Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu Communis yang berarti
membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Semua individu mempunyai kebutuhan dasar untuk menjalin hubungan dengan orang
lain dalam menjalani hidupnya. Komunikasi merupakan upaya individu dalam
menjaga dan mempertahankan individu untuk tetap berinteraksi dengan orang lain.
Komunikasi seseorang adalah suatu proses yang melibatkan perilaku dan interaksi
antar indivud dalam berhubungan dengan yang lain.
Komunikasi interpersonal merupakan proses pengiriman dan penerimaan
pesan diantara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang dengan berbagai efek
dan umpan balik. Komunikasi interpersonal juga merupakan suatu pertukaran yaitu
tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada klien, komunikasi antar
tenaga kesehatan terutama sesama perawat sangatlah penting. Kesinambungan
informasi tentang klien dan rencana tindakan yang telah, sedang dan akan dilakukan
perawat dapat tersampaikan apabila hubungan atau komunikasi antara perawat
berjalan dengan baik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada makalah ini
adalah apa saja yang harus diperhatikan dalam menjalin hubungan/komunikasi
interpersonal antara sesama perawat?

C. Tujuan
Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjalin hubungan atau
komunikasi interpersonal antara sesama perawat agar berjalan dengan baik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Interpersonal


Komunikasi interpersonal menurut Joseph De Vito (2004) dapat diartikan
sebagai “is the communication that takes place between two person who have an
astablised relationships”. Sementara Verdeber, 1986 mengemukakan bahwa
komunikasi interpersonal merupakan suatu proses interaksi dan pembagian makna
yang terkandung dalam gagasan-gagasan dan perasaan (Alo Liliweri, 1994).
Komunikasi interpersonal merupakan proses pengiriman dan penerimaan
pesan di antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang dengan berbagai efek
umpan balik (Sendjaya; 1994). Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan proses pengiriman pesan
antara dua orang atau lebih dengan efek dan feedback langsung. Komunikasi
interpersonal juga merupakan suatu pertukaran yaitu tindakan yang menyampaikan
dan menerima pesan secara timbal balik. Makna adalah sesuatu yang dipertukarkan
dalam proses tersebut. Selain itu, makna juga merupakan kesamaan pemahaman di
antara orang-orang yang berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang digunakan dalam
proses komunikasi. Komunikasi interpersonal memiliki sifat-sifat yaitu bersifat dua
arah yang berarti melibatkan dua orang dalam situasi interaksi, ada unsur dialogis dan
ditujukan kepada sasaran terbatas yang dikenal.

B. Hubungan Interpersonal antar sesama perawat


Komunikasi interpersonal antar perawat merupakan hubungan yang lazim dan
terjadi secara alamiah. Umumnya, Isi komunikasi dalam hubungan ini adalah hal-hal
yang tidak terkait dengan pekerjaan dan tidak membawa pengaruh dalam pelaksanaan
tugas dan wewenangnya.

