Anda di halaman 1dari 6

Kaitan Yadnya pada Kisah Mahabharata dan Kehidupan Masa Kini

• Mahabrata merupakan salah satu bagian dari Weda Smerti kelompok


Upaweda, yaitu pada golongan Itihasa.
• Mahabrata ditulis oleh Bhagawan Byasa / Kresna Dwipayana dan
terdiri dari 18 parwa.
• Kisah Mahabrata ini sangat banyak mengandung ajaran-ajaran luhur
termasuk tentang yadnya didalamnya. Di Indonesia, muncul banyak
karya sastra yang bersumber dari ke delapan belas parwa tersebut.
antara lain berbagai kitab dan kekawin. Bahkan, dari kisah Mahabrata
ini mampu memunculkan 2 kitab suci yaitu Sarasamuscaya dan
Bhagawadgita.
Mahabharata terdiri dari 18 Parwa :
• Adi Parwa • Sauptikaparwa
• Sabhaparwa • Striparwa
• Wanaparwa • Santiparwa
• Wirataparwa • Anusasanaparwa
• Udyogaparwa • Aswamedhikapara
• Bhismaparwa • Asramawasikaparwa
• Dronaparwa • Mosalaparwa
• Karnaparwa • Mahaprastanikaparwa
• Salyaparwa • Swargarohanaparwa
Nilai-nilai yang direnungkan dalam kehidupan dewasa ini:

1. Nilai Dharma (kebenaran hakiki)


2. Nilai kesetiaan (satya)
3. Nilai Pendidikan
4. Nilai yajna (koban suci dan keiklasan)
Perbedaan Proses Yadnya Pada Masa Mahabharata (masa lalu) dan
Masa Kini
• Upacara Pemakaman (ngaben) :
- Di India upacara ngaben dilakukan dengan sangat sederhana. Yaitu dengan cara menyiramkan air kepada jenazah yang
sudah dibungkus oleh kain kasa dan kemudian dibakar. Setelah dibakar abu dari jenazah tersebut akan dihanyutkan
di sungai.
- Sedangkan upacara ngaben di Bali membutuhkan banten yang banyak. Dan biasanya dilakukan di pemakaman. Yang
kemudian abunya diletakkan pada mrajan rong telu.
• Upacara Pernikahan
- Di India tangan dan kaki pengantin wanita dan seluruh anggota keluarga terdekatnya akan dihias oleh seniman henna
profesional. Henna dipercaya bisa meningkatkan kecantikan pengantin wanita. Upacara ini biasanya dilaksanakan sehari sebelum
pernikahan. Juga dilaksanakan upacara pemujaan Ganesh Puja. Sebelum pesta dimulai, Ganesh Puja dilakukan
untuk keberuntungan. Hal ini penting karena Ganesh adalah dewa penghancur segala hambatan. Upacara ini
biasanya melibatkan anggota keluarga inti kedua mempelai.
- Sedangkan di Bali mencari hari baik/ medewasa ayu. Mencari hari baik (dewasa) biasanya dilakukan oleh pihak
pengantin pria, dengan cara minta petunjuk kepada seorang sulinggih atau seseorang yang sudah biasa
memberikan dewasa (nibakang padewasaan). Adapun dewasa yang diminta biasanya berurutan sesuai
dengan acara-acara dalam pelaksanaan upacara perkawinan, antara lain: dewasa pangenten
(pemberitahuan), dewasa mererasan (meminang/mapadik), dewasa penjemputan calon pengantin wanita dan dewasa
pawiwahan.
- Serta dilakukan Acara memadik menggunakan upakara. Adapun upakara yang dibawa pada waktu memadik (meminang), antara
lain:
- Pejati, sebagai upakara pesaksi untuk dihaturkan di pemerajan calon pengantin perempuan.
- Canang pangraos, ditambah dengan segehan putih kuning asoroh.
- Pagemelan (rarapan)
Persamaan Proses Yadnya Pada Masa
Mahabharata (masa lalu) dan Masa Kini :
• Pemakaman (ngaben)
- Upacara ngaben yang dilakukan di India dan di Bali memiliki
persamaan yaitu, sama-sama dilakukan pembakaran
terhadap jenazahnya.
• Upacara Pernikahan
- Upacara pernikahan di India dan di Bali sama-sama melakukan
pertemuan keluarga antara pengantin pria dan wanita.

Anda mungkin juga menyukai