Anda di halaman 1dari 14

Jumlah polutan yang dikeluarkan ke udara dalam satuan waktu biogenic emissions (proses dinamakan

emisi. Emisi dapat disebabkan oleh alam), misalnya, CH4 hasil aktivitas penguraian bahan organik oleh
anthropogenic amissions (kegiatan manusia), misalnya, asap mikroba, dan kendaraan bermotor, asap
pabrik, dan sisa pembakaran. Beberapa jenis polutan pencemar udara, antara lain, sebagai berikut.

a)Karbon Monoksida (CO)


Karbon monoksida (CO) merupakan gas pencemar udara yang beracun dan berbahaya bagi tubuh. Gas
ini dapat berikatan dengan hemoglobin dalam tubuh sehingga pengikatan oksigen oleh darah menjadi
terganggu. Keadaan ini dapat menimbulkan sakit kepala (pusing), mual-mual, mata berkunang-kunang,
dan lemas. Dalam kadar tinggi dapat menyebabkan kematian.

b)Karbon Dioksida (CO2)


diperlukan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis, tetapi CO2 jika jumlah CO2 di udara terlalu banyak,
CO2 tersebut akan naik ke atmosfer dan menghalangi pemancaran panas dari bumi sehingga panas
dipantulkan kembali ke bumi. Akibatnya, bumi menjadi sangat panas. Peristiwa ini disebut efek rumah
kaca (pemanasan global). Pemanasan global ini dapat mengakibatkan bahaya kekeringan yang hebat
yang mengganggu kehidupan manusia dan mencairnya lapisan es di daerah kutub. Gas karbon
dioksida ini berasal dari asap pabrik, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dan asap kendaraan
bermotor. Selain itu, efek rumah kaca juga dipicu oleh hasil pembakaran fosil (batu bara dan dan sulfur
belerang. minyak bumi) yang berupa hasil buangan bentuk CO2

c)Hidrokarbon (HC) dan Nitrogen Oksida (NO)


HC dan NO yang dipengaruhi oleh sinar matahari akan membentuk smog yang berupa gas yang sangat
pedih jika mengenai mata dan juga sebagai penyebab penyakit kanker.

d)Sulfur Oksigen (SO)


SO yang bereaksi dengan uap air di udara dapat menyebabkan hujan asam. Asam bersama air hujan
akan jatuh ke bumi sebagai hujan asam yang dapat mengakibatkan kerusakan atau kematian hewan dan
tumbuhan serta dapat merusak bangunan, khususnya yang terbuat dari kayu dan besi (memicu terjadinya
perkaratan).

Jenis-Jenis Pencemaran Udara


Selain itu, SO juga dapat mengakibatkan penyempitan saluran pernapasan yang menyebabkan batuk,
gangguan pernapasan, dan bronkitis.

e) Chloroflourocarbon (CFC)
Gas CFC merupakan gas yang sukar terurai sehingga sulit dihilangkan dari udara. Gas ini tidak
berwarna, tidak berbau, dan tidak beracun. Gas ini banyak digunakan sebagai bahan pengembang
busa,AC), serta bahan penyemprot (hair spray dan pendingin (lemari es dan parfum). Di lapisan atas
atmosfer, gas ini bereaksi dengan ozon-lapisan ozon adalah lapisan yang melindungi bumi dari sinar
ultraviolet. Reaksi antara CFC dan ozon akan membentuk lubang ozon. Dari lubang ini, sinar ultraviolet
akan menembus bumi. Sinar ultraviolet ini dapat menyebabkan penyakit kanker kulit, berkurangnya
kekebalan tubuh, dan matinya algae yang dapat merusak ekosistem laut.

f)Partikel
Partikel merupakan polutan yang dapat bersama-sama dengan bahan atau bentuk pencemar lainnya.
Partikel yang dapat masuk dalam saluran pernapasan adalah partikel yang berukuran 10 mikrometer
(PM10). Partikel dapat berupa:
(1) aerosol (partikel) yang terhambur dan melayang di udara;
(2) fog (kabut) yang merupakan aerosol berupa butiran air di udara;
(3) dust (debu) atau aerosol yang berupa butiran padat yang melayang di udara karena tiupan angin;

