Anda di halaman 1dari 13

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar belakang


Bahasa memiliki peran penting di dalam kehidupan manusia karena bahasa
merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa digunakan
oleh manusia pada sebagian besar aktivitasnya, tanpa bahasa manusia tidak dapat
mengungkapkan gagasan, keinginan, bahkan sampai tingkat pemikiran seseorang
yang berkaitan dengan bahasa.
Dalam pembahasan tentang keterampilan penyampaian gagasan dalam
pertemuan ilmiah diperlukan keterampilan berbahasa aktif, kreatif, dan
produktif.semakin tinggi tingkat penguasaan bahasa seseorang, semakin tinggi pula
penggunaan bahasa dalam berkomunikasi.
Dengan demikian keterampilan penyampaian gagasan dalam pertemuan
ilmiah sangat penting untuk dipelajari.

1.2 Rumusan masalah


- Penggunaan bahasan dalam forum ilmiah.
- Modus positid berbicara.
- Berbicara dengan mengaktifkan pendengar.
- Hukum komunikasi.
- Keterampilan berpidato dan berceramah.

1.3 Tujuan
- Pembaca dapat menggunakan bahasa yang tepat dalam forum ilmiah.
- Pembaca dapat mempedomani modus positif berbicara.
- Pembaca dapat berbicara dengan mengaktifkan pendengar.
- Pembaca dapat berpidato dan berceramah dengan baik.

1.4 Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tentang keterampilan

penyampaian gagasan dalam pertemuan ilmiah.


2. Memberikan beberapa cara penyampaian gagasan dalam pertemuan ilmiah.

1
3. Dapat menambah ilmu pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran gigi Universitas

Baiturrahmah Padang.

BAB II

Pembahasan

2.1 Penggunaan Bahasa dalam Forum Ilmiah

2
Bahsa berkaitan erat dengan akal budi manusia. Para ahli bahsa menyatakan bahwa
bahasa memiliki hubungan yang timbal balik dengan akal budi tersebut. Hal ini berarti ada
dua hal yang perlu diungkap di sini. Pertama, bahsa berhubungan timbal balik dengan logika.
Kedua, bahsa berhubungan timbal balik pula dengan budimanusia. Secara sederhana dapat
diktakan bahwa bahsa berkaita erat pula dengan nurani manusia dan sifat manusia yang
hakiki dan universal itu.

Hubungan bahasa dan logika dapat dikatakan bahwa bahasa dapat mengembangkan
logika manusia. Dengan penguasaan kata-kata manusia dapat mengembangkan logikanya.
Hal ini berarti jika Anda akan mengembangkan logika dan akan mempengaruhi orang dengan
logika, diperlukan kata-kata.

2.1.1 Bahasa yang Berlogika

Untuk menyampaikan gagasan kepada orang lain di dalam sebuah forum ilmiah, Anda
harus menggunakan bahasa yang berlogika. Dengan demikian, Anda akan menyentuh
pikirannya. Kalimat-kalimat berikut dapat digunakan untuk menyentuh logika pendengar
Anda dalam forum ilmiah.

a. Mari kita pikirkan lagi!


b. Apakah alasannya cukup masuk akal?
c. Anda pasti mengakui kebenarannya.
d. Saya akan memikirkannya terlebih dahulu.
e. Logikanya tidak bisa dibantah bukan?

Dengan menggunakan kalimat-kalimat yang berlogika, pendengar Anda akan mudah


menerima oenjelasan-penjelasan Anda. Dengan bahasa yang berlogika itu, Anda akan
berwibawa di mata pendengar.

2.1.2 Bahasa yang Berhati Nurani

Bahasa yang baik tentunya akan mengembangkan budi manusia. Budi manusia
berkaitan erat pula dengan hati nurani manusia. Hati nurani merupakan sifat universal
yang hakiki dalam diri manusia. Bahsa yang baik akan mengembangkan budi manusia
yang tersimpan dalam nurani manusia.

