Anda di halaman 1dari 7

Serambi Akademica Vol. X, No.

11, pISSN 2337–8085


Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Desember 2022 eISSN 2657- 0998

Nilai Religius Dalam Novel Elena Karya Ellya Ningsih

1
Desi Asmarita
2
Harunnun Rasyid
3
Asriani
1
Mahasiswa FKIP Pend. Bahasa Indonesia Universitas Serambi Mekkah
Email: desiasmarita@gmail.com
2
Dosen FKIP Pend. Bahasa Indonesia Universitas Serambi Mekkah
Email: harunnunrasyid@gmail.com
3
Dosen FKIP Pend. Bahasa Indonesia Universitas Serambi Mekkah
Email: asriani@serambimekkah.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Nilai Religius dalam Novel Elena Karya Ellya Ningsih.
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimanakah nilai religius yang
terdapat dalam Novel Elena karya Ellya Ningsih? Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan nilai religius yang terdapat dalam Novel Elena karya Ellya Ningsih.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data
dalam penelitian ini adalah novel Elena karya Ellya Ningsih. Novel ini terdiri 23 sub
judul dengan jumlah halaman 283 lembar, penerbit Kata Depan, tempat terbit Depok
(Jawa Barat), dan terbitan tahun 2018. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik baca dan catat. Berdasarkan hasil pengolahan dan
analisis data diketahui bahwa nilai religius yang terdapat dalam novel Elena Karya
Ellya Ningsih adalah (1) nilai religius yang berkaitan iman kepada Allah (hubungan
manusia dengan Tuhannya), (2) nilai religius yang berkaitan antara manusia dengan
sesama manusia lainnya, dan (3) nilai religius yang berkaitan manusia dengan
dirinya sendiri.
Kata Kunci: nilai religius dan novel

PENDAHULUAN
Karya sastra merupakan suatu media atau alat untuk menyampaikan suatu
menyampaikan pesan kepada pembaca. Pesan yang disampaikan berupa nilai-nilai
kemanusiaan yang dapat memberikan dalam menjalankan kehidupan. Biasanya, sebuah
karya fiksi ditulis oleh pengarang untuk menawarkan model yang idealkan dalam
kehidupan. Melalui karya fiksi pengarang menerapkan pesan moral, dan tingkah laku para
tokoh, karena pengarang berharap pembaca dapat mengambil hikmah dari pesan-pesan
moral yang ditawarkan dalam cerita tersebut.
Ratna (2010, hlm. 335) menyatakan bahwa “di antara genre sastra, yaitu puisi,
prosa dan drama, genre prosalah, khususnya novel yang dianggap paling dominan dalam
menampilkan unsur-unsur sosial”. Oleh karena itu, novellah yang menyediakan lahan lebih
luas dalam menyampaikan berbagai fakta sosial secara lengkap dan luas. Novel merupakan
karya sastra yang populer dan dikenal di masyarakat sehingga ia menjadi salah satu bacaan
favorit hingga kini.