(4) smoke (asap) yang merupakan aerosol campuran antara butiran padat dan cair yang melayang di
udara;
(5) mist, mirip kabut, berupa butiran zat cair, terhambur, dan melayang di udara;
(6) plume, asap dari cerobong pabrik;
(7) smog, campuran smoke dan fog;
(8) fume, aerosol dari kondensasi uap logam.

PENCEMARAN UDARA OLEH GAS CO


(KARBON MONOKSIDA)
Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak
dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang
membahayakan kesehatan tubuh manusia. Pencemaran udara biasanya terjadi di
kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan gas-gas yang
mengandung zat di atas batas kewajaran. Pada umumnya bahan pencemar udara
adalah berupa gas-gas beracun (hampir 90 %) dan partikel-partikel zat padat. Gasgas beracun ini berasal dari pembakaran bahan bakar kendaraan, dari industri dan
dari rumah tangga. Selain gas-gas beracun di atas, pembakaran bahan bakar
kendaraan juga menghasilkan partikel-partikel karbon dan timah hitam yang
berterbangan mencemari udara. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari
berbagai
kegiatan antara lain
industri,
transportasi,
perkantoran,
dan
perumahan. Sumber pencemaran udara juga dapat disebabkan oleh berbagai
kegiatan alam, seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam beracun, dan
lain-lain.
Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan penurunan
kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. Semakin
banyak kendaraan bermotor dan alat-alat industri yang mengeluarkan gas yang
mencemarkan lingkungan akan semakin parah pula pencemaran udara yang terjadi.
Salah satu bahan pencemar udara yang sangat membahayakan makhluk
hidup adalah gas karbon monoksida.
Gas Karbon monoksida adalah sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau,
tidak berasa dan tidak mudah larut dalamair, beracun dan berbahaya. Zat gas
CO ini akan mengganggu pengikatan oksigen pada darah karena CO lebih mudah
terikat oleh darah dibandingkan dengan oksigen dan gas-gas lainnya. Pada kasus
darah yang tercemar karbon monoksida dalam kadar 70% hingga 80% dapat
menyebabkan kematian pada orang.
Untuk dapat menanggulangi terjadinya pencemaran udara dapat dilakukan
beberapa usaha antara lain: mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan
bahan bakar yang tidak menghasilkan gas karbon monoksida dan diusahakan pula
agar pembakaran yang terjadi berlangsung secara sempurna, selain itu
pengolahan/daur ulang atau penyaringan limbah asap industri, penghijauan untuk
melangsungkan proses fotosintesis (taman bertindak sebagai paru-paru kota), dan
tidak melakukan pembakaran hutan secara sembarangan, serta melakukan
reboisasi/penanaman kembali pohonpohon pengganti yang penting adalah untuk
membuka lahan tidak dilakukan pembakaran hutan, melainkan dengan cara
mekanik.

Pengertian gas monoksida (CO)

Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk senyawa karbon monoksida


(CO) sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbon dioksida (CO2)
sebagai hasil pembakaran sempurna. Karbon monoksida (CO) merupakan senyawa
yang tidak berbau, tidak berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang
tidak berwarna, dan dapat berbentuk cairan pada suhu dibawah -129 OC. berat jenis
sedikit lebih ringan dari udara (menguap secara perlahan ke udara), CO tidak stabil
dan membentuk CO2 untuk mencapai kestabilan phasa gasnya.Konsentrasi gas CO
sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman kalau waktu kontak hanya sebentar.
Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap manusia selama 8 jam akan menimbulkan
rasa pusing dan mual. Senyawa CO mempunyai potensi bersifat racun yang
berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah
yaitu haemoglobin.
Karbon monoksida di lingkungan dapat terbentuk secara alamiah, tetapi
sumber utamanya adalah dari kegiatan manusia. Karbon monoksida yang berasal
dari alam termasuk dari lautan, oksidasi metal di atmosfir, pegunungan, kebakaran
hutan dan badai listrik alam. Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor,
terutama yang menggunakan bahan bakar bensin. Berdasarkan estimasi, jumlah CO
dari sumber buatan diperkirakan mendekati 60 juta Ton per tahun. Separuh dari
jumlah ini berasal dari kendaraan bermotor yang menggunakan bakan bakar bensin
dan sepertiganya berasal dari sumber tidak bergerak seperti pembakaran batubara
dan minyak dari industri dan pembakaran sampah domestik.
Karbon monoksida, CO, dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna dari
bahan bakar yang mengandung karbon dan oleh pembakaran pada tekanan dan
suhu tinggi yang terjadi pada mesin. Karbon monoksida dapat juga dihasilkan dari
reaksi oksidasi gas metana oleh radikal hidroksi dan dari perombakan/pembusukan
tanaman meskipun tidak sebensar yang dihasilkan oleh bensin. Pada jam-jam sibuk
di daerah perkotaan konsentrasi gas CO bisa mencapai 50 -100 ppm. Tingkat
kandungan CO di atmosfir berkorelasi positip dengan padatnya lalu lintas, tetapi
korelasi negatif dengan kecepatan angin.Keberadaan atau umur gas CO di atmosfir
tidak lama hanya kira-kira 4 bulan. Hal ini terjadi karena karbon monoksida di
atmosfir dihilangkan melalui reaksi dengan radikal hidroksil, HO *.

Bahaya gas CO bagi kesehatan

Karakteristik biologic yang paling penting dari CO adalah kemampuannya untuk berikatan dengan
haemoglobin, pigmen sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Sifat ini akan
menghasilkan pembentukan karboksihaemoglobin (HbCO) yang 200 kali lebih stabil dibandingkan
Oksihaemoglobin (HbO2). Penguraian HbCO yang relative lambat menyebabkan terhambatnya kerja

molekul sel pigmen tersebut dalam fungsinya membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi seperti ini
bisa berakibat serius hingga fatal, karena dapat menyebabkan keracunan.
Karbon monoksida (CO) apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan
menghalangi masuknya oksigen yang akan dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO
bersifat racun metabolisme, ikut bereaksi secara metabolisme dengan darah. Seperti halnya oksigen,
gas CO bereaksi dengan darah (hemoglobin) :
Hemoglobin + O2 > O2Hb (oksihemoglobin)
Hemoglobin + CO > COHb (karboksihemoglobin)
Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman kalau waktu kontak hanya
sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap manusia selama 8 jam akan menimbulkan rasa
pusing dan mual. Pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap tubuh manusia ternyata tidak sama
dengan manusia yang satu dengan yang lainnya.
Kadar CO yang tinggi dapat menyebabkan perubahan tekanan darah, meningkatkan denyut
jantung, ritme jantung menjadi abnormal, gagal jantung dan kerusakan pembuluh darah perifal.
Dampak keracunan gas CO sangat berbahaya bagi orang yang telah menderita gangguan pada otot
jantung atau sirkulasi darah peripheralyang parah.
Manusia dengan aktifitas yang tinggi disekitar lalu lintas kendaraan yang padat merupakan
kelompok yang paling beresiko mengalami gangguan kesehatan akibat gas CO. Mereka ini antara lain
Polisi lalulintas yang dinas dijalan, menertibkan dan menagtur agar lalulintas kendaraan lancar,
petugas
retribusi
Tol,tukang parkir. Sedangkan
yang
beresiko dari
hasil sampingan
kegiatan manusia antara lain para pekerja bengkel kendaraan, industri logam, industri kimia dan
industri
bahan bakar. Dampak gangguan
kesehatan
terhadap
manusia
tergantung
ketahanan fisik manusia, namun yang paling sering adalah memperparah penderita gangguan
jantung dan paru-paru, kelahiranpremature dan berat badan bayi dibawah normal bahkan kematian
akibat keracunan gas CO bisa terjadi.