2
C. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membangun komunikasi
interpersonal yang efektif:
1. Menciptakan ketertarikan dan menangkap perhatian.
Sudah menjadi sifat dasar manusia bahwa mereka lebih cenderung
tertarik dengan dirinya sendiri daripada orang lain. Oleh karena itu, salah satu
hal yang bisa kita lakukan agar orag lain menjadi tertarik dengan kita adalah
dengan menimbulkan ketertarikan kita terhadap orang tersebut. Dengan kata
lain, berhentilah untuk membicarakan semua hal yang berkaitan dengan diri
kita, namun cobalah untuk lebih memberikan perhatian pada lawan bicara
kita. Ajaklah dia untuk mendiskusikan segala hal mengenai dirinya, seperti
model pakaian yang ia sukai ataupun olahraga-olahraga yang ia gemari.
Sejenak kita lupakan diri kita sendiri. Dengan menciptakan ketertarikan
terhadap orang tersebut sebenarnya kita telah melakukan salah satu upaya
mengumpulkan informasi mengenai lawan bicara kita. Dengan begitu, sedikit
demi sedikit dapat membuka tabir misteri lawan bicara kita dan membuat kita
memiliki pengetahuan dalam menyikapi lawan bicara kita dikemudian hari.
Selain itu, manfaat dari poin ini adalah membuat lawan bicara kita
merasa nyaman apabila berhadapan dengan kita. Ia akan merasa diperhatikan.
Akan tetapi, dalam upaya menciptakan ketertarikan ini hendaknya kita juga
memperhatikan hal-hal tertentu yang kira-kira tidak membuat lawan bicara
kita merasa seperti diinvestigasi. Memulai pembicaraan dengan
mendiskusikan masalah cuaca, kemacetan lalu lintas, ataupun hal-hal umum
lainnya kadang membuat lawan bicara menjadi bosan. Hal ini juga perlu
diperhatikan adalah sebaiknya kita tidak mengungkit-ungkit masalah-masalah
yang sensitif seperti agama, ras, dan hal-hal tabu lainnya sesuai dengan daerah
asal dimana lawan bicara kita berasal.

3
2. Membangun rasa simpati
Maksudnya adalah bagaimana membangun suatu lingkungan
komunikasi dimana lawan bicara kita merasa percaya saat berbicara dengan
kita. Cara-caranya antara lain dengan membuat suasana yang hangat saat
berkomunikasi, menghilangkan suasana superior dan inferior, yakni bisa
dengan kontak mata yang hangat dan bersahabat, menirukan bahasa tubuh
lawan bicara, ataupun dengan menyebut nama lawan bicara kita berulang-
ulang untuk menunjukkan rasa hormat kita padanya.

3. Percaya diri
Percaya diri sangat penting dalam berkomunikasi. Saat kita memiliki
kepercayaan diri, maka kita akan membangun gambar (image) diri kita kepada
orang lain, akan tetapi kurangnya kepercayaan diri membuat kita akan
dipandang sebagai orang yang memiliki posisi yang lemah. Terkadang,
kurang percaya diri membuat kita sendiri menjadi tidak nyaman dalam
berkomunikasi, gugup, gemetaran dan merasa setiap apa yang kita utarakan
adalah hal-hal yang sama sekali tidak berguna.
Kekhawatiran mengenai pandangan orang lain terhadap kita dan
berjuta-juta pikiran negative lainnya dapat membuat komunikasi berjalan
buruk karena kita hanya sibuk berurusan dengan ketakutan kita sendiri.
Sebaliknya, percaya diri saat berkomunikasi dapat menciptakan energy yang
positif. Komunikasi menjadi lancar dan jelas bahwa kita dapat mempengaruhi
lawan bicara hanya dengan bermodalkan kepercayaan diri. Bagaimana
mungkin kita dapat membuat orang lain percaya dengan apa yang kita
utarakan apabila kita sendiri tidak memiliki kepercayaan kepada diri sendiri
saat mengutarakan hal tersebut.

4. Mengaplikasikan kemampuan bertanya, mendengarkan dan diam


Sebagian besar komunikasi yang efektif menggunakan ketiga skill ini.
Siapa bilang orang yang aktif bicara adalah seseorang yang mengagumkan
dalam komunikasi. Sebaliknya, orang yang lebih banyak mendengar justru
menjadi orang yang disenangi dalam komunikasi.

