Anda di halaman 1dari 9

FILSAFAT PENDIDIKAN MATERIALISME, SERTA PEMIKIRAN DEMOKRITOS

DAN LUDWIG FEURBACH

Disusun untuk memenuhi tugas

Filsafat Pendidikan

Dosen pengampu : H. Khairul Umam, M. Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 5
Agift Akmal Maulana 212101060035
Fianqa Romadhoni 212101060022
Laila Maqfirotika 213101060001

PRODI TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER

TAHUN AJARAN 2021/2022


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filsafat adalah ilmu berpikir secara kritis, mendalam, radikal, sistematis,


spekulatif. Berasal dari bahasa Yunani yakni, philo (cinta) dan sophos
(kebijaksanaan). Filsafat juga dianggap sebagai “mother of knowledge” atau induknya
pengetahuan. Filsafat memiliki banyak aliran di dalamnya, seperti idealisme,
realisme, materialisme, dan lain sebagainya. Aliran-aliran dalam filsafat ini muncul
disebabkan berbagai cara pandang, pemahaman, serta perenungan para filsuf di zaman
tersebut.

Pada salah satu aliran-aliran dari filsafat ialah materialisme adalah suatu
aliran dalam filsafat yang meyakini suatu realitas itu berasal dari segala sesuatu yang
bersifat badaniah atau memiliki wujud. Materialisme mempercayai hakikat dari suatu
realisme itu hanya materi saja bukan yang bersifat ruh, spiritual, bahkan supranatural.

Filsafat dibagi menjadi dua macam, yakni filsafat umum dan khusus.
Pengetahuan yang diajarkan kepada seseorang dapat berarti pendidikan. Pendidikan
termssuk dalam jenis filsafat yang khusus. Adapun filsafat pendidikan itu sendiri juga
memiliki aliran yang sama seperti filsafat pada umumnya.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dari filsafat pendidikan materialism?
b. Bagaimana pandangan atau pemikiran dari filsuf Demokritos?
c. Bagaimana pandangan atau pemikiran filsuf Ludwig Feurbach?

C. Tujuan Masalah
a. Untuk menambah tentang filsafat pendidikan materialisme
b. Untuk mengetahui tentang pemikiran Demokritos
c. Untuk mengetahui tentang pemikiran Ludwig Feurbach
BAB II

PEMBAHASAN

A. Filsafat Pendidikan Materialisme

Materialisme berasal dari kata “materi” yakni materi dan “isme” yakni aliran.
Aliran ini berpandangan bahwa segala sesuatu baik itu sifat dan hakikatnya bersifat
materi. Aliran ini sama sekali tidak mempercayai tentang ketuhanan atau segala
sesuatu yang bersifat spiritual, ide, jiwa, roh, dan sebagainya. Jadi, aliran ini tidak
akan membahas mengenai tuhan dan semacamnya. dan Ludwig Feurbach berpendapat
bahwa kenyataan yang sebenarnya atau realisme itu adalah yang bersifat badaniah/
material, serta bukan berpandangan ke spiritual, rohani, dan supranatural.

Dalam ranah implikasi ke pendidikan, aliran materialisme ini berpandangan


bahwa, seperi contoh semakin tinggi biaya sekolahnya maka semakin bagus tingkat
pendidikannya. Adapun semakin canggih fasilitas pendidikannya maka semakin
bagus juga pendidikan yang didapat. Dalam berbagai masalah pendidikan, filsafat
pendidikan sering digunakan untuk mengatasi masalah tersebut.1 Dalam filsafat
pendidikan ini, fungsi dari filsafat sendiri dapat kita ibaratkan seperti “ingin dibawa
ke manakah jalannya pendidikan?”. Jadi, filsafat memiliki makna dalam memikirkan
jalan atau arah dalam pendidikan. Adapun implikasi filsafat materialisme ke dalam
pendidikan (Suegiono & Muis, 2016)2 ialah sebagai berikut;

1. Pandangan tentang Materialisme Terhadap Belajar Positivisme

Materialisme dan positivisme sebenarnya belum pernah membuat sistem


atau konsep pendidikan secara eksplisit/ terbuka/ terang-terangan. Menurut
Hendrikson, aliran positivisme ini termasuk dalam cabang materialisme lebih
cenderung menganalisis atau mengkaji mengenai faktor-faktor hasil dan upaya
pendidikan secara faktual atau fakta. Dinamakan positif karena hanya menyangkut
hal-hal yang bersifat fakta, bukti-bukti yang nyata.

2. Pandangan Materialisme Mengenai Belajar Behaviorisme

1
Muhammad Kristawan. Filsafat Pendidikan : The Choice is Yours (Yogyakarta: Valia Pustaka, 2016), hal 9.
2
Julia Nanda, dkk. Makalah Filsafat Materialisme (Universitas Lambung Mangkurat,2019) hal 11.
Dalam behaviorisme ini, proses pembelajaran seseorang berasal dari apa
yang didapat dalam lingkungan atau pengkondisian dalam lingkungannya. Seperti
contoh seorang anak yang diajarkan sejak kecil bahwa suara adzan pertanda waktu
masuknya sholat wajib, sehingga anak itu pun mengetahui mengenai waktu
masuknya sholat wajib. Hal ini dapat kita amati dan kaji sehingga menjadi data-
data yang nyata (materialisme dan positivisme). Implikasi pada proses
pembelajaran menekankan kepada pentingnya keterampilan serta pengetahuan
empiris (pengalaman) sebagai data hasil proses pembelajaran.

3. Pandangan Mengenai Materialisme Terhadap Penerapan Pendidikan

Power berpendapat bahwa berbagai implikasi dari behaviorisme dan


positivism ialah berasal dari filsafat materialisme. Berikut menurut pendapat
Power:

a. Tema pendidikan

Pendekatan tema di tahun 2013 menggnnakan metode secara ilmiah.


Karena itu, pendekatan ini sangat mendekati aliran positivisme yakni secara
faktual. Pada dasarnya kajian ilmiah juga mengkaji hal-hal yang fakta serta
nyata berdasarkan peneltian serta eksperimen.

b. Tujuan pendidikan

Sama seperti tujuan pendidikan secara nasional yakni, membangun


jiwa yang cerdas, kreatif, serta mandiri. Akan tetapi dalam bidang rohani,
aliran ini kurang memandang hal tersebut.

c. Kurikulum pendidikan

Pendidikan memiliki isi yang menyangkut mengenai pembelajaran


yang cocok, serta mampu dipercaya kepada sasaran perilaku. Namun,
mayoritas hanya pengetahuan alam dan social, sementara pengetahuan reliigi
sangat kurang.

d. Metode pendidikan
Dalam pembelajaran sering kali lebih mengaplikasikan dengan cara
memberikan stimulus-respond. Seperti contoh memberi apresiasi, hadiah, serta
pujian kepada peserta didik sehingga mampu tercipta sebuah motivasi.

e. Keberadaan siswa

Dalam aliran materialisme, peserta didik dituntut giat atau bekerja


keras dalam belajar. Orang tua dan guru memiliki harapan kepada peserta
didik, sehingga peserta didik tidak diberi keluasan.

f. Guru

Guru memiliki peranan dalam menyusun serta mengontrol jalannya


pendidikan terhadap proses pendidikan. Guru mampu mengukur kemampuan
serta keterampilan dari peserta. Guru lebih memahami mengenai kompetensi
yang dibuat, sementara para peserta didik mengikuti arah atau skenario dari
yang telah disusun oleh pendidik

4. Pandangan Mengenai Materialisme Terhadap Belajar Empiris

Menurut Thommas Hobes, pengalaman merupakan awal dari segala


pengetahuan begitu pula dengan asas-asas yang diperoleh dan yang diperkuat atau
dikukuhkan.

B. Pemikiran Demokritos

Demokritos adalah salah satu tokoh pemikiran filsafat pendidikan


materialisme yang beraliran doktrin Atomisme. Ia merupakan pelopor pandangan
materialisme klasik. Demokritos ini mengembangkan suatu pemikirannya tentang
Atom merupakan sebuah benda yang berukuran sangat kecil, hingga tidak mampu
ditangkap dengan mata, jadi untuk melihatnya harus menggunakan alat seperti
mikroskop atau kaca pembesar.