Cara Menanggulangi Dampak Negative Gas CO


Pencemaran udara dapat memberikan dampak negatif bagi makhluk hidup, manusia, hewan dan
tumbuh-tumbuhan. Kebakaran hutan dan gunung api yang meletus menyebabkan banyak hewan yang
kehilangan tempat berlindung, banyak hewan dan tumbuhan mati bahkan punah. Gas-gas
oksida belerang (SO2 dan SO3) bereaksi dengan uap air, dan air hujan dapat menyebabkan terjadinya
hujan asam yang dapat merusak gedung-gedung, jembatan, patung-patung sehingga mengakibatkan
tumbuhan mati atau tidak bisa tumbuh. Gas karbon monoksida bila terhisap masuk ke dalam paruparu bereaksi dengan haemoglobin menyebabkan terjadinya keracunan darah dan masih banyak lagi
dampak negatif yang disebabkan oleh pencemaran udara.Asap tebal dari hasil kebakaran hutan ini
sangat merugikan, baik dalam segi ekonomi, transportasi (udara, darat dan laut) dan kesehatan.
Akibat asap tebal tersebut menyebabkan terhentinya alat-alat transportasi karena dikhawatirkan akan
terjadi tabrakan. Selain itu asap itu merugikan kesehatan yaitu menyebabkan sakit mata, radang
tenggorokan, radang paru-paru dan sakit kulit. Pencemaran udara lainnya berasal dari limbah berupa
asap yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar kedaraan bermotor dan limbah asap dari industri.

Untuk dapat menanggulangi terjadinya pencemaran udara dapat dilakukan beberapa usaha antara
lain: mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak menghasilkan gas
karbon monoksida dan diusahakan pula agar pembakaran yang terjadi berlangsung secara sempurna,
selain itu pengolahan/daur ulang atau penyaringan limbah asap industri, penghijauan untuk
melangsungkan proses fotosintesis (taman bertindak sebagai paru-paru kota), dan tidak melakukan
pembakaran hutan secara sembarangan, serta melakukan reboisasi/penanaman kembali pohonpohon
pengganti yang penting adalah untuk membuka lahan tidak dilakukan pembakaran hutan, melainkan
dengan cara mekanik.
Pemerintah telah menetapkan batas emisi yang dapat diterima bagi setiap kendaraan. Oleh
karenanya para pemilik kendaraan harus merawat kendaraan secara berkala agar kadar gas buang
kendaraan memenuhi batas yang diijinkan pemerintah. Atau menambah alat catalytic converter pada
sistem pembakaran kendaraan sehingga akan menurunkan kadar CO dari gas buang sampai 90 % ,
jangan lupa manusia juga tetap harus memperhatikan dan mengatur sistem ventilasi dalam ruangan
dengan baik, sehingga terhindar dari gangguan gas CO.

Parameter yang Digunakan Untuk Mengetahui Gas CO


Secara umum parameter yang digunakan untuk mendeteksi pencemaran udara
adalah dengan mengetahui atau meneliti suatu daerah tersebut mengalami
pencemaran udara atau tidak. Parameter yang biasa digunakan adalah dengan
mendeteksi adanya gas-gas beracun dan kandungan logam kimia dalam udara,
misalnya timbale (Pb), karbonmonoksida (CO), sulfur dioxide (SO2), nitrogen dioxide
(NO2), dan ozon.
Dengan menggunakan parameter konsentrasi zat pencemar dan waktu lamanya kontak antara
bahan pencemar atau polutan dengan lingkungan (udara), WHO menetapkan empat tingkatan
pencemaran sebagai berikut:

