NIM
: 1725143201
MOMENTUM
Momentum merupakan salah satu besaran yang dimiliki oleh setiap benda yang
bergerak.
Di dalam fisika, dikenal dua macam momentum, yaitu momentum linear (p) dan
momentum angular (L). Pada materi ini hanya akan dibahas momentum linear. Selain
momentum linear akan dibahas juga besaran Impuls gaya (I) dan hukum kekekalan
momentum linear, serta tumbukan.
1. Pengertian Momentum
Istilah momentum yang akan dipelajari pada bab ini adalah momentum linear (p), yang
didefinisikan sebagai berikut : Momentum suatu benda yang bergerak adalah hasil perkalian
antara massa benda dan kecepatannya. Oleh karena itu, setiap benda yang bergerak memiliki
momentum. Secara matematis, momentum linear ditulis sebagai berikut:
p=m.v
p adalah momentum (besaran vektor)
m massa (besaran skalar)
v kecepatan (besaran vektor)
Bila dilihat persaman , arah dari momentum selalu searah dengan arah kecepatannya.
2. Satuan Momentum
Menurut Sistem Internasional (SI) Satuan momentum p = satuan massa x satuan
kecepatan = kg x m/s = kg . m/s. Jadi, satuan momentum dalam SI adalah : kg.m/s
Momentum adalah besaran vektor, oleh karena itu jika ada beberapa vektor
momentum dijumlahkan, harus dijumlahkan secara vektor. Misalkan ada dua buah vektor
momentum p1 dan p2 membentuk sudut , maka jumlah momentum kedua vektor harus
dijumlahkan secara vektor, seperti yang terlihat dari gambar vektor gambar 1. Besar vektor p
dirumuskan sebagai berikut :
Kurva yang menyatakan hubungan antara F dengan t. Luas daerah yang diarsir
menyatakan besarnya Impuls.
Luasan yang diarsir sebesar Fx (t2 t1 ) atau I, yang sama dengan Impuls gaya. Impuls
gaya merupakan besaran vektor, oleh karena itu perhatikan arahnya
IMPLIKASI DAN BIIMPLIKASI
1. IMPLIKASI (=>)
Implikasi adalah pernyataan majemuk yang di sajikan dalam jika .. maka .
Notasi p => q,dibaca jika p maka q.
Catatan: Implikasi baru bernilai salah bila nilai dari pernyataan (q)
setelah kata "maka" bernilai salah. Ini disebabkan pernyataan setelah "maka"
adalah kesimpulan dari kalimat majemuk tersebut.
Perhatikan contoh berikut.
a. p :3+5=8 (benar)
q :8 adalah bilangan genap (benar)
b. p=>q :jika 3+5=8, maka 8 adalah bilangan genap (benar)
p
q
:5>3 (benar)
:5 adalah bilangan genap (salah)
keterkaitan
pernyataan-pernyataan
yang
digabungkan.
Pada
pvq
~(p v q)
~(p v q) p
2. BIIMPLIKASI
Jika dua pernyataan p dan q digabungkan untuk membentuk kalimat majemuk
dengan kata hubung .. jika dan hanya jika ..., maka pernyataan majemuk yang
terbentuk disebut biimplikasi.
Dalam logika matematika, biimplikasi dilambangkan oleh .pq berarti p jika
dan hanya jika q, yaitu jika p maka q dan jika q maka p atau (p=>q) (q=>p). jadi,
p q (p=>q) (q=>p).
Nilai biimplikasi biasa diturunkan sebagai berikut:
p
B
Q
B
p=>q
B
q=>p
B
(p=>q) (q=>p) pq
B
Dari tabel dapat disimpulkan bahwa biimplikasi hanya bernilai benar jika komponenkomponennya mempunyai nilai kebenaran yang sama.
Contoh: Ayah mendapat gaji jika dan hanya jika ayah bekerja.
Pernyataan biimplikasi diatas dibaca sebagai berikut:Jika Ayah mendapat gaji maka
ayah bekerja dan jika ayah telah bekerja maka ayah mendapat gaji.
Ekuivalensi logis
Misalkan p dan q merupakan penyataan-pernyataan tunggal atau majemuk dan
pernyataan implikasi pq merupakan tautologi untuk semua nilai kemungkinan kebenaran
p dan q, maka pq dinamakan ekuivalensi logis atau biimplikasi logis.
Begitu juga pada biimplikasi berbentuk p(x)q(x). Jika p(x) menyebabkan q(x) dan
q(x) menyebabkan p(x), maka biimplikasi p(x)q(x) merupakan ekuivalensi logis atau
biimplikasi logis.
Contoh: Selidikilah apakah bentuk pernyataan majemuk (p v (p q)) p akan merupakan
ekuivalensi logis atau bukan.
P
B
q
B
pq
B
p v (pq)
B
(pv(pq))p
B
p=>q
q
B
~P
S
~q
S
P=>q
B
q=>p
B
~p=>~q
B
~q=>~p
B