Anda di halaman 1dari 3

TUGAS ESSAY

KHITAN DALAM ISLAM

Nama : Putu Demas Ardina Merta


Nim : 018.06.0060
Kelas :B
Dosen : Munawir Sazali, S.H.I.., M.H.I.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2019/2020
KHITAN DALAM ISLAM

Khitan atau dalam bahasa Arab adalah Khatnun yang artinya memotong
bagian depan. Menurut istilah Khitan yaitu memotong kulup (kulit bagian depan
kelamin laki-laki) yang kulup tersebut merupakan tutup kepala zakar supaya
kelamin laki-laki tidak mudah terpapar kotoran sisa air seni yang menempel di
kelamin dalam itu.
Ada beberapa arti dari kata khitan. Khitan ini menurut bahasa berasal dari
bahasa Arab, dari kata kerja ( َ‫ َختَن‬ ) yang artinya memotong sesuatu. Adapun
menurut bahasa Latinya : Khitan – Circumsio. Ibnu Faris berpendapat bahwa
khitan  berasal dari kata  ” khatana” yang artinya ” memotong ” . Arti lainya
adalah khatan, yaitu jalinan persaudaraan, bagi perempuan ada yang
mengistilahkan khifadh. Kata khitan berasal dari bahasa Arab al- khitanu  yang
berarti memotong kulup ( kulit )  yang menutupi ujung penis. Ada pula yang
berpendapat, bahwa istilah khitan berlaku   baik bagi laki – laki maupun
perempuan. Makna asli kata khitan dalam bahasa Arab adalah bagian kemaluan
laki – laki atau perempuan yang dipotong.
Mengenai hukum khitan, ada beberapa pendapat dari para ulama
fiqih.Apakah khitan itu khusus untuk laki – laki, atau juga untuk kaum wanita.
Dalam hal ini mazhab Syafi’i mengatakan: Khitan itu wajib bagi laki – laki dan
wanita. Muslimin dan muslimat. Adapun mazhab lain seperti Mazhab Maliki dan
Mazhab Hanafi berpendapat tidak wajib. Untuk lebih jelasnya maka hukum khitan
itu ada 3 pendapat :
1. Sebagian berpendapat: khitan itu wajib hanya untuk laki – laki saja, kaum
wanita tidak wajib.
2. Sebagian berpendapat ; khitan itu wajib baik untuk laki – laki maupun kaum
wanita
3. Sebagian berpendapat : khitan tidak wajib.Hukum khitan hanyalah sunat, baik
untuk laki – laki maupun wanita.
Syeikh al-Qardhawi berkata, di antara fiqh almaqosyid (kebaikan) khitan lelaki
adalah :
1. mencegah kotoran dan tempat pembiakan kuman pada zakar
2. terhindarnya zakar dari terkena penyakit kelamin seperti sifilis
3. quluf atau foreskin zakar akan mudah mengalami radang atau melecet
4. zakar akan kurang risiko kepada penyakit zakar seperti pembengkakan atau
kanker
5. memaksimumkan kepuasan seks ketika jima’ (hubungan seks) (Fiqh Taharah,
172)
Khitan waktu bayi masih berusia beberapa bulan terbukti tidak menyakitkan
bayi tersebut, karena pensarafan belum terbentuk dengan sempurna di sekitar
zakar & kulit zakar. Buktinya, bayi tidak dapat mengontrol kencing mereka.
Lantaran itu, prosedur khitan sewaktu awal bayi dilakukan tanpa memerlukan bius
kerana ia tidak menyakitkan bayi tersebut. Ini berbeda dengan kanak-kanak yang
telah besar. Maka berkhitan awal terdapat kebaikannya seperti yang disarankan
oleh para dokter.
Khitan bagi perempuan muslimah tidak menjadikan suatu keharusan, tetapi
sangat boleh dilakukan. Mengapa ?  sebagian besar ulama berpendapat bahwa
khitan perempuan itu hukumnya  sunnah, namun ada juga ulama yang
berpendapat sunnah pun tidak. Tapi, ada petunjuk agama yang dapat dijadikan
dasar  tentang khitan perempuan, sebgaimana sabda  Rasulullah saw,” Silakan
potong sebagian kelentit dan janganlah dipotong habis” ( H.R.Hakim , Thabrani,
dan Abu Nu’aim).
Waktu berkhitan boleh saat lahir atau beberapa lama setelah lahir. Anjuran
perintah walimah khitan secara khusus tidak ada. Ini berbeda dengan pernikhan
yang dianjurkan secara khusus untuk diadakan walimah nikah atau walimah arusy.
Para madzhab Hanafi berbeda pendapat tentang kapan khitan dilakukan. Ada yang
berpendapat setelah akil baligh, pada usia 9 tahun,10 tahun, dan ada pula yang
mengatakan bahwa khitan dilakukan pada saat anak sudah mampu menanggung
rasa sakit dikhitan.

Anda mungkin juga menyukai