Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : DWI KURNIA PINASTI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 856731366

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4104/PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD

Kode/Nama UPBJJ : 18/Palembang

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN

1. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan bahan ajar untuk anak usia
SD agar dapat digunakan secara optimal
a. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan penjabaran dari Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar. Kalau dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, tujuan
pembelajaran ini sama dengan indikator hasil belajar, yang merupakan
rumusan kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran. Dalam bahan ajar, yujuan pembelajaran
menggambarkan kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa setelah
mempelajari suatu bab atau topik atau tema tertentu.
b. Menyajikan Materi Pelajaran
Berdasarkan rumusan tujuan pembelajaran tersebut, dikembangkan materi
pelajaran. Materi yang dipilih untuk ditentukan berdasarkan tujuan
pembelajaran. Selain itu, materi yang disajikan hendaknya sesuai dengan
karakteristik dan pengetahuan awal siswa, serta sarana dan prasarana yang
tersedia untuk proses pembelajaran (Depdiknas, 2004:23).
Dalam bagian uraian materi ini, penulis tidak hanya menyajikan materi yang
harus dikuasai siswa. Penulis hendaknya memberikan ilustrasi baik berupa
gambar, diagram, tabel, atau contoh. Bahkan kalau diperlukan, penulis dapat
menuntut siswa untuk melakukan kegiatantertentu seperti melakukan
pengamatan, percobaan, mengunjungi nara sumber, dan sebagainya. Tentu
saja, untuk materi menuntut siswa melakukan kegiatan tertentu penulis harus
menyediakan lembar kerja siswa untuk memandu siswa melakukan kegaiatan
tersebut.
c. Mengembangkan Evaluasi
Komponen evaluasi dikembangkan untuk mengetahui tingkat penguasan
siswa terhadap materi yang telah disajikan. Oleh karena itu, alat evaluasi
dikembangkan dengan berdasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang telah dijabarkan ke dalam tujua pembelajaran. Hal ini, menuntut
penulis bahan ajar untuk mengembangkan alat evaluasi untuk berbagai ranah
tujuan pembelajaran : kognitif, efektif, dan psikomotor, yang sesuai dengan
kemampuan yang diharapakan dikausai siswa. Selain itu, penyajian alat
evaluasi harus sesuai dengan aturan pengembangan alat evaluasi.

2. Berikut adalah penjelasan mengenai ketiga prisnsip tersebut:


a. Particularity (Keunikan)
Prinsip particularity menekankan pentingnya mengakui dan menghormati
keunikan dari setiap kelompok atau individu siswa. Setiap kelompok atau
individu memiliki karakteristik, kebutuhan, dan latar belakang yang berbeda-
beda. Oleh karena itu, dalam memilih metode pembelajaran, guru harus
mempertimbangkan faktor-faktor tersebut agar sesuai dengan konteks dan
kebutuhan khusus siswa. Guru perlu memahami gaya beajar, tingkat
kemampuan, minat dan kebutuha siswa yang menciptakan pengalaman
belajar yang relevan, manarik, dan bermakna bagi mereka.
b. Practicality (Kepraktisan)
Prinsip practicality menekankan pentingnya memilih metode pembelajaran
yang dapat diterapkan dengan mudah dan efisien dalam konteks
pembelajaran. Metode pembelajaran yang dipilih haruslah realistis dan sesuai
dengan sumber daya yang tersedia, baik itu waktu, fasilitas, materi atau
keterampilan guru. Prinsip ini menekankan bahwa metode pembelajaran
harus memperhitungkan keterbatasan-keterbatasan praktis yang ada tanpa
mengorbankan kualitas pembelajaran. Guru perlu memilih metode yang dapat
diimplementasikan secara efektif dalam situasi pembelajaran yang ada.
c. Possibility (Kemungkinan)
Prinsip possibility menyoroti pentingnya mempertibangkan faktor-faktor
lingkungan dan sosial dalam memilih metode pembelajaran. Metode yang
dipilih harus memperhatikan konteks sosial, budaya, dan ekonomi dimana
pembelajaran berlangsung. Guru perlu menyadari bahwa metode
pembelajaran yang efektif di satu konteks mungkin tidak secara langsung
dapat diterapkan di konteks yang berbeda. Oleh karena itu, dalam memilih
metode pembelajaran guru harus mempertimbangkan kelayakan dan relevansi
metode tersebut dalam konteks sosial dan budaya siswa.

