Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN MATERI HIV/AIDS & ARV

OLEH

NAMA : CICILIA DORANTES PALPIALY


NIM : C1814201112
KELAS : IIC

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STELLA MARIS MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kita semua mungkin sudah banyak mendengar cerita-cerita yang menyeramkan
tentang HIV/AIDS. Penyebrangan AIDS itu berlangsung secara cepat dan mungkin
sekarang sudah ada di sekitar kita. Sampai sekarang ada obat yang bisa
menyembuhkan AIDS, bahkan penyakit yang saat ini belum bisa dicegah dengan
vaksin.
Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan AIDS
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yaitu: H= Human (manusia),
I=Immuno deficiency (berkurangnya kekebalan), V= Virus. Maka dapat dikatakan HIV
adalah virus yang menyerang dan merusak sel kekbaan tubuh manusia sehingga tubuh
kehilangan daya tahan dan mudah terserang berbagai penyakit antara lain: TBC, diare,
sakit kulit. Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh kita itulah yang disebut
AIDS.
Maka, selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum akhirnya
mengidap AIDS. Namun, penyakit yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS
adalah sejenis radang paru-paru yang langka, yang dikenal dengan nama
pneumocystis carinii pneumonia (PCP), dan sejenis kanker kulit yang langka yaitu
kaposi’s sarcoma (KS). Biasanya penyakit ini baru muncul dua sampai tiga tahun
setelah penderita didiagnosa mengidap AIDS. Seseorang yang telah terinfeksi HIV
belum tentu terlihat sakit. Secara fisik dia akan sama dengan orang yang tidak terinfeksi
HIV.
Oleh karena itu 90% dari pengidap AIDS tidak menyadari bahwa mereka telah tertular
virus AIDS, yaitu HIV karena masa inkubasi penyakit ini termasuk lama dan itulah
sebabnya mengapa penyakit ini sangat cepat tertular dari satu orang ke orang lain.
Masa inkubasi adalah periode atau masa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam
tubuh (saat penularan) sampai timbulnya penyakit.
BAB II
PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang
dan merusak kekebalan tubuh pada manusia, sehingga tubuh tidak bisa
melawan infeksi-infeksi yang masukmke tubuh. AIDS atau aequired Immune
Deficiency Syndrom adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yaitu
H= Human (manusia), I = immuno deficiency (berkurang kekebalan), V =Virus.
Maka dapat dikatakan HIV adalah virus yang menyerang dan merusak
sel kekebalan tubuh manusia sehingga daya tahan dan mudah terserabg
berbagai panyakit antara lain TBC, diaren, sakit kulit. Kumpulan gejala panyakit
yang menyeabf tubuh kita itulah yang disebut AIDS, yaitu: A =acquired(didapat),
I= Immune (kekebalan tubuh), D= Deficiency (kekurangan), S= Syndrome
(gejala). Maka selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum
akhirnya mengidap AIDS adalah sejenis radang paru-paru yang langka, yang
dikenal dengan nama pneumocystis curinii pneumonia (PCT), dan sejenis kanker
kulit yang langkah yaitu kaposi’s sarcoma (KS).
Jadi AIDS berarti kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan
sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita lahir dan disebabkan oleh HIV
atau Human Immunodeficiency Virus, AIDS bukan penyakit turunan oleh sebab
itu tidak dapat menulari siapa saja. Virusnya sendiri bernama Human
immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah
kekebalan pada tubuh manusia.

ARV atau antiretroviral adalah obat anti HIV yang dapat menekan
perkembangan HIV dalam tubuh. Terapi ARV adalah pengobatan pada ODHA
dengan memakai ARV, tidak semua ODHA memerlukan ARV segera karena
ODHA yang diberikan pengobatan ARV adalah ODHA dengan stadium tertentu.
ARV berfungsi untuk menekan perkembangbiakan HIV bukan membunuh HIV.
Pemberian ARV juga bertujuan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh
pasien dengan cara menekan jumlah replikasi dari HIV dan juga bertujuan untuk
mencegah penularan infeksi kepada pasangan seksual dan dari ibu penderita
kepada anaknya, sehingga jumlah infeksi baru dan kematian akibat infeksi
oportunistik dapat dikurangi.

