori belajar yaitu:

Belajar teknis.Adalah belajar sebagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan


alamnya.

Belajar praktis.Adalah belajar sebagimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan


sosialnya.

Belajar emansipatoris.Upaya seseorang agar mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang
tinggi akan terjadinya perubahan budaya dalam lingkungan sosialnya.

4. Aplikasi teori belajar humanistik dalam kegiatan pembelajaran

Kegiatan belajar 2 yaitu Pandangan progresif dalam pembelajaran

A. PANDANGAN PROGRESIF
Teori ini memandang peserta didik sebagai makhluk sosial yang aktif dan dia percaya bahwa
peerta didik ingin memahami lingkungan dimana dia berada.

Dewey(Tilaar: 2000)Terdapat 3 tingkatan kegiatan yang biasa disekolah yaitu:Tingkatan pertama,untuk


anak peserta didik prasekolah yang berkenaan indera dn fisik.Tingkatan kedua,bahan belajar yang
bersumber dari lingkungan.Tingkatan ketiga,anak menemukan ide-ide atau gagasan,mengujinya untuk
memecahkan persoalan yang sama.

Kegiatan Belajar 3 yaitu pandangan sosiokultural konstruktivis dalam pendidikan

A.Pandangan sosiokultural konstruktivis oleh vygotsky

Konstruktivisme lahir dari gagasan piaget dan vygotsky,dimana keduanya menekankan bahwa
perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi-konsepsi yang telah dipahami sebelumnya diolah melalui
suatu proses ketidakseimbangan dalam upaya memahami informasi-informasi baru.

Von Galserfeld(Rene: 1996) mengemukakan bahwa ada beberapa kemampuan yang diperlukan dalam
proses mengonstruksi pengetahuan, Yaitu (1) kemampuan mengingat dan mengungkap kembali
pengalaman,(2) kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan kesaman dan
perbedaan,dan (3) kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu daripada yang
lainnya.

B. Penerapan pandangan konstruktivis dalam pembelajaran berwawasan bermasyarakat

Teori vygotsky tentang pendidikan memiliki dua implikasi utama.Pertama, hasrat mewujudkan
tatanan pembelajaran kooperatif diantara kelompok-kelompok siswa dengan tingkat-tingkat
kemampuan yang berbeda.Kedua, pendekatan ala Vygotsky dalam pengajaran menekankan perancahan
( scaffolding), dengan siswa semakin lama semakin mengambil tanggung jawab untuk pembelajarannya
sendiri.

Kegiatan belajar 4 pandangan Ki Hadjar Dewantoro terhadap pendidikan

A.Pandangan Ki Hadja Dewantoro

Menurut Ki Hadjar Dewantoro ,pendidikan nasional adalah pendidikan yang selaras dengan
penghidupan bangsa.Pendidikan secara umum berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya
budi pekerti (kekuatan batin,karakter), pikiran ( intelek), dan tubuh anak.Dalam pengertian ini
mengandung bahwa pendidikan pda taman siswa tidak boleh dipisah-pisahkan tetapi sebagai suatu
kesatuan untuk memajukan kesempurnaan hidup,yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang
kita didik selaras dengan dunianya.

Pendidikan pada taman siswa yang dikembangkan Ki Hadjar Dewantoro tidak menggunakan pendekatan
paksaan.Dasar yang dipergunakan Momong,Among dan Ngemong.

Modul 2 Ruang lingkup kebudayaan dalam pendidikan


Kegiatan belajar 1 Hakikat kebudayaan

A. Pengertian kebudayaan

Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddayah yang merupakan bentuk jamak dari
Buddhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkut paut dengan
budi atau akal adapun istilah culture yang merupakan istilah bahasa asing sama artinya dengan
kebudayaan berasal dari kata latin colere yang artinya mengolah atau mengerjakan yaitu mengolah
tanah atau bertani.

Arti kebudayaan dalam bahasa sehari-hari pada umumnya terbatas pada segala sesuatu yang indah
misalnya candi tarian seni rupa seni suara kesusastraan dan filsafat.

E.B. Taylor (1871) mendefinisikan kebudayaan sebagai kompleks yang mencakup pengetahuan
kepercayaan kesenian moral hukum adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-
kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala
sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif artinya mencakup segala cara-cara atau
pola-pola berpikir merasakan dan bertindak.

Tilaar(2002) merinci definisi yang dikemukakan oleh E.B. Tylor sebagai berikut:

1. Kebudayaan merupakan suatu keseluruhan yang kompleks

2. Kebudayaan merupakan suatu prestasi kreasi manusia yang bukan material artinya berupa bentuk-
bentuk prestasi psikologis seperti ilmu pengetahuan kepercayaan dan seni.