Menurut pendapat Demokritos beserta gurunya, atom ialah suatu unsur yang
membentuk realitas. Mereka berdua sepaham dengan aliran pluralistic Empedokles
dan Anaxagoras yang berpendapat bahwa realitas tersusun atas banyak unsur.

Demokritos beserta gurunya berpendapat bahwa atom merupakan unsur-unsur


yang membentuk realitas, karena mereka memiliki pemahaman dengan ajaran
Penelitian tersebut bertujuan untuk menganalisa apa yang akan terjadi ketika
spektrum garis yang dipancarkan oleh tabung gas elektron atom hidrogen terhadap
panjang gelombang tertentu dilewatkan dalam medan magnetik eksternal.3

Penelitian ini dianalisis dengan cara non kuantitatif yaitu membandingkan


antara tanpa medan dan dengan medan magnetik eksternal berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil, yaitu spektrum emisi dari gas
hidrogen yang dilewatkan pada medan magnet eksternal maka spektrum tersebut
berubah intensitasnya semakin besar medan magnet nya semakin besar intensitas yang
dipancarkannya, hal ini menunjukkan bahwa di mana semakin besar medan magnetik
yang digunakan maka semakin besar pula jarak perpecahan garis spektral.4

Pengetahuan tentang teori atom (atomisme) telah membuktikan kekuatan


imajinasi intelektual untuk mengidentifikasi aspek kebenaran objektif yang berakar
dalam sifat benda-benda (nature of things). Penemuan teori atom oleh Democritus,
secara pribadi merupakan hal yang menakjubkan, betapa luar biasanya kekuatan ide,
ada keagungan dalam pikiran, dan sejarah manusia. Karya John Dalton mengawali
teori atom modern dan bukti terbaik teori atom ini secara eksperimental
memverifikasi hukum perbandingan majemuk sederhana

Demokritos juga memiliki beberapa karya tulis seperti tentang etika, sastra,
astronomi maupun alam.

C. Pemikiran Ludwig Feurbach

Ludwig Andreas Von Feuerbach merupakan salah satu seorang filsuf serta
antropolog yang berasal dari Jerman. Ludwig Feurbach ini mengembangkan filsafat
Hegel, sebelum pengaruh Hegelian akhirnya pudar dan tidak dikabarkan dari public
dan pada dirinya. Meurutya agama merupakan kesadaran yang tidak terhingga. Oleh
sebab iyu, Tuhan dalam agama ialah proyeksi luar dari hakikat batin manusia itu
sendiri.

Ludwig Feuerbach adalah seorang Hegelian sayap kiri. Pada masa mudanya ia
meninggalkan studi teologi untuk belajar filsafat Hegel. Meski begitu, ia justru sukses
3
Khoe Yao Tung, Filsafat Pendidikan Kristen (Yogyakarta : ANDI, 2013), hal 32-33.
4
Didik Setyawarno, Pengaruh Medan Maghnetik Eksternal Pada Tabung Gas Hidrogen (UM
Palangkaraya : Anterior Jurnal 13 (2), 2014), hal. 190-197.
dan dikenal karena kritiknya atas Hegel. Menurutnya, dalam rasionalisme Hegel
mengakibatkan dunia materiil, manusia, dan pengenalan indrawi tidak mendapat
tempat semestinya.

Feuerbach sendiri merancang sebuah metafisika materialistis yang bersifat


humanistis, dan sebuah epistemologi yang menjunjung tinggi pengenalan indrawi.
Meurutnya kepercayaan ini berasal dari keinginan hati manusia, karena ketidak
bahagiaan manusia dan berbagai kekurangan di dunia, manusia mulai membayangkan
di luar dirinya suatu wujud yang sempurna, yakni Tuhan.

Pada dasarnya terdapat empat konsep sentral dalam memahami pendekatan


materialisme historis menurut Morisson dalam Damsar,5 yaitu:

1. Cara Profuksi (Means of Production) yaitu sesuatu yang igunakan untuk


memproduksi kebutuhan material dan untuk mempertahankan keberadaan.
2. Hubungan Produksi (Relations of Production), yaitu hubungan antara cara
suatu masyarakat memproduksi dan peranan sosial yang terbagi kepada
individu-individu dalam produksi.
3. Mode Poduksi (Mode of Production), yaitu elemen dasar dari suatu
tahapan sejarah dengan memperlihatkan bagaimana basis ekonomi
membentuk hubungan sosial.
4. Kekuatan Produksi (Force of Production), yaitu kapasitas dalam benda-
benda dan orang yang digunakan bagi tujuan produksi. Sedangkan
Materialisme Dialektika, merupakan ajaran Marx yang menyangkut hal
ihwal alam semesta secara umum. Menurut Marx, perkembangan sejarah
manusia tunduk pada watak materialistik dialektika. Jika teori ini
diterapkan pada masyarakat, maka dalam pemikiran Marx disebut dengan
materialisme historis. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa yang
menentukan struktur masyarakat dan perkembangan dalam sejarah adalah
kelas-kelas sosial.

BAB III

PENUTUP
5
Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), hlm. 24-25.
A. Kesimpulan

Materialisme adalah suatu aliran yang memiliki pandangan bahwa segala sifat
sesuatu atau hakikat sesuau yaitu bersifat badaniah/ materi. Aliran ini tidak
meamndang kepada konsep tuhan, spiritual, rohani, dan supranatural. Filsafat
pendidikan ialah filsafat yang mengatur berbagai masalah pada pendidikan. Fungsi
filsafat pendidikan sebagai pengatur jalan atau arah proses pendidikan. Dalam
pengimplikasiannya dalam pendidikan ada berbagai macam, mulai dari positivisme,
behaviorisme, implikasi pendidikan, serta empirisme.

Demokritos merupakan tokoh pemikiran filsafat pendidikan materialisme


Yang beraliran doktrin Atomisme. Ia merupakan pelopor pandangan materialisme
klasik. Demokritos ini mengembangkan suatu pemikirannya tentang Atom. Tak hanya
pemikirannya tentang atom yang membuatnya dikenal tapi Demokritos juga memiliki
beberapa karya tulis seperti tentang etika, sastra, astronomi maupun alam.

Ludwig Andreas Von Feuerbach merupakan seorang filsuf dan antropolog


yang berasal dari Jerman. Dasar pemikiran materialisme Marx sendiri berasal dari
karya Ludwig Feuerbac. Menurunya Marx berhasil membangun materialisme yang
sejati dan pengetahuan yang positif dengan memfungsikan hubungan sosial
antarmanusia sebagai prinsip dasar teorinya.

B. Saran

Demikian yang bisa kami paparkan dalam artikel kami. Bila ada kesalahan
kata baik dalam pengejaan atau yang lain, baik disengaja atau bukan, kami mohon
maaf sebesar-besarnya. Kami tahu artikel yang kami buat ini masih belum sempurna.
Maka dari itu diperlukan saran serta masukan atau respon yang mendukung dari
pembaca, sehingga kedepannya kami bisa lebih baik lagi.

Sekian dari kami wassalamualaikum wr.wb.

DAFTAR PUSTAKA
Kristiawan, Muhammad. Filsafat Pendidikan: The Choice is Yours. Yogyakarta: Valia
Pustaka, 2016.
Nanda, Julia, Novi Rizka Inayah, Syifa Herlina, Taradhita Adi Rahardi, Tri Yulia Hapizah.
Makalah Filsafat Materialisme. Universitas Lambung Mangkurat, 2019.
Tung, Khoe Yao. Filsafat Pendidikan Kristen. Yogyakarta: ANDI, 2013.
Setyawarno, Didik. Pengaruh Medan Maghnetik Eksternal Pada Tabung Gas Hidrogen. UM
Palangkaraya: Anterior Jurnal 13 (2), 2014.
Watloly, Aholiab. Sosio-Epistemologi Membangun Pengetahuan Berwatak Sosial.
Yogyakarta: Kanisius, 2013.
Martono, Nanang. Sosiologi Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern,
Posmodern, dan Poskolonial.
Maksum, Ali. Pengantar Filsafat dari Masa Klasik Hingga.
Damsar. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group, 2011.
Wirawan, I.B. Teori-Teori dalam Tiga Paradigma.

Anda mungkin juga menyukai