Anda di halaman 1dari 7

NAMA : PUTRI SULISTIA NINGSIH

NIM :041102373
UPBJJ : JAMBI
TUGAS 1 :KOMUNIKASI BISNIS

Tugas 1
1. Dalam kegiatan sehari-hari, komunikasi bisnis yang menggunakan komunikasi nonverbal
itu dengan mudah bisa kita jumpai. Mulai dari seragam yang dipergunakan para teller
bank hingga logo yang dipergunakan satu perusahaan. Jelaskan tentang jenis-jenis
komunikasi nonverbal.
2. Komunikasi efektif merupakan pertukaran suatu informasi, ide, perasaan yang
menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan baik antara pemberi
pesan dan penerima pesan. Pengukuran efektivitas dari suatu proses komunikasi dapat
dilihat dari tercapainya tujuan si pengirim pesan. Jelakan beberapa hal yang menjadi ciri
pesan yang efektif.
3. Mengapa rapat sangat penting dalam dunia kontemporer. Adanya tiga faktor yang
membuat rapat menjadi sangat penting dalam dunia bisnis kontemporer dan bagaimana
menentukan rapat bisnis yang efektif.

Jawab:

1.Komunikasi non verbal adalah proses pertukaran informasi menggunakan tingkah laku.
Contohnya antara lain adalah tatapan mata, gestur, ekspresi wajah, sentuhan, hingga penampilan.
Anda pasti pernah memberikan semacam kode ke orang lain untuk pergi dari suatu tempat hanya
menggunakan anggukan atau tatapan mata. Itu adalah contoh komunikasi non verbal. Jenis
komunikasi ini sering juga disebut sebagai bahasa tubuh.
Inti dari sebuah komunikasi adalah untuk menyampaikan informasi. Jadi, tidak hanya
menggunakan kata-kata, tujuan tersebut juga bisa dicapai dengan komunikasi nonverbal yang
dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :

 Ekspresi wajah

Ekspresi wajah merupakan jenis komunikasi nonverbal yang paling umum digunakan.
Bahkan, tidak jarang kita sudah mengetahui informasi yang akan disampaikan lawan
bicara, bahkan  sebelum ia menggunakan kata-kata, hanya dengan melihat ekspresi
wajahnya.
Sebagai contoh, satu senyuman atau ekspresi cemberut saja sudah dapat memberikan
informasi yang cukup banyak dari lawan bicara.

 Tatapan mata

Tatapan mata berperan besar dalam komunikasi nonverbal. Dari cara melihat, menatap,
atau bahkan berkedip pun sebenarnya sudah bisa mengirimkan suatu informasi.

Saat melihat seseorang yang disukai, misalnya, maka frekuensi berkedip akan meningkat
dan ukuran pupil akan membesar. Sementara itu dari cara melihat seseorang, bisa
diketahui perasaan seperti benci atau cinta.

Selain itu, hal-hal seperti tidak mampu mempertahankan kontak mata bisa dilihat sebagai
tanda seseorang sedang berbohong. Jadi, tatapan mata sebenarnya bisa memberi tahu
banyak hal tentang seseorang.

 Gestur

Gestur atau gerakan tubuh merupakan salah satu jenis komunikasi nonverbal yang paling
mudah dibaca. Contoh komunikasi nonverbal menggunakan gestur adalah menunjuk,
melambaikan tangan, maupun memperagakan jumlah angka tertentu. Hal-hal ini tentu
merupakan hal yang sangat sering kita lakukan saat berkomunikasi.

Bahkan, ini bisa menjadi penolong saat komunikasi verbal tidak bisa dilakukan. Sebagai
contoh, saat kita pergi ke luar negeri dan tidak mengerti bahasa yang diucapkan oleh
lawan bicara, maka kita bisa menyampaikannya dengan gestur dan informasi pun tetap
dapat tersampaikan dengan baik.

 Sentuhan

Dari sentuhan yang kita terima atau berikan ke orang lain, berbagai informasi bisa
tersampaikan. Sentuhan menunjukkan keramahan, ajakan, atau bahkan tanda bahaya.

Dalam kehidupan sehari-hari contoh komunikasi nonverbal menggunakan sentuhan


adalah berjabat tangan atau menepuk lengan maupun bahu.

 Penampilan

Cara berbusana, pilihan gaya rambut, hingga warna yang kita kenakan, juga masuk
sebagai salah satu bentuk komunikasi nonverbal. Sebab ternyata, penampilan bisa
menentukan reaksi, interpretasi, hingga penilaian kita terhadap orang lain. Begitu juga
sebaliknya.

Anda pasti pernah diam-diam menilai orang lain dari penampilannya. Itulah alasannya,
first impression adalah hal yang penting. Karena pada pertemuan pertama itulah, orang
yang baru bertemu kita akan mengumpulkan informasi mengenai diri kita dari yang
dilihatnya.

Meski begitu, informasi yang disampaikan dari masing-masing jenis penampilan juga
akan berbeda, tergantung dari kondisi sosial dan budaya yang dianut.

 Paralinguistik

Paralinguistik adalah aspek nonverbal dari proses bicara. Contohnya adalah nada bicara,
kecepatannya, hingga volume suara kita. Aspek nonverbal inilah yang membantu
memberikan konteks pada kata-kata yang diucapkan.

Aspek tersebut biasa disebut dengan paralanguage. Nada, kecepatan, hingga volume
bicara termasuk di dalamnya. Aspek non-verbal ini memberikan konteks pada kata yang
diucapkan.

Misalnya, volume suara yang tinggi biasanya digunakan untuk menyampaikan hal yang
emosional. Lalu, volume suara yang kecil dipadukan dengan ekspresi wajah sedih akan
digunakan untuk menyampaikan kabar duka.

 Proxemik

Komunikasi nonverbal jenis ini mengacu pada jarak dan tempat saat melakukan interaksi.
Jarak dan tempat interaksi dilakukan dibagi menjadi 4 zona, yaitu zona publik, sosial,
personal, dan intim. Semakin jauh atau dekat jarak antara kita dengan lawan bicara, maka
interaksi yang berlangsung pun akan berbeda.

Pada zona publik yang memungkinkan komunikasi dilakukan pada jarak sekitar 4 meter,
interaksi yang terjadi biasanya formal dan tidak personal. Sementara itu, interaksi pada
jarak kurang dari 1 meter pada zona intim biasanya hanya dilakukan dengan keluarga,
teman terdekat atau pasangan.

 Chronemics

Waktu dapat memengaruhi terjadinya komunikasi dan hal ini dimasukkan ke dalam
komunikasi nonverbal jenis chronemics. Misalnya, komunikasi yang dilakukan saat pagi
hari butuh perhatian lebih, agar informasi dapat disampaikan dengan baik. Sebab
umumnya, kita belum sepenuhnya siap menghadapi hari.

Sebaliknya, saat kita melakukan interaksi atau komunikasi, suasana hati dan ketertarikan
dapat memengaruhi kesadaran kita terhadap waktu berlangsungnya komunikasi.

Contoh komunikasi nonverbal jenis ini adalah ketika kita sedang berada dalam suatu
forum yang membosankan, maka waktu akan terasa berjalan lebih lambat. Sementara itu,
apabila kegiatan yang dilakukan menyenangkan, waktu akan terasa lebih cepat terlewati.
 Artifak

Suatu benda atau objek, serta gambar juga bisa dijadikan sebagai alat untuk
berkomunikasi secara nonverbal. Benda atau gambar tersebutlah yang disebut sebagai
artifak.

Contoh bentuk komunikasi ini adalah saat Anda memasang foto profil atau mengunggah
gambar tertentu di sosial media. Foto tersebut telah memberikan informasi kepada yang
melihatnya mengenai siapa Anda dan hal-hal yang Anda sukai, misalnya.

Contoh lainnya adalah seragam. Saat seseorang menggunakan seragam polisi, tentara
atau jas dokter, kita bisa dengan mudah mengetahui pekerjaan orang tersebut.
Penyampaian informasi ini, juga sudah masuk sebagai suatu bentuk komunikasi
nonverbal.

Pentingnya komunikasi nonverbal dalam kehidupan sehari-hari

Gestur, tatapan mata, hingga gerakan yang akan membantu orang yang sedang berkomunikasi
dengan Anda untuk menilai kepedulian Anda terhadapnya. Atau, untuk memastikan Anda benar-
benar mendengarkan dan mengatakan hal yang jujur.

Saat komunikasi nonverbal yang dilakukan selaras dengan ucapan Anda, maka akan timbul
kepercayaan dan kejelasan dalam proses komunikasi yang utuh. Sebaliknya, jika komunikasi
verbal dan nonverbal tidak sinkron, maka kecurigaan, ketegangan, atau kebingungan antara dua
orang yang sedang berkomunikasi akan meningkat.

Untuk Anda yang ingin menjadi komunikator ulung, mempelajari komunikasi nonverbal adalah
hal yang mutlak hukumnya. Tak hanya mempelajari yang dilakukan orang lain, tapi juga diri
sendiri.

Komunikasi nonverbal juga merupakan aspek penting dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya,
dalam merawat dan mendidik anak, aspek nonverbal seperti sentuhan dan pelukan sangat penting
dilakukan sebagai penyampaian rasa sayang antara orangtua dan anak.

Contoh lain yang membutuhkan aspek nonverbal adalah ketika memilih pasangan atau
merespons kondisi bahaya. Misalnya, Anda menunjukkan gestur tertentu untuk mengirimkan
pesan minta tolong. Oleh karena itu, dengan mengetahui jenis komunikasi non-verbal, kita
diharapkan dapat menyampaikan dan memahami informasi dengan lebih baik.

2. Komunikasi yang efektif adalah bila penerima menginterpretasikan pesan yang diterima
sebagaimana dimaksud oleh pengirim. Untuk menyampaikan pesan secara efektif ada tiga hal
yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Kredibilitas pengirim pesan


Adalah kadar keterpercayaan atau keterandalan pernyataan-pernyataan pengirim di telinga
penerima. Aspek kredibilitas ialah:

 Sifat bisa dipercaya dari si pengirim pesan sebagai sumber informasi.


 Intensi, yaitu maksud atau motivasi baik dari pihak pengirim.
 Ungkapan sikap hangat dan bersahabat dari pengirim pesan.
 Predikat atau cap positif yang dimiliki pihak pengirim.
 Keahlian pengirim pesan menyangkut pokok pembicaraan yang disampaikan.
 Sifat dinamis, proaktif dan empatik dari si pengirim pesan.

2. Ketrampilan mengirim pesan

Hal yang perlu diperhatikan adalah:

 Menggunakan kata ganti orang pertama tunggal dalam pembicaraan, contoh: “Saya….”, 
“Aku….”.
 Membuat pesan lengkap dan mudah dipahami.
 Pesan non verbal harus sesuai dengan pesan verbal.
 Redundasi: pesan sebaiknya diulang seperlunya, termasuk menggunakan lebih dari satu
media untuk mengirimkan pesan yang sama.
 Menyesuaikan cara penyampaian pesan dari pengirim dengan kerangka acuan, sudut
pandang maupun kemampuan atau daya tangkap dari penerima pesan.
 Dalam mengungkapkan perasaan, sebaiknya ditempuh salah satu dari tiga cara berikut,
yaitu menyebut nama perasaan (“Maaf, saya sedang sedih”), menyebut bentuk tindakan
yang disebabkan oleh perasaan yang sedang dialami (“Saya ingin menangis”),
menggunakan kiasan (“Hati saya seperti disayat sembilu”).
 Menahan diri untuk membuat penilaian atau interpretasi.

3. Umpan balik dari penerima pesan

Umpan balik adalah proses yang memungkinkan pengirim mengetahui bagaimana pesan yang
dikirim ditangkap oleh si penerima. Umpan balik dari penerima pesan membuat pengirim dapat
memodifikasi bentuk pesan sehingga dapat ditangkap si penerima dengan arti yang lebih tepat.
Pesan yang efektif meliputi hal-hal sebagai berikut:

 Sumber secara jelas memiliki pesan yang disampaikan. Kalimat yang disampaikan
biasanya menmggunakan kata saya, aku, menurut saya, dan sebagainya. Penggunaan
kata-kata ini menunjukkan adanya tanggung jawab pribadi atas ide dan perasaan yang
dinyatakan. Pesan yang dimulai dengan perkataan kebanyakan orang, kata teman saya,
atau menurut kabar merupakan istilah yang menyulitkan untuk memahami apakah hal
yang disampaikan benar-benar hasil pemikiran dan perasaan orang tersebut atau ia hanya
mengulang perkataan orang lain.
 Membuat pesan secara lengkap dan spesifik. Termasuk pernyataan yang jelas mengenai
informasi yang dibutuhkan oleh pengirim
 Membuat pesan secara verbal selaras dengan pesan non verbal. Dalam komunikasi tatap
muka, pesan verbal maupun non verbal harus selaras. Misalnya apabila mengucapkan
terimakasih, maka ekspresi non verbal yang sesuai adalah tersenyum dengan penuh
kehangatan.
 Mengulangi pesan lebih dari satu kali dan menggunakan lebih dari satu media
komunikasi (misal: menggunakan gambar, bagan, tulisan, dll)
 Meminta umpan balik dalam hal bagaimana pesan tersebut diterima
 Buatlah pesan sesuai dengan susut pandang dan cara berpikir penerima. Artinya,
informasi yang sama dapat disampaikan secara berbeda oleh ahli atau oleh orang awam,
anak-anak dan orang dewasa, pada atasan dan rekan kerja.
 Mengungkapkan perasaan melalui istilah bagi perasaan tersebut, tindakan yang
menggambarkan perasaan itu atau melalui kiasan. Misalnya : mengungkapkan perasaan
dengan istilah (saya merasa sedih) melalui gambaran perilaku (saya seperti ingin
menangis) atau melalui kiasan (hati saya terasa seperti tertusuk duri)
 Menguraikan tingkah laku orang lain tanpa menilai atau menghakimi. Untuk memberikan
tanggapan perilaku seseorang, katakanlah mengenai apa yang ia perbuat (misal : saya
terganggu dengan ocehanmu) lebih baik dikatakan dari pada membuat penilaian (misal :
kamu egois, tidak mau mendengarkan perkataan orang lain)

3. Rapat menjadi sangat penting dalam dunia bisnis kontemporer, karena setidaknya ada tiga
faktor berikut ini:

1. Kebutuhan beradaptasi
2. Kebutuhan koordinasi
3. Kebutuhan manajemen partisipatif

Ketiga faktor tersebut dikemukakan oleh Curtin, Floyd, dan Winsor (2000: 186). Adapun cara
menentukan rapat bisnis kontemporer yang efektif adalah dengan cara menyusun dan mengkaji
ulang perencanaan rapat dengan sebaik mungkin.

Rapat adalah suatu pertemuan yang dihadiri beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu
dengan tujuan agar memperoleh keputusan-keputusan. Rapat sangat penting bagi suatu
organisasi atau lembaga tertentu, seperti lembaga pemerintahan, perusahaan, instansi pendidikan,
organisasi kemasyarakatan, bahkan hingga organisasi-organisasi siswa di sekolah. Dalam
pertanyaan di atas, fokus membahas tentang kepentingan rapat dalam dunia bisnis kontemporer.

Ada tiga faktor yang membuat rapat menjadi sangat penting dalam dunia bisnis kontemporer,
yaitu:

1. Kebutuhan Beradaptasi

Dunia bisnis kontemporer bukanlah dunia yang statis. Dunia bisnis kontemporer bersifat sangat
dinamis. Suatu perusahaan tentu dituntut untuk terus beradaptasi dengan keadaan zaman,
perkembangan teknologi, dan sebagainya. Maka dengan demikian, rapat sangat dibutuhkan agar
dapat memudahkan perusahaan beradaptasi.
2. Kebutuhan Koordinasi

Perusahaan dalam dunia bisnis kontemporer melibatkan banyak orang di dalamnya. Setiap orang
dalam perusahaan memiliki tugas penting masing-masing. Agar semua orang dalam perusahaan
tersebut dapat bekerja maksimal, tentu dibutuhkan suatu koordinasi. Maka dengan rapat,
kebutuhan akan koordinasi dapat terpenuhi.

3. Kebutuhan Manajemen Partisipatif

Perusahaan bukanlah kerajaan yang hanya dipimpin oleh satu orang dengan kuasa yang absolut.
Perusahaan yang baik memerlukan manajemen partisipatif dalam menjalankan roda organisasi
perusahaan. Untuk itu, diperlukan adanya rapat agar tercipta lingkungan manajemen partisipatif.

Anda mungkin juga menyukai