Orang sering mengatakan bahwa berbicaralah dengan nurani mu. Berbicaralah dari
hati ke hati! Hal ini berarti bahwa Anda akan dapat menjelaskan gagasan dengan baik

3
untuk menyentuh hati pendengar yang paling dalam. Selanjutnya, jika Anda akan
memengaruhi orang lain dengan bahasa, selain menggunakan bahasa yang berlogika,
patut pula divariasikan denganmenggunakan bahasa yang berhati nurani. Kalimat-kalimat
berikut dapat digunakan untuk menyentuh hati pendengar Anda dalam forum ilmiah.

a. Mari kita rasakan kesulitan yang dihadapinya!


b. Apa yangingin Anda katakan dalam hati Anda?
c. Sampaikanlah maksud Anda dari lubuk hati yang paling dalam!
d. Kesulitan Anda juga kesulitan kami.
e. Mari kita renungkan akibat yang mungkin terjadi!
f. Persoalan itu sangat menyentuh hati nurani kita bukan?

Kalimat-kalimat yang berhati nurani itu dapat digunakan untuk memengaruhi pendengar.
Dengan cara itu, pendengar akan tersentuh lubuk hatinya yang paling dalam. Dengan
bahsa yang berlogika dan bahasa yang berhati nurani, Anda akan mudah memengaruhi
dan menjelaskan gagasan kepada pendengar.

2.1.3 Bahasa Yang Mengembangkan Kerja Sama

Ketika berbicara di dalam forum ilmiah, pembicara perlu menjalin kerja sama dengan
pendengar. Berkaitan dengan itu, bahasa merupakan alat yang ampuh untuk
mengembangkan dan menjalin kerja sama itu. Namun, jika penggunaan bahasa yang
salah, hal itu dapat mengakibatkan runtuhnya kerja sama itu. Salah kata, salah bahasa,
dan salah makna selalu meruntuhkan kerja sama yang ada.

Pembicara perlu menggunakan bahasa yang baik untuk menjalin kerja sama dengan
pendengar. Hal ini berarti anda berada dalam kegiatan mempengaruhi orang lain, maka
gunakanlah bahasa yang menarik simpati! Anda sebagai pembicara jangan menggunakan
bahasa yang mempertentangkan. Gunakanlah bahasa yang menyamankan! Selain itu,
Anda juga jangan menggunakan bahasa pelarangan dan sebaiknya gunakan bahasa
menjelaskan dan harapan.

Jika Anda berkeinginan mempengaruhi pendengar, janganlah menggunakan bahasa


yang mempertentangkan. Penggunaan bahasa yang mempertentangkan akan
menghilangkan kewibawaan Anda. Contoh kalimat berikut perlu Anda hindari (untuk
selanjutnya setiap kalimat yang perlu dihindari ditandai dengan tanda bintang diawal
kalimat).

4
a. Pendapat Anda tidak berkaitan dengan masalah yang kita bicarakan.
b. Usulan Anda sulit diterima.
c. Kritikan Anda tidak tepat.
d. Pendapat Anda betul, tetapi masih memiliki kelemahan
e. Usulan Anda benar, tetapi tidak sesuai dengan topik yang kita bicarakan.
f. Kritikan Anda tidak beralasan karena saya telah menjelaskannya.
g. Pendapar Anda juga mempunyai kelemahan, bukan?
h. Saya tidak setuju dengan pendapat dan kritikan Anda itu.
i. Saya tidak takut dengan kritikan Anda.
j. Saya berani menghadapi semua tantangan itu.
k. Tunjukan kepada saya data-datanya!

Penggunaan bahasa yang mempertentangkan diatas, sebaiknya diganti dengan


penggunaan bahasa yang menyamankan. Dengan bahasa yang menyamankan,
pertentangan dapat dihindari. Contoh kalimat berikut sebaiknya Anda gunakan untuk
mengganti kalimat di atas.

a. Pendapat Anda cukup bermanfaat dan tamoaknya berkaitan dengan masalah yang ketiga
nanti.
b. Usulan Anda perlu kita renungkan dan kita pikirkan bersama.
c. Kritikan Anda adalah masukan bagi saya dan kenyataannya saya juga telah menjelaskan
hal itu.
d. Pendapat Anda betul dan perlu kita sempurnakan agar menjadi lebih baik.
e. Usulan Anda benar dan perlu kita pertimbangkan agar sesuai dengan topik yang kita
bicarakan.
f. Kritikan Anda sangat penting untuk kesempurnaan di masa datang, namun perlu juga
diingat bahwa saya juga telah menjelaskannya.
g. Kita tentu sama-sama mempunyai kelemahan dan perlu kita perbaiki untuk kesuksesan di
masa datang.
h. Saya yakin pendapat dan kritikan Anda itu pasti dilandasi niat baik, dan hal itu penting
untuk kesempurnaan makalah ini.
i. Kritikan tersebut sangat penting bagi saya, dan akan saya telaah untuk kesempurnaan
pembahasan selanjutnya.
j. Semua tantangan itu perlu dihadapi demi kebenaran tentunya.
k. Data-data lain tentu diperlukan demi kebenaran.

Dalam uraian di atas, sudah dijelaskan bahwa bahasa merupakan alat yang dapat
mewujudkan kerja sama antar manusia. Oleh karena itu, bahasa dapat dimanfaatkan
untuk mewujudkan kerja sama dan bagi Anda tentunya juga berarti dalam rangka
mempengaruhi pikiran pendengar Anda. Untuk itu, berbicara dalam forum ilmiah,
gunakanlah bahasa berlogika untuk mempengaruhi pikiran pendengar! Hal ini akan
memudahkan Anda untuk mempengaruhi dan menguasai pendengar karena Anda telah

5
berkomunikasi dengan pikiran dan logikanya. Selain itu, dalam forum ilmiah, gunakan
bahasa yang berhati nurani dalam rangka menyentuh hati nurani pendengar!
Di samping bahasa mempunyai akibat positif bahasa juga mempunyai akibat negatif
yakni dapat merusak kerja sama yang sudah ada. Oleh karena itu, ketika berbicara dalam
forum ilmiah, berhati-hatilah menggunakan bahasa. Perhatikanlah bahasa yang Anda
gunakan dalam forum ilmiah! mulutmu adalah haramaumu yang akan menerkammu,
kara pribahasa.

2.2 Modus Positif Berbicara


Ketika berkomunikasi dengan oranglain, seperti dalam forum ilmiah, pada
hakikatnya berkomunikasi didasari oleh dua modus positif berbahasa. Hal ini berarti bahwa
berkomunikasi pada awalnya adalah selalu didasarkan pada kedua modus positif tersebut.
Modus positif pertama dalam bahasa adalah keinginan pembicara untuk diterima, untuk
dimengerti, untuk dipahami, dan untuk dicintai oleh pendengar. Modus positif kedua dalam
berbahasa adalah keinginan pembicara untuk memberi cinta, memberi pemahaman, memberi
informasi, memberi ide, dan memberi gagasan kepada mitra tutur atau pendengar. pada
hakikatnya, berbicara dengan orang lain adalah dalam kerangka dua modus positif itu.
Pertanyaannya, apakah ada berbahasa didasari oleh modus yang lain? Jawabannya
tentu ada yang disebut dengan modus negatif berbahasa. Modus negatif berbahasa tentulah
berbahasa yang didasari untuk merusak hubungan, keinginan mempermalukan, dan
mengungkapkan amarah kepada pendengar. pada dasarnya, modus negatif berbahasa ini
bukanlah diinginkan oleh hakiki bahasa, melainkan muncul di luar kontrol manusia atau
didorong oleh nafsu, emosi, dan sifat-sifat negatif manusia. Dalam kaitan untuk
mempengaruhi pendengar dan untuk memperjelas gagasan kepada pendengar, Anda perlu
berbicara dengan dua modus positif tersebut. Hal ini berarti bahwa Anda harus memasukkan
dua modus itu dalam diri dan pikiran Anda. Jika kedua modus positif berbicara itu telah
Anda miliki, pasti pada setiap berbicara Anda selalu menggunakan kedua modus positif itu.
Modus positif pertama sangat penting muncul dalam kesadaran diri Anda agar Anda
dapat diterima, dicintai, dan dipahami oleh pendengar Anda. Kesadaran ini pada dasarnya
akan mengontrol kalimat-kalimat yang akan Anda gunakan nantinya. Hal ini berarti bahwa
kalau keinginan Anda untuk dapat diterima, dicintai, dan dipahami oleh pendengar, pasti
Anda selalu menggunakan kalimat-kalimat yang mempersamakan pikiran bukan
menggunakan kalimat-kalimat yang mempertentangkan pendapat dengan pendengar Anda.
Selain itu, jika ingin diterima, dipahami, dicintai oleh pendengar, pasti Anda akan
menggunakan kalimat-kalimat yang menjelaskan, menunjukkan, tetapi bukan kalimat-
kalimat pelarangan.

6
2.3 Berbicara dengan Mengaktifkan Pendengar

Berbicara dengan orang lain seperti dalam forum ilmiah berarti Anda berkominikasi
dengn pendengar. Berkomunikasi dengan pendengar berarti pula Anda sedang berinteraksi
dengan pendengar. Dalam suasana berinteraksi tersebut, ada dua pihak yang sama aktif yakni
pihak pembicara dan pihak pendengar. Sekali lag, ingtlah ada dua pihak yang sama aktif dan
saling aktif

Jika Anda adalah pembicara yang ingin mempengaruhi pendengar secara berwibawa,
berbicaralah dengan memperhatikan dan menyadari kedua pihak yang aktif itu! Hal ini berarti
bahwa Ands jangan berasyik-asyikkan berbicara sendirian dan menjadi lupa diri dan lupa
pula kepada pendengar Anda.

Ketika berbicara dengan pendengar (berinteraksi tersebut),di samping Anda yang aktif
berbicara, pada saat itu pula hendaknya pendengar juga harus aktif mendengar. Pembicara
yang ingin mempengaruhi pendengar itu harus mengaktifkan pendengar menjadi mendengar.
Untuk menciptakan hal tersebut, Anda harus mampu memicu orang lain di hadapan Anda itu
menjadi pendengar yang aktif.

Berbagai cara dapat dilakukan untuk mebuat pendengar itu aktif menjadi pendengar.
Beberapa di antaranya dikemukakan berikut ini.

1. Gunakanlah bahasa yang berlogika! Hal ini jelas akan membuat otaknya aktif
menalarkan hal yang Anda sampaikan.
2. Gunakan bahasa yang bernurani! Hal ini jelas dirinya tersentuh dan merasakn hal
yang Anda sampaikan.
3. Gunakanlah bahasa yang menyamakan! Hal ini akan membuat kerja sama semakin
kuat karena juarang pemisah antara Anda dan pendengar menjadi hilang. Anda berada
dalam ruang yang sama dan merasakan adanya bayak kesamaan.
4. Gunakanlah bahasa yang menjelaskan dan menunjukkan! Hal ini jeas akan membuat
pendengar Anda memahami dengan mudah hal yang Anda maksudkan. Namun ,hal
yang harus diingat adalah Anda jangan sampai menjelaskan atau menunjukkan
sesuatu yang sudah diketahui oleh pendengar Anda. Hal ini mungkin akan
menyinggung perasaan pendengar Anda. Anda terlalu menggurui pendengar.
5. Gnakanlah bahasa (kosakata) yang lazim di kalangan pendengar agar maksud Anda
mudah di pahami pendengar!

7
6. Selingilah dengan anekdot-anekdot yang positif agar pikiran pendengar selalu
menjadi segar dan aktif!

Agar dapat menjadi pembicara yang cerdas, Anda perlu memperhatikan brapa hal
berikut ini. Pertama, ketika menjadi pembicara,waktu yang di gunakan untuk berbicar juga
berarti sama dengan waktu yang digunakan oleh orang lain untuk mendengar. Untuk itu,
perhatikanlah waktu yang tersedia untuk Anda berbicara! Pada saat yang sama berarti Anda
juga memikirkan waktu yang akan digunakan pendengar Anda untuk mendengarkan
pembicaraan Aanda. Anda harus ingat berapa lama waktu yang lazim digunakan oleheh
pendengar untuk mendengar secara serius. Hal ini berarti bahawa pendengar bisa saja tetap da
di hadapan Anda, tetapi mungkin pikirannya sudah melanglang buana. Kedua, ketika Anda
sedang bebicara, Anda selalu meyadari kemampuan pendengar Anda untuk menerima hal
yang Anda sampaikan.

2.4 Hukum Komunikasi

Prijosaksono dan Sembel (2002) mengemukakan bahwa ada lima hukum komunikasi
yang efektif ( The 5 Inevitable Laws of Efective Communication). Lima hukum komunikasi
itu dirangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi komunikasi tersebut yakni
REACH (Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble). Kelima hukum komunikasi itu
dijelaskan satu per satu berikut ini.

1. Hukum pertama adalah respect. Dalam komunikasi seseorang pembicara harus


memiliki sikap hormat dan menghargai pendengar. Hal ini berarti bahwa ketika
berbicara di depan publik, pembicara yang baik haruslah tampil menghormati dan
menghargai khalayak atau hadirin. Jadi, dalam berkomunikasi, baik dalam suasana
formal maupun dalam suasana akrab, kita harus memiliki sikap (attitude)
menghormati dan menghargai pendengar. Dalam berkomunikasi, kita harus
memahami bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihormati dan dihargai.
2. Hukum kedua adalah empathy. Dalam berkomunikasi seorang pembicara harus
memiliki rasa empati terhadap pendengar. Sikap empati yang merupakan sikap untuk
menempatkan diri kita sebagai pembicara pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh
pendengar. Rasa empati akan memudahkan kita untuk menyampaikan pesan
(message) dan dengan mudah pula diterima oleh pendengar (receiver). Hal ini berarti
bahwa sebelum tampil dihadapan pendengar terlebih dahulu pembicara harus
memahami latar belakang , golongan, lapisan social, tingkatan umur, pendidikan,

8
kebutuhan, minat, harapan dan sebagainya dari calon pendengar. Dengan demikian,
sebelum melakukan komunikasi dengan pendengar, pembicara perlu mengerti dan
memahami calon pendengar dengan rasa empati. Dengan cara itu, pesan yang
dikomunikasikan pembicara akan dapat disampaikan tanpa halangan psikologis.
3. Hukum ketiga adalah audible. Dalam berkomunikasi seorang pembicara harus
mampu mengkomunikasikan pesan yang dapat diterima dan dimengerti dengan
mudah oleh pendengar. Audible tersebut menunjukkan bahwa komunikasi yang
dibangun itu dapat didengar dan dimengerti oleh pendengar dengan baik. Selain itu,
audible juga berarti pesan yang disampaikan pembicara dapat diterima dengan baik
oleh pendengar. Hukum ini mengacu pada pada kemampuan pembicara untuk
menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual agar
pesan yang disampaikan dapat diterima pendengr dengan baik.
4. Hukum keempat adalah clarity. Dalam berkomunikasi seorang pembicara harus
mampu mengkomunikasikan pesan dengan jelas dan diterima pendengar dengan jelas
pula. Jadi, clarity adalah kejelasan pesan yang disampaikan pembicara kada
pendengar. Kejelasan pesan jelas tidak akan menimbulkan multiinterpretasi atau
berbagai penafsiran dari pendengar. Agar terdapat kejelasan pesan itu (clarity),
pembicara harus menjaga atau mengatur kualitas suara yang digunakan. Bahasa yang
tidak dimengerti pendengar akan mengganggu kelancaran komunikasi itu. Seorang
pembicara yang ingin sukses harus menaruh perhatian pada suara (voice) dan kata-
kata yang dipilih.
5. Hukum kelima adalah humble. Dalam berkomunikasi seorang pembicara harus
berkomunikasi dengan sikap rendah hati kepada pendengar. Sikap rendah hati ini
dapat diartikan juga tidak sombong dan tidak menganggap diri sendiri sebagai orang
yang sangat penting. Kerendahan hati pembicara dapat menangkap perhatian dan
respon yang positif dari pendengar.

2.5 Keterampilan Berpidato dan Berceramah

Berpidato dan beceramah pada dasarnya adalah sama, yaitu sama-sama merupakan
kegiatan berbicara untuk menyampaikan informasi kepada para pendengar secara lisan.
Karena kegiatan berpidato dan berceramah merupakan kegiatan berbicara, hal ini menuntut
adanya keterampilan menggunakan bahasa indonesia dengan baik.

Berpidato dan berceramah, dari segi pelaksanaannya, mempunyai perbedaan.


Berpidato adalah kegiatan menyampaikan informasi kepada para pendengar dalam situasi

9
agak resmi dan teratur. Berpidato tidak pernah diakhiri dengan kegiatan tanya jawab dengan
para pendengarnya dan komunikasi yang terjadi adalah satu arah. Berceramah adalah
kegiatan menyampaikan informasi kepada para pendengar yang lazim berada dalam situasi
akrab atau agak santai. Berceramah diakhiri dengan kegiatan kegiatan tanya jawab dengan
para pendengarnya dan komunikasi yang terjadi adalah dua arah. Dengan demikian,
penggunaan atau pilihan kata akan terdapat perbedaan, yakni berpidato lazim menggunakan
ragam formal sedangkan berceramah dapat saja menggunakan ragam akrab.

Berpidato dan berceramah memiliki beberapa fungsi yakni sebagai berikut.

1. Berpidato dan berceramah berfungsi untuk memberikan pengertian kepada pendengar.


2. Berpidato dan berceramah berfungsi untuk memberikan pendidikan kepada
pendengar.
3. Berpidato atau berceramah berfungsi untuk mempengaruhi pendengar.

Fungsi pidato dan berceramah untuk memberikan pengertian merupakan fungsi


berkomunikasi untuk menyampaikan kenyataan-kenyataan dari pendapat umum dalam
usaha untuk menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya. Fungsi pidato dan
berceramah untuk mendidik merupakan kegiatan berkomunikasi untuk menyampaikan
ilmu, memberikan ajaran moral, pembentukan sikap yang baik dan sebagainya. Fungsi
pidato dan berceramah untuk mempengaruhi orang lain merupakan kegiatan
berkomunikasi untuk menyampaikan kenyataan-kenyataan yang disertai dengan pendapat
dalam usaha untuk mempengaruhi pendengar. Biasanya, hal ini dilakukan secara
berlebihan, ekstrim, agak keras, bersifat menyenangkan dengan maksud pendengar dapat
mengikuti jalannya pikiran dan ajakan pembicara.

Agar pembicara dapat sukses dalam berpidato dan berceramah, harus dipelajari kiat-
kiat tertentu. Kiat untuk sukses berpidato dan berceramah diuraikan berikut ini.

1. Mengetahui Bagian-bagian pidato dan ceramah.

a. Bagian Pembukaan

Bagian pembukaan adalah bagian untuk menciptakan suasana yang baik sehingga
menarik minat pendengar untuk mendengarkannya. Bagian ini juga bertujuan untuk
memberikan arahan pada materi yang akan disajikan.

10
b. Bagian Isi
Bagian isi adalah bagian yang menguraikan masalah yang disajikan dengan
memberikan analisis-analisis masalah, memberikan argumen-argumen, serta contoh-
contoh bagian masalah tersebut.
c. Bagian Penutup
Bagian penutup adalahbagian penutup pidato dan ceramah dengan menggunakan
kalimat-kalimat yang mengesankan, namun tetap berkaitan dengan masalah yang
dibicarakan. Bagian ini hendaknya dapat menyenangkan hati para pendengar.

2. Mengumpulkan Materi dan Data-data

Materi dan data yang berhubungan dengan masalah yang disajikan harus
dikumpulkan selengkapnya. Untuk itu, materi dan data tersebut dapat diperoleh dari
pengalaman, lingkungan, dan sumber bacaan. Oleh karena itu, seorang pembicara yang
aktif juga pembaca yang aktif.

3. Memilih Salah Satu Metode yang Tepat


a. Metode Faktual

Metode faktual adalah metode dengan menggunakan naskah tertulis.

b. Metode Sistem Nomor


Metode sistem nomor adalah metode yang berbentuk catatan bagian-bagian
penting dari pokok pembicaraan yang hendak disampaikan secara berurutan.
c. Metode Sistem Kartu
Metode sistem kartu adalah metode yang berbentuk catatan bagian-bagian penting
pidato serta pokok-pokok uraian masalah dalam kartu-kartu.
d. Metode Ekstemporan
Metode ekstemporan adalah metode tanpa naskah (catatan-catatan).

Sehubungan dengan keempat metode berpidato atau berceramah tersebut, Majid


(2007:204) mengkategorikannya menjadi : (1) extemporancous dilevery; (2)
impromptu dilevery, (3) manuscript dilevery, dan (4) memorised dilevery.

4. Menguasai Taktik-taktik Berpidato dan Berceramah


Agar dapat berhasil dalam berpidato dan berceramah, harus dikuasai taktik berikut ini.
a. Taktik suspesi adalah semacam taktik dengan mengemukakan pernyataan-
pernyataan baru yang mengejutkan.
b. Taktik partiner adalah semacam taktik yang mengemukakan pertanyaan yang
menuju pada tema pidato yang hendak disampaika.

11
c. Taktik qontation adalah semacam taktik dengan mengulangi kata-kata yang
populer.
d. Taktik self reference adalah semacam taktik dengan menceritakan pengalaman-
pengalaman pribadi yang cocok dengan tema pidato yang akan disampaikan.
e. Taktik happening reference adalah semacam taktik dengan mengemukakan
kejadian-kejadian penting yang sesuai dengan tema untuk menarik perhatian
pendengar.
f. Taktik exhibition adalah semacam taktik dengan mengemukakan pernyataan-
pernyataan yang mengagetkan untuk menarik kembali perhatian pendengar.
g. Taktik appeal self interest adalah semacam taktik dengan mengemukakan
pernyataan-pernyataan untuk menggugah kepentingan pribadi pendengarnya.

5. Pedoman Petunjuk Praktis Berpidato dan Berceramah


Untuk dapat berpidato atau berceramah dengan baik dapat diperhatikan
beberapa petunjuk praktis yang disajikan ini.
a. Jangan menyembunyikan diri di belakang podium.
b. Jadilah seorang penyiasat! Hal-hal yang hendak dibicarakan sebaiknya
terlebih dahulu dilatih dan perlu mengetahui karakteristik pendengar.
c. Berpakaianlah secara sederhana dan meyakinkan!
d. Perhatikanlah bahasa tubuh! Janganlah berpidato dengan satu kaki seperti
sempoyongan kecuali pada saat tertentu.
e. Pandangilah para pendengar!
f. Hindarilah mencium mikrofon!
g. Gunakanlah bantuan visualisasi!

BAB III

12
Penutup

3.1 Kesimpulan

Keterampilan Penyampaian Gagasan dalam Pertemuan Ilmiah merupakan hal penting


dalam kehidupan. Keterampilan ini didukung oleh kemampuan penggunaan bahasa
yang aktif, kreatif, dan produktif.

3.2 Saran

Dari materi di atas sehingga dapat memberikan informasi mengenai Keterampilan


Penyampaian Gagasan dalam Pertemuan Ilmiah. Dalam penyampaian gagasan dalam
pertemuan ilmiah harus benar-benar diperhatikan keterampilan penggunaan bahasa
serta berbagai teknik yang mendukung.

13

Anda mungkin juga menyukai