3. Kebudayaan dapat pula berbentuk fisik seperti hasil seni terbentuknya kelompok-kelompok keluarga.

4. Kebudayaan dapat pula berbentuk kelakuan-kelakuan terarah seperti hukum adat istiadat.

5. Kebudayaan diperoleh dari lingkungan.

6. Kebudayaan tidak terwujud dalam kehidupan manusia yang soliter atau terasing tetapi yang hidup
dalam suatu masyarakat tertentu

Implikasi yang dapat dipetik dari pengertian kebudayaan menurut Tylor adalah:

1. Adanya keteraturan dalam hidup bermasyarakat

2. Adanya proses pemanusiaan

3. Di dalam proses kemanusiaan itu terdapat suatu visi tentang kehidupan

Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya rasa dan
cipta masyarakat.

B. Wujud kebudayaan
Koentjaraningrat (1996) menyarankan agar kebudayaan dibeda-bedakan sesuai dengan empat
wujudnya yang terdiri dari pertama,wujud konkret dari kebudayaan berupa artefak adalah kebudayaan
yang merupakan hasil karya yang bersifat fisik yang dapat diraba misal bangunan benda-benda bergerak
seperti kapal dan benda-benda yang dipergunakan manusia sehari-hari. Kedua kebudayaan dalam arti
sistem tingkah laku merupakan suatu pola tindakan yang dilakukan oleh manusia yang berpola tingkah
laku sifatnya konkret dapat diamati dan divisualisasikan ketiga kebudayaan sebagai sistem gagasan
sifatnya abstrak tidak berwujud hanya dapat diketahui serta dipahami. Keempat kebudayaan dalam
wujud sistem ideologis merupakan suatu gagasan yang telah dipelajari oleh warga suatu masyarakat
sejak dini dan karena itu sangat sulit untuk diubah.

C. Sistem nilai budaya

Sistem nilai budaya adalah tingkat tertinggi dan paling abstrak dari adat istiadat nilai budaya
terdiri dari konsep-konsep mengenai kegagalan sesuatu yang dinilai berharga dan penting oleh suatu
warga masyarakat sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman orientasi pada kehidupan para
warga masyarakat yang bersangkutan.

D. Adat istiadat norma dan hukum

Norma merupakan aturan untuk bertindak yang sifatnya khusus dan perumusannya pada
umumnya sangat rinci atau ruang lingkupnya tidak terlalu luas dan perumusannya tidak terlalu kabur.
Norma-norma dari golongan yang mempunyai akibat panjang juga dapat merupakan hukuman.

Ferdinan Tonie (Soekanto, 1990) menjelaskan bahwa kebiasaan mempunyai tiga arti yaitu

1. Dalam arti yang menunjuk pada suatu kenyataan yang bersifat objektif misalnya kebiasaan untuk
bangun pagi tidur siang

2. Dalam arti bahwa kebiasaan tersebut dijadikan kaidah bagi seseorang normal mana diciptakan untuk
dirinya sendiri.

3. Sebagai perwujudan kemauan atau keinginan seseorang untuk berbuat sesuatu.

Kegiatan belajar 2 unsur-unsur pokok kebudayaan

A unsur-unsur pokok kebudayaan

Menurut Melville J.Herskovits (1990) ada 4 unsur pokok kebudayaan yaitu

1. Alat-alat teknologi

2. Sistem ekonomi

3. Keluarga

4. Kekuasaan politik.
Ralp Linton (1936) menyebut dengan kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural activity. Masing-
masing unsur kebudayaan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut

1. Alam pikir

Alam pikiran merupakan salah satu unsur kebudayaan yang termasuk inmaterial.

2. Religi

Semua aktivitas yang bersangkutan dengan religi berdasarkan atas getaran jiwa yang biasanya disebut
emosi keagamaan.

3. Bahasa

Bahasa merupakan sarana utama untuk menerima pesan berkomunikasi berdiskusi mengubah atau
menyampaikan arti kepada pihak lain.

4. Hubungan sosial

Kebudayaan mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak berbuat
menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain.

5. Hidup perekonomian

Wujudnya dapat berupa tindakan-tindakan dan interaksi yang berpola yaitu antara produsen pedagang
ahli transportasi pengecer dan konsumen.

6. Ilmu pengetahuan dan teknologi

Ilmu pengetahuan merupakan susunan pernyataan suatu objek yang merupakan kesatuan sistematik
lengkap dan terperinci.

7. Kesenian

Setiap kebudayaan memiliki ekspresi artistik yang dapat menimbulkan keindahan untuk dinikmati ruang
lingkup kesenian mencakup seni rupa yaitu kesenian yang dinikmati oleh manusia dengan mata dan seni
suara yaitu kesenian yang dinikmati oleh manusia dengan telinga.

8. Politik dan pemerintahan

Politik dan pemerintahan merupakan hasil ciptaan manusia yang ada dalam kehidupan masyarakat itu
sendiri politik tidak dapat lepas dari pemerintahan karena politik yang dibentuk dan digunakan dapat
mencerminkan jalannya ronda pemerintahan.

9. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu unsur kebudayaan karena proses pendidikan pada dasarnya
merupakan hakikat dari kebudayaan itu sendiri berdasarkan nilai-nilai kebudayaan yang beragam
kompleks dan terintegrasi maka proses pendidikan tidak dapat dilihat dari satu sudut pandang saja
tetapi harus menggunakan pandangan yang multidisipliner. Proses pendidikan dapat ditinjau dari aspek
filsafat antropologi sosiologi dan psikologi.

Kegiatan belajar 3 Fungsi pendidikan dalam kebudayaan

A. Transformasi kebudayaan

Proses pewarisan transformasi sesungguhnya merupakan suatu proses pembelajaran di mana


yang menjadi bahan belajar adalah kebudayaan dan cara pewarisan kebudayaan itu sendiri.

Pada masyarakat modern sekolah merupakan salah satu lembaga utama yang dipergunakan oleh orang
dewasa dalam mewariskan kebudayaan kepada anak-anak.

B. Peran lembaga yang berfungsi sebagai lembaga pewaris kebudayaan

Keluarga merupakan salah satu lembaga pewaris kebudayaan keluarga sebagai suatu lembaga
pada awal pengertian lahir dari ikatan perkawinan dua insan yang berbeda jenis kelamin untuk hidup
dalam satu rumah tangga.

Kelahiran lembaga pendidikan modern seperti sekolah atau lembaga pendidikan lainnya secara historis
memang merupakan akibat dari keterbatasan keluarga untuk memenuhi kebutuhan belajar yang terus
berkembang pada setiap individu anak sesuai dengan perkembangannya. Tylor (1988) menjelaskan
bahwa anak-anak bukan merupakan individu yang terisolasi melainkan lebih merupakan anggota
keluarga di mana pendidikan anak-anak di dalamnya sangat berbeda dengan pendidikan anak-anak di
sekolah. Menurut Ki Hajar Dewantoro 1977 mengingat bahwa keluarga itulah tempat pendidikan yang
lebih sempurna sifat dan wujudnya daripada pusat-pusat lainnya.

C. Peranan pendidikan dalam kebudayaan

Peran pendidikan di dalam kebudayaan dapat kita lihat dengan nyata di dalam perkembangan
kepribadian manusia. 4 kepribadian manusia tidak ada kebudayaan meskipun kebudayaan bukanlah
sekedar jumlah dari kepribadian-kepribadian.

Ruth Benedict (2000) menyatakan bahwa kebudayaan sebenarnya adalah istilah sosiologi untuk tingkah
laku yang bisa dipelajari. Pentingnya peranan pendidikan dalam pembentukan kepribadian manusia
yaitu

1. Penemuan dan invensi

2. Difusi difusi berarti pembauran budaya-budaya tertentu

3. Akulturasi pembauran budaya antar kelompok atau di dalam kelompok yang besar.

4. Asimilasi terkait dengan adanya sejenis pembauran antar etnis dalam pergaulannya.

5. Inovasi inovasi mengandalkan adanya pribadi yang kreatif.


6. Fokus konsep ini menyatakan adanya kecenderungan di dalam kebudayaan ke arah kompleksitas dan
variasi dalam lembaga-lembaga serta penekanan pada aspek-aspek tertentu.

7. Krisis suatu contoh yang jelas timbulnya krisis dalam proses westernisasi dari kehidupan budaya-
budaya Timur.

D. Lembaga pendidikan sebagai pusat kebudayaan

Proses pendidikan adalah aspek integratif dari proses kebudayaan menurut kajian brameld,
proses kebudayaan mempunyai tiga aspek yang saling berkaitan satu dengan yang lain yaitu

1. Kebudayaan mempunyai tata susunan yang kompleks namun merupakan suatu anyaman yang
berpola.

2. Nilai-nilai kebudayaan dan transmisikan dengan proses-proses acquiring melalui inquiring.

3. Proses pembudayaan mempunyai tujuan tujuan merupakan patokan atau standar yang akan dicapai.

Di dalam pengembangan kebudayaan secara menyeluruh tempat pendidikan tinggi sangat strategis dan
menentukan di dalam lembaga pendidikan ini bukan hanya terjadi transmisi nilai-nilai budaya tetapi juga
pengembangan nilai-nilai budaya itu secara intensif inovatif dan ekstensif.

Proses pengenalan pemeliharaan dan pengembangan wujud-wujud kebudayaan melalui proses


pendidikan dilakukan melalui tiga modus yaitu satu bentuk formal 2 bentuk nonformal dan 3 bentuk
informal.

Bentuk formal biasanya kita kenal sebagai pendidikan yang berstruktur dan berprogram sedangkan
bentuk non formal biasanya singkat waktunya dan tujuan untuk memperoleh bentuk-bentuk
pengetahuan atau keterampilan tertentu yang langsung dapat dimanfaatkan oleh pemiliknya bentuk
pendidikan informal terjadi seumur hidup bentuk pendidikan informal ini semakin lama semakin penting
apalagi di dalam era teknologi informasi.

Anda mungkin juga menyukai