Anda di halaman 1dari 25

SEMINAR PENDIDIKAN PROFESI GURU

DESAIN INOVASI PEMBELAJARAN BIOLOGI


DAN RENCANA TINDAK LANJUT

Oleh:
Amaniya Humaida (2230111721517)
Rabiatul (2230111721665)
Suratun Magfirah (2230111721590)
Uswatun Hasanah (2230111721641)

Dosen Pengampu:
Ratna Yulinda, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU


LEMBAGA PENYELENGGARA TENAGA KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
SEPTEMBER 2023
Pengalaman Pengalaman Bermakna (Best practice)
yang paling
bermakna ● Pembelajaran harus mengikuti perkembangan zaman dengan menggunakan
(best practise)
teknologi untuk transformasi pendidikan
● Merancang pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik dan memanfaatkan
media pembelajaran berbasis teknologi yang inovatif.
● Merancang dan mengolah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
TaRL (Teaching at The Right Level) dan CRT (Culturally Responsive
Teaching).
● Merancang RPP (Rencana Pelaksaanaan Pembelajaran) berbasis KSE
(Kompetensi Sosial Emosional) dengan kerangka CASEL yang terintegrasi
dalam mata pelajaran.
● Pembelajaran paradigma baru dirancang dengan menggunakan alur
MERDEKA yang mampu mengasah kemampuan berpikir kritis untuk
mengeksplorasi, berkolaborasi, mendemonstrasikan, mengkoneksikan serta
merealisasikan dalam bentuk aksi nyata
● Kita sebagai calon guru profesional mampu memberikan perubahan positif
untuk meningkatkan pembelajaran
● Memahami karakter peserta didik dan mengolah proses pembelajaran yang
berpihak pada peserta didik sesuai dengan kebutuhannya
● Guru membangun sikap cinta Indonesia dengan adanya profil pelajar pancasila
dalam diri peserta didik
● Melaksanakan metode pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam
keterampilan untuk mengatasi atau memecahkan masalah dengan model
pembelajaran berbasis Problem Based Learning (PBL).
● Menanamkan nilai-nilai religius kepada peserta didik yang diintegrasikan
dalam materi maupun proses pembelajaran.
● Membangun pendidikan karakter peserta didik agar menjadi individu yang
memiliki karakter kuat serta berakhlak mulia
Desain invensi Desain Inovasi Pembelajaran Biologi
atau inovasi
1. Analisis Capaian Pembelajaran (CP)
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik pada setiap fase perkembangan. Capaian Pembelajaran
mencakup sekumpulan kompetensi dan lingkup materi, yang disusun secara
komprehensif dalam bentuk narasi. Capaian Pembelajaran untuk pendidikan
sekolah menengah terdiri dari fase E (kelas X) dan fase F (Kelas XI dan XII).
Capaian pembelajaran dijabarkan dalam alur tujuan pembelajaran yang
memuat pemahaman inti yang sudah menjadi parameter capaian pembelajaran pada
kurikulum merdeka, serta memuat keterampilan proses yang berbasis student center
dan memuat profil pelajar Pancasila dengan keterampilan mandiri, bernalar, kritis,
kreatif dan gotong royong.

2. Analisis Tujuan Pembelajaran (TP)


Menyusun tujuan pembelajaran adalah hal penting karena akan memberi petunjuk
dalam pemilihan materi ajar, strategi, model, metode dan media yang akan
digunakan dalam KBM. Tujuan pembelajaran hendaknya memuat 4 element
dengan model tujuan pembelajaran ABCD: Audience (peserta), Behavior
(perilaku), Conditions (kondisi) dan Degree (tingkatan).

Berikut Contoh Desain Tujuan Pembelajaran dengan Formula ABCD:


Peserta didik mampu menelaah ancaman keanekaragaman hayati di Kalimantan
A B
Selatan melalui gambar dengan benar
C D

Kelebihan metode ABCD ini membantu guru untuk merencanakan tujuan


pembelajaran yang spesifik, terukur dan jelas. Hal ini membantu peserta didik untuk
focus pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Serta evaluasi pembelajaran
lebih jelas untuk menilai keberhasilan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran dengan formula ABCD nampak sistematis dan


memperlihatkan akan kearah mana pendekatan pembelajaran yang akan digunakan
oleh guru dalam pembelajaran biologi.

3. Perencanaan dan pelaksanaan asesmen diagnostik


Asesmen diagnostik merupakan asesmen atau penilaian yang dilakukan secara
spesifik guna mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, dan kelemahan siswa
sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi
siswa. Kegiatan asesmen perlu dilakukan berkesinambungan agar guru bisa terus
melakukan monitoring setiap perubahan atau perkembangan siswa. Dengan begitu,
guru dapat memperbaiki bahkan menyempurnakan instrumen pembelajaran yang
tepat untuk kegiatan belajar siswa.

Terdapat dua jenis Asesmen diagnostik yaitu:


● Asesmen diagnostik kognitif
Asesmen Diagnostik Kognitif ini dilaksanakan secara rutin yaitu pada awal
pembelajaran ketika guru akan memperkenalkan sebuah topik pembelajaran
baru. Kemudian dilaksanakan secara insidensial (saat-saat tertentu) pada akhir
pembelajaran. Asesmen diagnostic ini dapat di inovasikan dengan menggunakan
aplikasi Kahoot dan Quiziz.

Berikut Contoh Desain Asesmen Diagnostik Kognitif dengan aplikasi


Kahoot

● Asesmen Non-Kognitif
Asesmen non-kognitif ini dirancang untuk mengetahui kondisi psikis
peserta didik dalam kesiapan belajar serta gaya belajar yang dimilikinya.
Asesmen non-kognitif dapat dilaksanakan dengan strategi berikut ini:
a. Menanyakan langsung kondisi psikis peserta didik, seperti menanyakan
perasaan senang, sedih, marah dan perasaan lainnya.
b. Menuliskan perasaan yang dituliskan peserta didik di sticky note yang di
tempelkan di papan tulis.
c. Menggunakan situs web padlet.com yang dapat diisi oleh masing-masing
peserta didik menggunakan handphone.
Berikut Contoh Desain Asesmen Diagnostik Non-Kognitif

(a) (b) (c)

4. Pengembangan Modul Ajar


Modul ajar pembelajaran biologi yang di inovasikan memuat hal-hal berikut
ini, yaitu:
a) Informasi Umum
- Identitas penulis: Berisi identitas lengkap penulis dari nama, materi dan
submateri yang diajarkan, dan alokasi waktu.
- Kompetensi awal: Memuat pengetahuan maupun keterampilan yang
dimiliki siswa sebelum siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran.
- Profil pelajar Pancasila: Memuat 6 dimensi, yaitu; beriman; Mandiri;
Bergotong royong; berkebinekaan global; bernalar kritis dan kreatif.
- Sarana dan prasarana: Memuat alat dan bahan yang digunakan dalam
proses pembelajaran.
- Target peserta didik: Peserta didik regular/umum yang tidak berisi
kesulitan dalam belajar. Kemudian turut memfasilitasi peserta didik yang
memiliki kesulitan belajar yaitu memiliki gaya belajar yang terbatas,
misalnya hanya visual saja (Jika Ada)
- Model Pembelajaran: Model pembelajaran yang digunakan bervariasi
seperti PBL (Problem Based Learning) dan PjBL (Project Based
Learning).
- Pendekatan Pembelajaran: Pendekatan pembelajaran yang digunakan
bervariasi seperti TaRL (Teaching at The Right Level), CRT (Culturally
Responsive Teaching), dan Saintific.
b) Kompetensi Inti
- Tujuan Pembelajaran: Memuat tujuan pembelajaran yang sistematis
dengan formula ABCD (Audience Behavior Conditions Degree).
- Asesmen: Memuat asesment for learning dan asesment as learning.
- Pemahaman bermakna: Berisikan informasi tentang manfaat yang akan
peserta didik peroleh setelah mengikuti proses pembelajaran biologi pada
konten (materi) yang diajarkan.
- Pertanyaan pemantik: Berisikan rangkaian pertanyaan mengenai hal
paling penting dalam satu topik pada konten (materi) biologi yang
diajarkan.
- Kegiatan pembelajaran: Memuat sintak pembelajaran sesuai dengan
model pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan karakteristik materi
yang diajarkan dan berbasis KSE dengan kerangka CASEL
- Refleksi Pembelajaran: Dilaksanakan secara rutin pada kegiatan akhir
pembelajaran.
c) Lampiran
- LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik): Dapat berupa cetak dan non-cetak
(online) divariasikan dengan menggunakan aplikasi worldwall. Kemudian
pada konten (materi) biologi tertentu dengan berbasis masalah.
- Pengayaan dan Remedial: Dilengkapi dengan pengayaan untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik yang sudah tuntas dalam pelajaran
pada materi tertentu. Serta remedial untuk peserta didik yang belum dapat
mencapai tujuan pembelajaran pada materi tertentu.
- Bahan bacaan: Disajikan dalam bentuk yang menarik dengan PDF Canva
dan diakses secara online menggunakan Anyflip.
- Glosarium: Berisikan istilah-istilah yang sulit dipahami pada materi
biologi yang diajarkan
- Daftar Pustaka: Sumber yang digunakan berasal dari jurnal, buku dan
artikel yang relevan.

