Anda di halaman 1dari 4

BAB I

A. LATAR BELAKANG
Mahabharata berasal dari kata “Maha” yang artinya besar dan kata “
Bharata” yang artinya bangsa Bharata. Pujangga Panini menyebut Mahabharata
sebagai kisah pertempuran besar bangsa bharata. Mahabharata merupakan kisah
kilas balik yang dituturkan oleh Rsi Wesampayana. Dikisahkan Pandawa yang
memenangkan pertempuran melawan Kurawa. Mahabharata merupakan kisah kilas
balik yang dituturkan oleh Resi Wesampayana untuk Maharaja Janamejaya yang
gagal mengadakan upacara korban ular. Sesuai dengan permohonan Janamejaya,
kisah tersebut merupakan kisah raja-raja besar yang berada di garis keturunan
Maharaja Yayati, Bharata, dan Kuru, yang tak lain merupakan kakek moyang
Maharaja Janamejaya. Kemudian Kuru menurunkan raja-raja Hastinapura yang
menjadi tokoh utama Mahabharata. Mereka adalahSantanu, Chitrāngada,
Wicitrawirya, Dretarastra, Pandu, Yudistira, Parikesit dan Janamejaya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kisah Drupadi yang dilucuti pakaiannya oleh Duryodana?
2. Nilai apa sajakah yang terkandung dalam video pelecehan Drupadi?
3. Bagaimana pengaruh kisah Drupadi ini , terutama dalam video diatas untuk
kehidupan sehari hari?

C. METODE PENULISAN
Adapun metode yang digunakan dalam metode penulisan ini adalah metode
observasi.

D. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui kisah Drupadi yang dilucuti pakaiannya oleh Duryodana
dalam kisah Mahabrata

2. Untuk mengetahui nilai yang terkandung dalam video pelecehan Drupadi dalam
kisah Mahabrata

3. Agar dapat menerapkan nilai-nilai yang patut dicontohkan dalam kehidupan


sehari - hari
BAB II
A. ISI RINGKASAN VIDEO
Setelah menghadiri upacara Rajasuya, Duryodana merasa iri kepada
Yudistira yang memiliki harta berlimpah dan istana yang megah. Melihat
keponakannya termenung, muncul gagasan jahat dari Sangkuni. Ia menyuruh
keponakannya, Duryodana, agar mengundang Yudistira main dadu dengan taruhan
harta, istana, dan kerajaan di Indraprastha. Duryodana menerima usul tersebut
karena yakin pamannya, Sangkuni, merupakan ahlinya permainan dadu dan
harapan untuk merebut kekayaan Yudistira ada di tangan pamannya. Duryodana
menghasut ayahnya, Dretarastra, agar mengizinkannya bermain dadu. Yudistira
yang juga suka main dadu, tidak menolak untuk diundang.
Yudistira mempertaruhkan harta, istana, dan kerajaannya setelah dihasut
oleh Duryodana dan Sangkuni. Karena tidak memiliki apa-apa lagi untuk
dipertaruhkan, maka ia mempertaruhkan saudara-saudaranya, termasuk istrinya,
Dropadi. Akhirnya Yudistira kalah dan Dropadi diminta untuk hadir di arena judi
karena sudah menjadi milik Duryodana. Duryodana mengutus para pengawalnya
untuk menjemput Dropadi, namun Dropadi menolak. Setelah gagal, Duryodana
menyuruh Dursasana, adiknya, untuk menjemput Dropadi. Dropadi yang menolak
untuk datang, diseret oleh Dursasana yang tidak memiliki rasa kemanusiaan.
Rambutnya ditarik sampai ke arena judi, tempat suami dan para iparnya
berkumpul. Karena sudah kalah, Yudistira dan seluruh adiknya diminta untuk
menanggalkan bajunya, namun Dropadi menolak. Dursasana yang berwatak kasar,
menarik kain yang dipakai Dropadi, namun kain tersebut terulur-ulur terus dan tak
habis-habis karena mendapat kekuatan gaib dari Sri Kresna yang melihat Dropadi
dalam bahaya. Pertolongan Sri Kresna disebabkan karena perbuatan Dropadi yang
membalut luka Sri Kresna pada saat upacara Rajasuya di Indraprastha.

B. NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG


 Sabha Parwa
Berjudi merupakan suatu hal yang tidak baik untuk dilakukan, dalam
perjudian hanya akan menyebabkan kesengsaraan. Makna ini dapat dilihat
dari Yudhistira yang kehilangan seluruh harta benda yang dimilikinya
termasuk saudara-saudara dan istrinya ketika semua yang dipertaruhkan
kalah dalam permainan dadu.

 Kitab Sabhaparwa yang berisi kisah pertemuan Pandawa dan Korawa di


sebuah balairung untuk main judi, atas rencana Duryodana. Dropadi, istri
Pandawa, Dursasana, dihapus gaun nya, Krishna diselamatkan dengan
memberikan lapisan gaun . Karena usaha licik Sangkuni, permainan
dimenangkan selama dua kali oleh Korawa sehingga sesuai perjanjian,
Pandawa harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun dan setelah itu
melalui masa penyamaran selama 1 tahun.

 Nilai Kesetiaan / Satya :


1. Satya Wacana artinya setia atau jujur dalam berkata-kata, tidak
berdusta, tidak mengucapkan kata-kata yang tidak sopan.
2. Satya Hredaya, artinya setia akan kata hati, berpendirian teguh dan tak
terombang-ambing, dalam menegakkan kebenaran
3. Satya Laksana, artinya setia dan jujur mengakui dan bertanggung
jawab terhadap apa yang pernah diperbuat.
4. Satya Mitra, artinya setia kepada teman/sahabat.
5. Satya Semaya, artinya setia kepada janji.

 Nilai Yajna / Koban Suci dan Keiklasan


macam-macam yajna dijelaskan dalam cerita Mahaharata, ada yajna
berbentuk benda, yajna dengan tapa, yoga, yajna mempelajari kitab suci
,yajna ilmu pengetahuan, yajna untuk kebahagiaan orang tua. Korban suci
dan keiklasan yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud tidak
mementingkan diri sendiri dan menggalang kebahagiaan bersama adalah
pelaksanaan ajaran dharma yang tertinggi (yajnam sanatanam).

C. PESAN & KESAN YANG TERDAPAT DALAM KISAH INI

Pesan moral yang dapat diambil agar selalu berhati-hati dalam bersikap.
Kedudukan seseorang tidak menjamin tabiatnya menjadi baik. Tengoklah
para Kurawa yang tega berbuat jahat pada sepupunya sendiri.

Kesannya sebagai pelajaran hidup adalah betapa pun beratnya ujian


menjalankan kebaikan, kebajikan, kebenaran dan dharma, suatu saat akan
memetik buah manisnya meski harus mempertaruhkan nyawa.
Sebaliknya, sifat keangkuhan, kerakusan, ketamakan, iri dengki, jahat,
menghalalkan segala cara demi ambisinya dengan politik busuk nan keji,
maka suatu ketika akan menemui kehancuran. Maka, dalam setiap hidup
kita, mari kita mengabdikan diri dan hidup ini untuk berbuat kebaikan dan
kebenaran.
Tugas Agama Hindu

Nama Kelompok :
Vania Meylita Dewi (1904551438)
Kadek Dinda Maharani Sedana Putri (1904551439)
Ida Ayu Made Anggarwangi Mahadewi (1904551441)

Fakultas Hukum
Universitas Udayana
2019

Anda mungkin juga menyukai