B. MANFAAT OBAT ARV


ARV dapat menghambat perkembangan HIV sehingga jumlah HIV di
dalam tubuh akan menurun dengan cepat dan pada umumnya tidak terdeteksi
lagi di dalam darah setelah pemakaian 6 bulan. Namun, terapi ARV harus
dijalani seumur hidup, bila dihentikan maka perkembangbiakan HIV akan makin
meningkat. Jika jumlah virus menurun maka kekebalan tubuh (CD4) akan
meningkat. Kepatuhan (adherence) merupakan faktor utama dalam mencapai
keberhasilan pengobatan infeksi virus HIV. Kepatuhan ( adherence) adalah
minum obat sesuai dosis, tidak pernah lupa, tepat waktu, dan tidak pernah putus.
Kepatuhan dalam meminum ARV merupakan faktor terpenting dalam menekan
jumlah virus HIV dalam tubuh manusia. Penekanan jumlah virus yang lama dan
stabil bertujuan agar sistem imun tubuh tetap terjaga tinggi. Dengan demikian,
orang yang terinfeksi virus HIV akan mendapatkan kualitas hidup yang baik dan
juga mencegah terjadinya kesakitan dan kematian.

Terapi ARV dapat meningkatkan kualitas hidup ODHA dan memperpanjang


masa hidup ODHA. Manfaat ARV antara lain :
1. Memulihkan dan memelihara fungsi kekebalan tubuh
2. Meningkatkan jumlah CD4 dalam tubuh
3. Membuat tubuh menjadi mampu melawan infeksi
4. Mengurangi terjadinya infeksi oportunistik
5. Menghentikan progesifitas atau perjalanan HIV
6. Menurunkan morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian)
infeksi HIV

C. JENIS-JENIS OBAT ARV


Obat ARV terdiri atas beberapa golongan antara lain nucleoside
reverse transcriptase inhibitor, non- nucleoside reverse transcriptase inhibitor,
protease inhibitor dan fussion inhibitor :
a. a.Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI)
b. Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor
c. Protease inhibitor (PI, menghalangi kerja enzim protesa yang berfungsi
DNA yang dibentuk oleh virus dengan ukuran yang benar untuk
memproduksi virus baru, contoh obat golongan ini adalah indinavir
(APV), dan nelvinavir (NFV), squinavir (SQV), ritonavir (RTV)
d. Fusion inhibitor. Yang termasuk golongan ini adalah enfuvirtide

D. Cara Kerja:
1 NRTI (Nucleoside Reverse Trancriptase Inhibitor)
2 Menghambat proses perubahan genetik HIV dari bentuk RNA menjadi
bentuk DNA.
3 NNRTI (Non-Nucleoside Reverse Trancriptase Inhibitor)
4 Berbeda dengan NRTI meskipun sama-sama bekerja menghambat proses
perubahan RNA HIV menjadi DNA HIV
5 PI (Protease Inhibitor)
6 Menghambat enzim protease yang memotong rantai panjang asam amino
menjadi protein yang lebih kecil.

E. PATOFISIOLOGI
Perjalanan klinis pasien dari tahap terinfeksi HIV sampai AIDS, sejalan
dengan penurunan derajat imunitas pasien, terutama imunitas seluler dan
menunjukkan gambaran penyakit yang kronis. Penurunan imunitas sering
diikuti dengan peningkatan risiko dan derajat keparahan infeksi oportunistik
serta penyakit keganasan. Dari semua orang yang terinfeksi HIV, sebagian
berkembang menjadi AIDS pada tiga tahun
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.Tes Lab
Tes TLC (Thin Layer Chromatogrpahy) Jumlah normal sel CD4
pada orang sehat berkisar antara 500-1.000 setelah terinfeksi HV, jumlah
ini biasanya menurun terus-menerus. Jadi, jumlah sel ini mencerminkan
kesehatan sistem kekebalan tubuh seseorang. Semakin rendah jumlah
CD4 seseorang, berarti semakin rusak sistem kekebalan
tubuhnyapertama, 50% menjadi AIDS sesudah 10 tahun, dan hamper
100% pasien HIV menunjukan gejala AIDS setelah 13 tahun Tes antibody
HIV
2 Kadar CD4/CD8
(T sel) dalam tubuh anda, berdasarkan sistim kekebalan tubuh
anda. Focus dari tes ini adalah untuk mengukur jumlah CD4 absolut.
Jumlah CD4 absolut adalah jumlah sel CD4 yang ada dalam sistem
kekebalan tubuh anda. Sel CD4 merupakan bagian dari sistem kekebalan
tubuh yang betugas untuk melawan infeksi dan juga merupakan sel-sel
yang secara langsung menjadi sasaran HIV. Dalam perkembangannya
HIV mengambil alih sel CD4, memanfaatkan sel-sel ini untuk bereplikas
3 PPD
Ppd sama dengan suntik ic adalah tes untuk mengetahui adanya
alergi pada kulit tes ini (biasanya di lengan bawah) dibersihkan dengan
alcohol. Ekstrak PPD kemudian disuntikkan dibawah lapisan atas kulit,
menyebabkan bilur untuk membentuk pada kulit

G. Pengkajian 11 Pola Gordon


1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Kurangnya pengetahuan klien tentang penyebab penyakitnya.
2. Pola nutrisi dan metabolik
Klien mengalami penurunan berat badan serta nafsu makan menurun
3. Pola eliminasi
Klien mengalami ketidaklancaran dalam BAK dan BAB
4. Pola aktivitas dan latihan
Klien merasa cepat lelah bila beraktiftas
5. Pola tidur dan istirahat
Klien mengalami susah tidur karena terjaga tanpa sebab yang jelas
6. Pola kognitif
Klien khawatir dengan penyakit yang sedang dideritanya
7. Pola persepsi dan konsep diri
Klien kehilangan kepercayaan dirinya
8. Pola peran dan hubungan
Klien biasanya menunjukan emosi yang labil
9. Pola reproduksi dan seksualitas
Klien tidak memiliki gairah seksual terhadap pasangannya
10. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stres
Klien mengalami emosi yang labil memicu terjadinya stres
11. Pola nilai kepercayaan
Beribadah namun tidak maksimal karena kelemahan tubuh

H. Diagnosa Keperawatan Pada Pasien Dengan ARV DAN HIV/AIDS


1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif (diare)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan mencerna makanan.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan efek samping obat
4. Defisiensi pengetahuan
5. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan imuno defisiensi
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makanan
7. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan
8. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output yang
berlebihan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
AIDS disebabkan oleh virus yang bernama HIV, Human Immunodeficiency Virus.
Apabila anda terinfeksi HIV, maka tubuh anda akan mencoba untuk melawan infeksi
tersebut. Tubuh akan membentuk “antibodi”, yaitu molekul-molekul khusus untuk
melawan HIV. Tes darah untuk HIV berfungsi untuk mencari keberadaan antibodi
tersebut. Apabila anda memiliki antibodi ini dalam tubuh anda, maka artinya anda telah
terinfeksi HIV. Orang yang memiliki antibodi HIV disebut ODHA. Menjadi HIV-positif
atau terkena HIV, tidaklah sama dengan terkena AIDS.
Banyak orang yang HIV positif tetapi tidak menunjukan sakit selama bertahun-
tahun. Namun selama panyakit HIV berlanjut, virus tersebut secra perlahan-lahan
merusak sistem kekebalan tubuh. Apabila kekebalan tubuh anda rusak, berbagai virus,
parasit, jamur dan bakteri yang biasanya tidak mengakibatkan masalah dapat membuat
anda sangat sakit. Inilah yang disebut “infeksi oportunistik”.
Menurut pandangan agama HIV/AIDS itu buruk, karena penularannya pun terjadi
melalui cara yang dilarang oleh agama. Saah satunya HIV/AIDS ditularkan melalui
hubungan seks bebas.
ARV atau antiretroviral adalah obat anti HIV yang dapat menekan perkembangan
HIV dalam tubuh. Terapi ARV adalah pengobatan pada ODHA dengan memakai ARV,
tidak semua ODHA memerlukan ARV segera karena ODHA yang diberikan pengobatan
ARV adalah ODHA dengan stadium tertentu. ARV berfungsi untuk menekan
perkembangbiakan HIV bukan membunuh HIV. Pemberian ARV juga bertujuan untuk
meningkatkan sistem kekebalan tubuh pasien dengan cara menekan jumlah replikasi
dari HIV dan juga bertujuan untuk mencegah penularan infeksi kepada pasangan
seksual dan dari ibu penderita kepada anaknya, sehingga jumlah infeksi baru dan
kematian akibat infeksi oportunistik dapat dikurangi.

B. SARAN
Isi makalah dan beberapa pembahasan di atas tiadak sepenuhnya sempurna,
untuk itu saya mohon kepada para pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran
yang baik. Harap maklum jika terdapat adanya beberapa kejanggalan dan ketidak
sempurnaan makalah. Atas perhatian para pembaca, saya mengucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Intasari, murjanrah,dkk. 2013. Nursing Interventions Classification. Jakarta: Mocomedia.

Mandala, dkk. 2009. Penyakit infeksi. Jakarta Erlangga medical Series

Nursalam, kurniawati D N. 2009. Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi HIV/AIDS.


Jakarta: Salemba Medika

Nugroho A. Sucahyo.(2018). Profil efek samping Antiretrovirus pada pasien HIV/AIDS di


RSPI Prof.Dr.Sulianti Saroso Jakarta.

Karyadi H. Teguh.(2017).Keberhasilan pengobatan Antiretrovirus (ARV).Departement


ilmu penyakit dalam fakultas universitas indonesia RS.dr. Cipto Mangunkusumo.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai