Anda di halaman 1dari 4

Tuhan dalam ajaran Hindu tidaklah spesifik, bukan suatu sosok tertentu yang terpisah dari

jagat raya ini. Dia adalah pemilik segalanya sekaligus Dia adalah segalanya, sumber segala
sumber dan tujuan akhir dari segalanya. Dia hening, tenang tak tergoyahkan, tak tersentuh,
tetap seimbang, tak terpikirkan.

Ketika Dia menunjukkan salah satu kekuatan Nya, manusia mellihatnya sebagai Sinar.
"Dewa" berasal dari akar kata "Div" yang berarti sinar. Maka sinar suci Nya yang dapat di
tangkap oleh manusia inilah disebut "Dewa" dan untuk dapat dibedakan sesuai sifat dari sinar
suci tersebut maka diberikanlah sebutan-sebutan atau nama. Kekuatan dari sinar suci ini,
diidentifikasi dan diberikan sebutan "Bhatara" berikut juga dengan sebutan dan
nama.Mantram dan Sloka tentang Ke_Esa_an Tuhan.

EKAM SAT WIPRA BAHUDA WADANTI, AGNIM YAMAM MATARISWANAM.


( Reg Weda Mandala I Sukta 164, mantra 46 )
Tuhan itu hanya satu adanya, oleh para Resi disebutkan dengan berbagai nama seperti: AGNI,
YAMA, MATARISWANAM.

EKAM EWA ADWITYAM BRAHMAN.


( Upanishad IV.2.1.)
Tuhan itu hanya satu tidak ada duanya.

NARAYANAD NA DWITYO 'ASTI KASCIT.


( Narayana Upanishad.)
Narayana tidak ada dua- Nya yang hamba hormati.

Sumeta visva ojasa patim divo


ya eka id bhur atihir jananam,
sa purvyo nutanamo aji gisan
tam vartanir anu vavrta eka id
(Sama Veda, 327)
Marilah datang bersama, engkau semua, dengan semangat kuat pada Penguasa Langit.
Dia yang hanya Esa, tamu semua orang.
Dia yang purba ingin kembali baru. Kepada-Nyalah semua jalan perpaling, Sesungguhnya
Dia Esa belaka.

Yo nah pita janita yo nidhata,


dhanani veda bhuvanani visva,
yo devanam namadha eka eva,
tam samprasnam bhuvana yantyanya
(Rg Veda X. 83. 3).
Oh, Bapa kami, Pencipta kami, pengatur kami yang mengetahui semua keadaan, semua apa
yang terjadi,
Dia hanyalah Esa belaka memikul nama bermacam-macam dewa.
Kepada Nyalah yang lain mencari-cari dengan bertanya-tanya.

Indram mitram varunam


agnim ahur atho divyah
Ekam sad vipra bahudha vadantyagnim yarnam mata-risvanam ahuh
(Rg Veda 1.164.46).
Mereka menyebut Indra, Mitra, Varuna, Agni dan Dia yang bercahaya, yaitu Garutman yang
bersayap elok, Satu Kebenaran itu (Tuhan) orang bijaksana menyebut dengan banyak nama
seperti Agni, Yama, Matarisavan.

Tad evagnis tad adityas


tad vayus tad u candramah,
tad eva sukra tad brahma
ta apan sa prajapatih
(Yajur Veda 32.1).
Agni adalah Itu, Aditya adalah Itu,
Vayu adalah Itu, Candrama adalah Itu,
Cahaya adalah Itu, Brahman adalah Itu,
Apah adalah Itu, Prajapatilah Ia.

OM TWAM SIWAH TWAM MAHADEWAH,


ISWARAH PARAMESWARA,
BRAHMA WISNUSCA RUDRASCA,
PURUSAH PARIKIRTITAH,
Engkau disebut Siwa, Mahadewa, Iswara, Parameswara, Brahma dan Wisnu dan juga Rudra.
Engkau adalah asal mula dari segala yang ada.

Banyak orang yang menanyakan kepada orang lain, dimanakah Tuhan? Ada yang
mengatakan, Dia tidak ada, yang lainnya mengatakan Dia berbahaya. Wahai umat manusia,
ketahuilah bahwa Dia-lah yang menebus dosa-dosa umat manusia dan memberikan
kehidupan, Dia adalah Tuhan. Rgveda : 2.12.5

Tuhan memiliki ribuan kepala, ribuan mata demikian pula ribuan kaki. Ia tersebar di seluruh
penjuru bumi, memiliki 10 jari yaitu Panca Maha Butha dan Panca Tanmantra yang juga
berada di luar jagat raya ini.
Rgveda : 10.90.1

Bagi mereka yang pikirannya dipusatkan kepada Yang Tak Terwujud, kesulitannya lebih
besar, karena sesungguhnya jalan dari Yang Tak termanifestasikan sukar dicapai oleh orang
yang mempunyai badan jasmani.
Bg 12-5

Bhagavata Purana 10.40.7


Para bhakta berdoa, “Yajanti tvam maya vai bahu murtyeka murtikam, Tuhanku, meskipun
Anda mewujudkan diri dalam berbagai macam rupa dan bentuk, tetapi Anda tetap satu tiada
dua, dan kami hanya menyembah diri-Mu saja”.

Banyak gelar lagi yang dipersembahkan oleh umat Hindu kepada Tuhan Yang Maha Esa
sebagai:
Sang Hyang Parameswara (Raja Termulia),
Parama Wisesa (Maha Kuasa),
Jagad Karana (Pencipta Alam) dan lain- lainnya.
Sebagai Pencipta Ia bergelar Brahma (Utpati),
sebagai Pemelihara dan Pelindung (Sthiti) Ia disebut Wisnu dan
Dalam fungsi atau kekuasaan- Nya mengembalikan segala isi alam ini kepada sumber asalnya
(pralina) Ia bergelar Siwa

Tuhan yang Esa ini dipuja orang dengan berbagai cara, di berbagai tempat dan dalam
berbagai aspek dan perwujudannya. Dewa-dewa itu adalah aspek dari Yang Esa. Hindu
menggunakn simbul eksternal ketika berdoa. Orang Hindu akan mengatakan bahwa gambar
membantu pikirannya dalam berkonsentrasi pada yang dipujanya. Ia tahu, seperti anda juga
tahu, bahwa gambar dan patung bukan Tuhan. Patung tidak bisa berada dimana-mana seperti
Tuhan.

Dari Penjelasan diatas ada pertanyaan yang mesti di pertegas agar tidak salah tafsir oleh
generasi muda nantinya, pertanyaan ini muncul dari seorang non Hindu,

ini gimana maksudnya ya?? jelasin dunk..

1. ( Upanishad IV.2.1.)
Tuhan itu hanya satu tidak ada duanya.

2. Tuhan memiliki ribuan kepala, ribuan mata demikian pula ribuan kaki. IA
TERSEBAR di seluruh penjuru bumi, memiliki 10 jari yaitu Panca Maha Butha dan
Panca Tanmantra yang juga berada di luar jagat raya ini.
Rgveda : 10.90.1

Tuhan katanya 1 tapi kok tersebar yo??

Penjelasnnya sebagai berikut tentang Upanishad IV.2.1 dan Regveda 10.90.1 :


Tuhan adalah Kepribadian yang Esa, namun Tuhan adalah sumber dari semua ciptaan dan
meresapi semua ciptaan_Nya tanpa kecuali.
itu kenapa Beliau dikatakan memiliki ribuan kepala,mata, dan kaki. ya karena Tuhan tidak
terbatas, ada dimana mana sebagai segala hal yang tidak dapat dihitung jumlahnya, oleh itu
kenapa Tuhan disebut Maha Kuasa dan Tak Terbatas.

Yang intinya mengartikan bahwa Semua Mahluk di Bumi maupun di angkasa sana, Beliau
selalu ADA dalam berbagai nama dan bentuknya baek positif maupun negatif yg tak terbatas
(sifat-sifat Tuhan yang Maha Mulia, Maha Kuasa, Maha Pengasih dan tiada terbatas ) ,
karena kekuatan manusia untuk menggambarkan Sang Hyang Widhi sangat terbatas adanya.
Maka Maha Rsi-Maha Rsi kita hanya mampu memberi sebutan dengan banyak nama menurut
fungsiya.
Sebagai dikatakan dalam pustaka suci Weda:

“EKAM EVA ADWITYAM BRAHMAN”


yang artinya “Hanya satu (Ekam eva) tidak ada duanya (Adwityam) Hyang Widhi (Brahman)
itu”

“EKO NARAYANAD NA DWITYO’STI KASCIT”


artinya “Hanya satu Tuhan sama sekali tidak ada duanya”. Dalam lontar Sutasoma juga
disebut “Bhineka Tunggal Ika, tan hana Dharma mangrwa”, yang artinya, “Berbeda-beda
tetapi satu, tidak ada dharma yang dua”. Juga dikatakan

“EKAM SAT WIPRAH BAHUDA WADANTI”, artinya “Hanya satu (Ekam) Sang Hyang
Widhi (Sat), namun orang bijaksana (viprah) menyebutkan (wadanti) dengan banyak nama
(bahuda)

Mungkin itu dulu yang bisa saya sampaikan dari Tulisan teman kami yang sangat bermanfaat
ini.

OM Shanti Shanti Shanti OM


--- Ya Tuhan, Semoga Damai di Hati, Damai di Dunia, Damai untuk selamanya ---

Anda mungkin juga menyukai