NIM : 1192060097
Resensi
Pilar – Pilar Belajar Menurut UNESCO serta Belajar dan Teori – Teori Belajar
Nelson Mandela yang menyatakan bahwa pendidikan adalah senjata utama dalam
mengubah dunia. Pendidikan berperan penting dalam nilai sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup yang dapat dimiliki oleh setiap orang. Menyadari
pentingnya keberadaan pendidikan tersebut, maka pada tahun 2000 United Nation
Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) membuat suatu gerakan yang
disebut dengan Education For All (EFA) pendidikan untuk semua.
EFA dari UNESCO memiliki enam tujuan pemerataan pendidikan yang meliputi:
Pilar-pilar belajar UNESCO dikenal dengan istilah “four pillars of Learning” ini
merupakan upaya yang dilakukan untuk mewujudkan tatanan dunia dimana peserta didik
sebagai generasi penerus pembangunan tidak hanya sukses sebagai siswa disekolah tapi juga
sebagai individu dan masyarakat sosial.
1. Learning to Know
Learning to know berarti belajar untuk mengetahui, belajar untuk mencari
tahu. Pilar ini berisi tentang tingkatan yang paling dasar dalam mencari ilmu
pengetahuan, yakni untuk dapat mengetahui dan kemudian memahami objek objek rill
maupun ide-ide abstrak yang ada disekitar mereka. Tujuan belajar untuk mengetahui
ini adalah untuk menguasai pengetahuan yang sifatnya devergen, sangat luas dan
kompleks, yang selalu berkembang dari waktu ke waktu. UNESCO menegaskan
konsep belajar untuk mengetahui suatu pengetahuan adalah agar seseorang dapat
merasakan keinginan untuk terus mencari ilmu pengetahuan, baik disekolah maupun
secara mandiri.
2. Learning to Do
Kegiatan belajar tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari manusia. Hampir
sepanjang hidupnya manusia mengalami proses belajar. Kong Fu Cu, seorang filosuf Cina
mengatakan belajar adalah intisari dari hidup. Ini berarti bahwa tiada kehidupan manusia
tanpa belajar.
Berikut ini akan dituliskan beberapa pendapat para ahli tentang proses belajar :
1. Belajar Dinamik Bentuk belajar ini ciri khasnya terletak dalam belajar
menghendaki sesuatu secara wajar , sehingga orang tidak menghendaki sembarang
hal . Berkehendak adalah suatu aktivitas psikis yang terarah pada pemenuhan
suatu kebutuhan yang didasari dan dihayati.
2. Belajar Afektif Ciri khas belajar ini adalah menghayati nilai dari objek objek yang
dihadapi melalui alam perasaan , baik berupa orang , benda , maupun peristiwa .
Ciri yang lain adalah belajar ACEIVE mengungkapkan perasaan dalam bentuk
ekspresi yang wajar
3. Belajar Kognitif, orang belajar memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk
representasi yang mewakili objek-objek yang dikumpulkan, baik itu orang, benda
maupun peristiwa.
Bentuk Belajar yang Tidak Begitu Disadari sebagai manusia, senang bergaul
dengan bahasa, manusia belajar banyak hal yang berguna untuk menyiapkan
kehidupannya. Dalam jenis belajar ini menurut Winkel (1991), meliputi: (1)
belajar insidental, (2) belajar tersembunyi, dan (3) belajar mencoba-coba.
Para pakar jiwa mengemukakan suatu teori tentang manusia yang memiliki
daya-daya. Daya-daya ini adalah kekuatan yang tersedia pada diri manusia ini.
Manusia dapat memanfaatkan semua daya dengan cara melatihnya, sehingga
ketajamannya dapat digunakan untuk melakukan sesuatu. Implikasi dari teori belajar
menurut ilmu jiwa daya ini adalah beli sebatas mengemudi semua daya yang
dibutuhkan seseorang itu. Seseorang harus melakukan dengan cara menghafal kata-
kata atau angka, istilah istilah asing, dan sebagainya; melatih ketajaman berpikir
seseorang dengan cara memecahkan masalah dari yang sederhana sampai yang rumit.