Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Iklan selalu hidup dan berada kapan saja dan di mana saja dalam kehidupan
kita. Iklan dirancang sebagai headline yang memenuhi halaman depan surat kabar
yang terbit secara berkala. Benyamin Franklin adalah orang pertama yang
memperkaya informasi iklan dengan menambah ilustrasi sehingga efek iklan semakin
kuat (Ferry Darmawan, 2006: 103-114). Di Indonesia, pada masa perkembangannya,
bentuk iklan bersandar pada bahasa verbal yang tertulis dan tercetak.
Iklan memerlukan tampilan yang dikemas dengan bahasa membumi,
kontekstual, dan ‘gaul’. Kondisi ini yang menyebabkan ada keprihatinan pada banyak
kalangan. Ada yang berpendapat bahwa bahasa iklan tidak mesti sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia yang baik dan benar, tetapi belum ada kriteria bagaimana sebaiknya
bahasa iklan tersebut.
Bahasa dalam iklan harus mampu menggugah, menarik, dan
mengkombinasikan pesan yang komperatif pada khalayak (Stan Rapp & Tom Collins,
1995:152) sehingga mampu secara persuasif mempengaruhi konsumen. Contohnya
pada iklan rokok Sampoerna Mild tema “Bukan Basa-Basi” dan “Tanya Kenapa?”,
dari berbagai versi lainnya.
Pengembangan bahasa iklan dapat memberi pembelajaran yang positif pada
berbagai kalangan untuk tidak melakukan sesuatu perbuatan, pekerjaan, kebiasaan,
dan tingkah laku yang kurang baik. Seperti kita ketahui bahwa iklan-iklan rokok
tersebut selalu berisi kritik sosial. Dalam konteks ini, iklan rokok A-Mild mengusung
brand rokok yang cerdas dan kritis terhadap kondisi masyarakat. Iklan A-mild ini unik
sekaligus menghibur.

Dalam kalimat iklan rokok diatas terdapat suatu pesan yang ingin disampaikan
oleh tim kreatif iklan, bila dianalisis secara pragmatik merupakan tuturan ilokusi,
harfiah tidak langsung, vernakuler, dan implikatur non konvensional.
Dari tuturan ilokusi, terdapat gambar wajan yang fungsi sebenarnya dapat
diartikan tempat penggorengan yang panas, dengan adanya tuturan tersebut diharapka
pembaca atau yang melihat iklan tersebut diharapkan jangan sampai menjadi orang
ketiga yang hanya bisa memperkeruh suasana, dan tema Bukan Basa-Basi
menandakan tidak adanya rasa tidak enak untuk mengatakan sesuatu bila memang
terdapat kesalahan dalam ucapan.
Begitu juga dengan tutura harfiah tidak langsung, meski dalam tuturan ilokusi
diharapkan tidak adanya basa-basi, tetapi kalimat ini mengandung tuturan tidak
langsung, bisa diartikan untuk menyindir, “jangan cuma manas-manasin doang”
maksudnya jadi orang jangan hanya bisa betindak sebagai pengacuh suasana tapi juga
harus bisa mencairkan suasana, disaat ada masalah yang penting untuk dicari
solusinya.
Dan kalimat tersebut juga merupaka kalimat vernakuler, kalimat yang bisa
diucapkan oleh siapa saja.
Bila dikaitkan dengan maksud rokok, bahwa rokok Sampoerna Mild tidak
hanya bisa manas-manasin penikmat rokok, tetapi menjadi teman setia saat penikmat
rokok sedang mengalami atau menemui masalah. Dengan menikmati rokok ini,
penikmat bisa menjadi jernih lagi pikirannya dan bisa mengatasi masalahnya dengan
kepala dingin, meski pelampiasan dengan rokok.
Iklan rokok A Mild versi “Taat Cuma Kalo Ada Yang Liat” mengandung
makna bahwa telah terjadi banyak pelangaran yang dilakukan oleh masyarakat
Indonesia khususnya dari kalangan kelas social yang tinggi beserta pelanggaran yang
dilakukan oleh aparat penegak hukum itu sendiri yang menyalahgunakan wewenang
untuk kepentingan pribadi. Itu bisa dilihat dari tanda yang terdapat pada iklan saat
aparat dengan sengaja menjebak seseorang untuk melakukan pelanggaran sementara
dia penegak hukum itu sendiri bukannya mencegah terjadinya pelanggaran melainkan
membuat seseorang untuk melakukan pelanggaran. Sementara si pelanggar sendiri
melakukan pelanggaran jika tidak ada saksi.
Pandangan masyarakat tidak tentu positif, ada saja yang menganggap iklan itu
sangat tidak etis dan menyudutkan umat Islam yang sedang menjalankan ibadah
puasa. Dalam membaca iklan itu harus secara komplit bahwa di iklan itu ditulis Siang
Dipendam Malam Balas Dendam, Tanya Kenapa ? ini yang sering kali kata-kata
"Tanya Kenapa" atau "Bukan Basa Basi" tidak dibaca sebagai satu kesatuan. Maksud
iklan itu justru kalau kita mau jujur berkata pada diri sendiri bahwa dalam
menjalankan ibadah dibulan puasa apa mengerti arti dari nilai-nilai ramadhan atau
hanya ikut-ikutan saja. Nilai-nilai ramadhan itu adalah Kesederhanaan, Berbagi dan
Kumpul dengan keluarga.
Analisis ini akan memaparkan pilihan kata yang digunakan dalam bahasa
iklan. Diharapkan melalui analisis ini dapat diketahui makna acuan apa saja yang
terkandung dalam wacana iklan berbahasa Indonesia. Data dan analisisnya masih
sangat sederhana sehingga baru bersifat hipotetis.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang bahasa iklan tersebut maka rumusan masalahnya
Bagaimana analisis pragmatik bentuk pilihan kata dalam wacana iklan berbahasa
Indonesia dalam iklan rokok A Mild edisi ‘Bukan Basa-Basi’ dan “Tanya Kenapa?”
dan makna acuan apa saja yang terdapat dalam pilihan kata wacana iklan berbahasa
Indonesia dalam iklan rokok A Mild edisi ‘Bukan Basa-Basi’ dan “Tanya Kenapa?”

C. Tujuan
Mengetahui analisis pragmatik bentuk pilihan kata dalam wacana iklan
berbahasa Indonesia dalam iklan rokok A Mild edisi “Bukan basa-basi” dan “Tanya
Kenapa?” dan makna acuan apa saja yang terdapat dalam pilihan kata wacana iklan
berbahasa Indonesia dalam iklan rokok A Mild edisi “Bukan Basa-Basi” dan “Tanya
Kenapa?”

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Memperluas wawasan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya
pembelajaran pragmatik pada keterampilan berbahasa dalam pilihan kata wacana
iklan.
b. Sebagai acuan pembelajaran dengan model pembelajaran aktif dan
menyenangkan.
c. Sebagai sarana siswa mengembangkan keterampilan berbahasa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Memberikan kemudahan siswa dalam mengemukakan ide yang mereka miliki.
2) Meningkatnya keterampilan berbahasa siswa.
3) Menambah daftar kosakata yang dimiliki siswa.
4) Menjadikan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa
termotivasi dan merasa antusias dalam mengikuti pembelajaran.
b. Bagi guru
1) Meningkatnya kemampuan guru dalam mengatasi kendala pembelajaran
keterampilan berbahasa dan mengelola kelas.
2) Dapat mengembangkan pembelajaran keterampilan berbahasa melalui latihan.
3) Mengembangkan penguasaan kosakata siswa
c. Bagi sekolah
1) Hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan inovasi
pembelajaran bagi para guru lain dalam mengajarkan materi berbahasa.
2) Kualitas hasil pembelajaran meningkat, terutama hasil pembelajaran berbahasa
dalam pilihan kata wacana iklan.
d. Bagi Peneliti
1) Hasil penelitian ini adalah bagian dari pengabdian yang dapat dijadikan
refleksi untuk terus mencari dan mengembangkan inovasi dalam hal
pembelajaran menuju hasil yang lebih baik.
E. Batasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dakam menafsirkan pengertian pada
variabel-variabel penelitian yang ada, maka perlu penjelasan tentang beberapa istilah.
a. Menulis: salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap
muka dengan pihak lain
b. Kosakata: kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis atau suatu
bahasa.
BAB II
PEMBAHASAN

Analisis secara pragmatik iklan rokok Sampoerna Mild tema “Bukan Basa-Basi” dan
“Tanya Kenapa?”. Dari tema analisis dapat dilakukan melalui 10 versi iklan rokok yang
sama. Dari segi tindak tutur, ke 10 versi iklan rokok ini mengungkapkan maksud tertentu.
Maksud-maksud yang tersembunyi iyalah, yang nantinya akan menjadi bahan pembicaraan
pada bab ini.
1. Iklan A mild dengan tema BUKAN BASA-BASI Versi “Jangan Cuma bisa manas-
manasin doang”.
Dalam kalimat iklan rokok diatas terdapat suatu pesan yang ingin disampaikan oleh
tim kreatif iklan, bila dianalisis secara pragmatik merupakan tuturan ilokusi, harfiah tidak
langsung, vernakuler, dan implikatur non konvensional.
Dari tuturan ilokusi, terdapat gambar wajan yang fungsi sebenarnya dapat diartikan
tempat penggorengan yang panas, dengan adanya tuturan tersebut diharapka pembaca atau
yang melihat iklan tersebut diharapkan jangan sampai menjadi orang ketiga yang hanya bisa
memperkeruh suasana, dan tema Bukan Basa-Basi menandakan tidak adanya rasa tidak enak
untuk mengatakan sesuatu bila memang terdapat kesalahan dalam ucapan.
Begitu juga dengan tutura harfiah tidak langsung, meski dalam tuturan ilokusi
diharapkan tidak adanya basa-basi, tetapi kalimat ini mengandung tuturan tidak langsung,
bisa diartikan untuk menyindir, “jangan cuma manas-manasin doang” maksudnya jadi orang
jangan hanya bisa betindaka sebagai pengacuh suasana tapi juga harus bisa mencairkan
suasana, disaat ada masalah yang penting untuk dicari solusinya.
Dan kalimat tersebut juga merupaka kalimat vernakuler, kalimat yang bisa diucapkan
oleh siapa saja.
Bila dikaitkan dengan maksud rokok, bahwa rokok Sampoerna Mild tidak hanya bisa
manas-manasin penikmat rokok, tetapi menjadi teman setia saat penikmat rokok sedang
mengalami atau menemui masalah. Dengan menikmati rokok ini, penikmat bisa menjadi
jernih lagi pikirannya dan bisa mengatasi masalahnya dengan kepala dingin, meski
pelampiasan dengan rokok.
2. Iklan A mild dengan tema BUKAN BASA-BASI Versi “sabar semua dapat bagian”
Ujaran diatas mempunyai maksud bahwa manusia harus mempunyai sifat sabar,
seperti dalam kehidupan manusia selayaknya memunyai sifat tersebut, tidak mudah
meluapkan emosinya. Dengan adanya kalimat “sabar... semua dapet bagian” bisa di
maksudkan setiap orang pasti akan mendapatkan bagiannya masing-masing, entah itu cepat
ataupun lambat. Sama seperti bila menikmati rokok ini, maka penikmat rokok akan
mendapatkan kenikmatan tersendiri setelah menghisap rokok ini, “semua pasti dapat bagian”,
penikmat rokok adakalanya akan mendapatkan kenikmatan yang orang lain tidak aka
dapatkan ketika mengisap rokok ini.
3. Iklan A mild dengan tema BUKAN BASA-BASI Versi “apa kabar udah setahun
gak ketemu”
Bila dimaknai secara lagsung tuturan tersebut merupakan pengungkapan salam
pertemuan kembali, setelah beberapa waktu tidak bertemu. Dengan adanya gambar sajadah
disana yang seakan bersalaman menandakan bahwa susana yang tercipta adalah idul fitri.
Biasanya disuasana itu, banyak manusia yang saling bersalaman saling minta maaf,
begitu juga dengan maksud iklan rokok itu, pemasangan iklan rokok tidak hanya bisa
membatasi dalam suasana perayaan saja, tetapi disegala suasana rokok ini bisa mewakili
setiap perasaan.
Penggunan gambar sajadah juga berfungsi sebagai lambang untuk kita saling
memaafkan sesama umat manusia. Sebenarnya tidak hanya saat lebaran yang datang setahun
sekali saja kita saling bertemu, seharusnya setiap waktu kita bisa saling silaturahmi.
4. Iklan A mild dengan tema BUKAN BASA-BASI Versi “kalo cinta itu buta, buat
apa ada bikini”
Dalam versi ini, ujaran yang digunakan merupakan tutura perlokusi. Ujaran yang
diucapkan secara tidak langsung yang sebenarnya dapat menimbulkan efek, daya pengaruh
terhadap pembaca walaupun tidak dilakukan secara langsung.
Maksud dari ucapan itu adalah, sebenarnya cinta, mencintai kepada seseorang tidak
akan memandang bagaimana orang yang dicintai. Ada pepatah lama mengatakan bahwa cinta
itu buta dan mengalahkan segalanya. Tetapi dalam tulisan bahasa iklan diatas bisa diartikan
sebagai perbandingan antara pernyataan dengan kenyataan.
“Kalo cinta itu buta, buat apa ada bikini?” bisa diartikan dengan cinta yang bisa
membabi buta tetap saat melihat hal yang bagus, seksi, dan sedap dipandang mata. Tetap saja
mata akan berpaling untuk melihat indahnya wanita yang sedang memakai bikini (pakaian
dalam wanita bagian atas). Jadi yang dapat disimpulkan bila seorang laki-laki mencintai
wanita bisa dengan sangat cinta dan memberikan segala-galanya, tetapi saat laki-laki melihat
kemolekan badan wanita yang menggunakan bikini, tetap saja istilah buta tidak berlaku lagi.
5. Iklan A mild dengan tema BUKAN BASA-BASI Versi “kalo yakin jalannya lurus
jangan mau dibelok-belokin!”
Dalam tulisan versi diatas digambarkan ada lambang lalu lintas tentang sebuah
larangan untuk berputar arah. Hal itu dimaksudkan bahwa jalan tersebut telah diatur untuk
tetap lurus maju kedepan. Tuturan yang digunakan adalah jenis tuturan pelokusi. Jenis
tuturan yang diucapkan secara tidak langsung yang bisa menimbulkan daya pengaruh
terhadap pembaca walaupun tidak secara langsung.
Tulisan yang mengandung nasihat yang sangat mendalam. Sebuah kenyataan hidup
dimana dalam kehidupan hidup tak pernah mudah. Bila dalam hidup janganlah seperti tuturan
tersebut, bila sudah dihadapkan pada hidup yang sudah lurus, tidak semestinya berbelok pada
hal yang tidak penting, apalagi kalau pengecohnya sangat tidak manfaat bagi kehidupan.
Jangan menjadi orang yang suka menentang dengan peraturan yang sudah ditentukan cuma
karena coba-coba.
6. Iklan A mild dengan tema BUKAN BASA-BASI Versi “Gue Berpikir karena itu
Gue tambah Bingung”
Pada iklan di atas menjelaskan mengenai sifat seseorang yang apabila berpikir akan
mendapatkan permasalahan tentang hal yang dipikirkan. Begitu sebaliknya orang tidak akan
merasa bingung apabila tidak berpikir karena tidak ada yang difikirkan jadi tidak akan merasa
bingung. Manusia itu dilahirkan untuk selalu berpikir tidak lepas dari masalah. Hidup adalah
deretan situasi pemecahan masalah. Gagal dan suksesnya seseorang tergantung dia
menemukan dan memecahkan masalah yang ada.
Iklan Sampoerna Mild dalam tema BUKAN BASA-BASI versi “Gue Berpikir karena
itu Gue Bingung” juga dapat diartikan sebagai sebuah sindiran kepada manusia. Sifat dasar
manusia yang suka mengeluh apabila mendapatkan suatu permasalahan dalam hidupnya
menjadikan seseorang tidak maju. Dari iklan Sampoerna Mild tersebut dimaksudkan agar
pembaca dapat sadar dan memahami maksud dari isi iklan yang sebenarnya.
Maksud iklan ini apabila kita mencermati secara mendalam dapat merubah pola pikir
kita menjadi lebih maju. Mengatasi setiap masalah yang dihadapi dalam hidup dengan pikiran
jernih. Setiap pikiran pasti akan menemukan setiap permasalahan, namun kita harus dapat
menemukan solusi dari tiap permasalahan yang ada.

7. Iklan A mild dengan tema BUKAN BASA-BASI Versi “Jadi Tua itu Pasti jadi
dewasa itu pilihan”
Tuturan dari iklan tersebut mengandung maksud bahwa dalam kehidupan terdapat
banyak pilihan termasuk menjadi dewasa, tetapi menjadi tua itu bukan pilihan tetapi
kepastian, maka sebagai manusia haarus cermat dalam menentukan pilihan hidup,
berkemauan menjadi tua tapi tidak ingin dewasa atau sebaliknya, tergantung masing-masing
individu.
Iklan Sampoerna Mild dalam tema BUKAN BASA-BASI versi “Jadi Tua itu Pasti
jadi dewasa itu pilihan” juga dapat diartikan sebagai sebuah sindiran kepada manusia. Sifat
manusia yang sudah tumbuh dewasa tetappi sifatnya yang masih seperti anak kecil apabila
mendapatkan suatu permasalahan dalam hidupnya dan kecenderungan sifat manja yang masih
melekat karena jarangnya melakukan pekerjaan berat. Dari iklan Sampoerna Mild tersebut
dimaksudkan agar pembaca dapat sadar dan memahami maksud dari isi iklan yang
sebenarnya.
Maksud iklan ini apabila dikaitkan dengan rokoknya, manusa bisa pandai memilih
rokok yang bermutu dan bagus untuk dikonsumsi, semakin manusia menjadi tua maka
dirinya juga harus pandai memilih yang bermutu untuk sebuah rokok.

8. Iklan A Mild dengan tema Tanya Kenapa? versi “Taat Cuma Kalo Ada Yang Liat”
Iklan A Mild dengan tema Tanya Kenapa? Versi "Taat Cuma Kalo Ada yang Liat".
Iklan Sampoerna A Mild di televisi memang merepresentasikan permasalahan-permasalahan
sosial yang terjadi di masyarakat. Presentasi tersebut mengandung ideologi tentang sistem
kapitalisme yang menindas kaum terdominasi. Dengan mengangkat permasalahan-
permasalahan sosial A Mild telah berhasil menciptakan pemikiran kritis di kalangan
konsumennya.
Iklan rokok A Mild versi “Taat Cuma Kalo Ada Yang Liat” mengandung makna
bahwa telah terjadi banyak pelangaran yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia khususnya
dari kalangan kelas social yang tinggi beserta pelanggaran yang dilakukan oleh aparat
penegak hukum itu sendiri yang menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi. Itu
bisa dilihat dari tanda yang terdapat pada iklan saat aparat dengan sengaja menjebak
seseorang untuk melakukan pelanggaran sementara dia penegak hukum itu sendiri bukannya
mencegah terjadinya pelanggaran melainkan membuat seseorang untuk melakukan
pelanggaran. Sementara si pelanggar sendiri melakukan pelanggaran jika tidak ada saksi.
Iklan sampoerna A Mild “Tanya kenapa” versi “Taat Cuma kalo ada yang liat” ini ,
visualisasi iklan menceritakan tentang seorang gadis yang membawa mobil Honda Jazz.
Sekilas gadis itu tampak ragu apakah akan berbelok atau tidak, sementara di depannya
terpampang dengan jelas rambu lalu lintas “dilarang berputar“. Akhirnya si gadis tersebut
dengan beberapa pertimbangan yang dibuatnya, dia pun nekat berputar arah. Setelah berputar,
tiba-tiba saja dari balik semak-semak ada suara peluit. Peluit siapa itu? Ya tidak lain dan
tidak bukan (atau bukan sulap bukan sihir?) adalah peluit polisi lalu lintas. Dan muncullah
sosok polisi tersebut. Memang sikapnya baik seperti kebanyakan polisi yang menegur
pengendara yang “nakal”.
Polisi : ”Siang Mbak….. Nggak lihat rambunya?”
Gadis : “Lihat”
Polisi : ”Lalu kenapa masih dilanggar?”
Gadis : “
Kan…nggak ada yang jaga…..”
“Tanya Kenapa…Tanya Kenapa…..“
Berdasarkan visualisasi iklan rokok Sampoerna A Mild “Tanya Kenapa” versi “Taat
Kalo Cuma Ada Yang Liat” ini dapat kita ambil beberapa hal, yaitu :
1. Masih banyak pelanggar lalu lintas di negeri ini. Tingkat kesadaran berlalu lintas di
negeri kita ini masih sangat sangat rendah. Setiap hari dapat melihat bahwa ada saja
yang melanggar lalu lintas. Dari mulai kendaraan umum yang berhenti tidak pada
tempatnya
2. Banyak aparat kepolisian yang memanfaatkan keadaan ini.
3. Masyarakat Indonesia jika tidak ada polisi yang menjaganya, “hukum rimba” berlaku.

9. Iklan A Mild dengan tema Tanya Kenapa? Versi “Harusnya Gampang Dibikin
Susah”.
Dalam versi tersebut, di ceritakan ada seorang warga yang datang ke kantor
kecamatan untuk mengurus administrasi. Ketika dia bertemu dengan staf kantor tersebut
paras muka sang staf tersebut menunjukkan ekspresi yang tidak ramah, dan warga tersebut
menyodorkan berkas administrasi untuk di sahkan. Namun yang terjadi adalah staf tersebut
tidak langsung melayani permohonan tersebut, tetapi malah menunda dengan alasan yang
tidak jelas, sehingga karena terlalu lama menunggu sampai-sampai warga tersebut tertidur. Di
gambarkan staf kantor kecamatan melakukan kegiatan yang memperlambat proses
administrasi tersebut, seperti makan, minum, baca koran, sampai di tinggal tidur. Padahal
hanya dengan memberikan stempel, proses tersebut tidak memakan waktu yang lama,
mungkin hanya beberapa menit saja proses tersebut dapat terselesaikan.
Iklan A mild Tanya kenapa versi permohonan setempel dengan visualisasi orang
sampai ketiduran sewaktu meminta stempel serta tingkah yang konyol dilakukan oleh
pemberi setempel iklan ini merepresentasikan masyarakat yang tidak berdaya dan otoritas
orang yang mempunyai wewenang dengan tingkah laku seenaknya pada pemohon stempel.
Betapa susahnya untuk meminta setempel dengan birokrasinya yang dipersulit “harusnya
gampang di bikin susah” yang sering terjadi dinegara ini. Jika orang kaya atau orang yang
mempunyai kekuasaan meminta setempel harusnya susah malah dibikin gampang. Untuk
pengucapan slogan “Tanya kenapa?” suara narator, pengucapannya diganti dengan tanyaken
kenapa kata ‘ken’ ini merupakan tanda bahasa yang dapat menimbulkan makna
mengingatkan kita pada jaman orde baru mantan Presiden Soeharto dalam pengucapannya
sering mengganti morfem atau suku kata ‘kan’ menjadi ‘ken’ sebagai bentuk alih kdoe ke
ragam fonem bahasa Belanda. Dari situ dapat dilihat bahwa iklan A Mild versi Tanya kenapa
merepresentasikan mengenai masih adanya kebiasaan-kebiasan di jaman orde baru,
menginterpretasi realitas dimana sampai saat ini belum ada perubahan di dalam birokrasi
pemerintahan. Sungguh ide luar biasa yang diciptakan pada iklan A Mild untuk sebuah iklan
kreatif dan unik.
Pesan yang sangat dominan pada iklan A Mild versi “harusnya gampang di bikin
susah” tersebut ialah tentang penindasan dan dominasi kekuasaan. Penindasan dapat kita lihat
dari adanya adegan seorang warga yang dipersulit saat meminta pengesahan dari staf kantor
camat tersebut. Sedangkan dominasi kekuasaan dapat dilihat dari adanya staf yang merasa
memiliki kewenangan dan kekuasaan dalam memberikan pelayanan kepada warga, sehingga
warga di anggap tidak memiliki eksistensi.
Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, sering ditemukan kejadian-kejadian
seperti kasus di atas. Instansi-instansi pemerintah yang sangat buruk terhadap pelayanan
masyarakat. Masyarakat cenderung harus melalui prosedur yang berbelit-belit sehingga
menyusahkan warga. Hal ini berkaitan dengan adanya birokrasi yang terlalu rumit sehingga
memerlukan waktu yang lama dalam mengurus suatu kepentingtan. Pada dasarnya birokrasi
yang berbelit tersebut dapat dihilangkan atau dipotong dengan adanya kebijakan dari
pemerintah pusat sehingga masyarakat dapat menerima pelayanan yang bagus dan tidak
berbelit-belit. Dengan demikian, citra dari instansi pemerintah akan bagus di mata
masyarakat.
Hal yang perlu untuk ditekankan adalah bahwa pemerintah seharusnya jangan terlalu
sewenang-wenang terhadap masyarakat sehingga masyarakat dapat merasakan kemudahan-
kemudahan pada setiap pelayanan. Mentalitas dari orang-orang di pemerintahan harus bersih
dan profesional.

10. Iklan A Mild dengan tema Tanya Kenapa? Versi “Siang Dipendam Malam Balas
Dendam”
Tuturan yang terdapat dalam iklan Sampoerna Mild versi “Siang dipendam malam
balas dendam” menggunakan tuturan Asertive yaitu tim kreatif pada iklan tersebut
mengemukakan sebuah pendapat mengenai hal yang terjadi pada saat umat muslim
menjalankan ibadah puasa. Iklan ini sungguh menarik. Tulisan berada di atas, di bawahnya
tergambar sejumlah mangkuk, piring, gelas yang terbuat dari kaca tampak kosong. Tapi itu
saat saya melintasinya di siang hari. Waktu malam harinya saya kembali melewati media
iklan tersebut, tampak berbagai mangkuk dan piring tersebut penuh dengan berbagai
makanan yang menggiurkan.
Teknik iklan seperti itu dimungkinkan dengan penggunaan dua poster dalam satu
iklan tersebut. Dimana poster yang berisi makanan berada di dalamnya akan menampilkan
makanan apabila tersorot oleh lampu neon dari dalam. Ketika siang hari, dimana intensitas
cahaya matahari tinggi, dan otomatis lampu neon di dalam iklan tersebut dimatikan, poster
yang akan tampil adalah poster luar dimana yang ditampilkan hanyalah piring-piring kosong
saja. Teknik untuk membuat poster iklan A-mild yang kreatif tersebut dapat diasosiasikan
pesan yang tertulis itu dengan suasana puasa ramadhan yang menyindir umat muslim yang
sedang berpuasa di siang hari, tapi sering malah berpesta pora di malam harinya, dengan
alasan balas dendam. Masyarakat diharapkan menemukan jalan hakikat puasa dan bukan
menyerang dan merusak perusahaan iklan yang terkait.
“Siang dipendam malam balas dendam”. Sindiran tagline ini sebenarnya tidak saja
bagi pelaku puasa yang belum menemukan jalan hakekat puasa. Sindiran ini juga berlaku
bagi masyarakat kita yang banyak berperilaku dua topeng. Saat bertemu muka berbaik muka.
Saat tak ada di muka, kita lebih suka mengomel di belakang, bahkan mengambil jalan hitam
yang culas, jahat dan penuh aroma balas dendam.
Pandangan masyarakat tidak tentu positif, ada saja yang menganggap iklan itu sangat
tidak etis dan menyudutkan umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa. Dalam
membaca iklan itu harus secara komplit bahwa di iklan itu ditulis Siang Dipendam Malam
Balas Dendam, Tanya Kenapa ? ini yang sering kali kata-kata "Tanya Kenapa" atau "Bukan
Basa Basi" tidak dibaca sebagai satu kesatuan. Maksud iklan itu justru kalau kita mau jujur
berkata pada diri sendiri bahwa dalam menjalankan ibadah dibulan puasa apa mengerti arti
dari nilai-nilai ramadhan atau hanya ikut-ikutan saja. Nilai-nilai ramadhan itu adalah
Kesederhanaan, Berbagi dan Kumpul dengan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai