Anda di halaman 1dari 6

Nama : Silvia Adimiharta

NIM : 1192060097

Kelas : 2C / Pendidikan Biologi

Resensi

Pilar – Pilar Belajar Menurut UNESCO serta Belajar dan Teori – Teori Belajar

Pilar-Pilar Belajar Menurut UNESCO

Nelson Mandela yang menyatakan bahwa pendidikan adalah senjata utama dalam
mengubah dunia. Pendidikan berperan penting dalam nilai sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup yang dapat dimiliki oleh setiap orang. Menyadari
pentingnya keberadaan pendidikan tersebut, maka pada tahun 2000 United Nation
Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) membuat suatu gerakan yang
disebut dengan Education For All (EFA) pendidikan untuk semua.

EFA dari UNESCO memiliki enam tujuan pemerataan pendidikan yang meliputi:

1. Perhatian pada pendidikan anak usia dini


2. Pendidikan dasar yang universal
3. Keterampilan untuk remaja dan orang dewasa
4. Literasi orang dewasa
5. Kesetaraan gender dalam pendidikan
6. Peningkatan kualitas pendidikan

Empat Pilar Belajar Menurut UNESCO

Pilar-pilar belajar UNESCO dikenal dengan istilah “four pillars of Learning” ini
merupakan upaya yang dilakukan untuk mewujudkan tatanan dunia dimana peserta didik
sebagai generasi penerus pembangunan tidak hanya sukses sebagai siswa disekolah tapi juga
sebagai individu dan masyarakat sosial.

1. Learning to Know
Learning to know berarti belajar untuk mengetahui, belajar untuk mencari
tahu. Pilar ini berisi tentang tingkatan yang paling dasar dalam mencari ilmu
pengetahuan, yakni untuk dapat mengetahui dan kemudian memahami objek objek rill
maupun ide-ide abstrak yang ada disekitar mereka. Tujuan belajar untuk mengetahui
ini adalah untuk menguasai pengetahuan yang sifatnya devergen, sangat luas dan
kompleks, yang selalu berkembang dari waktu ke waktu. UNESCO menegaskan
konsep belajar untuk mengetahui suatu pengetahuan adalah agar seseorang dapat
merasakan keinginan untuk terus mencari ilmu pengetahuan, baik disekolah maupun
secara mandiri.
2. Learning to Do

Learning to do yang berarti belajar untuk melakukan sesuatu. Artinya, seseorang


belajar untuk dapat menggunakan pengetahuan tersebut secara praktikal dalam
kehidupannya sehari – hari. Belajar untuk dapat melakukan sesuatu ini dinilai penting
karena menggabungkan metode dan pengetahuan yang dipelajarri seseorang sehingga ia
lebih dari sekedar tahu, ia memiliki keterampilan dan kualifikasi untuk menghadapi
tantangan dunia di abad ke-21 (Delors, 2013).

3. Learning to Live Together


Learning to live together berarti belajar untuk dapat hidup Bersama dengan
orang lain. Dengan kaitanya dengan kecakapan abad ke-21, belajar ini berkaitan
dengan keterampilan untuk dapat berkomunikasi dan berkolaborasi dengan orang lain
sehingga seseorang dapat mencapai target pribadi maupun target bersama kelompok
maupun yang sifatnya universal bagi kesejahteraan umat manusia.
Delors, 2013 mengatakan bahwa walaupun “hidup bersama – sama” dalam
suatu masyarakat adalah suatu hal yang biasa, karena seharusnya secara natural dapat
kita lakukan dalam kehidupan sehari – hari mengingat manusia memang hidup secara
bersama – sama.
4. Learning to Be

Learning to be secara harfiah dapat diartikan sebagai belajar untuk menjadi.


Kata “menjadi” yang seolah olah menggantung di akhir kalimat ini mengacu pada
hakikat pendidikan sebagai upaya memanusiakan manusia. Dalam hal ini, learning to
be berarti bagaimana melalui pendidikan, seseorang dapat belajar untuk menjdi
manusia – manusia yang memiliki harkat dan martabat sebagai manusia, unik sesuai
ciri khasnya masing – masing dan menyadari secara utuh bahwa ia dapat
mengembangkan seluruh kemampuannya dengan bertolak dari akal dan budi yang
dibekali sang pencipta.
Belajar Dan Teori-Teori Belajar

Kegiatan belajar tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari manusia. Hampir
sepanjang hidupnya manusia mengalami proses belajar. Kong Fu Cu, seorang filosuf Cina
mengatakan belajar adalah intisari dari hidup. Ini berarti bahwa tiada kehidupan manusia
tanpa belajar.

Berikut ini akan dituliskan beberapa pendapat para ahli tentang proses belajar :

1. Belajar adalah suatu perubahan-perubahan perbuatan sebagai akibat dari


mengalami (Walker, E.L).
2. Belajar adalah mengubah perbuatan yaitu keterampilan dan pengetahuan di mana
hasil belajar ini dapat benar atau salah (Sorenson, H).
3. Manusia akan mendapatkan kemampuannya untuk menggantikan perilaku-
perilaku yang buruk menjadi baik melalui proses belajar (Leagans, J.P).
4. Belajar adalah sebuah proses perbaikan-perbaikan pengetahuan dan keterampilan
dengan cara mengalami sendiri (Burtona & H. William).
5. Belajar adalah proses aktif yang menghasilkan perubahan perilaku baik
pengetahuan, keterampilan dan perasaan (Cyril O. Houle).

Bentuk – Bentuk Belajar

Bentuk Belajar Menurut Fungsi Psikis

1. Belajar Dinamik Bentuk belajar ini ciri khasnya terletak dalam belajar
menghendaki sesuatu secara wajar , sehingga orang tidak menghendaki sembarang
hal . Berkehendak adalah suatu aktivitas psikis yang terarah pada pemenuhan
suatu kebutuhan yang didasari dan dihayati.
2. Belajar Afektif Ciri khas belajar ini adalah menghayati nilai dari objek objek yang
dihadapi melalui alam perasaan , baik berupa orang , benda , maupun peristiwa .
Ciri yang lain adalah belajar ACEIVE mengungkapkan perasaan dalam bentuk
ekspresi yang wajar
3. Belajar Kognitif, orang belajar memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk
representasi yang mewakili objek-objek yang dikumpulkan, baik itu orang, benda
maupun peristiwa.

Bentuk Belajar Menurut Materi yang Dipelajari


1. Belajar Teoretis Jenis pembelajaran ini bertujuan untuk mendapatkan semua data
dan fakta (pengetahuan) dalam suatu pembahasan organisasi mental
2. Belajar Teknis Belajar ini mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam
menyelesaikan dan memegang benda-benda serta menyusun bagian-bagian materi
menjadi keseluruhan.
3. Belajar Sosial Belajar menganjurkan dorongan dan perubahan spontan, demi
kehidupan bersama dan memberikan kelonggaran kepada orang lain untuk
memenuhi kebutuhannya.

Bentuk Belajar yang Tidak Begitu Disadari sebagai manusia, senang bergaul
dengan bahasa, manusia belajar banyak hal yang berguna untuk menyiapkan
kehidupannya. Dalam jenis belajar ini menurut Winkel (1991), meliputi: (1)
belajar insidental, (2) belajar tersembunyi, dan (3) belajar mencoba-coba.

Teori – Teori Belajar

1. Teori Belajar llmu Jiwa Daya

Para pakar jiwa mengemukakan suatu teori tentang manusia yang memiliki
daya-daya. Daya-daya ini adalah kekuatan yang tersedia pada diri manusia ini.
Manusia dapat memanfaatkan semua daya dengan cara melatihnya, sehingga
ketajamannya dapat digunakan untuk melakukan sesuatu. Implikasi dari teori belajar
menurut ilmu jiwa daya ini adalah beli sebatas mengemudi semua daya yang
dibutuhkan seseorang itu. Seseorang harus melakukan dengan cara menghafal kata-
kata atau angka, istilah istilah asing, dan sebagainya; melatih ketajaman berpikir
seseorang dengan cara memecahkan masalah dari yang sederhana sampai yang rumit.

2. Teori Belajar Behaviorisme (dari Pavlov, Thorndike, dan Skinner)


Belajar menurut teori behaviorisme adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai
akibat dari interaksi antara stimulus dan respons. Dengan kata lain, belajar adalah
perubahan yang berhasil siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku
dengan cara yang baru hasil interaksi antara stimulus dan respon. Teori belajar
menurut pandangan behavioris ini lebih menekankan hasil belajar dari proses belajar.
 Teori Belajar dari Ivan Pavlov (1800-1900): Teori Belajar Pengkondisian Klasik
Pengkondisian atau persyaratan klasik (pengkondisian klasik) adalah proses yang
ditemukan oleh Ivan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing. Pavlov
mengobservasi bahwa jika serbuk daging diletakkan di dekat mulut anjing yang
sedang lapar, maka anjing tersebut akan mengeluarkan air liur. Karena tanggapan
responsif otomatis tanpa pengkondisian sebelumnya. Dengan demikian,
keluarnya air liur anjing diberikan serbuk daging merupakan kejadian instinktif
yang tidak perlu diborkan sebelumnya. Dalam hal ini serbuk daging disebut
dengan stimulus tidak terkondisi (stimulus tidak terkondisi) dan tindakan
mengeluarkan air liur disebut respon tidak terkondisi (unconditioned response).
 Teori Belajar dari Edward L. Thorndike (1874-1949): Hukum Pengaruh
Hasil studi Ivan Pavlov memerlukan peneliti-peneliti lain di Amerika seperti E. L.
Thorndike untuk mengkaji lebih lanjut. Dalam studi Thorndike, ia membahas
perilaku sebagai respons terhadap stimulus-stimulus dalam Lingkungan. Dalam
pandangannya itulah stimulus-stimulus dapat dikeluarkan respons-respons. Teori
Thorndike ini merupakan asal mula dari teori stimulus-respons (S-R) yang
dikenal sekarang. Dalam percobaannya, Thorndike memindahkan kucing-kucing
ke dalam kotak-kotak. Dalam kotak-kotak tersebut, kucing-kucing itu harus
keluar untuk mencari makanan. Thorndike senang setelah selang waktu tertentu
kucing-kucing itu belajar bagaimana bisa keluar dari kotak- kotak itu lebih cepat
dengan mengulangi perilaku-perilaku yang tidak efektif. Berdasarkan
eksperimennya ini Thorndike mengembangkan hokum pengaruh (law of effect).
 Teori belajar dari Burrhus F. Skinner (1904-1990): operant Conditioning
Ivan Pavlov pada umumnya memusatkan studinya pada prilaku yang menurutnya
ditampilkan oleh stimulus-stimulus khusus. Akan tetapi, Skinner berpendapat
bahwa prilaku-prilaku semacam itu mewakili hanya sebagian kecil dari semua
prilaku-prilaku semacam itu mawakili hanya sebagian kecil dari semua perilaku-
perilaku. Studi Skinner berpusat pada hubungan antara perilaku dan konsekuensi-
kuensinya. Penggunaan konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan dan tidak
menyenangkan untuk mengubah prilaku disebut operant conditioning.
Eksperimen Skinner dipusatkan pada penempatan subjek-subjek dalam situasi-
situasi yang terkontrol dan mengamati perubahan-perubahan perilaku yang
dihasilkan dengan mengubah secara sistematis konsekuensi-konsekuensi dari
perilaku subjek-subjek tersebut.
Kritik untuk kelompok: pada saat penyampaian materi sangat jelas, tetapi kurang
fokus saat menjawab pertanyaan sehingga jawaban yang di berikannya pun kurang
maksimal.

Saran untuk kelompok: tingkatkan penguasaan materi dan perbanyak sumber


bacaan.

Anda mungkin juga menyukai