4
Diam dan mendengar disini bukan berarti kita mendengar secara pasif.
Akan tetapi, kita berusaha untuk mendengar secara aktif, memberi respon-
respon positif terhadap topic yang disampaikan orang lain sembari sekali-
sekali menimpali dengan pertanyaan-pertanyaan relevan yang menunjukkan
bahwa kita memperhatikan apa yang sedang dibicarakan. Bayangkan, betapa
menjengkelkannya bila harus berlama-lama bicara dengan seorang yang terus
menerus berbicara ini itu tanpa memberikan kesempatan kepada orang lain
untuk berbicara. Hal yang harus diperhatikan adalah kita tetap berusaha untuk
membedakan antara pendiam dan diam aktif. Orang yang pendiam kadang
juga menjengkelkan. Akan tetapi, bertanya, mendengarkan, dan diam dalam
hal ini tidak menunjukkan bahwa kita adalah seorang yang pendiam, namun
lebih kepada menempatkan diri untuk lebih banyak mencermat topik yang
sedang dibicarakan. Proporsi diam dan bicara dapat kita sesuaikan sendiri
dengan kondisi yang ada. Seorang yang mampu berkomunikasi dengan baik
manakala dia mampu menggunakan kemampuan bertanya, mendengar dan
diam pada saat yang tepat.

5. Kejujuran dan empati


Menciptakan ketertarikan pada orang lain seperti pada poin satu
sebenarnya adalah bagaimana kita membuat suatu bentuk ketertarikan pada
orang lain dengan sebenar-benarnya. Bukan dengan dibuat-buat ataupun pura-
pura tertarik. Kejujuran disini maksudnya adalah jujur dalam tertarik pada
orang lain. Hal ini sangat penting karena biasanya ketertarikan dan perhatian
yang dibuat-buat justru mudah untuk dikenali.

6. Optimisme
Optimisme menekan pada hal-hal yang positif yang didiskusikan
dalam suatu komunikasi. Adakalanya dalam suatu komunikasi yang terjadi
setiap harinya, terdapat banyak hal negative yang dijadikan topik
pembiacaraan, seperti kesedihan, kekecewaan, dan kemarahan. Komunikator
yang baik tentu akan berusaha untuk menggiring setiap pembicaraan kea rah
yang positif. Dengan kata lain, komunikator yang baik dapat memberikan

5
respon postif yang dapat membuat komunikasi tidak hanya selalu berpikiran
pada hal-hal yang negative sehingga suasana optimispun dapat tercipta. Itulah
yang membedakan komunikator yang baik dengan orang yang hanya sekedar
pandai bicara.
Orang yang sekedar pandai bicara tidak serta merta dikatakan sebagai
seorang yang pintar dalam komunikasi interpersonal, akan tetapi dalam
komunikasi yang baik memiliki kemampuan dasar yang juga melibatkan
talenta sosial. Itulah mengapa, banyak orang yang pandai bicara namun
mereka tidak cukup disukai dalam komunikasi. Mereka sangat pintar
merangkai kata namun mereka selalu dihindari untuk ditemui karena
komunikasi interpersonal bukan sekedar kemampuan untuk berorasi dan
berdiskusi, namun lebih dari itu semua, komunikasi interpersonal
membutuhkan empati dan simpati yang membuat orang lain merasa nyaman
dan dihargai.

D. Etika Komunikasi Interpersonal antara sesama perawat


1. Bersikap tenang kompilasi berbicara. Diperbolehkan menggerakkan tangan
untuk membicarakan pembicaraan, namun hindari menggunakan telunjuk
untuk menunjuk lawan bicara.
2. Pilih tema pembicaraan yang berguna dan menarik untuk kedua belah pihak.
Hindari pembicaraan tentang hal yang tidak ingin dibicarakan atau hal yang
ingin dilupakan lawan bicara.
3. Hindari membicarakan kekurangan orang lain. Bergosip mungkin
menyenangkan, namun hal ini merupakan sifat buruk. Membahas kekurangan
dan kesalahan orang lain, tanpa memperhatikan fakta diri sendiri juga
memiliki banyak kekurangan.
4. Hindari berbicara, beri waktu orang lain bicara. Ketika orang lain berbicara,
maka diamlah. Hargai dan dengarkan apa yang lawan bicara katakana dan
jangan memotong saat mereka berbicara.
5. Atur jarak yang sesuai denga lawan bicara, sehingga lawan bicara nyaman
dan bisa mendengarkan apa yang Anda katakan.

6
6. Sesuaikan volume suara saat berbicara. Hindari berteriak keras atau berbisik-
bisik, tidak akan menyenangkan untuk berbicara yang panjang.

E. Fungsi Komunikasi Interpersonal antara Sesama Perawat


Komunikasi interpersonal memiliki fungsi untuk meningkatkan hubungan
antara sesama perawat, mengurangi potensi konflik dan berbagi pengetahuan atau
pengalaman kerja dengan sesama perawat.
Komunikasi interpersonal memiliki peluang untuk meningkatkan hubungan
personal antara pihak yang melakukan komunikasi interpersonal. Dengan adanya
komunikasi interpersonal, manusia dapat membina hubungan yang baik sehingga
mengurangi resiko konflik yang mungkin terjadi antar pihak tertentu. Fungsi
komunikasi interpersonal ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Untuk mengenal diri sendiri maupun pribadi orang lain.
2. Mengetahui lebih dalam tentang lingkungan tempat kita bekerja dan
bersosialisasi.
3. Menciptakan dan memelihara hubungan yang baik antara sesama perawat.
4. Mengubah sikap dan perilaku seseorang.
5. Menghibur diri atau bagian dari kesenangan pribadi
6. Membantu orang lain untuk menyelesaikan masalahnya.

F. Komunikasi Efektif dengan Menggunakan Kerangka Komunikasi


SBAR.
Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit adalah
komunikasi SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation),
metode komunikasi ini digunakan saat perawat melakukan handover ke pasien.
Komunikasi SBAR adalah kerangka teknik komunikasi yang disediakan untuk
petugas kesehatan dalam menyampaikan kondisi pasien.
SBAR adalah metode terstruktur untuk mengomunikasikan informasi penting
yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap eskalasi

7
yang efektif dan meningkatkan keselamatan pasien. SBAR juga dapat digunakan
secara efektif untuk meningkatkan serah terima antara shift atau antara staf di
daerah klinis yang sama atau berbeda. Melibatkan semua anggota tim kesehatan
untuk memberikan masukan ke dalam situasi pasien termasuk memberikan
rekomendasi. SBAR memberikan kesempatan untuk diskusi antara anggota tim
kesehatan atau tim kesehatan lainnya. Adapun keuntungan dari penggunaan
metode SBAR adalah:
1. Kekuatan perawat berkomunikasi secara efektif.
2. Dokter percaya pada analisa perawat karena menunjukkan perawat paham
akan kondisi pasien.
3. Memperbaiki komunikasi sama dengan memperbaiki keamanan pasien.
Komunikasi efektif SBAR dapat diterapkan oleh semua tenaga kesehatan,
diharapkan semua tenaga kesehatan maka dokumentasi tidak terpecah sendiri-
sendiri. Diharapkan dokumentasi catatan perkembangan pasien terintegrasi
dengan baik. Sehingga tenaga kesehatan lain dapat mengetahui perkembangan
pasien.
1. Situation: Bagaimana situasi yang akan dibicarakan atau dilaporkan?
a. Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien
b. Diagnosa medis
c. Apa yang terjadi dengan pasien
2. Background: Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan
dengan situasi?
a. Obat saat ini dan alergi
b. Tanda-tanda vital yang terbaru
c. Hasil Laboratorium: tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes
sebelumnya untuk perbandingan
d. Riwayat medis
e. Temuan klinis terbaru
3. Assessment: Berbagai hasil penilaian klinis perawat
a. Apa temuan klinis?
b. Apa analisis dan pertimbangan perawat?
c. Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan?

8
4. Recommendation: Apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan?
a. Apa tindakan atau rekomendasi yang diperlukan untuk memperbaiki
masalah?
b. Apa solusi yang bisa perawat tawarkan kepada petugas kesehatan yang
lain?
c. Apa yang perawat butuhkan dari petugas kesehatan lain untuk
memperbaiki kondisi pasien?
d. Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi?

Sebelum serah terima pasien, perawat harus melakukan:


1. Perawat mendapatkan pengkajian kondisi pasien terkini.
2. Perawat mengumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan
dengan kondisi pasien yang akan dilaporkan
3. Perawat memastiokan diagnose medis pasien dan prioritas masalah
keperawatan yang harus dilanjutkan
4. Perawat membaca dan memahami catatan perkembangan terkini dan hasil
pengkajian perawat shift sebelumnya.
5. Perawat menyiapkan medical record pasien termasuk rencana perawat
harian.

Adapun contoh komunikasi efektif SBAR antara Shift dinas atau serah terima:
1. Situation (S) :
 Nama: Tn. A umur 35 tahun, tanggal masuk 7 Mei 2019 sudah 3 hari
perawatan,
 DPJP: dr. Setyoko
 Diagnosa medis: Gagal ginjal kronik.
Masalah keperawatan:
a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit lebih
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

9
2. Background (B) :
 Pasien bedrest total, urine 50 cc/24 jam, balance cairan 1000 cc/24
jam.
 Mual tetap ada selama dirawat, ureum 300 mg/dl.
 Pasien program HD 2x seminggu Senin dan Kamis.
 Terpasang infuse NaCl 0 tetes/menit.
 Dokter sudah menjelaskan penyakitnya tentang gagal ginjal kronik.
 Diet: rendah protein 1 gram
3. Assessment (A) :
 Kesadaran composmentis, TD 150/80 mmHg, Nadi 100x/menit,
oedema padaekstremitas bawah, tidak sesak napas, urine sedikit,
eliminasi feses baik.
 Hasil laboratorium terbaru: Hb 9 mg/dl, albumin 3 ureum 237 mg/dl
 Pasien masih mengeluh mual
4. Recommendation (R) :
 Awasi balance cairan
 Batasi asupan cairan
 Konsul ke dokter untuk pemasangan dower kateter
 Pertahankan pemberian diuretic injeksi furosemit 3 x 1 amp
 Bantu pasien memenuhi kebutuhan dasar pasien
 Jaga aseptic dan antiseptic setiap melakukan prosedur

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Komunikasi interpersonal memiliki fungsi untuk meningkatkan hubungan
antara sesama perawat, mengurangi potensi konflik dan berbagi pengetahuan atau
pengalaman kerja dengan sesama perawat. Untuk menjalin komunikasi
interpersonal antara sesama perawat agar berjalan dengan baik perawat harus
mengetahui dan melakukan hal-hal yang perlu dilakukan dalam berkomunikasi.
Dalam makalah ini, kami menuliskan hal-hal yang dapat membantu untuk
mengembangkan komunikasi interpersonal seseorang.

B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini kami mengajak pembaca untuk membangun
komunikasi interpersonal yang efektif dan beretika kepada sesame perawat. Isi
makalah dan beberapa pembahasan di atas tidak sepenuhnya sempurna, untuk itu
kami mohon kepada para pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran yang
baik. Harap maklum jika terdapat adanya beberapa kejanggalan dan ketidak
sempurnaan makalah. Atas perhatian para pembaca, kami mengucapkan terima
kasih.

11
DAFTAR PUSTAKA

Mundakir. 2006. Komunikasi Keperawatan Aplikasi dalam Pelayanan.


Yogyakarta: Graha Ilmu

Liliweri, Alo. 2007. Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar

Nasir, A, dkk. 2014. Komunikasi dalam Keperawatan: Teori dan Aplikasi.


Jakarta: Salemba Medika

Fatmawati, S, Musliha. 2009. Komunikasi Keperawatan Plus Materi Komunikasi


Terapeutik. Yogyakarta: Nuha Medika

A. a.d

12

Anda mungkin juga menyukai