3. Desain pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dengan


mengutamakan pendekatan aspresiasi untuk siswa di sekolah dasar dapat
memberikan pengelaman pembelajaran yang menarik dan memotivasi siswa untuk
berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar. Berikut adalah rencana desain
pembelajaran dengan pendekatan tersebut:
a. Tujuan pembelajaran
- Mengembangkan kreativitas dan minat belajar siswa
- Meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa dalam
berbagai bidang
- Mendorong rasa percaya diri dan motivasi belajar siswa
b. Penggunaan Metode Pembelajaran Aktif:
- Pembelajaraan Kooperatif : Mengatur siswa dalam kelompok
kecil untuk bekerja sama dalam pemecahan masalah, diskusi,
atau proyek kolaboratif.
- Pembelajaran Berbasis Proyek : Memberikan proyek berbasis
tugas kepada siswa yang memerlukan pemikiran kreatif,
penelitian, dan prestasi.
- Pembelajaran Melalui Permainan: Menggunakan permainan,
simulasi, atau permainan peran untuk mengaktifkan siswa
dalam mempelajarai konsep-konsep tertentu.
c. Pendekatan Aspresiasi:
- Mencipakan suasana kelas yang positif dan inklunsif, dimana
setiap siswa dihargai dan diberi pengakuan atas upaya dan
prestasinya
- Mengapresiasi keberagaman siswa, baik dalam bakat, minat,
maupun latar belakang budaya, dengan mengintegrasikan
elemen-elemen tersebut dalam pembelajaran
- Menggunakan penilaian formatif yang memberikan umpan
balik konstruktif kepada siswa dan menyoroti kemajuan
mereka
d. Penggunaan Sumber Daya Pembelajaran:
- Materi Pembelajaran Interaktif: Menggunakan multimedia,
presentasi visual, video atau perangkat lunak pembelajaran
interaktif untuk membantu pemahaman siswa
- Kunjungan Lapangan: Mengadakn kunjungan ke tempat-
tempat menarik, seperti museum, kebun binatang, atau
perpustakaan untuk memperkaya pengalaman belajar siswa.
- Kolaborasi dengan Komunitas: Melibatkan pakar lokal atau
sukarelawan dari komunitas untuk berbagi pengetahuan dan
pengalaman mereka dengan siswa
e. Evaluasi Pembelajaran:
- Menggunakan berbafai bentuk penialain, seperti proyek,
prestasi, pertunjukan, atau portofolio, yang memungkinkan
siswa untuk menunjukkan kreativitas dan pemahaman mereka.
- Fokus pada penialaian formatif yang memberikan umpan balik
terperinci kepada siswa tentang kekuatan mereka dan area
yang perlu ditingkatkan.
- Menggunakan pendekatan penilaian yang mendukung
pertumbuhan dan perkembangan siswa, bukan hanya
penekanan pada peringkat atau perbandingan dengan siswa
lain.
f. Pengembangan Keterampilan Soft Skills:
- Mendorong siswa untuk berkomunikasi, bekerja sama, berfikir
kritis, dan mengatasi tantangan dalam konteks pembelajaran
yang relevan dan menarik
- Memberikan kesempatan bagi siswa untuk memimpin,
berkolaborasi, dan mengekspresikan ide-ide mereka secara
kreatif
- Menggunakan kegiatan refleksi untuk membantu siswa
mengenali dan mengembangkan keterampilan diri, seperti
empati, kerja tim, dan resolusi konflik.
Penting untuk diingat bahwa desain pembelajaran dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan karakteristik khusus dari siswa di sekolah dasar. Fleksibiltas dan
adaptabilitas adalah kunci untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang
efektif, memikat, dan bermakna bagi setiap siswa.

4. Langkah-langkah tindak lanjut hasil evaluasi pembelajaran di kelas mengajar:


a. Menilai atau mereviu rencana pembelajaran atau yang kini disebut Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan foormat Telaah RPP.
Dalam langkah ini, semua komponen RPP (kompetensi dasar, indikator,
keberhasilan materi, media, sumber, kegiatan pembelajaran, dan penilaian
atau evaluasi) ditelaah secara cermat, sehingga jika terdapat ketidaksesuaian
langsung dapat diperbaiki.
b. Menilai pelaksanaan atau proses pembelajaran melalui refleksi dan dialog
dengan siswa. Dari hasil refleksi, yaitu meningkatkan kembali berbagai
peristiwa dalam pembelajaran, guru dapat menemukan akar penyebab dari
berbagai peristiwa dalam pembelajaran, baik peristiwa yang menyenangkan,
maupun yang membuat siswa merasa tidak nyaman, serta dampaknya bagi
siswa. Hasil refleksi guru ini diverifikasi atau dicocokan dengan pendapat
siswa yang dijaring guru melalui dialog dengan siswa.
c. Menganalisis hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa, baik yang diperoleh
melalui latihan, ulangan, atau pengamatan guru dianalisis untuk menemukan
kompetensi mana yang dapat dikuasai dengan baik oleh siswa dan mana yang
sukar dikuasai. Hasil analisis ini kemudian dikaitkan dengan hasil penilaian
proses pembelajaran. Misalnya, dari analisis belajar siswa, guru menemukan
siswa tidak mampu mengerjakan soal-soal penjumlahan dengan menyimpan.
Dasi hasil refleksi ditemukan bahwa guru hanya menerangkan sepintas tanpa
alat peraga dan hanya memberi satu contoh. Di samping itu, guru juga tidak
memberikan latihan. Kedua hasil ini diintergrasikan sehingga diperkirakan
bahwa ketidakmampuan siswa mengerjakan soal-soal penjumlahan dengan
menyimpan, terjadi karena guru kurang memberi cotoh dan latihan,
disamping tidak menggunakan alat peraga.
d. Menyimpulkan kualitas (kekuatan dan kelemahan) pembeljaran berdasarkan
hasil yang didapat dari langkah 1, 2, 3. Dengan mengintegrasikan hasil reviu
atau telaah RPP pada langkah 1, hasil penilaian proses pembelajaran, dam
analisis hasil belajar siswa, guru dapat menyimpulkan kekuatan dan
kelemahan pembelajaran yang dikeloalanya. Meskipun hasil telaah RPP
sudah langsung dimanfaatkan untun perbaikan, tidak tertutup kemungkinan
bahwa rencana tersebut ada yang tidak dapat diterapkan. Oleh karena itu, jika
terdapat kelemahan, akar masalah dapat terletak pada RPP atau
pelaksanaan/proses pembelajarannya sendiri. Sebagai pendidik profesional,
guru harus mampu menentukan akar maslaah dari kelemahan tersebut.
e. Menindaklanjuti temuan nomorr 4 ketika merencanakan pembelajaran
berikutnya. Penilaian yang dilakukan oleh guru ini tentu terbatas pada
pembelajarannya sendiri. Dengan demikian, tindak lanjutnya pun terbatas
pula mata pelajaran tertentu dikelasnya sendiri.

5. Keterbatasan sumber daya yang ada di sekolah saya yaitu keterbatasan dalam sarana
dan prasarana. Keterbatasan Sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan,
media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya. Sedangkan keterbatasan
Prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan/kepala sekolah, ruang
guru, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, tempat bermain,
tempat beribadah dan ruang unit produksi.
Solusi dengan mengoptimalkan sumber daya dari luar sekolah mungkin dapat
mengatasi masalah tersebut dengan adanya sumber daya dana dari luar sekolah.
Berikut cara yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan keterbatasan sarana dan
prasarana:
a. Memperbaiki manajemen keuangan
b. Kreativitas mencari pemasukan
c. Reformasi secara mental
d. Mencari sumber pemasukan Internal Sekolah
e. Memanfaatkan lembaga pinjaman dana pendidikan

Anda mungkin juga menyukai