5. Penyesuaian pembelajaran dengan tahap capaian dan karakteristik peserta


didik
- Model Pembelajaran: Memuat model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik/potensi materi dalam pembelajaran biologi untuk digunakan
model yang bersangkutan. Model pembelajaran yang digunakan dapat secara
bervariasi seperti PBL (Problem Based Learning) dan PjBL (Project Based
Learning).
Berikut contoh desain model pembelajaran PBL pada sintak “orientasi
pada masalah”

- Pendekatan Pembelajaran: Memuat pendekatan yang bervariasi sesuai


dengan karakteristik/potensi materi dalam pembelajaran biologi untuk
digunakan pendekatan yang bersangkutan. pendekatan yang digunakan dapat
secara bervariasi seperti TaRL (Teaching at The Right Level), CRT (Culturally
Responsive Teaching), dan Saintific.
Berikut contoh desain dalam pendekatan CRT (Culturally Responsive
Teaching) dimunculkan pada kegiatan apersepsi

- Metode Pembelajaran: Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi.


Metode ini dapat digunakan menyesuaikan karakteristik materi yang diajarkan
dengan memilih salah satu metode yang dirasa cocok digunakan pada materi
biologi tertentu.
a. Diskusi: Menghadapkan peserta didik pada suatu permasalahan dapat
berupa berita, problem statement, video hingga wacana.
b. Presentasi: Memaparkan gagasan didepan umum secara individua tau
kelompok, misalnya berupa hasil karya atau hasil diskusi.
c. Praktikum: Kegiatan pembelajaran berbentuk pengamatan, pengujian
terhadap suatu teori tertentu yang dapat diuji kebenarannya, dilakukan
secara outdoor (disekitaran lapangan sekolah) dan secara indoor (di
laboratorium).
d. Berbasis games: Menggunakan aplikasi online seperti Gimkit, Wordwall,
Genially, dan Monopoli (cetak).

Berikut contoh desain dengan menggunakan metode praktikum yang


diterapkan pada materi difusi dan osmosis

Berikut contoh desain dengan menggunakan metode berbasis game yang


diterapkan pada materi struktur dan fungsi sel

Menggunakan Monopoli
Berikut contoh desain dengan menggunakan metode berbasis game yang
diterapkan pada materi ancaman dan upaya kenaekaragaman hayati
Link Akses: https://wordwall.net/resource/60385578/tts-biologi

Menggunakan Worldwall

- Pembelajaran Berdiferensiasi: Menggunakan 3 strategi yaitu berdiferensiasi


konten, berdiferensiasi proses dan berdiferensiasi produk. Strategi ini dapat
divariasikan saat mengajarkan konten (materi) tertentu dengan memilih salah
satu strategi berdiferensiasi yang cocok untuk peserta didik dan karakter materi
yang diajarkan.
Berikut contoh desain menyesuikan gaya belajar peserta didik
a. Gaya belajar visual: Dengan menyajikan gambar seperti infografis.
b. Gaya belajar audiovisual: Dengan menyajikan video dilengkapi dengan link
akses/ barcode..
c. Gaya belajar kinestetik: Dengan menyajikan metode pembelajaran yang
melibatkan banyak indra, seperti kegiatan praktikum.
6. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) berbasis Pembelajaran Sosial
Emosional dalam kerangka CASEL terintegrasi dalam mata pelajaran biologi ini
mencakup 5 komponen yaitu: Kesadaran Diri (Self Awareness), Pengelolaan Diri
(Self Management), Kesadaran Sosial (Social Awareness), Kemampuan
Berinteraksi Sosial (Relationship Skills), Pengambilan Keputusan Bertanggung
Jawab (Responsible Decision-Making).

Berikut contoh desain RPP Pembelajaran Biologi berbasis CASEL pada


materi Upaya dan Ancaman Keanekaragaman Hayati di Kalimantas Selatan
kelas X
7. Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang akan digunakan pada pembelajaran biologi
bervariasi dari yang sederhana sampai dengan berbasis tekhnologi. Adapun variasi
media seperti cetak berbentuk 2D (berupa gambar), video animasi, alat peraga
(torso), alat peraga 3D, dan berbasis tekhnologi dengan aplikasi seperti berikut ini.

Berikut contoh desain bahan ajar menggunakan canva

8. Bahan Ajar
Bahan ajar dirancang sebagai alat bantu dalam pembelajaran terkait topik yang akan
dipelajari dalam pembelajaran biologi. Bahan ajar dapat berupa cetak dan non cetak.
Adapun bahan ajar yang akan digunakan dalam pembelajaran biologi berbentuk non
cetak dengan menggunakan aplikasi canva dan anyflip. Berikut penjelasannya
sebagai berikut.
a. Canva (berbentuk PDF, video animasi, infografis
Aplikasi ini mempunyai beragam fitur dan tamplete yang menarik. Bahan
ajar menggunakan aplikasi canva nantinya akan berbentuk seperti buku dalam
bentuk pdf, video animasi, infografis dan mindmapping yang dapat disimpan
oleh siswa dalam gawainya tanpa menggunakan kuota internet namun
membutuhkan ruangan penyimpanan yang besar. Namun canva dapat juga
diakses menggunakan link dengan menggunakan kuota internet untuk
mengaksesnya.
Berikut contoh desain bahan ajar dengan media canva berbentuk PDF

b. Anyflip
Anyflip merupakan sebuah platform yang dapat dimanfaatkan untuk
membuat bahan ajar digital berbentuk ebook (buku elektronik) digital dengan
tampilan yang menarik bisa dibolak-balik dan bisa di akses melalui handphone.
Kelebihannya tidak membutuhkan ruang penyimpanan, hanya saja
membutuhkan jaringan internet untuk mengaksesnya.

Berikut contoh desain bahan ajar dengan Anyflip


Link Akses: https://anyflip.com/kpvfo/wofl/
9. Perencanaan, pelaksanaan, dan pengolahan asesmen formatif dan sumatif
a. Asesmen Formatif
Asesmen ini terdiri dari asesmen as learning dan of learning. Pelaksanaan
asesmen as learning dilaksanakan secara insidensial (saat-saat tertentu saja)
digunakan untuk menilai kinerja peserta didik dan melibatkan peserta didik
dalam penilaian. Kemudian asesmen of learning dilaksanakan secara kontinyu
(terus-menerus) disetiap akhir bab materi pada pembelajaran biologi.

Berikut contoh desain asesmen of learning berupa LKPD


- LKPD dengan inovasi tabel acak kata

- LKPD dengan inovasi paragraf rumpang


- LKPD berbasis masalah
Berikut contoh desain asesmen of learning berupa Post Test
Direncanakan dengan menggunakan jenis soal pilihan ganda dengan
jumlah soal bervariasi 5, 10 hingga 20 butir soal atau berbentuk isian titik
sesuai keperluan dan menyesuaikan tujuan pembelajaran pada setiap
submateri. Dilaksanakan secara rutin diakhir subbab materi.

Post Test menggunakan Aplikasi Quiziz

Berikut contoh desain asesmen as learning


- Penilaian Psikomotorik (Keterampilan)
Dilaksanakan secara tidak rutin dan hanya saat tertentu saja.
Dimaksudkan tidak setiap pertemuan, hanya dipertemuan tertentu saja
misalkan pada saat presentasi, diskusi, produk dari hasil pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran PjBL (Project Based Learning).
Kemudian pada saat kegiatan praktikum dengan rubrik penilaian yang jelas
sehingga terhindar dari penilaian subjektif.
Contoh Instrument Penilaian Kinerja Praktikum

- Penilaian Afektif (Sikap)


Dilaksanakan secara tidak rutin dan hanya saat tertentu saja.
Dimaksudkan tidak setiap pertemuan, hanya dipertemuan tertentu saja.
Penilaian dapat diperoleh dari penilaian rekan sejawat terkait
kinerja/tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas dalam kelompok.
Contoh Instrument Penilaian Sikap

b. Asesmen Sumatif
- UTS: Dilaksanakan secara kontinyu disetiap akhir bab materi yang diajarkan.
Metode yang dilakukan bisa secara lisan, tertulis hingga berupa studi kasus.
Jenis soal dapat berupa pilihan ganda, paragraf rumpang, essai, dan lainnya
menyesuaikan potensi materi yang diajarkan. Soal dirancang berbasis HOTS
(High Order Thingking Skill) dengan keterampilan berpikir kritis atau berpikir
kreatif. Guru setiap mata pelajaran dapat memodifikasi jenis soal pada setiap
dilaksanakan UTS ini agar peserta didik merasakan sensasi variasi soal.
- UAS: Dilaksanakan diakhir semester untuk mengukur capaian pembelajaran
yang diperoleh peserta didik secara kuantitatif. Pada setiap sekolah memiliki
kebijakan yang berbeda-beda terkait pelaksanaannya bisa secara online atau
dengan cara tradisional seperti cetak. Pengolahan asesmen sumatif ini
diharapkan berbasis HOTS sehingga peserta didik akan terbiasa mengerjakan
soal-soal tersebut dan soal yang disajikan tidak harus dengan jumlah yang
banyak yang terpenting mampu mengukur semua kompetensi peserta didik
secara kuantitatif.

10. Pelaporan Hasil Belajar


Laporan hasil belajar peserta didik bukan hanya melampirkan penilaian
kognitif saja tetapi mencakup secara keseluruhan meliputi penilaian
psikomotorik (keterampilan) dan afektif (sikap). Guru dapat menyajikan
laporan hasil belajar ini dalam bentuk jurnal bulanan yang diamati secara
kontinyu saat diawal pembelajaran, ditengah semester dan diakhir semester
agar progress peserta didik terpantau dengan baik dan diperoleh perubahan-
perubahan yang terjadi pada peserta didik dari 3 aspek (kognitif, psikomotorik dan
afektif) tersebut. Laporan hasil belajar ini sebagai bukti konkrit atau sebagai bahan
pertimbangan yang disajikan secara transparan (terbuka) untuk guru wali kelas,
orangtua/wali dan peserta didik (pribadi) sebagai bahan refleksi yang lebih
mendalam.

11. Evaluasi Pembelajaran dan Asesmen


Dalam melakukan evaluasi pembelajaran biologi dapat dilakukan secara
bervariasi menyesuaikan karakteristik materi, situasi dan kondisi serta minat dari
peserta didik. Berikut uraian bentuk evaluasi yang dapat digunakan dalam
pembelajaran biologi.
a. Non-Test:
- Cek list : Menggunakan penilaian antar teman dengan Google
form. (Afektif)
- Portofolio : Membuat portofolio individu mengenai keaktifan dalam tugas
proyek mata pelajaran atau dalam kegiatan P5 disekolah.
(Psikomotor & Afektif)
- Observasi : Dengan menggunakan instrument penilaian psikomotorik
(keterampilan) saat kegiatan praktikum dan penilaian afektif
(sikap) kinerja peserta didik dalam kelompok yang
menyesuaikan dengan profil pelajar pancasila.

b. Test
- Tidak Tertulis : Dengan ujian lisan dan tanya jawab secara langsung.
- Tertulis : Jenis soal dapat divariasikan seperti pilihan ganda,
menjodohkan, tebak gambar, paragraph rumpang dan
lainnya. Test tertulis dapat menggunakan LKPD, Pre-
test dan Post Test dengan menggunakan berbagai
aplikasi yang menarik seperti:
1) Kahoot: Untuk menyajikan penilaian seperti kuis,
true-false, menjodohkan, dan fitur lainnya.
2) Quiziz: Untuk menyajikan penilaian seperti kuis.
3) Worldwall: Untuk menyajikan penilaian dengan
berbagai fitur menarik berbasis games.
4) Google Form: Untuk menyajikan penilaian dalam
bentuk non cetak.
Berikut desain evaluasi pembelajaran menggunakan aplikasi Kahoot
Berikut desain evaluasi pembelajaran menggunakan aplikasi Quiziz

Berikut desain evaluasi pembelajaran menggunakan aplikasi Worldwall

Berikut desain evaluasi pembelajaran menggunakan aplikasi Google Form


12. Pelaksanaan dan Perencanaan Refleksi Pembelajaran
Dilaksanakan secara rutin setiap diakhir pertemuan untuk mendapatkan
feedback dari peserta didik mengenai proses pembelajaran yang telah dilakukan
serta sebagai bahan untuk memperbaiki kinerja guru dalam menyajikan proses
pembelajaran. Refleksi dapat inovasikan dengan menggunakan aplikasi seperti
padlet dan mentimeter agar peserta didik yang tidak terbiasa mengungkapkan
pendapatnya secara langsung dapat mengungkapkannya dalam sebuah tulisan
maupun emoticon.

Berikut contoh desain refleksi pembelajaran dengan Padlet.com

Rencana Rencana Tindak Lanjut


tindak lanjut
1. Memetakan kebutuhan peserta didik dan bagaimana pengolahan yang ada di
sekolah demi merancang pembelajaran yang sempurna nantinya.
2. Melakukan observasi terhadap kebutuhan dan kemampuan teknologi peserta didik
dan memastikan ketersediaan infrastruktur teknologi yang memadai.
3. Melakukan observasi terlebih dahulu bagaimana hasil pembelajaran sebelumnya
jika ingin menggunakan pendekatan atau model tertentu. Sehingga bisa
disesuaikan pendekatan atau model mana yang akan dilaksanakan selanjutnya.
4. Mengidentifikasi alat dan aplikasi digital yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
dan kemampuan peserta didik.
5. Merancang dan menyusun bahan ajar digital semenarik mungkin.
6. Jika yang diangkat adalah CRT maka materi yang digunakan hendaknya
disesuaikan dengan budaya yang ingin diangkat.
7. Jika yang diangkat adalah TaRL maka penyediaan media harus sesuai dengan
kebutuhan peserta didik khususnya peserta didik.
8. Rancangan inovasi ini bersifat fleksibel dengan semua materi yang terintegrasi di
dalam pembelajaran biologi sehingga bisa diaplikasikan ke berbagai kondisi.
9. Observasi menjadi penentu penggunaan rancangan inovasi ini.

Anda mungkin juga menyukai