Pencemaran tingkat pertama; yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan


kerugian bagi manusia.
Pencemaran tingkat kedua; yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan
kerugian bagi manusia seperti terjadinya iritasi pada indra kita.
Pencemaran tingkat ketiga; yaitu pencemaran yang sudah dapat bereaksi
pada faal tubuh dan menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis.
Pencemaran tingkat keempat; yaitu pencemaran yang telah menimbulkan
sakit akut dan kematian bagi manusia maupun hewan dan tumbuh-tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.mupeng.com/archive/index diakses pada tanggal 25 Februari 2010 08.45
http://www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF

pada tanggal 25 Februari 2010 08.50

http://www.otogenik.com/newsaktual1.asp?noidcon=522

08.53

pada tanggal 25 Februari 2010

http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/20%20-%20dampak%20bising%20dan%20kualitas%20udara.pdf

pada tanggal 25 Februari 2010 08.57


http://ahmadchem.blogspot.com/2009/07/pencemaran-udara-dan-penanggulangannya.html

pada

tanggal 25 Februari 2010 09.06

Diposkan oleh Redaksi Kimia Indonesia di 11:49 PM Label: KIMIA ANALITIK


Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

3 komentar:
Yus tri Sultrawan mengatakan...
17 November 2013 09.41

jadi, efek negatif dari CO apa aja, Gan?

Reno Rasiwara mengatakan...


27 Desember 2013 22.30

kita juga punya nih artikel mengenai 'Karbon Monoksida', silahkan dikunjungi dan dibaca ,
berikut linknya
http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/870/1/10407976.pdf
trimakasih
semoga bermanfaat

Ratnasari Kamil mengatakan...


26 Oktober 2014 23.25

Teman - teman kesulitan untuk Belajar Komputer karena kesibukan? kini kami memfasilitasi
kursus komputer jarak jauh via online, silahkan kunjungi website kami
diasianbrilliant.com, Master Komputer, Kursus Komputer,Kursus Jarak Jauh
Ayah, Bunda..butuh guru untuk mengajar anak-anak dirumah ? kami memfasilitasi 1000 guru
untuk anak-anak ayah dan bunda datang kerumah, silahkan kunjungi website kami
di smartsukses.com, Bimbingan Belajar, Les Private, Les Privat, Les Private Mata Pelajaran

Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

KONTRIBUSI KENDARAAN BERMOTOR DALAM


MENGHASILKAN KARBON MONOKSIDA
ABSTRAK
Transportasi merupakan salah satu kegiatan yang berkontribusi sebagai penghasil emisi
karbon. Adanya penurunan kualitas udara oleh emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan
transportasi di Surabaya, secara tidak langsung dapat menyebabkan perubahan iklim. Karbon
monoksida (CO) Gas berbau yang tidak berwarna, lebih ringan dari udara, terbentuk sebagai
hasil dari combustion tidak sempurna. Gas ini perupakan polutan udara yang tersebar luas dan
paling lazim dijumpai. Mayoritas CO atmosferik dihasilkan oleh proses pembakaran yang tidak
sempurna bahan berkarbon yang digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor,
penghangat ruangan dan industri. Dampak buruk terhadap kesehatan telah diamati terjadi pada
konsentrasi CO sebesar 12 - 17 mg/m3 selama delapan jam. 12 Pengaruh karbon monoksida
terhadap kesehatan adalah racun kimia karena dapat menembus jaringan dan diserap ke dalam
aliran darah, serta bergabung dengan hemoglobin sel darah 300 kali lebih cepat dari oksigen dan
dengan demikian menghalangi otak dan oksigen jaringan jantung (Petreous, 1996).
Berkurangnya penyediaan oksigen ke seluruh tubuh ini akan membuat sesak napas dan dapat
menyebabkan kematian apabila tidak segera mendapat udara segar kembali (Soedomo, 2001).
1. Pendahuluan
Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya
pembangunan fisik kota, pusat pusat industri dan sarana transportasi yang semakin bertambah,
kualitas udara telah mengalami perubahan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas udara
adalah penambahan jumlah atau volume kendaraan sebagai sarana transportasi.
Transportasi secara umum diartikan sebagai perpindahan barang atau orang dari satu tempat ke
tempat yang lain. Seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat, maka aktivitas transportasi
pun juga meningkat. Hal ini dikarenakan tidak semua fasilitas yang dibutuhkan masyarakat
berada pada satu tempat.
Kualitas udara perkotaan menunjukkan kecenderungan menurun dalam dua dekade
terakhir (Rahmawati, 2009). Ekonomi kota yang tumbuh yang ditandai dengan laju urbanisasi
yang tinggi telah mendorong peningkatan kebutuhan energi yang pada akhirnya menyebabkan
bertambahnya buangan sisa energi. Aktivitas transportasi, industri, jasa, dan kegiatan lainnya
yang meningkat, telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara.
Aktivitas transportasi, khususnya kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran
udara di daerah perkotaan.
Salah satu polutan berbahaya yang terkandung dalam udara adalah gas Karbon
Monoksida (CO). Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa , tidak mudah larut dalam air, tidak menyebabkan iritasi, beracun dan berbahaya. Ia terdiri
dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini,
terdapat dua ikatan kovalenberikatan dan satu ikatan kovalen koordinasi antara karbon dan
oksigen.
Gas CO dapat bertahan lama di muka bumi karena kemampuan atmosfer untuk
menyerapnya adalah 1 sampai 5 tahun. Gas CO utamanya dihasilkan dari pembakaran tidak
sempurna dari senyawa karbon, misalnya berasal dari minyak tanah, bensin, solar, batubara,
LPG, atau kayu. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam proses

