DI SUSUN OLEH :
1. YORDAN ADITIYA
2. TESA HARDIYANTI
3. MAY WULANTIKA
4. DHIAN FITRI SUNARNI
5. NGAGIYANTO
PGSD BI
2021
PETA KONSEP
A. PENGERTIAN HAM
Deklarasi Universal HAM pada tanggal 10 Desmber 1948, pengertian HAM yaitu
pengakuan harkat dan martabat manusia yang menyatu dalam diri manusia yang meliputi
UU RI No.39 Tahun 1999 pasal 1 ayat (1) menyatakan HAM adalah seperangkat yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
huku, dan pemerintah dan setiap orang demi kehormatan, perlindungan, dan martabat
manusia.
HAM adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia yang telah diperoleh dan
dibawa bersamaan dengan kelahirannya di masyarakat. Hak dasar bersifat universal yang
mempunyai arti berlaku dibelahan dunia manapun tanpa melihat ras, agama, warna kulit
ataupun perbedaan-perbedaan lainnya. Hak dasar meliputi hak hidup, hak kemerdekaan, dan
a. Kodrat, artinya HAM adalah pemberian dari Tuhan kepada setiap manusia agar
b. Hakiki, artinya HAM melekat pada diri setiap manusia tanpa melihat latar belakang
c. Universal, artinya HAM berlaku umum, tidak membedakan manusia satu dengan
yang lainnya.
d. Tidak dapat dicabut, artinya dalam keadaan bagaimanapun hak asasi setiap orang itu
tetap ada.
e. Tidak dapat dibagi, artinya HAM itu tidak dapat diwakili atau dialihkan kepada ora
lain.
a. Kebebasan/kemerdekaan
b. Kemanusiaan/perdamaian
c. Keadian/kesederajatan/persamaan
Dalam UUD 1945 hanya memuat aturan-aturan pokok saja, sedangkan aturan
opeasional dibentuk :
28 J)
budaya
6. Pasal 33 : Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas dasar asas kekeluargaan
a. Alenia pertama
Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas
dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
b. Alenia empat
Upaya untuk menjabarkan HAM telah dilakukan melalui amandemen UUD 1945 ke
dua tahun 2000 dan dala UU No.39 tahun 1999 tentang HAM, secara garis besar meliputi :
2. Hak berkeluarga
9. Hak wanita
Menurut Lukman Soetrisno (Paul S. Baut, 1989 : 227) ciri-ciri bahwa suatu
pembangunan telah melaksanakan HAM apaila telah menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Dalam bidang politik berupa kemauan pemerintah dan masyarakat untuk mengakui
b. Dalam bidang sosial ditandai adanya perlakuan yang sama dimata hukum terhadap
siapa saja dan adanya toleransi dalam masyarakat terhadap perbedaan agama dan ras
warga Indonesia
c. Dalam bidang ekonomi dengan tidak adanya monopoli dalam suatu sistem ekonomi
yang berlaku.
Dibentuk melalui Kepres No.50 Tahun 1993 tanggal 7 juni 1993, adapun tujuannya seperti
pancasila, UUD 1945, dan piagam PBB, serta deklarasi Universal HAM.
bidang kehidupan.Dalam pasal 76, untuk mencapai tujuan tersebut, Komnas HAM
tentang HAM. Menurut pasal 89 Komnas HAM bertugas dan berwenang melakukan:
1. Fungsi Penyuluhan
Manusia.
manusia.
- Melakukan studi lapangan, studi kepustakaan dan juga studi banding dengan
manusia
3. Fungsi Mediasi
- Untuk melakukan fungsi mediasi komnas has harus bisa malakukan upaya
atau pengadilan.
4. Fungsi Pemantauan
pengamatan tersebut,
- Memanggil saksi untuk diminta dan didengar kesaksiannya, dan kepada saksi
secara tertulis
Nasional Anti Kekerasan terhadap perempuan. Dasar pertimbangan pembentukan ini sebagai
upaya mencegah terjadinya dan menghapus segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.
perempuan
5. Pelaksanaan kerja sama regional dan internasional dalam upaya pencegahan dan
Dalam upaya mengawasi dan mengontrol HAM dibentuk juga Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) HAM atau Non Govermental Organitation (NGO) yang berfokus pada
demokratisasi dan pengembangan HAM. Salah satu contoh LSM HAM antara lain YLBHI,
Kontras, dan Elsam. Upaya menegakan HAM telah dibuktikan dengan adanya peradilan ad
hoc bagi pelanggar HAM. Peradilan terhadap pelanggaran HAM di Tanjung priok dan Timor
Timur. Dalam proses peradilan pelanggaran HAM dirasa masih adanya kontroversi.
Pengadilan HAM merupakan realisasi dari UU Nomor 39 tahun 1999 tentang HAM dan
UU RI Nomor 26/2000 tentang pengadilan HAM. Pengadilan mulai aktif beroprasi sekitar
akhir 2001. Pengadilan HAM dirancang sebagai institusi pertanggung jawaban secara hukum
bagi para pelaku pelanggaran HAM. Mengacu pada pasal 1 angka 3 UU No. 26 tahun 2000
pengadilan HAM adalah pengadilan khusus terhadap kejahatan genosida dan kejahatan
tentang kemanusiaan.
Disamping pengadilan HAM, saat ini dikenal juga pengadilan HAM Ad Hoc yaitu
pengadilan yang mengadili pelanggaran HAM berat sebelum berlakunya UU No. 26Tahun
pelanggaran HAM dalam dataran kebijakan politik selalu berbeda dengan paradigmahukum,
Dengan komitmen, pengetahuan dan integritas yang baik, diharapkan pengadilan HAM
Ad Hoc dapat menghasilkan putusan yang baik. Selain menjadi perhatian pengamat
internasional dan nasional, putusan pengadilan HAM Ad Hoc untuk kasus Tajung Priok.