1465
Desi Asmarita, dkk.

Karya sastra merupakan cerita yang di dalamnya terkandung nilai-nilai yang sangat
bermanfaat bagi kehidupan. Melalui karya sastra pengarang dapat menanamkan nilai-nilai
kehidupan yang sangat berguna bagi kehidupan pembaca. Agar pembaca memperoleh
nilai-nilai yang di maksud oleh pengarang maka pembaca harus memahami pesan-pesan
yang dimaksud oleh pengarang.
Novel merupakan sebuah karya sastra yang dibangun dengan berbagai unsur.
Unsur-unsur terebut sengaja dipadukan oleh pengarang guna dibuat semirip mungkin
dengan dunia nyata dengan menyuguhkan berbagai peristiwa dan konflik di dalamnya,
sehingga tampak peristiwa itu benar-benar terjadi.
Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang banyak mengandung nilai-
nilai. Nilai-nilai tersebut mengungkapkan perbuatan yang dibolehkan, dipuji, dicela dan
pandangan hidup yang boleh dianut dan dijauhi serta hal-hal apa saja yang dijunjung
tinggi.
Novel Elena karya Ellya Ningsih merupakan sebuah novel yang mengangkat cerita
tentang sosok Elena yang merupakan ibu yang sangat baik di mata anaknya. Elena
mempunyai anak tiri bernama Maryam berusia lima tahun dari pernikahan pertama
suaminya yang bernama Ibnu. Sebenarnya Elena menikah dengan Ibnu tanpa rasa cinta
sedikitpun. Sebenarnya Elena punya kekasih hati yang sangat dicintainya bernama
Eugene. Eugene adalah pria berkebangsaan Kanada.
Walaupun sudah lama menikah tetapi Elena tak kunjung mencintai Ibnu suaminya.
Kesolehan dan kesabaran Ibnu masih belum menyentuh kalbunya. Mereka tetap
berhubungan diam-diam sampai akhirnya keduanya terjebak dalam zina yang sempurna.
Elena resah dan gelisah jika janin yang dikandungnya merupakan buah hati ia dengan
Eugene. Ia tak kuasa membayangkannya. Ketakutan Elena kini menjadi kenyataan. Bayi
mungil tersebut memiliki mata cokelat kebiruan. Langit terasa runtuh.
Kajian tentang religiusitas dalam kesusasteraan sebenarnya telah banyak dilakukan,
tetapi kajian ini sering keliru dalam memformulasikan pengertian religiusitas. Kekeliruan
yang paling mendasar adalah religiusitas sering dianggap sebagai representasi sikap yang
menentang agama, padahal religiusitas sangat koheren dengan agama. Keduanya sama-
sama berorientasi pada tindakan penghayatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Nilai
religius yang terdapat dalam novel Elena ini sangat penting untuk diteliti, karena
diharapkan dapat menambah lagi ketakwaan dan keimanan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.

KAJIAN TEORI
Novel berasa dari bahasa Italia novella, dalam bahasa Jerman novelle dan dalam
bahasa Inggris novel, yang secara harfiah berarti sebuah barang baru yang kecil. Wiyatmi
(2009, hlm. 28) menjelaskan novel sebagai bagian dari karya sastra berbentuk narasi yang
isinya merupakan suatu kisah sejarah atau sebuah deretan peristiwa.
Nurgiyantoro (2010, hlm.7) menjelaskan novel merupakan karya sastra yang bersifat
realistis dan mengandung nilai psikologi yang mendalam, sehingga ia dapat berkembang
melalui sejarah, surat-surat, bentuk-bentuk non fiksi maupun dokumen. Novel dapat juga
disebut sebagai karya sastra yang utuh karena mengandung pesan-pesan yang bermanfaat
bagi manusia. Pembaca novel pada umumnya akan menemukan hal-hal yang baru,
masalah umum kehidupan yang bisa menjadi atau menambah pengalaman jiwa
pembacanya. Selain itu, dalam novel mengandung nilai-nilai kehidupan yang sederhana
dan mudah dicerna oleh masyarakat pembacanya.

1466
Serambi Akademica Vol. X, No. 11, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Desember 2022 eISSN 2657- 0998

Sudjiman (1998, hlm. 53) menyatakan novel merupakan prosa rekaan yang
menyuguhkan tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa serta latar secara tersusun.
Sebagai karya imajinatif, novel mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang
mendalam dan menyajikannya secara halus. Novel bukan hanya sebagai media hiburan
saja, akan tetapi sebagai karya seni yang mempelajari serta menyuguhkan segi-segi
kehidupan yang terkandung nilai-nilai baik buruk (moral) dalam kehidupan.
Lebih lanjut Sayuti (2000, hlm. 7) mengatagorikan novel dalam bentuk karya fiksi
yang bersifat formal. Bagi pembaca, pengkategorikan ini diharapkan dapat menyadarkan
pembaca bahwa sebuah fiksi apapun bentuknya diciptakan oleh pengarang dengan maksud
dan tujuan tertentu. Pengarang mengharapkan pembaca dapat mengapresiasi sastra lebih
baik lagi. Misalnya, novel yang menurut pembaca sulit dipahami, bukan berarti benar
novel tersebut benar-benar sulit.
Sebagian besar pembaca, membaca sebuah novel hanya untuk menikmati cerita yang
disajikan pengarang. Pembaca tersebut hanya akan mendapatkan kesan secara umum saja
dan bagian-bagian tertentu saja yang menarik. Sementara itu, Supinah dan Senendar (1993,
hlm. 2) mengatakan bahwa “hasil kehidupan jiwa yang menjelma dalam tulisan atau
bahasa tulis yang menggambarkan atau mencerminkan peristiwa kehidupan masyarakat
atau anggota-anggota masyarakat”. Ini berarti sastra adalah hasil rekaman kehidupan
manusia yang didokumentasikan dengan tulisan. Cerminan kehidupan sehari-hari direkam
melalui tulisan sehingga akan menjadi pengalaman tersendiri bagi yang membacanya.
Sastra yang penuh dengan dilematika problem kehidupan baik dari hasil pengalaman
maupun rekaan akan membuat pembacanya merasakan kesan tersendiri apalagi kalau
dibalut dengan konflik dan diksi yang bagus.
Lebih lanjut, Supinah dan Sunendar (1993, hlm. 154) menyatakan juga bahwa
novel adalah cerita yang berbentuk prosa dalam ukuran yang luas, yang menguraikan
peristiwa kehidupan seseorang yang luar biasa, dan berakhir dengan perubahan nasib
kehidupan pelakunya. Novel memiliki daya tarik tersendiri bagi pembaca karena
mengandung nilai-nilai di dalamnya.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa novel adalah sebuah cerita
fiktif yang melukiskan kehidupan para tokoh melalui berbagai peristiwa yang dialami oleh
tokoh cerita. Cerita yang disuguhkan bukan bersifat khayalan semata, tetapi imajinasi yang
direfleksikan berdasarkan realistas dan fenomena yang dilihat dan dirasakan dalam
kehidupan.
Sebuah karya sastra, selain merupakan hasil pengalaman batin dan pengalaman
estetik, juga sebagai ekspresi diri penulisnya. Salah satu dari sekian ekspresi yang
dituangkan dalam karya sastra berupa pengalaman yang berhubungan dengan unsur
religiusitas. Mangunwijaya (1982, hlm. 11) menyatakan bahwa “kehadiran unsur religius
dan keagamaan dalam sastra adalah suatu keberadaan sastra itu sendiri. Bahkan, sastra
tumbuh dari sesuatu yang religius, karena pada awal mula segala sastra adalah religius.”
Oleh karena itulah, sastra dapat mempengaruhi sikap dan tingkah laku para pembacanya
untuk bersikap serius.
Nilai religius adalah perilaku seseorang yang sesuai dengan ajaran agama,
penghayatan yang terus menerus dilakukan manusia, norma yang diyakini melalui
perasaan batin yang ada hubungannya dengan Tuhan, perasaan takut, dan mengakui
kebesaran Tuhan, tunduk, taat, dan penyerahan diri kepada Yang Maha Kuasa
(Nurgiyantoro, 2010, hlm. 27).

1467
Desi Asmarita, dkk.

Dengan nilai religius yang terdapat dalam novel, pembaca dapat mengambil
hikmah dan pelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena religi
suatu kesadaran yang mendalam di lubuk hati manusia atau human nature. Religi bukan
hanya menyangkut kehidupan secara lahiriah saja akan tetapi menyangkut keseluruhan diri
manusia secara total dan integritasnya dengan Tuhan Yang Maha Esa (Rosyadi, 1995, hlm.
90).
Diangkatnya aspek religius dalam novel agar pembaca dapat mengambil hikmah
terutama ketika membaca novel yang banyak mengandung nilai religinya. Novel yang
mengandung unsur religi akan menuntun pembacanya secara batiniah mendekatkan diri
dengan Sang Pencipta melalui kegiatan-kegiatan keagamaan. Selain itu, kadang-kadang
ada juga pembaca yang ‘hijrah’ secara batiniah setelah membaca novel tersebut.
Hadirnya nilai religius bertujuan untuk mendidik manusia agar lebih baik menurut
tuntunan agama dan selalu mengingat Tuhan. Nilai religius yang terkandung dalam karya
sastra bertujuan agar penikmat karya tersebut mendapat renungan-renungan batin dalam
kehidupan yang bersumber pada nilai-nilai agama. Nilai-nilai tersebut dalam karya sastra
(novel) bersifat individual dan personal.
Selanjutnya Jauhari (2010, hlm. 27) menyatakan “nilai religius adalah perilaku
seseorang yang sesuai dengan ajaran agama, penghayatan yang terus-menerus dilakukan
oleh manusia, norma yang diyakini melalui perasaan batin yang ada hubungannya dengan
Tuhan, perasaan takut, dan mengakui kebesaran Tuhan, tunduk, taat, dan penyerahan diri
kepada Yang Maha Kuasa”.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai religius adalah nilai
yang berdasarkan pada perilaku seseorang yang sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
Lebih lanjut Jauhari menyebutkan ada tiga aspek nilai religius yang terkandung dalam
karya sastra, yaitu keimanan (tauhid), norma kehidupan (fikih), dan sikap perilaku (akhlak)
(Jauhari, 2010, hlm. 36).

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Penerapan metode kualitatif ini bersifat deskriptif yang berarti dilakukan dengan cara
mendeskripsikan fakta-fakta dan data yang dihasilkan berupa angka-angka dalam bentuk
kutipan-kutipan.
Sumber data adalah subjek penelitian dari mana data diperoleh (Siswantoro, 2005,
hlm. 63). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel Elena karya Ellya
Ningsih. Novel tersebut terdiri 23 sub judul dengan jumlah halaman 283 lembar, penerbit
Kata Depan, tempat terbit Depok (Jawa Barat), dan terbitan tahun 2018.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
teknik baca dan catat. Teknik membaca dilakukan dengan membaca novel Elena karya
Ellya Ningsih. Pada mulanya dilakukan pembacaan secara keseluruhan terhadap novel
tersebut dengan tujuan untuk mengetahui identifikasi secara umum. Setelah itu dilakukan
pembacaan secara cermat dan menginterpretasikan nilai religius dalam novel tersebut.
Setelah membaca cermat dilakukan pencatatan data. Langkah selanjutnya adalah
pencatatan yang dilakukan dengan mencatat kutipan teks secara langsung dari novel yang
diteliti.
Setelah data hasil penelitian diperoleh, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan
teknik kualitataif agar memberikan kejelasan sejelas-jelasnya dalam bentuk deskripsi
tentang nilai-nilai yang terdapat dalam novel Elena karya Ellya Ningsih. Adapun langkah
pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1468
Serambi Akademica Vol. X, No. 11, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Desember 2022 eISSN 2657- 0998

1) Membaca dengan teliti novel Elena karya Ellya Ningsih.


2) Menandai teks yang terkandung nilai religius dan menganalisis nilai-nilai yang
terdapat dalam novel tersebut.
3) Mendeskripsikan nilai-nilai religius yang terdapat dalam novel tersebut.
4) Merumuskan hasil penelitian.
5) Menarik simpulan

HASIL PENELITIAN
Pada bagian ini akan dideskripsikan nilai religius yang terkandung dalam novel Elena
karya Ellya Ningsih.

(1) Hubungan manusia dengan Tuhannya


Novel Elena karya Ellya Ningsih memiliki nilai religius yang berhubungan keimanan
terhadap Allah. Hal ini ditandai adanya referensi atau penyapaan kata Tuhan,-Mu, dan
Rabb dengan menggunakan huruf kapital yang merujuk kata ganti untuk Allah Swt.
Berikut ini merupakan nilai religius yang terkandung dalam novel Elena karya Ellya
Ningsih.
Kami menemukan Elena dalam keadaan terluka jiwa dan raga. Kami membawanya
kemari, mencoba mendekatkannya lagi pada agamanya. Di tempat ini, ia mulai
belajar mengenal dan mencintai Rabb-Nya dengan berusaha mematuhi aturan-
aturan yang tertulis dalam Al-quran dan hadis. Dan, salah satu aturan yang harus
ia taati adalah tidak berzina dan juga tidak menikah dengan yang tidak seagama.
Itulah mengapa aku mengatakan, kau tidak akan sanggup bersaing dengan Rabb-
Nya, “ papar Abah panjang lebar (Ningsih, hlm. 60).
Berdasarkan kutipan teks di atas dapat dilihat tokoh Elena merupakan seorang tokoh
yang rapuh dan menderita lahir batin. Beruntung tokoh berjumpa dengan Abah, seorang
imam yang tinggal di Kanada selama sepuluh tahun. Akhirnya berkat didikan Abah dan
istrinya tokoh Elena belajar dan mendalami ilmu agama yang selama ini diabaikannya. Ia
mulai menjalankan perintah dan menjauhi larangan dalam agamanya. Kesalahan yang
telah dilakukan di masa lalu disesalinya dengan bertaubat.

(2) Hubungan manusia dengan sesama manusia


Dalam novel Elena ini juga memuat nilai religius yang berkaitan hubungan manusia
dengan sesama manusia. Hal ini dapat dilihat berdasarkan penjabaran berikut ini.
Elena masih memeluk Al di dalam taksi, seolah takut kehilangan anak itu. Meski
Eugene bukan sosok yang kasar, entah bagaimana Elena khawatir laki-laki itu
akan nekat merebut paksa Al darinya, Elena tak sanggup membayangkan harus
berpisah dari buah hati, belahan jantungnya. (Ningsih, hlm. 9).
Berdasarkan kutipan teks di atas terlihat bahwa betapa sayangnya Elena terhadap
Al anak semata wayangnya dengan lelaki pujaan hatinya. Ia sepertinya takut akan
kehilangan buah hatinya tersebut. Ia tak ingin Al jauh darinya. Dengan hadirnya Eugene
dihadapannya membuatnya semakin takut dan ia tidak sanggup membayangkan kalau
harus berpisah dengan belahan hatinya tersebut. Ia tidak bisa hidup tanpa Al di sisinya.

(3) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri


Nilai religius hubungan manusia dengan dirinya sendiri tampak pada bagian-bagian
pertengahan cerita hingga akhir cerita yang menyatakan kesadaran tokoh Elena akan
1469
Desi Asmarita, dkk.

dirinya sebagai manusia biasa dan tiada daya dirinya tanpa kuasa Tuhan, tokoh menerima
takdir yang telah Allah gariskan terhadap dirinya dan terus bertawakal di jalan Allah,
tokoh terus memperbaiki diri dengan terus beribadah mencari amalan atau pahala sebagai
bekal di akhirat, tokoh ingin memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan di masa lalunya
dengan bertaubat sungguh-sunguh.
Di tempat ini, ia mulai belajar mengenal dan mencintai Rabb-nya dengan
berusaha mematuhi aturan-aturan yang tertulis dalam Al-quran dan hadis. Dan,
salah satu yang harus ia taati adalah tidak berzina dan tidak menikah dengan yang
tidak seagama.
Berdasarkan penggalan teks di atas dapat dilihat bahwa Elena sudah berdamai
dengan keadaan. Ia sudah mulai belajar unutk mengenal dan mencintai Allah sebagai Dzat
yang menciptaikan dirinya dan alam semesta ini. Ia sudah mulai belajar untuk mematuhi
ajaran agama dengan berusaha menjalankan segala perintah dan menjauhi semua yang
dilarang Allah. Dan ia telah bertekad untuk menjauhkan diri dari zina masa lalu yang telah
disesalinya dan tidak bisa menikah dengan pria yang tidak seiman dengannya.

PEMBAHASAN
Wujud nilai religius yang terkandung dalam novel Elena karya Ellya Ningsih
bervariasi. Hal ini terlihat beberapa nilai religius yang dijumpai yakni, nilai religius yang
berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan dirinya dan
hubungan manusia dengan manusia lainnya. Hubungan manusia denagn Tuhan terlihat
pada pertengahan dan akhir cerita yang menyatakan penyesalan yang dialami tokoh akan
kesadaran sebagai manusia biasa, tokoh menerima takdir atau cobaan yang hadir dalam
hidupnya dan terus bertawakal di jalan Tuhan, tokoh terus beribadah mencari amal untuk
bekalnya di akhiran sebagai bentuk penyesalan yang dilakukan di masa lalunya. Hubungan
manusia dengan manusia dideskripsikan dengan cara tokoh mengatakan kepada tokoh lain
bahwa ia telah siap menghadapi hidup ini dengan segala konsekuensi yang didapat akibat
kesalahannya di masa lalu.
Hubungan manusia dengan dirinya terlihat saat tokoh lain mengatakan tokoh tidak
boleh dekat dengan zina dan tidak boleh menikah dengan lelaki yang tidak seiman. Tokoh
juga memantapkan hati untuk menutup auratnya. Demi menjalani kehidupan yang lebih
baik lagi.

SIMPULAN
Nilai religius (ketakwaan) tokoh terhadap Tuhan yang terdapat dalam novel Elena
karya Ellya Ningsih yakni, salat, berdoa kepada Allah, tawakkal, dan keyakinan tokoh
terhadap ketetapan Allah Swt. Novel ini mengajak pembaca untuk bertakwa kepada Allah
dalam menjalani kehidupan. Nilai ketaatan manusia sesama manusia dalam novel ini
terlihat hubungan dalam keluarga yang terdiri dari berbakti terhadap orang tua dan
menyayangi keluarga. Hubungan manusia dengan sesama manusia dengan menyebarkan
kasih sayang sesama manusia dan tolong-menolong dalam kebaikan. Nilai ketaatan
manusia terhadap diri sendiri yakni dengan memelihara kehormatan diri, sabar, tawakal,
jujur dan menunaikan amanah.
Bagi pembaca, isi cerita (nilai religius) yang terkandung dalam novel ini dapat
dijadikan sebagai bahan perenungan dan menambah wawasan bagi pembaca. Bagi penulis,
dapat menambah wawasan dan renungan bahwa dalam menjalani hidup tidak perlu
berputus asa pada keadaan. bagi peneliti berikut, dapat melakukan penelitian yang serupa
atau melengkapi penelitian ini dengan judul yang berbeda.
1470
Serambi Akademica Vol. X, No. 11, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Desember 2022 eISSN 2657- 0998

DAFTAR PUSTAKA
Atmosuwito, S. (1989). Perihal Sastra dan Religiusitas dalam Sastra. Bandung: Sinar
Baru.
Esten, M. (2013). Sastra Indonesia dan Tradisi Subkultur. Bandung: Angkasa.
Gunawan, H. (2018). Pendidikan Karakter: Konsep dan Implimentasi. Bandung: Alfabeta.
Mangunwijaya, Y. B. (1982). Sastra dan Religiositas. Jakarta: Sinar Harapan.
Marhiyanto, B. (1999). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini. Surabaya: Terbit
Terang.
Ningsih, E. (2018). Elena. Jawa Barat: Kata Depan.
Nurgiyantoro, B. (2010). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press..
Rosyadi. (1995). Nilai-nilai Budaya dalam Naskah Nusantara. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Sayuti, A. S. (2000). Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Cantrik Pustaka.
Sudjiman, P. (1998). Bunga Rampai Stilistika. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Siswantoro. (2005). Metode Penelitian Sastra Analisis Psikologis. Surakarta: UMY Press.
Soelaeman, M. (2005). Ilmu Budaya Dasar: Suatau Pengantar. Bandung: Refika Aditama.
Waluyo, H. J. (2002). Drama: Teori dan Pengajarannya. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Wiyatmi. (2009). Pengantar Kajian Sastra. Bandung: Pustaka Ilmu.

1471

Anda mungkin juga menyukai