Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FILSAFAT ILMU

HUBUNGAN ILMU PENGETAHUAN DAN AGAMA


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Filsafat

Dosen Pengampu:
NUR KHAMIM, S.Ag., M.Pd.

Disusun oleh:
1. MUHAMMAD ZUKHRUFUS SURUR
2.

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUTTAQWA


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Hubungan Ilmu
Pengetahuan Dan Agama” dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas materi kuliah Pengantar Filsafat.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan dan
kekurangan. Karena itu penulis mohon saran dan kritik dari para pembaca demi sempurnanya
penyusunan makalah. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi para pembaca.

Wassalamualaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang..........................................................................................................................

B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................

C.. Tujuan.........................................................................................................................................

BAB II

Pembahasan

A. Definisi Ilmu..............................................................................................................................

B. Defisini Pengetahuan..................................................................................................................

C. Ilmu Pengetahuan.....................................................................................................................

D. Definisi Agama.........................................................................................................................

E. Hubungan Ilmu Pengetahuan Dan Agama................................................................................

BAB III

Penutup

A. Kesimpulan.....................................................................................................................

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sebelum membahas tentang Hubungan Filsafat Ilmu Pengetahuan dan Agama,


dalam tulisan kali ini terlebih dahulu membahas tentang masing-masing pengertian dari
ilmu pengetahuan dan agama telebih dahulu setelah itu mengkomparasikan antara ilmu
pengetahuan dan agama.
Menurut Endang Saifuddin Anshari (1987), ilmu pengetahuan adalah usaha
pemahaman manusia mengenai kegiatan, struktur, pembagian, hukum kebenaran melalui
riset. Sedangkan menurut The Liang Gie ( 1996) Ilmu pengetahuan adalah rangkaian
aktivitas manusia yang dilaksanakan dengan metode tertentu, yang akhirnya aktivitas
metodis itu menghasilkan pengetahuan ilmiah.
Pengertian agama yang paling umum adalah agar seseorang hidupnya menjadi lurus dan
benar. Agama juga menunjukan kepada jalan untuk mencari keridahan tuhan. Dalam hal
itu ada sesuatu yang dianggap berkuasa, yaitu tuhan. Zat yang memiliki segala yang ada,
yang berkuasa, yang mengatur seluruh alam beserta isinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu ?
2. Apa yang dimaksud dengan pengetahuan ?
3. Apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan ?
4. Apa yang dimaksud dengan Agama?
5. Apa hubungan antara ilmu pengetahuan dan agama ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahua yang dimaksud dengan ilmu.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pengetahuan.
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan.
4. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Agama.
5. Untuk mengetahui hubungan antara ilmu pengetahuan dan agama.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Ilmu

Ilmu itu merupakan salah satu dari sekian pengetahuan,dan kadang-kadang


disebut juga dengan pengetahuan ilmiah (Scientific knowledge) karena metode untuk
memperolehnya dilakukan melalui metode ilmiah.1
Ilmu (science) diartikan sebagai pengetahuan yang didapat secara ilmiah, atau
bisa di sebutkan bagian dari pengetahuan. Jadi, makna kata hakekat ilmu dapat diartikan
sebagai sesuatu yang mendasari atau yang menjadi dasar dari arti atau makna dari ilmu
tersebut. Hakekat Ilmu dapat juga diartikan inti-sari dari ilmu tersebut. Untuk lebih
jelasnya tentang pengertian ilmu, dibawah ini akan kemukakan oleh beberapa ahli filsafat
ilmu.
Menurut The Liang Gie (1996:88), ilmu sebagai pengetahuan, aktivitas, atau
metode merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan. Ilmu merupakan rangkaian
aktivitas manusia yang dilaksanakan dengan metode tertentu yang akhirnya metodis itu
menghasilkan pengetahuan ilmiah. Menurut W. Atmojo (1998:324) ilmu ialah
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode
tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang
(Pengetahuan) itu.
Menurut J.S. Badudu (1996:528), ilmu adalah: pertama, diartikan sebagai
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis; contoh: ilmu agama,
pengetahuan tentang agama, ilmu bahasa pengetahuan tentang hal ikhwal bahasa. Kedua,
ilmu diartikan sebagai “kepandaian” atau “kesaktian”.
Jadi, ilmu (science) merupakan pengetahuan dari proses yang telah memenuhi
persyaratan-persyaratan keilmiahan. Ilmu dalam pengertian di atas adalah pengertian
ilmu dalam konteks ilmu pengetahuan ilmiah.2

B. Definisi Pengetahuan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, pengetahuan berarti


segala sesuatu yg diketahui; kepandaian: atau segala sesuatu yg diketahui berkenaan
dengan hal (mata pelajaran). Adapun pengetahuan menurut beberapa ahli adalah:

1
Prof.Dr.Conny R.Semiawan dkk,Dimensi Kreatif Dalam Filsafat Ilmu,Remadja Karya,Bandung,1998, hlm.45
2
Ahmad Syaeful ,”Filsafat Ilmu” ,diakses dari http://rethno23.blogspot.co.id/2013/ pada 20 Desember pukul
12.24 WIB
Menurut Pudjawidjana , pengetahuan adalah reaksi dari manusia atas
rangsangannya oleh alam sekitar melalui persentuhan melalui objek dengan indera dan
pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan sebuah
objek tertentu.3
Menurut Ngatimin ,pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan-bahan yang
telah dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang mengikat kembali sekumpulan
bahan yang luas dari hal-hal yang terperinci oleh teori, tetapi apa yang diberikan
menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai.
Menurut Notoatmodjo,pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini
setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telingan.
Dari beberapa pengertian pengetahuan di atas dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui yang diperoleh dari persentuhan
panca indera terhadap objek tertentu. Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari
proses melihat, mendengar, merasakan, dan berfikir yang menjadi dasar manusia dan
bersikap dan bertindak. Partanto Pius dalam kamus bahasa indonesia (2001) pengetahuan
dikaitkan dengan segala sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses belajar.

C. Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan itu ialah hasil usaha pemahaman manusia yang disusun dalam
suatu sistem mengenai kenyataan, struktur, pembagian, bagian-bagian dan hokum-hukum
tentang hal ikhwal yang diselidikinya (alam, manusia, dan juga agama) sejauh yang dapat
dijangkau daya pemikiran manusia yang dibantu pengindraanya, yang kebenaranya diuji
secara empiris, riset dan eksperimental.
Menurut Endang Saifuddin Anshari (1987), ilmu pengetahuan adalah usaha
pemahaman manusia mengenai kegiatan, struktur, pembagian, hukum kebenaran melalui
riset. Sedangkan menurut The Liang Gie ( 1996) Ilmu pengetahuan adalah rangkaian
aktivitas manusia yang dilaksanakan dengan metode tertentu, yang akhirnya aktivitas
metodis itu menghasilkan pengetahuan ilmiah.
W.Atmojo mengartikan ilmu pengetahuan adalah pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode- metode tertentu, yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala- gejala tertentu dibidang pengetahuan itu.
Ciri dari sesuatu yang dikategorikan menjadi ilmu pengetahuan adalah karna
sasaran atau bahan yang dijadikan objek penyelidikan suatu ilmu. Sedang objek formal
ialah sedut pandang atau cara pandang mengenai objek material tersebut, sehingga
dengan objek tersebut dapat menjadi ilmu tertentu.

D. Definisi Agama

3
Rifka Putri Kusuma, “Pengertian Filsafat, Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan”,Diakses dari http://filsafat,ilmu
dan pengetahuan dalam Humaniora.blogspot.com pada tanggal 20 Desember 2021 Pukul 13.44
Agama berasal dari bahasa Sankskrit,ada yang berpendapat bahwa kata itu terdiri
dari dua kata,a berarti tidak sedangkan Gam berarti pergi,jadi agama artinya tidak
pergi,Tetap ditempat ,diwariskan turun-temurun.Agama memang mempunyai sifat yang
demikian . pendapat lain mengatakan bahwa Agamaa berarti teks atau kitab suci.
Selanjutnya dikatakan bahwa gam berarti tuntunan. Agama juga mempunyai tuntunan
yaitu kitab suci. Istilah agama dalam bahasa lain bermacam-macam antara lain:
religio,religie,religion dll.4
Religi berasal dari bahasa latin. Menurut suatu pendapat asalnya relegere yang
berarti mengumpulkan. Agama memang kumpulan cara-cara mengabdi kepada Tuhan
dan harus dibaca. Pendapat lain mengatakan ,kata itu berasal dari religare yang berarti
mengikat. Ajaran-ajaran agama memang memiliki sifat mengikat bagi manusia, yakni
mengikat manusia dengan Tuhan.5
J.G. Frazer berpendapat bahwa agama adalah penyembah kepada kekuatan yang
lebih agung,yang dianggap mengatur dan menguasai jalannya alam semesta. Nada yang
agak minor dikemukakan oleh Freud yang menganggap agama adalah bayangan dari rasa
takut atau gagasan yang khayali (the projection of fear or wishful thinking). Menurut
Mehdi Ha’iri Yazdi, agama adalah kepercayaan kepada yang mutlak atau kehendak
mutlak sebagai kepedulian tertinggi.6
Secara etimologi kata “agama” berasal dari bahasa sansekerta yang artinya
“tradisi”. Selanjutnya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama adalah system
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkunganya. Menurut Emile Durkheim agama adalah suatub system yang terpadu yang
terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Selanjutnya
dikemukakan oleh Sutan Takdir Alisyahbana ,agama adalah suatu system kelakukan dan
perhubungan manusia yang pokok pada perhubungan manusia dengan rahasia kekuasaan
dan keajaiban yang tiada terhingga luasnya, dan dengan demikian member arti kepada
hidupnya dan kepada alam semesta yang mengelilinya.
Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa agama adalah suatu system
keyakinan, ibadah dan kepercayaan atau keimanan manusia terhadap kehidupanya,
hubunganya dengan Tuhanya, manusia dengan sesamanya, dan hubunganya dengan
lingkungan sekitarnya atau alamnya.

E. Hubungan Ilmu Pengetahuan Dan Agama


Ilmu pengetahuan telah memberikan kita cinta, harapan, dan kehangatan. Ilmu
pengetahuan membantu menciptakan peralatan dan mempercepat laju kemajuan. Agama
sendiri menetapkan maksut dari upaya manusia dan sekaligus mengarahkan upaya
tersebut. Antara agama dan ilmu pengetahuan tidak ada pertentangan antara keduanya,
justru keduanya saling mengisi.

4
Prof.Dr.Amsal Bakhtiar,M.A.,Filsafat Agama,(Jakarta,Rajagrafindo Persada,2012), hal 35
5
Ibid.
6
Ibid.
Ilmu pengetahuan membawa revolusi lahiriyah (material), sedangkan agama
membawa revolusi bathiniyah (spiritual). Ilmu pengetahuan melatih watak atau
tempramen, sedangkan agama membuat manusia mengalami pembaharuan.
Ilmu pengetahuan dan agama memberikan kekuatan kepada manusia, ilmu
pengetahuan memberikan kepada manusia kekuatan yang terputus, sedangkan agama
memberikan kekuatan pada manusia kekuatan yang berkeseimbagan.
Alqur’an bukanlah kitab sains. Tetapi ia memberikan pengetahuan tentang
prinsip- prinsip sains, yang mana selalu dikaitkan dengan pengetahuan metafisik dan
spiritual. Agama, pada kenyataanya memberikan kehabsahan pada sebuah sains hanya
jika ia secara organik berkaitan dengan pengetahuan tentang tuhan dan tentang dunia ruh.
Oleh karena itu, sains islam memiliki karakter religius dan spiritual. Menurut seorang
ilmuwan muslim yang termasyhur, ibn sina, sebuah sains disebut sains yang sejati jikan
ia menghubungkan pengetahuan tentang dunia dengan pengetahuan tentang prinsip ilahi.
Agama (Alqur’an) lebih banyak dapat dihayati, dipahami, diselami, dan dialami.
Oleh karena itu lebih banyak berbicara kepada manusia yang berilmu pengetahuan yang
luas dan dalam. Agama (Alqur’an) memberi dorongan (motif), pengarahan dan tujuan
kepada ilmu pengetahuan.

Ilmu pengetahuan dan agama memiliki persamaan dan perbedaan.

a. Persamaan
Baik ilmu pengetahuan maupun agama, keduanya bertujuan dengan hal yang sama,
yaitu kebenaran. Ilmu pengetahuan dengan metodenya sendiri, yaitu mencari
kebenaran tentang alam dan termasuk didalamnya manusia. Sedangkan agama,
dengan sendirinyan pula memberikan jawaban atas segala persoalan asai yang
dipertanyakan manusia, baik tentang alam maupun tentang manusia dan tentang
tuhan.

b. Perbedaan
Ilmu pengetahuan mencari kebenaran dengan jalan penyelidikan (riset), pengalaman
(empiris) dan percobaan ( eksperimen) sebagai batu ujian.

Kebenaran ilmu pengetahuan adalah kebenaran positif ( berlaku sampai dengan saat ini).
Sedangkan kebenaran agam bersifat mutlak ( absolut), karena agama adalah wahyu yang
diturunkan oleh dzat yang maha besar, maha mutlak dan maha sempurna. Ilmu
pengetahuan dimulai dengan sikap sanksi atau tidak percaya. sedangkan agama dengan
sikap percaya diri dan iman.

Pada prinsipnya antara ilmu pengetahuan dan agama mempunyai hubungan yang
erat dan saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Dimana keduanya memiliki
kekuatan daya gerak dan refleksi yang berasal dari manusia. Dalam diri manusia terdapat
daya yang mengarahkan ilmu pengetahuan dan agama yang melalui akal fikiran, rasa dan
keyakinan.
Setiap jenis pengetahuan bersesuaian dengan aspek alam tertentu untuk dikaji
secara terpisah. Sesuai dengan konsepsi ilmiahnya tentang alam dan pandangan dunia
reduksionis dan materialistiknya. Dalam islam, kesatuan alam semesta dipandang sebagai
citra kesatuan prinsip ilahi. Tujuan sains islam sendiri adalah untuk memperlihatkan
kesatuan alam semesta, yaitu kesaling hubungan seluruh bagian dan aspeknya. Oleh
karena itu, sains islam berupaya untuk mengkaji semua aspek alam semesta yanng
beraneka ragam dari sudut pandang yang menyatu dan terpadu. Sebagai contoh,
pentingnya aspek matematis alam semesta sangat diakui dalam sains islam.

Alam juga merupakan sumber pengetahuan spiritual dan metafisik karena ia tidak
semata-mata bersifat alamiah. Akan tetapi, juga memiliki aspek supranatural. Dalam
islam, yang alamiah dan yang spiritual saling terkait erat. Realitas sepiritual mewujudkan
dirinya didunia alamiah meski tetap terlepas darinya. Kedua tatanan itu terkait melalui
hubungan vertikal, metafisik.

Menurut Al- Ghazali alam juga disebut sebagai kitab simbol- simbol, semua yang
ada di alam kasat mata ini merupakan simbol sesuatu yang ada di alam yang lebih tinggi.
Seperti halnya yang dipahami secara tradisional dalam islam, simbol merupakan refleksi.
Alam yang lebih yang disimbolkan oleh simbol- simbol alamiah adalah alam spiritual

Hubungan antara ilmu pengetahuan dan agama juga ada hubunganya dengan
filsafat. Filsafat mengkaji tentang kebujaksanaan. Manusia sendiri berusaha untuk
mencari kebijaksanaan, mencari dengan cara yang ilmiah tentang kebenaranya. Akan
tetapi, manusia tidak akan sampai pada derajat kebijaksanaan, karena hanya allah atau
tuhan sajalah yang bersifat bijaksana.

Filsafat sendiri sama halnya dengan agama, sama- sama mengkaji tentang
kebajikan, tentang tuhan, tentang baik buruk, dan lain- lain. Itulah sebabnya maka filsafat
juga mempunyai hubungan yang dekat dengan agama disatu sisi dan ilmu pengetahuan
disisi lain.

Dengan demikian, antara ilmu pengetahuan, filsafat dan agama dapat saling
mengisi dan melengkapi. Sehingga lengkaplah sudah kebutuhan manusia untuk
memahami keberadaan alam, manusia dan tuhan ( Allah SWT).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu (science) merupakan pengetahuan dari proses yang telah memenuhi
persyaratan-persyaratan keilmiahan. W.Atmojo mengartikan ilmu pengetahuan adalah
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-
metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala- gejala tertentu
dibidang pengetahuan itu.
Pada prinsipnya antara ilmu pengetahuan dan agama mempunyai hubungan yang
erat dan saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Dimana keduanya memiliki
kekuatan daya gerak dan refleksi yang berasal dari manusia. Dalam diri manusia terdapat
daya yang mengarahkan ilmu pengetahuan dan agama yang melalui akal fikiran, rasa dan
keyakinan.
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, M. (2005). Filsafat Agama Wisata Pemikiran dan Kepercayaan
Manusia. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada.
Prof. Dr. Conny R.Semiawan, D. P. (1988). Dimensi Kreatif dalam filsafat Ilmu. Bandung:
Remadja Karya Cv Bandung.
Ruang Wacana. (2017, 7 6). Dipetik 9 20, 2017, dari Hubungan filsafat ilmu dan agama:
http://www.ruangwacana.com/2017/07/hubungan-filsafat-ilmu-pengetahuan-dan-agama.html
Syaeful, A. (2014, 10 18). Filsafat Ilmu. Dipetik 09 26, 2017, dari Hakekat Ilmu dalam Filsafat
Ilmu: http://asyaeful18.blogspot.co.id/2014/10/foto.html

Anda mungkin juga menyukai