Marwiyatil Husaeniyah AZ1, Iqlilah Abidatul Hamda HA2, Ratna Ayu Sulistyorini3,
Khairul Umam4
1
Program Studi Tadris IPS FTIK UIN KHAS Jember, E-mail: marwiyatil14@gmail.com
2
UIN KHAS Jember, Jl. No. 1 Mangli Jember, Jawa Timur Indonesia, E-mail:
abie.umam80@gmail.com
ABSTRACT
Education is carried out assisted by methods of being educated, especially the
method of educational philosophy which focuses on analyzing education both
benefits, objectives, structures, systems and those related to education. Based
on the title above, the purpose of this study is to provide an understanding of
the philosophy of materialism education, including three discussions, namely,
what is the meaning of materialism education philosophy, how the thoughts of
materialism education philosophy figures, and the characteristics of
materialism education philosophy. This study uses a research type/approach
in the form of Library Research, using journals and books. The results of the
study are as follows: 1). The educational philosophy of materialism is a
school of educational philosophy that has an understanding that stands on the
material nature. 2). Thoughts of the Philosophy of Materialism Educational
Figures, namely, Demokritos, Ludwig Feuerbach, Julien de Lamettrie, Karl
Marx. 3). The conventional character of materialism in the 18th century also
followed a basic assumption that it could be expanded to follow characters
who were still facing modifications of motion in place.
PENDAHULUAN
METODE
Belajar referensi bisa meninjau beragam buku kepustakaan juga reaksi analisis
pada awalnya yang bermacam produktif untuk memperoleh tumpuan ide bertentangan
kegiatan yang dianalisis. Analisis ini memakai beragam analisis yang berwujud
Belajar Referensi (Library Research), melalui jurnal, dan buku.
1
P. A. Van der Weij. Filosof Besar Mengenai Insan. (Jakarta, PT Gramedia Pustaka: 1987), hal 109.
PEMBAHASAN
2
Juhaya. S. Praja. Aliran-aliran Dasar dan Perilaku. (Bandung, Yayasan PIARA: 1997), hal 61.
3
Achmad Asmoro. Prinsip Biasa. (Jakarta, Rajawali Pers: 2010), hal 135.
4
Imam Bernadib. Dasar Pengetahuan. (Yogyakarta, Adicita Karya Nusa: 2002), hal 35.
sepatu, tas, rumah dan lain senbagainya maka orang tersebut pasti memikirkan
benda-benda. tersebut. Apakah dapat terbentuk gagasan tanpa ada suatu
benda. Pasti dengan keberadaan sebuah gagasan ruhani, jiwa dan selainnya
berasal dari suatu benda. Manfaat filsafat materialisme dalam pengetahuan
akademis yang empiris untuk hasil analisis sains, juga budi pekerti sosial
untuk analisis pengetahuan. Melainkan otoritas materialisme akan
pengetahuan sangatlah jelek, sebab pendidikan menekankan pentingnya
keterampilan dan materialism begitu menetapkan pada materi dan itu tak
sempurna dalam dunia pendidikan.5
B. Pemikiran Tokoh-tokoh Filsafat Pendidikan Materialisme
1. Demokritos (460 - 360 SM).
Demokritos adalah pencetus filsafat materialisme klasik, yang
disebut juga "atomisme". Pandangan ia dan pengikutnya mengganggap
bahwa segala sesuatu terdapat di sebagian yang minim yang tak bisa
dibgikan kembali (disebut atom-atom). Arti dari pandangan ini yakni
seluruh di dunia ini terdapat dari sebagian minim dari seluruh yang di
dunia ini tak bisa dikelompokkan membentuk integritas yang terpencil
yang dikatakan dengan atom-atom.6
2. Ludwig Feuerbach (1804 - 1972).
Ludwig Andres Von Fuerbach bekerja filsof dan antropolog
dari Jerman. Dia merupakan anak putra keempat dari hakim terkemuka
Paul Johann Anselm RitterVon Feuerbach. Spekulasi ia merencanakan
satu metafisika, ssebuah perilaku yang humanistis, serta sebuah
epistemologi yang membesarkan introduksi indra. Maka dari itu,
beliau mau mengonversikan visioner Hegel (pendidik Feuerbach) serta
materialisme.7
5
Sudarsono. Pengetahuan Dasar Suatu Anggapan. (Jakarta, Rineka Cipta: 1993), hal 334.
6
Hartoko, Dick. Arah Dalam Prinsip. (Jakarta, PT Gramedia: 1980), hal 240.
7
Poedwijayatna. Insan Serta Lingkungannya. (Jakarta, Bina Aksara: 1997), hal 144.
3. Julien de Lamettrie (1709 - 1751).
Julien Offray de La Mettrie seseorang dokter serta filosofis
dari Prancis, serta salah satu yang amat awal dari materialis Prancis
penerangan. Ia dikenal sebab mesin kerjanya L'homme (Machine
Man). Ia berpandangan bahwa fauna dan insan tak berbeda sebab
seluruhnya sama di percaya sebagai sebuah mesin. Kenyataannya
seorang tubuh tanpa jiwa seseorang bisa hidup (bergerak), tetapi jiwa
tanpa tubuh tak bisa hidup. Jantung katak yang diambil dari tubuh
katak bisa berdenyut (hidup) meskipun jangka sebentar saja.
4. Karl Marx (1818 - 1883).
Karl Heinrich Marx, berasal di kota Trier, Prusia, Jerman. Saat
duduk di bangku kuliah ia terdorong dengan pemikiran Hegel serta
bisa memperoleh predikat dokter pada ilmu filsafat. Prespektif Karl
Marx dikatakan dialog materialisme dan sejarah materialisme. Sudut
pandang Karl Marx menggunakan perkataan Hegel. Oleh karena itu
dikatakan dialektik materialisme. Selanjutnya yang dikatakan sejarah
materialisme sebab mengikuti pada rangkaian masyarakat atau historis
terhadap materinya.
C. Karakteristik Filsafat Pendidikan Materialisme
Karakteristik materialisme di periode 18 dari sudut pandang bahwa
tanda bisa dibesarkan terhadap karakter yang menemui suatu modifikasi posisi
pada suatu ruang. Beberapa sudut pandang yakni:
3. Apakah yang dianggap memakai nilai dan cita-cita, arti & wujud
hidup, keindahan dan kebahagiaan dan keleluasan, hanya cuma
nama-nama atau Simbol, lambang subjektif insam bagi keadaan
dan tautan tubuh yang beragam. Maka, seluruh masalah sosial
serta tanda psikologis ialah wujud terpencil atas dasar tubuh.
Tautannya sanggup beralih menurut sebab-akibat.8
a) Tingkatan Teologis
Ilmu teologis, cara berpikir insan dikuasai sang tahayul serta kecurigaan.
Keyakinan terhadap kekuatan ghaib diluar insan amat melandasi metode
berpikir supranatural.
b) Tingkatan Metafisika
c) Tingkatan Positif
8
Syadil, Ahmad dan Mudzakir. Dasar Umum. (Bandung, Pustaka Setia: 1997), hal 200.
Tingkatan berpikir menurut sains, pengertian dogmatis dan spekulatif
metafisika diubah dengan pengertian factual. Karakter materialisme,
seluruh nya berdasar dari satu yakni materi, tak mempertimbangkan alam
ghaib, untuk sarana perolehan pengetahuan, memposisikan pengetahuan
untuk pengganti agama pada hukum, menjadikan panutan insan sebagai
budi pekerti.9
PENUTUP
KESIMPULAN
9
Usiono. Filsafat Pendidikan. (Medan, Perdana Publishing: 1997), hal 14.
Ludwig Andres Von Fuerbach ialah tokoh filsuf dan
antropolog Jerman. Beliau merupakan anak laki-laki keempat dari
hakim terkemuka Paul Johann Anselm RitterVon Feuerbach.
c. Julien de Lamettrie (1709-1751).
Julien Offray de La Mettrie ialah tokoh dokter dan filsuf
Prancis, yang sekaligus sumber dari materialis Prancis
penerangan. Ia terkenal sebab mesin kerjanya L’homme (Machine
Man).
d. Karl Marx (1818-1883).
Karl Heinrich Marx, lahir di Trier, Prusia, Jerman. Saat
menjadi mahasiswa ia terdorong karena petunjuk Hegel sampai
mendapatkan gelar dokter dalam ilmu filsafat.
3. Karakteristik filsafat pendidikan materialisme
Karakter konvensional materialisme saat era 18 turut mengikuti satu
anggapan asas bisa diluaskan mengikuti karakter yang masih menghadapi
modifikasi gerak dalam tempat. Anggapan itu membuktikan bahwa:
Seluruh bidang ibarat biologi, kimia, psikologi, fisika, sosiologi,
ekonomi, dan lainnya meninjau sebab validitas materi yang
berkaitan menurut kausal.
Apa yang diucapkan “vatalitas” dan seluruh pekerjaannya.
Apa yang diucap melalui nilai dan tekad arti serta wuud
kehidupan, keanggunan, kebehagiaan serta keleluasaan, hanya saja
nama-nama atau simbol, tanda individual bagi suasana ataupun
tautan tubuh yang berkarakteristik.
Tingkatan Posit
DAFTAR PUSTAKA
S. Praja Juhaya. Aliran-aliran Dasar dan Perilaku. Bandung. Yayasan PIARA. 1997.
Van der Weij P.A. Filosof Besar Mengenai Insan. Jakarta. PT Gramedia Pustaka.
1987.