Anda di halaman 1dari 11

“PENELITIAN GEOGRAFI”

Kelas x

Di susun oleh
-Kelompok 2-
Anggota:
Ghina alya sakianah (9)
Najua salsabila (19)
Malik fahad (13)
Nurlaili musyarofah (21)

SMAN 1 BANGKALAN
BAB I        
PENDAHULUAN

SMA Negeri 1 Bangkalan merupakan salah satu Sekolah Menengah atas Negeri
yang berada di Provinsi Jawa Timur,Indonesia.

Sekolah ini berdiri sejak tahun 1962,dan menjadi sma pertama yang ada paa
saat itu di wilayah bangkalan. Lokasinya berada di jalan pemuda kaffa
10 bangkalan.

Sekolah dengan status akreditasi A(amat baik) yang memiliki visi dan misi
sebagai berikut:

Visi: UNGGUL DALAM MUTU AKADEMIK DAN NON AKADEMIS, BERBUDI PEKERTI LUHUR,
DAN MAMPU BERKOMUNIKASI NASIONAL DAN INTERNASIONAL
BERDASARKAN IMAN DAN TAQWA.

Misi: 1. Menanamkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa


2. Menanamkan budi pekerti luhur yang berakhlaqulkarimah
berdasarkan iman dan taqwa
3. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan
4. Meningkatkan kemampuan akademis peserta didik
5. Mengembangkan kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial
6. Menumbuhkembangkan minat, bakat, dan kreativitas peserta didik
7. Membiasakan peserta didik berkomunikasi dengan
bahasa indonesia dan bahasa Inggris.
BAB II 
KAJIAN TEORI

Pitchard menyatakan bahwa teori pembelajaran adalah sebuah proses perubahan


perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau percobaan. Teori ini memperoleh
sebuah ilmu atau pengetahuan yang diperoleh dari proses belajar. Hasil akhir dari
proses pembelajaran adalah perilaku yang berubah, terbentuk, atau terkontrol.
(Pitchard,2009)
.
.
.

Information-processing theory atau teori pemrosesan informasi merupakan salah


satu dari teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan tentang pemrosesan,
pemerolehan, dan penyimpanan pengetahuan melalui pikiran. (James
P.Byrnes,1996)

Teori konstruktivisme menurut MoshmanFowler memandang belajar sebagai


proses konstruksi pengetahuan oleh pembelajar berdasarkan pengalaman yang
telah dimiliki Teori ini berfokus pada konstruksi internal individu terhadap
pengetahuan. (MoshmanFowler ,1997)

.
Menurut Thorndike belajar adalah proses interaksi antara stimulu dan respon. Menurut
Thorndike perubahan tingkah laku bisa berwujud sesuatu yang dapat diamati atau yang
tidak dapat diam. (Hamzah Uno, 7:2006)
Belajar adalah pembentukan hubungan stimulus respons sebanyak-banyaknya (Edward Lee
Thorndike)

Aliran Behaviorisme

Koneksionisme
Belajar adalah pembentukan hubungan stimulus respons sebanyak-banyaknya
(Edward Lee Thorndike)

Teori Pembiasaan Perilaku Respons


Pendidikan adalah apa yang tersisa ketika apa yang telah dipelajari telah dilupakan (Burrhus
Frederic Skinner)

Teori Pembiasaan Klasik


Belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon, namun keduanya harus
dapat diamati dan diukur (john Watson)

Aliran Kognitivisme

Teori Gestalt
belajar adalah proses mengembangkan insight (wawasan, pengertian/pengetahuan). Insight
ini adalah pemahaman terhadap hubungan antarbagian di dalam suatu
permasalahan/pokok bahasan. (Wolfgang Kohler)

Teori Medan (field theory)


Belajar adalah proses pemecahan masalah (Kurt Lewin)
Teori Perkembangan Piaget
Proses belajar mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangan tertentu sesuai dengan
umurnya (jean Piaget)

Teori Belajar Bermakna Ausubel


Teori Belajar Bermakna Ausubel Belajar akan bermakna, jika prosesnya mengaitkan
informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang
(David P Ausubel)

Teori Penemuan Bruner


Belajar akan lebih bermakna bagi peserta didik jika mereka memusatkan perhatiannya
untuk memahami struktur materi yang dipelajari. Untuk memperoleh struktur informasi,
peserta didik harus aktif di mana mereka harus mengidentifikasi sendiri prinsip-prinsip kunci
dari pada hanya sekedar menerima penjelasan dari guru. (Jerome Bruner)

Teori Kognitif Bandura


Belajar itu lebih dari sekedar perubahan perilaku. Belajar adalah pencapaian pengetahuan
dan perilaku yang didasari oleh pengetahuannya tersebut (teori kognitif sosial). Orang yang
belajar adalah orang yang mampu menerapkan teori untuk menyelesaikan masalah sosial
(Albert Bandura)
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Teknik Pengumpulan Data

Data primer

Data yang dikumpulkan langsung dan sumbernya, yaitu :

1) Observasi, merupakan kegiatan pengumpulan data berdasarkan pengamatan langsung ke


kelas-kelas X yang di sman 1 bangkalan dengan fokus pengamatan pada ruang kelas.

2) Wawancara, merupakan tahap pengumpulan data melalui wawancara dan tanya jawab
dengan sumber atau pihak-pihak yang terkait diantaranya nak-anak kelas X yang menjadi
sampel penelitian.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. lokasi penelitian:
kelas-kelas X SMAN 1 BANGKALAN

B. hasil dan diskusi:

-X IPS 1
Jumlah siswa keseluruhan (31 orang)
Jumlah siswa perempuan (20 orang)
Jumlah siswa laki-laki (11 orang)
Jumlah kipas angin (3 kipas)
Jumlah papan tulis (2 buah papan tulis)
Jumlah jendela (6)
Jumlah meja (20)
Jumlah kursi (20)
Jumlah meja guru (1)
Kursi guru (1)
Wali kelas (annisa thahrina sari)

-X IPS 2
Jumlah kipas angin (2 kipas)
Jumlah papan tulis (2 buah papan tulis)
Jumlah jendela (5)
Jumlah meja guru (1)
Kursi guru (2)
Wali kelas (fitriyah)

-X IPS 3
Jumlah siswa keseluruhan (31 orang)
Jumlah kipas angin (1 kipas)
Wali kelas (nurul hidayati)
Ketua kelas (Ach. Antoni)
Wakil (Kelana akbar)
Sekretaris (filda maulidiya)
Bendahara (anisa fitria )
Wali kelas (nurul hidayati)
Jumlah siswa perempuan (16 rang)
Jumlah siswa laki-laki (15 orang)

-MIPA 1
Jumlah siswa keseluruhan (32 orang)
Jumlah siswa perempuan (15 orang)
Jumlah siswa laki-laki (17 orang)
Jumlah kipas angin (2 kipas)
Jumlah meja guru (1)
Wali kelas (eko)

-MIPA 3
Jumlah siswa perempuan (16 orang)
Jumlah siswa laki-laki (16 orang)
Jumlah papan tulis (2 buah papan tulis)
Wali kelas (Ira susanti)

-MIPA 4
Jumlah siswa keseluruhan (31 orang)
Jumlah siswa perempuan (15 orang)
Jumlah siswa laki-laki (16 orang)
Wali kelas (riska novimaulina)

-MIPA 5
Jumlah siswa keseluruhan (31 orang)
Jumlah siswa perempuan (15 orang)
Jumlah siswa laki-laki (16 orang)
Jumlah kipas angin (2 kipas)
Jumlah lukisan (4)
Jumlah papan tulis (2 buah papan tulis)
Jumlah jendela (8)
Jumlah meja (20)
Jumlah kursi (20)
Jumlah lampu (6)
Jumlah meja guru (1)
Kursi guru (1)
Wali kelas (early rusiana)
Jumlah ventilasi (25)

-MIPA 6
Jumlah siswa keseluruhan (32 orang)
Jumlah siswa perempuan (15 orang)
Jumlah siswa laki-laki (16 orang)
Jumlah kursi (18)
Wali kelas (ghozali ra’is)

-MIPA 7
-Jumlah siswa keseluruhan (30 orang)
- Wali kelas rini rinawati)
BAB V
PENUTUP

Rata rata setiap kelas X di sman 1 bangkalan di fasilitasi sarana dan prasarana alat
pembelajaran yang baik,contohnya mulai dari papan tulis yang rata rata per kelas memiliki 2
papan tulis.
Pendidikan harus mendapatkan perhatian yang serius bagi setiap bangsa, karena dengan
pendidikan akan dapat dilihat maju mundurnya suatu bangsa. Tentu saja bangsa Indonesia
tidak mau hidup terbelakang akibat aspek pendidikan tidak mendapat porsi yang cukup
dengan beriringnya berbagai kemajuan di bidang lain.

Hal yang mendasar bagi pembangunan pendidikan dipengaruhi oleh dimensi kepemimpinan
atau pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah.

Anda mungkin juga menyukai