Nama : Aldy
NIM : 043009147
1. Komunikasi nonverbal adalah bentuk komunikasi yang dilakukan seseorang kepada orang
lain tanpa menggunakan kata-kata. Komunikasi nonverbal memainkan peran penting dalam
cara kita menyampaikan informasi dan makna di baliknya, serta cara kita menafsirkan
tindakan atau pesan dari orang lain kepada kita.
Berikut ini adalah beragam jenis komunikasi nonverbal yang perlu Anda ketahui:
A. Ekspresi wajah
Ini adalah salah satu jenis komunikasi nonverbal yang memiliki peran besar. Saat berkomunikasi,
ekspresi wajah seseorang adalah hal pertama yang akan terlihat, bahkan sebelum kita mendengar
apa yang akan lawan bicara katakan. Dari ekspresi wajah, ada banyak sekali informasi yang bisa
didapatkan.
Ekspresi wajah juga disebut komunikasi nonverbal yang paling universal. Hal ini karena rata-rata
orang akan menunjukkan ekspresi wajah yang sama untuk emosi tertentu. Misalnya, rata-rata
orang akan cemberut ketika sedang sedih dan tersenyum berseri-seri saat sedang jatuh cinta.
B. Gestur
Gestur atau gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menyampaikan pesan tanpa menggunakan
kata-kata. Gestur yang sering digunakan misalnya seperti melambai, menunjuk, atau
menganggukan kepala.
Berbeda dengan eskpresi wajah yang dinilai sangat universal, gestur lebih dipengaruhi oleh
budaya dalam suatu masyarakat. Misalnya, ada beberapa gestur yang dinilai tidak sopan jika
dilakukan pada suatu kelompok masyarakat tertentu, tetapi pada kelompok masyarakat yang lain
gestur tersebut mungkin bersifat netral.
C. Postur tubuh
Postur tubuh juga merupakan salah satu jenis komunikasi nonverbal yang dapat menyampaikan
banyak informasi. Bila dikombinasikan dengan gerak tubuh tertentu, postur tubuh bisa
memberikan banyak informasi. Misalnya, berdiri tegak dengan meletakkan tangan di pinggul
cenderung menunjukkan sikap yang tegas dan berkuasa.
D. Paralinguistik
Paralinguistik adalah aspek nonverbal dari proses bicara (komunikasi verbal). Aspek ini meliputi
nada bicara, volume suara, dan ketinggian nada yang digunakan pada suatu pembicaraan.
Paralinguistik ini bisa menunjukkan makna yang sebenarnya dari suatu pembicaraan. Sebagai
contoh, Anda menanyakan kabar pada teman, lalu dia menjawab, “Saya baik-baik saja,” dengan
nada pelan dan dingin. Dari nada bicaranya ini, Anda bisa tahu bahwa teman Anda mungkin
sedang tidak baik-baik saja.
E. Tatapan mata
Tatapan mata juga memainkan peran penting dalam komunikasi nonverbal. Cara seseorang
melihat, menatap, dan berkedip dinilai bisa menunjukkan berbagai emosi yang ada pada dirinya.
Misalnya, ketika Anda bertemu eorang yang Anda sukai atau hormati, biasanya kecepatan
berkedip akan meningkat dan pupil mata membesar.
Tatapan mata pun sering dijadikan patokan untuk menentukan apakah seseorang sedang berkata
jujur atau tidak. Kontak mata yang normal dan stabil sering dianggap sebagai tanda bahwa
seseorang mengatatakan kebenaran dan dapat dipercaya. Sebaliknya, jika sedang berbohong,
orang akan cenderung mengalihkan tatapannya.
F. Sentuhan
Sentuhan juga merupakan salah satu jenis komunikasi nonverbal. Sentuhan bisa digunakan untuk
mengomunikasikan berbagai emosi, misalnya kasih sayang, keakraban, dan simpati.
Sentuhan yang dilakukan oleh wanita dan pria biasanya memiliki arti yang berbeda. Wanita
cenderung menggunakan sentuhan untuk menunjukkan perhatian dan kasih sayang, sedangkan
pria biasanya menggunakan sentuhan untuk menegaskan kekuasaan dan kendalinya atas orang
lain.
G. Penampilan
Penampilan, seperti pilihan warna, pakaian, dan gaya rambut, juga dianggap sebagai salah satu
alat komunikasi nonverbal. Penampilan bisa menentukan cara pandang dan reaksi seseorang
terhadap orang lain, karena penampilan merupakan salah satu hal yang bisa dilihat pertama kali.
Kendati demikian, informasi yang didapat dari sebuah penampilan biasanya berbeda-beda antar
masyarakat, tergantung pada kondisi sosial dan budaya yang ada di masyarakat tersebut.
H. Proksemik
Proksemik merupakan jenis komunikasi nonverbal yang berupa jarak saat komunikasi
berlangsung. Jarak atau ruang dalam komunikasi ini biasanya ditentukan oleh seberapa akrab dan
nyaman Anda dengan lawan bicara Anda.
Ruang pribadi seseorang biasanya adalah 0,5–1,5 m. Jarak ini biasanya hanya untuk keluarga,
sahabat, atau kekasih. Sementara itu, jarak yang biasanya pantas untuk komunikasi profesional
dengan rekan kerja atau mengobrol santai dengan teman adalah 1,5–4 m.
Jarak komunikasi yang terlalu dekat dengan seseorang yang baru ditemui atau rekan kerja akan
terasa seperti penerobosan ruang pribadi dan bisa membuat lawan bicara tidak nyaman.
Sebaliknya, bicara berjauh-jauhan dengan seseorang yang dikenal dekat, misalnya orang tua,
guru, atau sahabat, juga akan terasa tidak lazim.
I. Objek
Objek yang dikenakan atau digunakan oleh seseorang juga merupakan salah satu jenis
komunikasi nonverbal. Dari objek ini, Anda bisa mendapat banyak informasi tentang identitas
seseorang.
Sebagai contoh, jika Anda melihat seseorang memakai jas dokter, Anda bisa langsung
mengetahui bahwa orang tersebut adalah seorang dokter tanpa perlu berbicara atau bercakap-
cakap dengannya.
Komunikasi nonverbal dapat memperkaya isi informasi yang Anda sampaikan dan membuat
komunikasi jadi lebih efektif. Maka dari itu, cobalah untuk menyertakan jenis komunikasi
nonverbal di atas saat sedang berkomunikasi.
Saat mendengarkan seseorang, perhatikan juga komunikasi nonverbal yang dia tunjukkan,
sehingga Anda bisa mendapat lebih banyak informasi dan makna daripada apa yang Anda dapat
dari kata-katanya saja.
H. Kelengkapan Pesan.
Salah satu faktor yang membuat pesan sulit dipahami atau terjadi kesalahpahaman adalah karena
Anda menyampaikan pesan yang tidak lengkap.Saat akan berkomunikasi atau menyampaikan
sesuatu hal, maka sangat penting untuk memastikan semua informasi relevan dan lengkap. Pesan
yang lengkap sangat erat berkaitan dengan siapa, apa, di mana, kapan, dan bagaimana.
Hal-hal yang perlu kita perhatikan manakala menyelenggarakan rapat bisnis adalah apa yang
dinamakan sebagai sense of meeting. Apa yang dimaksud dengan sense of meeting ? Pada
dasarnya istilah ini adalah kondisi dimana peserta rapat merasakan pentingnya pertemuan yang
diselenggarakan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan setelah rapat selesai
diselenggarakan. Oleh sebab itu, dengan sense of meeting ini, semua peserta rapat akan berupaya
terlibat dalam pertemuan itu.