Dalam buku Pengantar Filsafat Pendidikan yang ditulis oleh Drs. Uyoh Sadulloh, M.Pd. pada bab IV memuat pembahasan tentang Filsafat Pendidikan Eksistensialisme. Buku ini merupakan cetakan ke-12 yang iterbitkan pada bulan November 2018 oleh penerbit ALFABETA dengan tebal buku 207 halaman. Pada BAB VI ini penulis menyatakan bahwa filsafat eksistensialisme yaitu memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu. Secara umum, filsafat ini menekankan pilihan kreatif, subyektivitas pengalaman manusia, dan tindakan konkret dari keberadaan manusia. Menurut Parkay (1998) terdapat dua aliran pemikiran eksistensialisme, yang bersifat theistik dan atheistic. Adapun pandangan filsafat eksistensialisme tentang 1) Realitas, ada dua jenis filsafat tradisional, yaitu filsafat spekulatif dan skpetis. Filsafat spekulatif menjelaskan tentang hal-hal yang mendasar seperti pengalaman. Sedangkan filsafat skeptik berpandangan bahwa semua pengalaman manusia adalah palsu. Eksistensi adalah cara manusia berada di dunia. Cara berada manusia berbeda dengan cara beradanya benda-benda materi. Bagi eksistensialisme, benda-benda materi, alam fisik, dunia yang berada diluar manusia tidak akan bermakna. 2) Pengetahuan, teori ini banyak dipengaruhi oleh filsafat fenomenologi, suatu pandangan yang menggambarkan penampakan benda dan peristiwa sebagaimana benda tersebut menampakan dirinya terhadap kesadaran manusia. Pengetahuan manusia tergantung pada pemahamannya tentang realita, tergantung pada pandangan manusia terhadap realitas. 3) Nilai, pemahaman eksistensialisme terhadap nilai, menekankan kebebasan dalam tindakan. Kebebasan merupakan suatu potensi untuk suatu tindakan. Manusia memiliki kebebasan untuk memilih, namun menentukan pilihan diantara pilihan terbaik adalah tidak mudah. 4) Pendidikan, hubungan eksistensialisme dengan pendidikan Sikun Pribadi (1971) mengemukakan bahwa eksistensialisme berhubungan erat karena keduanya bersinggungan satu dengan yang lainnya pada masalah yang sama, yaitu manusia, hidup, hubungan antar manusia, hakikat kepribadian, dan kebebasan. a) Tujuan Pendidikan, tujuan pendidikan untuk mendorong setiap individu agar mampu mengembangkan semua potensinya untuk pemenuhan diri. b) Kurikulum, eksistensialisme menilai kurikulum berdasarkan pada apakah hal itu berkontribusi pada pencarian individu. Kurikulum ideal adalah kurikulum yang memberi siswa kebebasan yang luas untuk mengajukan pertanyaan, melaksanakan pencarian, dan menarik kesimpulan mereka sendiri. c) Proses belajar mengajar, menurut Kneller (1971) konsep belajar mengajar eksistensialisme dapat diaplikasikan dari pandangan Martin Buber tentang “dialog”. Menurut Buber kebanyakan proses pendidikan merupakan paksaan. Anak dipaksa menyerah kepada kehendak guru, atau pada pengetahuan yang tidak fleksibel, dimana guru jadi penguasanya. d) Peranan Guru, menurut pemikiran eksistensialisme kehidupan tidak bermakna apa-apa, dan alam semesta berlainan dengan situasi yang manusia temukan sendiri didalamnya. Guru harus memberikan kebebasan kepada siswa memilih dan memberi mereka pengalaman yang akan membantu menemukan makna dari kehidupan mereka. Power (1982) mengemukakan beberapa implikasi filsafat pendidikan eksistensialisme 1) Tujuan Pendidikan, memberi bekal pengalaman yang luas dan komperehensif dalam semua bentuk kehidupan. 2) Status Siswa, makhluk rasional dengan pilihan bebas dan bertanggung jawab atas pilihannya. Suatu komitmen terhadap pemenuhan tujuan pribadi. 3) Kurikulum, yang diutamakan adalah kurikulum liberal. Kurikulum ini landasan bagi kebebasan manusia. Kebebasan memiliki aturan-aturan. Oleh karena itu, disekolah diajarkan pendidikan sosial, untuk mangajar rasa hormat terhadap kebebasan untuk semua. 4) Peranan Guru, melindungi dan memelihara kebebasan akademik, dimana bisa saja guru hari ini, besok lusa mungkin menjadi murid. 5) Metode, metode apapun yang dipakai harus merujuk pada cara untuk mencapai kebahagiaan dan karakter yang baik. Menurut saya buku ini memberikan informasi yang lengkap mengenai Filsafat Pendidikan Eksistensialisme serta implikasinya terhadap pelaksanaan pendidikan sehingga para pembaca dapat mengetahui pandangan terhadap penganut Eksistensialisme. Selain memiliki kelebihan, buku ini juga memiliki kekurangan yaitu penggunaan bahasa yang sulit untuk dipahami, sehingga tidak semua orang dapat memahami buku ini dengan baik. Setelah membaca mengenai Filsafat Pendidikan Eksistensialisme, saya simpulkan filsafat ini lebih memfokuskan pengalaman-pengalaman manusia. Tujuan pendidikan memberikan pengalaman dan kebebasan memilih namun tetap mimiliki aturan-aturan. Peranan guru melindungi dan memberikan kebebasan akademik namun disisi lain guru juga sebagai motivator.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita