Kerjakan semua soal di bawah ini dengan memperhatikan aturan penulisan ejaan
yang disempurnakan
Nama : Arif Rizky Syahdan Sofiyan
NIM : 1021001
Jurusan : Geologi
d. Mengajukan harga
Setelah menarik konsumen dengan kalimat diatas, maka pembuat iklan bisa
langsung mengajukan harga, misalnya “Anda bisa mendapatkan alat
kesehatan mata ini hanya dengan harga sekian”.
e. Mengajak Khalayak
Langkah yang terakhir dengan mengajak para konsumen untuk segera
mengunjungi atau menghubungi toko yang menawarkan iklan tersebut.
3. a. Penulisan laporan harus menggunakan ejaan dan tanda baca yang benar
Yakni ialah ketika menulis laporan kita harus menggunakan ejaan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar dan menggunakan tanda baca yang tepat
agar pembaca mudah mengerti ketika membaca laporan tersebut
b. laporan disusun dengan menggunakan fakta yang benar
yakni ialah ketika menulis laporan kita harus menggunakan fakta yang
benar fakta yang ada di lapangan dengan secara tersusun agar tidak
membuat bingung sang pembaca.
c. laporan harus disajikan dengan struktur penyajian informasi yang lengkap
sesuai fakta di lapangan yakni ialah ketika kita membuat sebuah laporan
kita harus menyajikan informasi yang lengkap sesai fakta yang kita dapat di
lapangan di saat kita melakukan observasi tidak boleh menambahkan atau
mengurangi hal-hal yang terjadi di lapangan karena ini akan menjadi bukti
untuk laporan itu sendiri.
d. laporan harus disajikan dengan gaya bahasa yang enak dibaca
yakni ialah ketika kita membuat laporan kita harus menyajikan laporan
tersebut dengan gaya Bahasa yang mudah di pahami oleh pembaca.
4. Mengevakuasi masyarakat untuk segera menjauh dari kawasan gunung
merapi tersebut dan memberikan edukasi tentang hal-hal apa saja yang
harus di lakukan ketika mengadapi kejadian alam tersebut, dan
memberikan pertolongan juga kepada masyarakat seperti tenda untuk
berteduh, makanan kebutuhan yang lain nya. Untuk warga yang masih
tidak mau di evakuasi saya akan memberikan pemahaman sedikit demi
sedikit dan secara perlahan bahwa bencana ala mini sangat berbahaya yang
bias membahayakan nyawa mereka sendiri
5. 1. Pemersatu
Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu. Hal ini telah termaktub dalam
salah satu bunyi Sumpah Pemua, yaitu: “Kami putra dan putri Indonesia,
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Adapun
bahasa Indonesia yang mesti digunakan adalah bahasa baku yang sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia. Kekhasan dialek setiap daerah di
Indonesia dapat dipersatukan lewat bahasa Indonesia yang baku, sehingga
setiap daerah tersebut menyatu menjadi kesatuan bangsa Indonesia.
2. Pemberi Kekhasan
Penggunaan bahasa baku dapat menjadi ciri khas bagi setiap penggunanya,
baik itu individu maupun kelompok. Dengan digunakannya
bahasa baku dalam keseharian, maka individu ataupun kelompok tersebut
akan menjadi pembeda diantara individu atau kelompok lainnya.
3. Pembawa Kewibawaan
Selain menjadi ciri khas, bahasa baku ternyata bisa menjadi pembawa
kewibawaan bagi penggunanya. Orang atau kelompok yang menggunakan
kata baku dalam kesehariannya akan diangggap sebagai orang yang
berwibawa dan patut dihormati. Hal ini dikarenakan bahasa baku identik
dengan formalitas dan kesantunan. Selain itu, orang atau kelompok yang
menggunakan bahasa baku juga identik sebagai orang yang memahami dan
menjunjung tinggi bahasa Indonesia yang baik juga benar. Oleh karenanya,
bahasa Indonesia yang baku dapat membawa kewibawaan bagi siapapun
yang menggunakannya, baik individu maupun kelompok.
4. Kerangka Acuan
Bahasa baku dapat menjadi acuan seseorang dalam berbahasa. Hal ini
karena bahasa baku merupakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia, sehingga layak untuk menjadi acuan berbahasa seseorang. Bila
seseorang mampu menggunakan bahasa baku dengan baik, maka orang
tersebut dianggap sudah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Begitu pun sebaliknya, orang yang belum bisa menggunakan bahasa
baku dengan baik, akan dianggap belum menguasai bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
7.
8. 1. Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau
kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri
kejadian yang diceritakan itu. Dalam paragraf narasi terdapat tiga unsur
utama yaitu tokoh-tokoh, kejadian, dan latar ruang atau waktu.
Berdasarkan materi pengembangannya, paragraf narasi terbagi ke dalam
dua jenis, yakni narasi fiksi dan narasi nonfiksi.
Narasi fiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa imajinatif.
Narasi fiksi disebut juga narasi sugestif.
Contohnya: novel dan cerpen.
Narasi nonfiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa faktual,
suatu yang ada dan benar-benar terjadi.
Narasi ini disebut juga narasi ekspositori.
Contohnya biografi dan laporan perjalanan.
Narasi Fiksi
1.Menyampaikan makna atau amanat secara tersirat sebagai sarana
rekreasi rohaniah.
2.Menggugah majinasi.
3.Penalaran difungsikan sebagai alat pengungkap makna, kalau perlu dapat
diabaikan.
4.Bahasa cenderung figuratif dan menitikberatkan penggunaan konotasi.
Narasi Nonfiksi
1.menyampaikan informasi yang memperluas pengetahuan.
2.memperluas pengetahuan atau wawasan.
3.Penalaran digunakan sebagai sarana untuk mencapai kesepakatan
rasional.
4.Bahasanya cenderung informatif dan menitikberatkan penggunaan
makna denotasi.
2.Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan sesuatu
dengan jelas dan terperinci. Pola pengembangan paragraf deskripsi, antara
lain, meliputi pola pengembangan spasial dan pola sudut pandang.
a. Pola Spansial
Pola spansial adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan atas
ruang dan waktu. Pola ini menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan,
dari timur ke barat, dari bawah ke atas, dari depan ke belakang, dan
sebagainya. Uraian tentang kepadatan penduduk suatu daerah dapat
dikemukakan dengan landasan urutan geografi (misalnya: dari barat ke
timur atau dari utara ke selatan). Deskripsi mengenai sebuah gedung
bertingkat dapat dilakukan dari tingkat pertama berturut-turut hingga
tingkat terakhir, penggambaran terhadap suasana suatu lingkungan dapat
dilakukan mulai dari siang, sore, hingga malam hari.
b. Pola Sudut Pandang
Pola sudut pandang adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan
tempat atau posisi seorang penulis dalam melihat sesuatu. Pola sudut
pandang tidak sama dengan pola spansial. Dalam pola ini penggambaran
berpatokan pada posisi atau keberadaan penulis terhadap objek yang
digambarkannya itu. Untuk menggambarkan sesuatu tempat atau keadaan,
pertama-tama penulis mengambil sebuah posisi tertentu. Kemudian, secara
perlahan-lahan dan berurutan, ia menggambarkan benda demi benda yang
terdapat dalam tempat itu, yakni mulai dari yang terdekat kepada yang
terjauh.
3.Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan atau menerangkan
suatu hal atau objek. Dari paragraf Jenis ini diharapkan para pembaca dapat
memahami hal atau objek itu dengan sejelas-jelasnya. Untuk memaparkan
masalah yang dikemukakan, paragraf eksposisi menggunakan contoh,
grafik, serta berbagai bentuk fakta dan data lainnya. Sedikitnya terdapat
tiga pola pengembangan paragraf eksposisi, yakni dengan cara proses,
sebab dan akibat, serta ilustrasi.
a. Pola Proses
Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-
perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau urutan dari
suatu kejadian atau peristiwa. Untuk menyusun sebuah proses, langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut.
1) penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
2) penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.
3) penulis menjelaskan tiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas
sehingga pembaca dapat melihat seluruh prose dengan jelas.
b. Pola Sebab Akibat
Pengembangan paragraf dapat pula dinyatakan dngan menggunakan
sebab-akibat. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama,
sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Namun demikian,
dapat juga terbalik. Akibat dijadikan gagasan utama, sedangkan untuk
memahami sepenuhnya, akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab
sebagai perinciannya.
Persoalan sebab-akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan
proses. Bila disusun untuk mencari hubungan antara bagian-bagiannya,
maka proses itu dapat disebut proses kausal.
c. Pola Ilustrasi
Sebuah gagasan yang terlalu umum, memerlukan ilustrasi-ilustrsi konkrit.
Dalam karangan eksposisi, ilustrasi-ilustrsi tersebut tidak berfungsi untuk
membuktikan suatu pendapat. Ilustrasi-ilustrsi tersebut dipakai sekedar
untuk menjelaskan maksud penulis. Dalam hal ini pengamatan-pengamatan
pribadi merupakan bahan ilustrasi yang paling efektif dalam menjelaskan
gagasan-gagasan umum tersebut.
4.Paragraf Argumentasi
Argumentasi bermakna ‘alasan’. Argumentasi berarti pemberian alasan
yang kuat dan meyakinkan. Dengan demikian, paragraf argumentasi adalah
paragraf yang mengemukakan alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat
dan meyakinkan. Alasan-alasan, bukti, dan sejenisnya, digunakan penulis
untuk mempengaruhi pembaca agar mereka menyetujui pendapat, sikap
atau keyakinan.
Dalam beberapa hal memang terdapat beberapa persamaan antara
paragraf-paragraf eksposisi, yang telah kita pelajari terdahulu, dengan
paragraf argumentasi. Persamaan tersebut, antara lain bahwa kedua jenis
paragraf tersebut sama-sama memerlukan data dan fakta yang
meyakinkan. Namun demikian, terdapat pula perbedaan yang mencolok
antara keduanya.
Untuk lebih jelasnya persamaan dan perbedaan antara paragraph eksposisi
dan argumentasi adalah sebagai berikut.
A. persamaan
1) Argumentasi dan eksposisi sama-sama menjelaskan pendapat, gagasan
dan keyakinan kita.
2) Argumentasi dan eksposisi sama-sama memerlukan fakta yang diperkuat
atau dipenjelas dengan angka, peta, grafik, diagram, gambar, dan lain-
lainnya.
3) Argumentasi dan eksposisi sama-sama memerlukan analisis dan sintesis
dalam pembahasannya.
4) Argumentasi dan eksposisis sama-sama menggali idenya dari:
a) pengalaman,
b) pengamatan dan penelitian,
c) sikap dan keyakinan.
B. Perbedaan
1) Tujuan eksposisi hanya menjelaskan dan menerangkan sehingga
pembaca memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya. Argumentasi
bertujuan untuk mempengaruhi pembaca sehingga pembaca menyetujui
bahwa pendapat, sikap dan keyakinan kita benar.
2) Eksposisi menggunakan contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk
menjelaskan sesuatu yang kita kemukakan. Argumentasi memberi contoh,
grafik, dan lain-lainnya untuk membuktikan bahwa sesuatu yang kita
kemukakan itu benar.
3) Penutup pada akhir eksposisi biasanya menegaskan lagi dari sesuatu
yang telah diuraikan sebelumnya.
4) Penutup pada akhir argumentasi biasanya berupa kesimpulan atas
sesuatu yang telah diuraikan sebelumnya.