pembakaran. Namun, pada umumnya gas CO terbentuk secara alamiah maupun sebagai hasil
sampingan kegiatan manusia.
Dampak dari CO bagi manusia, bervariasi tergantung dari status kesehatan seseorang,
kelahiran prematur, badan bayi di bawah normal, keracunan dll. Keracunan gas CO dapat
menyebabkan kematian, ia masuk ke paru-paru lalu masuk ke dalam molekul hemoglobin dalam
sel darah merah. CO terikat pada hemoglobin dan memiliki kecenderungan yang sama dengan
oksigen. Kemudian terbentuklah carboxy hemoglobin. Carboxy hemoglobin menghambat
masuknya oksigen ke dalam molekul hemoglobin dan menghambat kemampuan penukaran gas
dari sel darah merah. Akibatnya, tubuh kekurangan oksigen yang menyebabkan kerusakan
jaringan dan kematian sehingga perlu upaya untuk pencegahan terhadap CO meskipun untuk
mengetahui adanya CO sangat sulit tetapi keracunan gas CO masih bisa diidentifikasi dengan
gejala yang timbul. Gejala yang timbul pada konsentrasi rendah adalah serupa dengan gejala flu,
seperti kepala pusing , pernafasan yang terganggu dan sedikit mual atau dapat dilakukan
pencegahan pada sumber yang dapat menghasilkan gas CO ( pada kendaraan bermotor
khususunya ).
2. Analisa dan Pembahasan
A. Definisi Karbon Monoksida
Karbon monoksida adalah zat pencemar udara yang patut mendapat perhatian, 90% dari
seluruh zat pencemar kendaraan bermotor adalah berupa gas CO (Samsuri, 1982:90).
Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa , tidak mudah
larut dalam air, tidak menyebabkan iritasi, beracun dan berbahaya. Karbon monoksida pertama
kali dihasilkan oleh kimiawan Perancis de Lassone pada tahun 1776 dengan memanaskan seng
oksida dengan kokas. Dia menyimpulkan bahwa gas yang dihasilkan adalah hidrogen, karena
ketika dibakar ia menghasilkan lidah api berwarna biru. Gas ini kemudian diidentifikasi sebagai
senyawa yang mengandung karbon dan oksigen oleh kimiawan Inggris William Cumberland
Cruikshank pada tahun 1800.
Sifat-sifat CO yang beracun pertama kali diinvestigasi secara seksama oleh fisiolog Perancis
Claude Bernard sekitar tahun 1846. Dia meracuni beberapa anjing dengan gas tersebut, dan
mendapati darah anjing-anjing tersebut berwarna lebih merah di seluruh pembuluh darah.
Selama Perang Dunia II, karbon monoksida digunakan untuk menjaga kendaraan bermotor
agar tetap berjalan di daerah-daerah yang kekurangan bensin. Pembakar batu-bara atau kayu
dipasangkan, dan karbon monoksida yang diproduksi dengan gasifikasi dialirkan ke karburator.
CO dalam kasus ini dikenal sebagai "gas kayu" (Wikipedia, 2009).
B. Sumber CO
Emisi gas karbon monoksida dari alam, proses geologis maupun dari aktivitas manusia.
Karbon monoksida yang dihasilkan akibat aktivitas manusia merupakan salah satu penyumbang
karbon monoksida terbesar di alam. Sumber karbon monoksida dapat dibagi menjadi 3 macam
yaitu:
a) Sumber Titik
Karbon monoksida, walaupun dianggap sebagai polutan, telah lama ada di atmosfer
sebagai hasil produk dari aktivitas gunung berapi. Ia larut dalam lahar gunung berapi pada
tekanan yang tinggi di dalam mantel bumi. Kandungan karbon monoksida dalam gas gunung

berapi bervariasi dari < 0,01 % - > 2 % bergantung pada gunung berapi tersebut. Oleh karena
sumber alami karbon monoksida bervariasi dari tahun ke tahun, maka sangat sulit untuk secara
akurat menghitung emisi alami gas tersebut.
CO dapat terbentuk secara alamiah walaupun jumlahnya relatif sedikit. Seperti: gas hasil
kegiatan gunung berapi, proses biologi dll (Anonim, 2008)
Sebagai hasil sampingan kegiatan manusia
Selain itu juga CO berasal dari pembakaran produk-produk alam dan sitesis, termasuk rokok
(Anonim, 2008).
Karbon monoksida dapat juga dihasilkan reaksi oksida gas metana oleh radikal hidroksil dan dari
perombakan/ pembusukan tanaman meskipun tidak sebesar yang dihasilkan pembakaran bensin.
b) Sumber Area
Pada sumber ini gas karbon monoksida dapat berasal dari proses industri. Dimana pabrikpabrik yang terdapat di kawasan industri ini tidak memasang scruber pada cerobong asap pabrik.
Scruber adalah alat yang berfungsi sebagai penyaring sehingga asap yang dilepas pabrik ke
udara, merupakan asap yang sudah melalui penyaringan, dan tidak mengandung gas karbon
monoksida yang berbahaya bagi lingkungan.
c) Sumber Bergerak
Di kota-kota besar, sumber utama penghasil CO adalah kendaraan bermotor seperti
mobil, truk, bus dan sepeda motor karena pembakaran BBM yang tidak sempurna. Karbon
monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam proses pembakaran. Kota besar
yang padat lalu lintasnya akan banyak menghasilkan gas CO sehingga kadar CO dalam udara
relatif tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Secara sederhana pembakaran karbon dalam
minyak bakar terjadi melalui beberapa tahap sebagai berikut :
2C (s) + O2 (g) > 2CO (g)
2CO (g) + O2 (g) > 2CO2 (g)
Reaksi pertama berlangsung sepuluh kali lebih cepat daripada reaksi kedua, oleh karena
itu CO merupakan intermediat pada reaksi pembakaran tersebut dan dapat merupakan produk
akhir jika jumlah O2 tidak cukup untuk melangsungkan reaksi kedua. CO dapat menjadi produk
akhir meskipun jumlah oksigen di dalam campuran pembakaran cukup, hal ini dikarenakan
proses pembakaran antara minyak bakar dan udara tidak tercampur rata. Pencampuran yang tidak
rata antara minyak bakar dengan udara menghasilkan beberapa tempat yang kekurangan oksigen.
Semakin rendah perbandingan antara udara dengan minyak bakar, semakin tinggi jumlah karbon
monoksida yang dihasilkan (Prabu, 2008).
C. Karbon monoksida di atmosfer
Karbon monoksida, walaupun dianggap sebagai polutan, telah lama ada di atmosfer
sebagai hasil produk dari aktivitas gunung berapi. Ia larut dalam lahar gunung berapi pada
tekanan yang tinggi di dalam mantel bumi. Kandungan karbon monoksida dalam gas gunung
berapi bervariasi dari kurang dari 0,01% sampai sebanyak 2% bergantung pada gunung berapi
tersebut. Oleh karena sumber alami karbon monoksida bervariasi dari tahun ke tahun, sangatlah
sulit untuk secara akurat menghitung emisi alami gas tersebut.
Karbon monoksida memiliki efek radiative forcing secara tidak langsung dengan menaikkan
konsentrasi metana dan ozon troposfer melalui reaksi kimia dengan konstituen atmosfer lainnya
(misalnya radikal hidroksil OH-) yang sebenarnya akan melenyapkan metana dan ozon. Dengan
proses alami di atmosfer, karbon monoksida pada akhirnya akan teroksidasi menjadi karbon

dioksida. Konsentrasi karbon monoksida memiliki jangka waktu pendek di atmosfer. CO


antropogenik dari emisi automobil dan industri memberikan kontribusi pada efek rumah
kaca dan pemanasan global. Di daerah perkotaan, karbon monoksida, bersama dengan aldehida,
bereaksi secara fotokimia, meghasilkan radikal peroksi. Radikal peroksi bereaksi
dengan nitrogen oksida dan meningkatkan rasio NO2 terhadap NO, sehingga mengurangi jumlah
NO yang tersedia untuk bereaksi dengan ozon. Karbon monoksida juga merupakan konstituen
dari asap rokok.

Gambar 1 Karbon monoksida global dari MOPITT tahun 2000.


3. Kesimpulan
Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa , tidak mudah larut
dalam air, tidak menyebabkan iritasi, beracun dan berbahaya. Ia terdiri dari satu atom karbon
yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan
kovalen berikatan dan satu ikatan kovalen koordinasi antara karbon dan oksigen.
Salah satu penyebab munculnya Karbon Monoksida adalah dari hasil pembakaran tak sempurna
pada kendaraan bermotor
Untuk mencegah munculnya CO, langkah awal yaitu merawat mesin kendaraan bermotor agar
tetap baik, misalnya melakukan servis yang teratur. Pada saat servis, sebaiknya meminta
mekanik agar kadar CO dalam emisi gas buang selalu memenuhi persyaratan yang ditetapkan
pemerintah.
4. Daftar Pustaka
Ahmad, Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Anonim. 2008. Bahaya Karbon Monoksida. (Online), http://kafemotor.org/2008/01/31/bahayakarbon-monoksida-co/ _ KafeMotor, diakses 19 Februari 2009
Anonim.
2008.
Parameter
Pencemaran
Karbon
Monoksida.
(Online),
http://www.mupeng.com/forum/archive/index.php/t-4583.html : parameter pencemaran udara,
diakses 15 Februari 2009

Haryati. 2007. Pengaruh Sistem Pengapian dan Putaran Emisi Gas BuangCO pada Motor Bensin
Toyota 4 Tak 4 Silinder Type 5K Terhadap Kecepatan. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:
Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang
Prabu.
2008.
Karbon
Monoksida.
(Online),
http://www.infogue.com/viewstory/2008/12/25/karbon_monoksida_co_kesehatan_lingkungan,
diakses 19 Februari 2009
Samsuri. 1982. Kimia Lingkungan. Malang: IKIP Malang
Wikipedia. 2008. Karbon Monoksida. (Online), file:///media/DATA_USER/pp/Karbon
Monoksida, diakses tanggal 15 Februari 2009
Selamat Membaca dan Terima Kasih, Mohon Maaf Bila Ada Kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai