Anda di halaman 1dari 3

Tugas 1

1. Dalam kegiatan sehari-hari, komunikasi bisnis yang menggunakan komunikasi nonverbal


itu dengan mudah bisa kita jumpai. Mulai dari seragam yang dipergunakan para teller
bank hingga logo yang dipergunakan satu perusahaan. Jelaskan tentang Jenis-jenis
komunikasi nonverbal.
2. Komunikasi efektif merupakan pertukaran suatu informasi, ide, perasaan yang
menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan baik antara pemberi
pesan dan penerima pesan. Pengukuran efektivitas dari suatu proses komunikasi dapat
dilihat dari tercapainya tujuan si pengirim pesan. Jelakan beberapa hal yang menjadi ciri
pesan yang efektif....
3. Kenapa rapat sangat penting dalam dunia kontemporer. adanya tiga faktor yang membuat
rapat menjadi sangat penting dalam dunia bisnis kontemporer dan bagaimana
menentukan rapat bisnis yang efektif.....
Jawaban

1. istilah komunikasi nonverbal mulai diperkenalkan oleh seorang psikiater bernama Jurgen
Ruesch dan penulis Weldon Kees lewat buku Nonverbal Communication: Notes on the
Visual Perception of Human Relations pada tahun 1956. Definisi dari komunikasi
nonverbal sendiri adalah transfer informasi melalui penggunaan bahasa tubuh termasuk
kontak mata, ekspresi wajah, hingga gerakan tubuh. Dalam dunia kerja penggunaan
komunikasi nonverbal juga tidak kalah pentingnya karena bisa membantu kita
mengetahui seperti apa perasaan orang yang kita ajak bicara. Jadi, saat kamu
bisa menggabungkan kedua jenis komunikasi ini dengan baik, maka akan
meningkatkan skill komunikasi yang berpengaruh besar pada kariermu.

Contoh komunikasi non verbal


• Ekspresi wajah
• Gestur
• Bahasa Tubuh
• Sentuhan
• Penampilan

2. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan sebuah

komunikasi yang efektif:

• Ketahui mitra bicara (audience). Kita harus sangat mengenal dan memahami dengan
siapa kita berbicara. Apakah dengan orang tua, anak-anak, laki-laki atau perempuan, status
sosialnya seperti apa, pangkat, jabatan dan semacamnya. Dengan mengetahui audinece
kita harus cerdik di dalam memilih kata-kata yang digunakan dalam menyampaikan
informasi atau buah fikiran kita. Artinya, bahasa yang dipakai harus sesuai dengan bahasa
yang mudah dipahami oleh audience kita. Berbicara dengan orang dewasa tentunya akan
sangat berbeda dibandingkan kita berbicara dengan anak-anak. Begitu pula berbicara
dengan atasan tentunya akan sangat berbeda ketika kita berbicara dengan bawahan atau
teman sejawat. Pengetahuan mitra bicara kita pun harus diperhatikan. Informasi yang
disampaikan mungkin saja bukan hal baru bagi mitra kita, tetapi kalau penyampaiannya
dengan menggunakan jargon jargon atau istilah-istilah khusus yang tidak dipahami oleh
mitra, informasi atau gagasan yang kita sampaikan bisa saja tidak bisa dipahami. Jadi,
dengan memperhatikan mitra bicara kita, kita akan dapat menyesuaikan diri dalam
bekomunikasi dengannya.
• Ketahui tujuan . Tujuan kita berkomunikasi akan sangat menentukan cara kita
menyampaikan informasi. Bila kita bermaksud sekedar menyampaikan informasi, tentu
komunikasi bersifat pengumuman. Tetapi bila kita bermaksud membeli atau menjual barang
komunikasi kita akan bersifat negosiasi. Kalau tujuan kita untuk menghibur akan pula
bahasa yang kita gunakan.
Perhatikan konteks. Konteks disini berarti keadaan atau lingkungan pada saat
berkomunikasi. Pada saat berkomunikasi, konteks sangat berperan dalam memperjelas
informasi yang disampaikan. Dalam hal pemakaian kata, misalnya. Kata ’hemat’ dalam
kalimat : ”Kita harus menghemat uang, waktu dan tenaga kita”, sangat berbeda artinya
dalam kata hemat pada kalimat berikut ini: ” Menurut hemat saya, kita harus lebih jujur dan
terbuka dalam berkomunikasi dengan semua rekan sekerja.” Tidak hanya kata dalam
konteks kalimat, akan tetapi cara mengucapkan dan kepada siapa kata itu diucapkan akan
membuat makna yang disampaikan akan berbeda pula. ”Ah….dasar gila.” Kalimat ini bisa
bermakna cacian atau bisa juga bermakna kekaguman, tergantung bagaimana kita
mengucapkannya. Bila diucapkan dengan nada tinggi berarti cacian, tetapi bila diucapkan
dengan nada datar apalagi dibarengi dengan gelengan kepala , kalimat ini bisa berarti
kekaguman. Ungkapan ”Gila Lu!” kepada teman dekat , pasti dipahami sebagai ungkapan
biasa yang tidak bermakna negatif. Tetapi apabila kita sampaikan kepada orang yang belum
atau baru saja kita kenal ungkapan ini tentu dipahami sebagai ungkapan yang memiliki
makna negatif. Formalitas dalam konteks tertentu juga dapat mempengaruhi cara
berkomunikasi seseorang. Coba perhatikan gaya berkomunikasi anatar atasan dan
bawahan di lingkungan dunia kerja, bahkan komunikasi antar sesama atasan maupun
sesama bawahan pasti berbeda. Apabila orang-orang ini bertemu di mall atau di undangan
(tempat resepsi) gaya komunikasi dantara mereka akan sangat lain dengan gaya pada saat
mereka berada di kantor.Mengirim bunga pada orang yang berulang tahun atau kepada
orang yang kita kasihi akan memiliki makna yang berbeda apabila kita mengirimkan bunga
kepada orang yang sedang berduka. Bahkan jenis bunga yang dikirimkan pun akan
membawa pesan atau kesan tersendiri. Dengan ilustrasi singkat di atas, maka jelaslah
bahwa konteks sangat mempengaruhi makan apapun yang disampaikan.
• Pelajari Kultur. Kultur atau budaya, habit atau kebiasaan orang atau masyarakat juga perlu
diperhatikan dalam berkomunikasi. Orang Jawa atau Sunda pada umunya dikenal
kelembutannya dalam bertutur kata. Kelembutan bertutur kata akan sangat baik bila
diimbangi dengan cara serupa. Akan tetapi tentu tidak berarti mutlak. Atau orang Batak yang
dikenal bernada tinggi dalam bertutur kata. Apakah ketika orang Jawa dan orang Sunda
bertemu dalam satu bentuk komunikasi, lantas mereka harus saling merubah budaya,
bahasa dan kebiasaan? Tentu saja tidak demikian. Yang penting adalah pelaku komunikasi
harus memahami kultur mitra berbicaranya sehingga timbul saling pengertian dan
penyesuaian gaya komunikasi dapat terjadi. ”When in Rome, do as the Romans do.”
• Pahami Bahasa. Bahasa menunjukkan bangsa, artinya bahasa dapat menjadi ciri atau
identitas suatu bangsa. Berbicara identitas berarti berbicara harga diri atau kebanggaan.
Dengan memahami bahasa orang lain berarti berusaha menghargai orang lain. Tetapi
memahami bahasa`di sini tidak berarti harus memahami semua bahasa yang diapakai oleh
mitra bicara kita. Dalam hal ini kita harus memahami gaya masing-masing audience dalam
berbahasa. Anak muda dengan gayanya sendiri, orang kantoran, pedagang dan atau
seniman. Masing-masing kelompok dan jenis pekerjaan atau usia orang tersebut memiliki
gaya dalam berbahasa

3. Efektivitas sebuah rapat bisnis sangat ditentukan oleh tiga komponen penting, yaitu: 1.
Kesiapan panitia penyelenggara dalam mempersiapkan segala sesuatunya. 2. Kesiapan
narasumber dalam mempersiapkan materi yang akan disampaikan. 3. Kehadiran dan
keaktifan peserta dalam mengikuti kegiatan rapat bisnis. Setelah penitia penyelenggara
melakukan berbagai persiapan rapat bisnis, langkah berikutnya adalah bagaimana
malaksanakan rapat bisnis agar berjalan dengan lancar dan efektif

Anda mungkin juga menyukai