Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MAKALAH

EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

Evaluasi Pembelajaran di SD(PDGK 4301)

Disusun oleh :

Kelompok 2

❖ Muhammad Fadholi
❖ Yordan Adit
❖ Tesa hardiyanti

Program Studi : S1 PGSD (BI)

Pokjar Gesang/Bekri

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH BANDAR LAMPUNG

UNIVERSITAS TERBUKA

2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga kami

dapat menyelesaikan makalah Modul 3 Pengembangan AsesmenAlternatif Kegiatan Belajar 1

sampai Kegiatan Belajar 4 untuk mata kuliah Evaluasi Pembelajaran di SD(PDGK4301).

Kami menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena

itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas-tugas

yang akan datang. Selanjutnya dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada

bapak Yuda Seta Mahendra sebagai tutor mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran di SD yang

telah memberikan bimbingannya serta semua pihak yang telah membantu baik secara

langsung maupun tidak langsung. Akhir kata, Kami berharap agar makalah ini

dapat bermanfaat untuk semuanya,

Wasallamu’alaikum Wr.Wb.

Bekri, mei 2021

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ....................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................ 4

A. LATAR BELAKANG MASALAH ............................................................................4

B. TUJUAN ......................................................................................................................4

BAB II MODUL 3 PENGEMBANGAN ASESMEN ALTERNATIF ...............................

KEGIATAN BELAJAR 1 KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF ....................5

A. LATAR BELAKANG ........................................................................................... 5


B. KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF ....................................................6
C. LANDASAN PSIKOLOGIS .................................................................................8
D. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN ASESMEN ALTERNATIF ................10

KEGIATAN BELAJAR 2 BENTUK ASESMEN KINERJA ........................................12

A. TUGAS ................................................................................................................12
B. KRETERIA PENILAIAN ...................................................................................14

KEGIATAN BELAJAR 3 ASESMEN PORTOFOLIO .................................................15

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN PORTOFOLIO ................................................15


B. PERENCANAAN PORTOFOLIO .....................................................................17
C. PELAKSANAAN PORTOFOLIO ......................................................................18
D. PENGUMPULAN BUKTI PORTOFOLIO ........................................................ 18
E. TAHAP PENILAIAN ......................................................................................... 18

KEGIATAN BELAJAR 4 PENILAIAN RANAH AFEKTIF ........................................19

A. KONSEP DASAR ............................................................................................... 19


B. BEBERAPA CARA MENILAIAN RANAH AFEKTIF ....................................20
C. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN EFEKTIF ........21

BABIII KESIMPULAN ..................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................24

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Penggunaan asesmen alternatif dalam penilaian hasil belajar siswa merupakan jawaban
atas adanya kelemahan pada asesmen tradisional yang hanya menggunakan tes tertulis (paper
and pencil test). Tes tertulis tidak mampu mengukurhasil belajar siswa yang kompleks, bahwa
umumnya tes tertulis hanya mampumengukur hasil belajar siswa dalam ranah kognitif
dan keterampilan sederhana.

Dengan menggunakan asesmen alternative, akan mampu mengukurkeseluruhan hasil


belajar siswa, tidak hanya ranah kognitif tetapi juga ranah afektif dan psikomotor. Asesmen
alternative juga mampu mengukir proses pembelajaran.

Untuk mempermudah pemahaman dalam modul 3 ini dibagi menjadi 4 Kegiatan Belajar.
Kegiatan pembelajaran 1akan membahas tentang latar belakang konsep dasar asesmen
alternatif. Kegiatan belajar 2 akan membahas bentuk asesmen kinerja. Kegiatan pembelajaran
3 akan membahas asesmen portofolio. Kegiatan belajar 4 akan membahas tentang
pengembangan alat ukur efektif.

B. TUJUAN
Dengan memperlajari modul 3 ini kita dapat melasanakan penilaian hasil belajar siswa
dengan menggunakan asesmen alternatif serta dapat mengukur efektif siswa. Secara rinci
sebagai berikut :
1. Menjelaskan konsep dasar asesmen alternative
2. Menjelaskan pentingnya asesmen alternative dalam penilaian hasil belajar siswa
3. Menjelaskan keunggulan dan kelemahan asesmen alternative sebagai cara penilaian
hasil belajar siswa.
4. Menjelaskan berbagai bentuk asesmen kinerja
5. Mengembangkan berbagai tugas dalam asesmen alternatif
6. Membuat rubic atau kreteria penilaian dalam asesmen alternatif
7. Memberi contoh penggunaan asesmen alternatif dalam penilaian hasil belajar siswa
8. Mengembangkan alat ukur afektif

4
BAB II
MODUL 3 : PENGEMBANGAN ASESMEN ALTERNATIF

KEGIATAN BELAJAR 1 KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF

A. LATAR BELAKANG

Penggunaan asesmen alternatif dalam penilaian hasil belajar siswa muncul pada Tahun
1990-an, sebagai akibat banyaknya kritik terhadap asesmen tradisional yang hanya
menggunakan tes tertulis (paper and pencil test). Dimana tes tetulis hanya dapat digunakan
untuk mengukur hasil belajar siswa dalam ranah kognitif dan keterampilan sederhana.

Pada umumnya tes yang dilakukan untuk mengukur tujuan pembelajaran, dilakukan
dengan menggunakan mekanisme sebagai berikut

Skema pembelajaran konvensional

Kompetensi dasar

indikator

Proses belajar mengajar

TES

Tes hanya berorientasi pada pencapaian hasil belajar dan tidak proses belajar.
Bagaimana proses siswa dalam mencapai hasil belajar memperhatikan bukan menjadi
perhatian. Yang menjadi perhatian adalah bagaimana hasil yang diperoleh siswa setelah
mereka menyelesaikan pembelajaran. Grant P. Wiggins (1998) membedakan antara asesmen
tradisional (test) dengan asesmen alternatif sebagai berikut. :

5
ASESMEN TRADISIONAL (TES) ASESMEN ALTERNATIF
1. Penilaian dilakukan untuk menilai 1. Penilaian dilakukan untuk menilai
kemampuan siswa dalam kualitas produk dan unjuk kerja
memberikan jawaban yang benar siswa
2. Tes yang diberikan tidak 2. Tugas yang diberikan berhubungan
berhubungan dengan dengan realitas kehidupan siswa
realitaskehidupan siswa 3. Ada integrasi antara oengetahuan
3. Tes terpisah dari pembelajaran yang dengan kinerja atau produk yang
dilakukan siswa dihasilkan
4. Dapat diskor dengan reliabilitas 4. Sulit diskor dengan reliabilitas tinggi
tinggi 5. Hasil asesmen alternatif diberikan
5. Hasil tes diberikan dalam bentuk dengan bukti kinerja
skor

B. KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF

Menurut Hanna (1993):“Assessment is the process of collecting, interpreting, and


synthesizing information to aid in decision making. Assessment synonymous with
measurement plus observation. It concerns drawing inferences from these data sources. The
primary purpose of assessment is to increase student’s learning and development rather
than simply to grade or rank student performance (Morgan &O’Reilly, 1999)”.

Jadi asesmen merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi


hasil belajar siswa yang diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah informasitersebut
untuk menilai hasil belajar dan perkembangan siswa.Ada beberapa istilah yang berkaitan
dengan assesmen diantaranya :

1. Traditional Assessment
Asesmen tradisional mengacu pada tes tertulis (paper and pencil test). Asesmen
tradisional hanya mengukur hasil belajar siswa dengan menggunakan satu jenis alat ukur yaitu
tes tertulis. Padahal telah diketahui bahwa tes tertulis hanya mempunyai kelemahan antara
lain hanya mampu mengukur aspek kognitif dan keterampilan sederhana, sebagian kecil dari
hasil belajar siswa dan tes seringkali menimbulkan kecemasan.

6
2. Performance Assessment (Asesmen Kinerja)
Merupakan asesmen yang menghendaki siswa untuk
mendemonstrasikankemampuannya baik pengetahuan atau keterampilan dalam bentuk kerja
nyata yangditunjukkan dalam bentuk penyelesaian suatu tugas, bukan hanya menjawab
ataumenilih jawaban yang tersedia. Asesmen kinerja menilai hasil belajar siswa dalam proses
belajarnya

3. Authentic assessment
Authentic Assessment engages students in applying knowledge and skill in the same
way the are used in the “real world”. Authentic Asessment merupakan asesmen yang
menuntut siswa mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dalam kehidupan di
luar sekolah. Tujuan dari outentik Asesmmen adalah untuk mengumpulkan bukti-bukti
apakah siswa dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilannnya serta efektif dalam
kehidupan nyata dan dapat memberikan kritik terhadap upaya yang telah dilakukan. Dari
pengertian tersebut tampak authentic assessment didasarkan pada performance assessment
yang menuntuk siswa mampu unjuk kerja.

4. Portfolio Assessment ( Asesmen portofolio).


Merupakan kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis
yangmewujudkan upaya, proses, hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dariwaktu
ke waktu. Portopolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yangmenunjukkan pencapaian
dan perkembangan hasul belajar siswa.
Portfolio is a purposeful collection of student work that tells the story of student achievement
or growth. Portfolios are not folders of all work a student does.

5. Achievement Assessment
Merupakan pengertian umum terhadap semua usaha untuk mengukur, mengetahui,dan
mendeskripsikan hasil belajar siswa baik yang dilakukan dengan tes tertulis,asesmen kinerja,
portopolio dan semua usaha untuk memperoleh informasi hasildan kemajuan belajar siswa.

6. Alternative Assessment
Asesmen alternative merupakan asesmen yang tidak hanya tergantung pada testertulis.
Pada dasarnya asesmen alternative merupakan alternative dari asesmentradisional. Jadi

7
performance assessment, portfolio assessment, authenticassessment dan achievement
assessment merupakan kelompokasesmen alternative.

C. LANDASAN PSIKOLOGIS

Asesmen alternative tidak hanya menilai hasil belajar, tetapi dapat memberikan informasi
secara lengkap tentang proses pembelajaran. Asesmen alternative tidak hanya menilai produk
belajar saja tetapi juga menilai proses belajar untuk menghasilkan produk tertentu.

Asesmen alternative dilaksanakan berdasarkan teori belajar khususnya dari aliran


psikologis kognitif. Beberapa teori belajar yang digunakan sebagai landasan dalam
pelaksanaan asesmen alternative adalah:

1. Teori fleksibilitas kognitif dari R. Spiro (1990)


Teori ini beranggapan bahwa hakiat bejar adalah kompleks dan tidak terstuktur.Teori ini
menjelaskan bahwa belajar akan menghasilkan kemampuan secaraspontan dalam melakukan
restrukturisasi pengetahuan yang telah dimiliki untukmerespon kenyataan atau situasi yang
dihadapi. Belajar tidak akan pernah berakhir, oleh karena itu diperlukan penyesuaian-
penyesuaian dengan situasi yang selalu berubah.

2. Teori Belajar Bruner (1996)


Menurut Bruner, belajar merupakan suatu proses aktif yang dilakukan siswadengan cara
mengkonstruksi sendiri gagasan baru atau konsep baru atas dasar konsep, pengetahuan, dan
kemampuan yang telah dimiliki. Siswa memilih dan mentrasnformasikan informasi yang
diperolehnya, menyusun hipotesis dan membuat keputusan-keputusan atas dasar struktur
kognitif yang dimiliki. Menurut Bruner pembelajaran harus diarahkan pada belajar penemuan
(discovery learning).

Setelah guru mengajarkan berbagai konsep, informasi dan keterampilan diharapkananak


dapat menerapkannya pada materi pembelajaran yang lebih luas.Pembelajaran harus sesuai
dengan minat anak. Anakharus didorong melakukan eksplorasi dan belajar sendiri. Discovery
learning dapat dilakukan dengan cara :

a. Anak dihadapkan pada suatu masalah


b. Anak akan membandingkan realita dengan model mental yang telah dimiliki

8
c. Dengan pengalamannnya anak akan mencoba menyesuaikan
ataumengorganisasikan kembali struktur idenya untuk mencapai
kesimbangandengan cara melakukan analisis, sintesis, dan evaluasi untuk
menemukaninformasi baru dan membuang informasi yang tidak perlu.

3. Generative Learning Model dari Osborne dan Wittrock (1983)


Inti dari generative learning model adalah bahwa otak tidak hanya pasif
menerimainformasi tetapi aktif membentuk dan menginterprestasikan informasi sertamenarik
kesimpulan dari informasi-informasi tersebut.

4. Experiental Learning Theory dari C. Rogers (1969)


Teori ini membedakan 2 jenis belajar yaitu :
a. Cognitive learning yang berhubungan dengan pengetahuan
b. Experiential learning yang berhubungan dengan pengalaman.Teori ini menarik karena
melibatkan pribadi siswa, inisiatif siswa, penilaian dirisiswa dan dampak langsung
yang terjadi pada diri siswa dalam proses pembelajaran. Dalam teori ini siswalah yang
aktif dalam belajar sedangkan guruhanya sebagai fasilitator. Menurut Keeton dan Tate
(Suciati dkk, 2002) belajar melalui pengalaman mengacu padalearning in which the
learners is directly intouch with the reality being studied.

5. Multiple Intelligent Theory dari Howard Gardner (1983)


Menurut Gardner intelegensi didefinisikan sebagai suatu kemampuan seseorangyang
digunakan untuk memecahkan masalah atau kemampuan untuk menunjukkan suatu produk
yang dihargai oleh satu atau lebih budaya. Menurut Gardner adadelapan kemampuan pada
setiap individu :

a. Linguistic Intelligence
Merupakan kemampuan seseorang dalam memahami bahasa. Anak yang
tinggikemampuan linguistiknya akan mempunyai kemampuan penguasaaan yang baik.

b. Logical-Mathematic Intelligence
Merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan logika-matematika.Seorang anak
yang logika matematikanya tinggi ia akan berkembang menjadianak yang rasional dengan
logika matematika kuat.

9
c. Spatial Intelligence
Merupakan kemmapuan seseorang dalam memahami konsep tata ruang.Apabila anak
mempunyai kemampuan spatial yang tinggi maka pemahamanterhadap tata ruangnya akan
bagus. Ia dapat menjadi arsitek yang baik.

d. Musical Intelligence
Merupakan kemampuan seseorang untuk memahami dan menghayati senimusik. Seniman
biasanya kemampuan musikalnya berkembang lebih baik darikemampuan yang lain.

e. Bodily-Kinesthetic Intelligence
Merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan bahasa tubuh atau olahtubuh
termasuk keterampilan motorik. Anak yang mempunyai kemampuan ini akan
mempunyai psikomotor yang baik. Anak-anak tipe ini akan berhasil
jika pembelajaran diberikan dalam bentuk kegiatan yang melibatkan secara langsung anak
dengan objek yang dipelajari.

f. Interpersonal Intelligence
Merupaka kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri, refleksi diridan
mengembangkan interesnya melalui belajar mandiri. Anak yangkemampuan interpersonalnya
tinggi akan berkembang menjadi pelajar mandiriyang tangguh.

g. Naturalist Intelligence
Merupakan kemampuan seorang anak untuk mengenali dan mengklasifikasisejumlah
spesies yang ada di lingkungannya. Ia akan mampu menunjukkanmana spesies yang
bermanfaat dan mana yang berbahaya.

D. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN ASESMEN ALTERNATIF

Seperti halnya alat ukur yang lain, asesmen alternative seperti Performance assessment,
authentic assessment dan portfolio assessment mempunyai keunggulandan kelemahan.

a. Keunggulan Asesmen Alternatif Antara lain :


1. Dapat menilai hasil belajar siswa yang kompleks dan keterampilan-keterampilan
yang tidak dapat dinilai dengan asesmen tradisional.Asesmen alternative menuntut
siswa untuk menunjukkan kinerja yang nytameliputi proses dan hasil. Hal tersebut

10
tidak dapat dilakukan oleh tes tertulis.Karena tes tertulis lebih menekankan apa
yang diketahui siswa dengan
jawaban benar atau salah daripada apa yang dikerjakan siswa. Tes tertulis hanya bi
samengukur kemampuan kognitif, sedangkan asesmen alternative
menuntut berbagai kemampuan
2. Menyajikan hasil penilaian yang lebih hakiki, langsung dan lengkap.Dengan
melakukan asesmen alternatif tidak hanya menilai hasil belajar secarakognitif saja
tetapi semua ranah yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
3. Meningkatkan motivasi siswa.Ketika kita menggunakan asesmen alternatif untuk
menilai kinerja siswa, makakita harus menyampaikan dan mendiskusikan terlebih
dahulu
mengenai perencaan yang telah kita buat kepada siswa. Sehingga anak mengetahui
dengan pasti tugas apa yang harus mereka kerjakan, bagaimana
caramengerjakannya, kapan tugas tersebut harus dikumpulkan dan bagaimana
cara penilainnya. Sehinnga anak termotivasi untuk mendapatkan nilai yang baik
4. Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata.Asesmen alteernatif
menekankan kepada apa yang dapat ditunjukkan ataudikerjakan oleh siswa bukan
apa yang diketahui siswa.
5. Memberi kesempatan kepad siswa untuk selfevaluation. Dengan asesmen
alternatif siswa mampu melalukan evaluasi diri terhadapkaryanya sendiri
6. Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang
telah dilakukan.Seorang guru yang baik selalu membandingkan perencanaan
pembelajaranyang dibuat dengan hasil belajar siswa. Dengan asesmen alternatif
guru dapatmelihat keberhasilan siswa dalam unjuk kerja.. dari portopolio siswa
guru dapatmelihat hasil belajar siswa dan perkembangan belajar siswa dari waktu
kewaktu melalui karya yang dikumpulkan dan disimpan dalam folder.
7. Mengkatkan daya transferabilitas hasi belajar.Dengan asesmen diharapkan anak
dapat menggunakan hasil belajar yangdiperolehnya di sekolah untuk membantu
memecahkan permasalahan yangdihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

11
b. Kelemahan asesmen alternatif
1. Membutuhkan banyak waktu.
Pada tahap awal asesmen alternatif guru harus membuat perencanaan
terlebihdahulu yang kemudian didiskusikan dengan siswa. Diskusi tersebut
merupakankontrak pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh guru dan siswa.
Pada saat pembelajaran, siswa harus mengerjakan tugas yang diberikan. Guru
harus aktifmemonitoring dan memberikan umpan balik terhadap tugas-tugas
yangdikerjakan oleh siswa. Berdasarkan masukan guru, setiap siswa
memperbaikitugasnya sampai hasil karnya baik. Jika hal tersebut dilakukan
secarakonsekuen maka guru memerlukan waktu yang banyak.
2. Adanya unsur subjektivitas dalam penskoran.
Cara pemberian penskoran dalam asesmen alternatif hampeir sama
dengan penilain tes uraian. Subjektifitas kita sebagai pemberi skor pasti ikut dalam
memberikan penilaian ketika kita memberi skor pada hasil karya siswa atauketika
siswa sedang melakukan unjuk kerja.
3. Ketepatan penskoran rendah
Rendahnya ketepatan penskoran ini disebabkan karena kita tidak dapatmemberi
skor yang sama untuk hasil karya beberapa siswa yang mempunyaikualitas sama.

KEGIATAN BELAJAR 2 BENTUK ASESMEN KINERJA

Berdasarkan strukturnya bentuk utama asesmen kinerja terdiri dari 2komponen utama.
Pertama tugas (task) yang harus diberikan dan dikerjakan siswa danyang kedua kriteria
penskoran (rubic) yang digunakan untuk menilai kinerja siswa

A. TUGAS (TASK)

Asesmen kinerja meminta anak untuk melakukan sesuatu atau menunjukkankinerjanya


sesuai tugas yang diberikan oleh guru. Informasi tentang keberhasilan siswadalam unjuk kerja
dapat diperoleh dari berbagai jenis tagihan, misalnya :

a. Computer Adaptive Testing


Merupakan tes berbantuan computer yang dapat digunakan untuk menilai
hasil belajar siswa seuai dengan kemampuannya. Pada prinsip computer adaptive
testing akan menilai hasil belajar siswa dari tugas yang mudah dan kemudian

12
semakinditingkatkan derajat kesulitannya sampai pada titik dimana siswa tersebut
tidakdapat memberikan respon dengan tepat. Dengan cara tersebut dapat
diketahuitingkat kemampuan siswa.
b. Tes Pilihan Ganda yang Diperluas
Dimana dalam pengerjaanya siswa tidak hanya diminta untuk memilih salah
satu jawaban yang paling tepat tetapi mereka juga diminta untuk memberikan
alasan mengapa memilih jawaban tersebut.
c. Tes Uraian Terbuka (Open Ended Question)
Dengan tes uraian terbuka kita dapat menilai kinerja atau kemampuan siswa
dalam penalaran, logika, serta kemampuan dalam menuanngkan ide dalam bentuk
tulisan
d. Tugas Individu
Tugas individu harus dikerjakan mandiri. Tugas guru adalah menilai kinerja
anakselama mengerjakan tugas dan hasil dari tugas tersebut.
e. Tugas Kelompok
Tugas tersebut harus dikerjakan secara kelompok. Tugas guru
melakukan pengamatan terhadap kinerja kelompok seperti pembagian kerja,
tanggung jawabdan kerja sama dalam menyelesaikan tugas.
f. Proyek
Tugas yang diberikan kepada siswa (individu atau kelompok) untuk
menyelesaikantugas-tugas yang kompleks dalam jangka waktu tertentu.
g. Interview
Tugas yang diberikan kepada siswa baik secara individu atau kelompok
untukmelakuakn wawancara dengan orang lain kemudian membuat laporannya.
Tugas guru adalah menilai kualitas dari laporan tersebut.
h. Pengamatan
Tugas yang diberikan kepada siswa baik secara individu atau kelompok
untukmelakukan pengamatan sesuai dengan tugas yang diberikan guru. Tugas
guruadalah menilai kualitas laporan yang dibuat berdasarkan hasil pengamatan
tersebut.

13
Setiap tugas yang diberikan kepada siswa harus jelas sehingga siswamengetahui dengan
tepat apa saja yang harus dikerjakan. Langkah-langkah yang harusdiperhatikan guru dalam
menyusun tugas adalah :

1. Mengidentifikasi pengetahuia dan keterampilan yang akan dimiliki siswa


setelahmereka mengerjakan tugas tersebut.
2. Merancang tugas yang memungkinkan siswa dapat menunjukkan
kemampuannyadalam berpikir dan keterampilan. Oleh karena itu hendak tugas
disesuaikan dengan perkembangan anak.
3. Menetapkan kritesia keberhasilan.Setelah tugas disusun dengan baik maka tugas guru
selanjutnya adalah menetapkankriteria keberhasilan yang akan digunakan sebagai
patokan untuk menilai kinerjasiswa. Kriteria tersebut diperlukan agar guru
memberikan penilaian yang objektif.

Bebarapa catatan penting yang harus diperhatikan guru pada saat merancangtugas dalam
asesmen kinerja :

1. Tugas-tugas yang disusun hendaknya merupakan bagian dari proses pembelajaran.


2. Tugas yang baik adalah tugas yang berhubungan dengan kehidupan nyata
yangdihadapi siswa sehari-hari.
3. Tugas harus diberikan kepada semua siswa dengan adil. Dalam hal ini tidak
berartitugas yang diberikan sama. Yang harus dijaga oleh guru jangan sampai ada
unsursubjektivitas dalam memberikan rugas kepada anak.
4. Jangan memberikan tugas yang terlalu mudan karena hal itu tidak akan
memotivasisiswa dan tidak akan memberikan tantangan kepada siswa untuk
melakukannya.

B. KRITERIA PENILAIAN (RUBRIC)

Setelah tugas disusun dengan baik maka tugas guru selanjutnya adalahmenetapkan
kriteria keberhasilan yang akan digunakan sebagai patokan untuk menilaikinerja siswa.
Kriteria keberhasilan yang dibuat sebaiknya cukup rinci sehingga dapatmenilai setiap kinerja
yang diharapkan. Kriteria tersebut diperlukan agar guru dapatmemberikan penilaian yang
objektif. Sebelum tugas dan rubik digunakan, kita perlumenilai kualitas tugas rubik yang telah
kita buat.

14
Berdasarkan kegunaanya rubric dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Holistic Rubric
Rubik yang deskripsi dimensi kinerjanya dibuat secara umum untuk menilai berbagai
jenis kinerja. Dimana aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menilaikinerja siswa
antara lain :
a. Kualitas pengerjaan tugas
b. Kreativitas dalam mengerjakan tugas
c. Produk tugas.

Aspek yang perlu juga diperhatikan dalam menilai kinerja siswa yang
berhubungandengan keterampilan mengerjakan sesuatu antaranya :

a. Kemampuan menggunakan prosedur kerja


b. Kemampuan menunjukkan fungsi dari setiap langkah sesuai dengan prosedur
c. Kemampuan memodifikasi prosedur yang ada tanpa menyalahi fungsi.Setiap aspek
yang akan dinilai kemusian ditenukan gradasinya dari yang palingsempurna
sampai dengan paling jelek.
2. Analytic Rubric

Yang dimaksud dengan analytic rubric adalah rubric yang dimensi atau aspekkinerjanya
dibuat lebih rinci, demikian pula deskripsi setiap aspek kinerjanya.Analytic rubric tepat
digunakan untuk menilai kinerja tertentu. Dimensi kinerjayang akan dinilai disesuaikan
dengan kinerja yang akan diukur.

KEGIATAN BELAJAR 3 ASESMEN PORTOFOLIO

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN PORTOFOLIO

Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis yang
menunjukkan upaya, proses, hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu ke
waktu.
Pada dasarnya portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang dapat
menunjukkan pencapaian dan perkembangan hasil belajar siswa

15
Tiga prinsip utama dalam asesmen portofolio: collect, select, reflect, sedangkan lebih rinci
karakteristik portofolio :
1) Asesmen portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya kerjasama antara murid
dengan guru
2) Asesmen portofolio tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya tetapi yang utama
adanya proses seleksi yang dilakukan berdasar criteria tertentu untuk dimasukan ke
dalam karya siswa.
3) Hasil karya siswa dikumpulkan dari waktu ke waktu yang digunakan siswa untuk
refleksi sehingga siswa mampu mengenal kelemahan dan kelebihan karya yang
dihasilkan dan kelemahan tersebut digunakan sebagai bahan pembelajaran
berikutnya
4) Kriteria penilaian yang digunakan harus jelas baik bagi guru ataupun bagi siswa dan
diterapkan secara konsisten.
Menurut John Mueller, tujuan utama portofolio adalah untuk salah satu dari tiga tujuan:
1. Menunjukkan perkembangan hasil belajar siswa
2. Menunjukkan kemampuan siswa secara langsung
3. Menilai secara keseluruhan pencapaian hasil belajar siswa
Portofolio memberikan bukti nyata hasil kerja siswa, informasi tambahan untuk
standardized test, memberikan catatatn kepada siswa untuk melakukan refleksi diri dan
merupakan cara terbaik untuk mengkomunikasikan pencapaian hasil belajar siswa kepada
orangtua siswa.
Ada beberapa komponen penting yang harus diperhatikan dalam penggunaan portofolio
sebagai asesmen:
1. Portofolio hendaknya memiliki criteria penilaian yang jelas, spesifik, dan berorientasi
pada research based criteria
2. Dapat digunakan sebagai sumber informasi yang mengenal dengan baik kemampuan
dan keterampilan siswa
3. Berbagai cara yang perlu diperhatikan damal pengmpulan bukti yang berkontribusi
terhadap portofolio yaitu: bukti-bukti tercetak (printed materials) maupun bukti non-
printed (non-printed materials)
4. Portofolio dapat terdiri dari berbagai bentuk informasi seperti karangan, hasil lukisan,
skor tes, foto dan sebagainya

16
5. Kualitas portofolio harus ditingkatkan dari waktu ke waktu
6. Setiap mata pelajaran mungkin mempunyai bentuk portofolio yang berbeda dari yang
lain
7. Portofolio harus dapat diakses secara langsung oleh orang-orang yang berkepentingan
terhadap portofolio tersebut.

B. PERENCANAAN PORTOFOLIO

Menurut Shaklee (1997) delapan pedoman yang harus diperhatikan saat merencanakan
portofolio adalah:
1. Menentukan kriteria atau standar yang digunakan sebagai dasar asesmen portofolio.
2. Menerjemahkan kriteria atau standar tersebut ke dalam rumusan hasil belajar yang
dapat diamati. Kriteria atau standar tersebut harus sesuai dengan umur, kelas dan
materi yang akan dinilai
3. Menggunakan kriteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikulum.
4. Menentukan orang yang berkepentingan secara langsung (stakeholder) dengan
portofolio siswa. Stakeholders yang terpenting dalam portofolio siswa adalah guru,
siswa, teman sekelas dan orang tua siswa.
5. Menentukan jenis – jenis bukti yang harus dikumpulkan
6. Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar bukti
yang dikumpulkan
7. Menetukan sistem yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio, pelaporan
informasi dan asesmen portofolio.
8. Mengatur bukti – bukti portofolio berdasar umur, kelas atau isi agar kita dapat
membandingkan.

C. PELAKSANAAN PORTOFOLIO

Dalam pelaksanaan asesmen portofolio, tugas guru adalah :


a. Mendorong dan memotivasi siswa
Memberi dorongan, semangat dan motivasi kepada siswa untuk menghasilkan karya
terbaik. Tugas portofolio merupakan tugas yang diberikan sesuai dengan kondisi yang
nyata pada kehidupan siswa.

17
b. Memonitor pelaksanaan tugas
Guru perlu melakukan pertemuan rutin dengan siswa guna mendiskusikan permasalahan
yang dihadapi siswa. Berilah komentar terhadap karya siswa. Mintalah juga siswa
untuk memberi komentar terhadap hasil karyanya sendiri. Komentar yang diberikan
oleh siswa sendiri terhadap hasil karyanya diharapkan dapat digunakan utuk
memperbaiki kelemahan dan hambatan yang dialami siswa. Hasil monitoring yang
dilakukan oleh guru akan dapat dijadikan sebagai bahan bagi pembelajaran berikutnya.
Agar guru memperoleh gambaran yang utuh mengenai kemampuan siswa, guru perlu
juga mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa. Guru dapat meminta siswa
masukkan dari orang tua siswa tentang aktivitas siswa di rumah. Orang tua daoat
memberikan masukkan tersebut secara lisan atau tertulis.
c. Memberikan umpan balik
Umpan balik dapat berupa komentar terhadap karya sswa yang bersifat kritis dengan
tujuan untuk memperbaiaki atau meningkatkan kemampuan siswa.
d. Memamerkan hasil portofolio siswa
Pamerkanlah hasil karya siswa yang mengundang stakeholders yang berhubungan
langsung dengan fortofolio.

D. PENGGUMPULAN BUKTI PORTOFOLIO


Kumpulan karya siswa dapat dikatakan portofolio jika kumpulan karya tersebut
merupakan representasi dari kumpulan karya terpilih yang menunjukkan pencapaian dan
perkembangan belajar siswa dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran. Setiap bagian
atau pemenggalan dari karya dalam portofolio dimaksudkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang khusus. Karya siswa harus dapat menunjukkan perkembangan atau bukti
bahwa siswa telah mencapai tujuan tertentu.

E. TAHAP PENILAIAN

1. Penilaian dimulai dengan menetapkan kriteria penilaian yang disepakati bersama


antara guru dengan siswa pada awal pembelajaran
2. Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten. Bila ada
perubahan atau ada persepsi yang berbeda dalam menerjemahkan kriteria tersebut

18
maka masalah tersebut harus dibicarakan bersama – sama antara guru dengan murid
pada waktu pertemuan berkala yang telah dirancang.
3. Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran
berikutnya.
4. Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan.

KEGIATAN BELAJAR 4 PENILAIAN RANAH AFEKTIF

A. KONSEP DASAR
Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat penting.
Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotorik sangat ditentukan oleh
kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap yang positif terhadap
pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut sehingga mereka akan
dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
Menurut Krathwohl ( dalam Gronlund and Linn, 1990 ),ranah afektif terdiri atas lima
level yaitu :
1. Receiving
Receiving merupakan keinginan siswa untuk memperhatikan suatu gejala atau stimulus,
misalkan aktivitas dalam kelas,buku atau musik.
2. Responding
Responding merupakan partisipasi aktif siswa untuk merespon gejala yang dipelajari.
3. Valuing
Valuing merupakan kemampuan siswa untuk memberikan nilai,keyakinan atau sikap dan
menunjukkan suatu derajat internalisasi dan komitmen.
4. Organization
Organization merupakan kemampuan anak untuk mengorganisasi nilai yang satu
dengan nilai yang lain dan konflik antar nilai mampu diselesaikan dan siswa mulai
membangun sistem internal yang konsisten.
5. Characterization
Characterization merupakan level tertinggi dalam ranah afektif. Pada level ini siswa
sudah memiliki system nilai yang mampu mengendalikan perilaku sampai pada waktu
tertentu hingga menjadi pola hidupnya.

19
Sedangkan karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap, minat,
konsep diri dan nilai.
1. Sikap
Menurut Fishbein dan Ajzen seperti dikutip oleh Mardapi (2004), sikap didefinisikan
sebagai predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negative terhadap
suatu objek, situasi, konsep atau orang. Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila pihak
sekolah mampu mengubah sikap siswa dari sikap negatif menjadi sikap positif

2. Minat
Menurut Getzel (dalam Mardapi, 2004), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir
melalui pengalaman yang mendorong seseorang untukmemperoleh objek khusus, aktivitas,
pemahaman dan ketrampilanuntuk tujuan perhatian dan pencapaian. Hal penting pada minat
adalah intensitas untukmemperoleh sesuatu.

3. Konsep diri
Konsep diri adalah penilaian yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan
kelemahan diri sendiri ( Smith dalam Mardapi, 2004). Konsep diri penting untuk menentukan
jenjang karir siswa. Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri maka siswa
akan dapat memilih alternative karir yang tepat bagi dirinya.

4. Nilai
Nilai merupakan suatu keyakinan yang dalam tentang perbuatan, tindakan atau perilaku
yang dianggap baik dan yang dianggap tidak baik (Rokeach dalam Mardapi, 2004). Sekolah
perlu membantu siswa untuk menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna bagi siswa
agar siswa mampu mencapai kebahagiaan diri dan mampu memberikan hal-hal yang positif
bagi masyarakat.

B. BEBERAPA CARA PENILAIAN RANAH AFEKTIF

Menurut Ericson (dalam Nasoetion dan Suryanto, 2002), penilaian afektif dapat
dilakukan dengan cara:
1. Pengamatan langsung, yaitu dengan memperhatikan dan mencatat sikap dan tingkah
laku siswa terhadap sesuatu,benda, orang, gambar atau kejadian. Dari tingkah laku yang
muncul kemudian dicari atribut yang mendasari tingkah laku tersebut.

20
2. Wawancara, dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka atau tertutup.
Pertanyaan tersebut digunakan sebagai pancingan.
3. Angket atau kuesioner, merupakan suatu perangkat pertanyaan atau isian yang sudah
disediakan pilihan jawaban baik berupa pilihan pertanyaan atau pilihan bentuk angka.
4. Teknik proyektil, merupakan tugas atau pekerjaan atau objek yang belum pernah
dikenal siswa. Para siswa diminta untuk mendiskusikan hal tersebut menurut
penafsirannya.
5. Pengukuran terselubung, merupakan pengamatan tentang sikap dan tingkah laku
seseorang dimana yang diamati tdak tahu bahwa ia sedang diamati.

C. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN AFEKTIF


Sama seperti dengan cara pengembangan alat ukur pada umumnya, pengembangan alat
ukur afektif dimulai dengan:
1. Merumuskan tujuan pengukuran afektif
Pengembangan alat ukur afektif bertujuan untuk mengungkap nilai dan keyakinan
siswa. Hasil pengukuran nilai berupa nilai dan keyakinan siswa yang positif dan
negatif. Sekolah berkewajiban mengembangkan nilai dan keyakinan siswa yang positif
dan menghilangkan nilai dan keyakinan yang negatif.
2. Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur
Pencarian definisi konseptual dapat anda lakukan dengan mencari buku teks yang
relevan.
3. Menentukan definisi operasioan dari setiap afektif yang akan diukur
Penentuan definisi oprasional dimaksudkan untukl menentukan cara pengukuran
definisi konseptual
4. Menjabarkan definisi operasioan variabel sesuai dengan jumlah indikator
Ketepatan pengukuran ranah afektif sangat ditentukan oleh kemamouan penyusun
instrumen (guru atau peneliti) dalam membuat atau merumuskan indikator
5. Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pertanyaan dalam instrumen
Penulisan instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan skla pengukuran.
Skala pengukuran yang paling banyak digunakan adalah skala pengukuran Liekert.
Skala liekert merupakan salah satu jenis skala pengukuran rafnah afektif yang terdiri
dari sejimlah pertanyaan yang diikutu dengan penilaian responden terhadap setiap

21
pertanyaan dengan menggnakan lima skala mulai dari yang paling sesuai sampai
dengan yang paling tidak sesuai.
6. Mengukir kembali setiap butir pertanyaan
Penelitian kembali instrumen yang selesai ditulis sebaiknya dilakukan oleh orang
yang telah memiliki banyak pengalaman dalam mengembangkan alat ukur afektif
minimal 2 orang. Berdassarkan masukan dari kedua ahli tersebut kita sempurnakan
instrumen tersebut. Jika langkah ini selesai dilakukan maka kita siap untk melakukan
uji coba lapangan
7. Melakukan uji coba
Tujuan uji coba adalah untuk mengetahui apakah perangkat alat ukur tersebut
sudah dapat memberikan hasil pengukuran seperti yang kita inginkan.
8. Menyempurnakan Instrumen
Pada saat ini sudah banyak program analisis data yang beredar di pasaran yang
dapat kita manfaatkan untuk mengolah data. Berdasarkan data hasil uji coba kita akan
dapat memperbaiki butir 0 butur pertanyaan yang dianggap lemah.
9. Mengadministrasikan Instrumen
Artinya adalah pengambilan data di lapangan. Untuk mengambil data di lapangan
perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu:
a. Kesiapan perangkat instrumen
b. Tenaga lapangan
c. Kesiapan responden

22
BAB III

KESIMPULAN

Penggunaan asesmen alternative dalam penilaian hasil belajar siswa merupakan


jawaban atas adanya kelemahan pada asesmen tradisional yang hanya menggunakan tes
tertulis (paper and pencil test).Tes tertulis tidak mampu mengukur hasil belajar siswa yang
kompleks, bahwa umumnya tes tertulis hanya mampu mengukur hasil belajar siswa dalam
ranah kognitif dan keterampilan sederhana. Dengan menggunakan asesmen alternative, akan
mampu mengukur keseluruhan hasil belajar siswa, tidak hanya ranah kognitif tetapi juga
ranah afektif dan psikomotor. Asesmen alternative juga mampu mengukir proses
pembelajaran.Seperti halnya alat ukur yang lain, asesmen alternative seperti performance
assessment, authentic assessment dan portfolio assessment mempunyai keunggulan dan
kelemahan. Yang harus diperhatikan adalah bagaimana dapat menekan kelemahan tersebur
seminimal mungkin.

23
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ilmiahku.com/2019/10/makalah-evaluasi-pembelajaran-di-sd-modul-3-
pengembangan-tes-hasil-belajar.html
Suryanto, A. 2014. Evaluasi Pembelajaran di SD Edisi 1 Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

24

Anda mungkin juga menyukai