1. Kajian Pustaka
Merupakan data-data yang diperoleh dari buku-buku dan literatur yang
membahas tentang konsepsi ketuhanan dalam Weda, profil dan cerita-cerita
tentang dewa dan dewi dalam Reg Weda, karya tulis, serta artikel dan
forum diskusi di internet.
3
5
Buku karangan Ayu Rini tersebut berisi tentang cerita-cerita dewa dan
dewi Hindu, seperti bagaimana Dewa Daksha mendapatkan kepala
kambingnya, mengapa Siwa bermata tiga, dan sebagainya.
ETIMOLOGI
Kata Dewa muncul dari agama Hindu, yakni dari kata Deva atau Daiwa
(bahasa Sanskerta), yang berasal dari kata div, yang berarti sinar. Kata
dewa dalam bahasa inggris sama dengan deity, berasal dari bahasa latin,
deus. Bahasa latin dies dan divum, mirip dengan bahasa Sanskerta div
dan diu, yang berarti langit, sinar. Kata deva (sinar, langit) sama sekali
tidak ada hubungannya dengan kata devil (iblis/setan).
Dalam hal ini, Tuhan adalah sesuatu yang agung dan mulia, tidak bisa
disamakan dengan Dewa dan tidak ada yang sederajat dengannya.
Meskipun ada agama yang meyakini banyak Dewa (seperti Hindu dan
Buddha) namun jika memiliki konsep Ketuhanan yang Maha Esa, para
Dewa dianggap sebagai makhluk suci atau malaikat dan tidak sederajat
dengan Tuhan.
Sebagai perbandingan, penulis mengambil contoh pasa satu dewa, yaitu dewa
Siwa, hal ini dikarenakan pada jaman dahulu, pada saat itu, para raja-raja
memuja dewa Siwa karena Beliau merupakan dewa tertinggi dalam agama
Hindu. Berikut evolusi penggambaran visual Siwa dari jaman ke jaman,
berikut dengan beberapa medianya.
8
Siwa dengan posisi Nataraja, pada jaman dinasti Chola, dinasti yang
berkembang dan cukup lama menguasai wilayah selatan India.
Peninggalan yang terbuat dari bahan perunggu ini tidak dapat
diperkirakan tahun pembuatannya, namun apabila di analisa, dari
bentuk gestur dan pemilihan media, dirasa cukup memiliki
pengetahuan dan teknologi sudah mulai berkembang pada saat itu.
10
Dewa Siwa dalam bentuk arca atau patung pada abad 7 Masehi,
ditemukan di Dieng, Wonosobo, Jawa tengah. Penggambaran yang
sederhana serta gestur masih terasa kurang proporsional pada masa
itu.
15
Dewa Siwa terlihat sedang berdiri, namun proporsi tidak jelas dan
terlihat sangat pendek. Arca ini diperkirakan dibuat pada abad 8
Masehi. Ditemukan di Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah.
16
Dari penggalan isi dari Reg. Weda tersebut, dapat dikategorikan untuk ke 33
Dewa tersebut berdasarkan Dunia nya, yaitu Bumi (Bhur), Langit (Bvah), dan
Surga (Svah)
- Dewi Prthivi
Digambarkan sebagai sesosok wanita yang ramah, dan merupakan
dambaan setiap orang. Adalah Istri dari Dewa Dyaus. Memiliki
seorang putra bernama Bhoma dalam Ramayana. Dengan Dewa
Dyaus, mereka dihormati dengan tujuh nyanyian puji-pujian dalam
Reg Weda.
- Dewa Prajapati
Merupakan prokreasi dan pelindung kehidupan. Dia muncul sebagai
dewa pencipta atau Dewa tertinggi vishvakarman atas dewa Veda
lainnya di Reg Weda, merupakan jelmaan atau manifestasi dari
Brahma.
- Dewa Daksha
Dewa Daksha adalah putra dari Dewa Brahma, memiliki 1000 putra
dan 50 putri untuk mengisi dunia ini. Memiliki hubungan yang tidak
baik dengan Dewa Siwa. Dalam suatu perkelahian Dewa Siwa yang
murka memotong kepala Dewa Daksha, lalu setelah dibujuk Dewa
Brahma, Dewa Siwa menhidupkan kembali Dewa Daksha, namun
dengan kepala kambing.
21
- Dewa Varuna
Merupakan dewa laut, digambarkan sebagai laki-laki yang tampan,
berkulit putih dan mengendarai monster laut yang disebut Mikara,
yang berupa binatang laut yang pada bagian depannya berwujud
seekor kijang, sedangkan pada bagian badan ke belakang berwujud
seekor ikan.
- Dewa Hara
Bermuka dua, Wisnu dan Siwa. Keduanya memiliki tugas yang sangat
penting, yaitu menjaga keseimbangan alam agar tidak terjadi
kepunahan/kemusnahan di muka bumi.
- Dewa Ahirbudhnya
Dewa Ahirbudhnya merupakan pelindung dari objek-objek yang akan
jatuh dari langit seperti meteor, komet dan sebagainya. Ia juga
merupakan perantara antara dewa yang berada di bumi dan dewa yang
berada di langit.
- Dewa Virupaksha
Dewa ini merupakan penjaga gunung berapi. Ia yang menjaga agar
gunung-gunung tersebut meletus tidak pada waktunya. Gunung
diletuskan apabila dewa Siwa melakukan tarian penghancuran.
- Dewa Suresvara
Merupakan dewa kegelapan, mengontrol semua yang telah mati. Pada
jaman majapahit, dewa ini sangat dipuja. Dewa satu ini merupakan
jelmaan dari dewa Siwa yang lebih dekanl dikenal dengan nama Siwa
Sureswara.
- Dewa Jayanta
Sangat dipuja di Sri Lanka, bertugas menjaga bumi dari roh-roh jahat
dan mahkluk-mahkluk gaib seperti setan, jin, dan sebagainya.
- Dewa Anila
Merupakan bawahan dari dewa Dyaus. Ia yang memberikan bencana
alam seperti angin tornado atas perintah Dyaus. Dengan kibasan
kipasnya, terjadilah bencana alam yang dashyat.
- Dewa Dyaus
Dewa langit yang cemerlang dan ayah dari alam semesta, merupakan
Bapak dari para dewa dan menjadi dewa yang tertua dari seluruh
dewa. Ia digambarkan besar, kekar, bijaksana dan energik. Memiliki
rambut putih dan janggut yang panjang. Ia adalah persamaan Hindu
dari dewa Yunani, yaitu Zeus.
- Dewi Savitr
Adalah Dewi cahaya sinar matahari yang belum terbit. Digambarkan
sebagai sesosok wanita pendamping Dewa Surya, cantik, anggun dan
bercahaya.
- Dewa Indra
Halilintar ialah senjatanya, mengendarai kereta dengan gajah sebagai
tunggangannya. Sering kali dianggap sebagai dewa yang tertinggi.
- Dewa Wisnu
Digambarkan bertubuh biru dan berwajah tampan. Dibelakang
kepalanya terdapat 5 ular, bertangan 4, masing-masing memegang
sesuatu benda seperti gada, cakram, bunga teratai dan alat musik dari
kerang. Dewa ini ialah dewa yang sampai saat ini masih dipuja oleh
masyarakat Hindu bersama dengan dewa Siwa dan dewa Brahma
yang tergabung dalam Tri Murti.
- Dewa Pushan
Merupakan dewa bintang, semua giginya hilang pada saat
pertempuran Dewa Daksha dengan Dewa Siwa. Sesaat itu pula
giginya menjadi bintang di langit.
- Dewa Mitra
Dewa Mitra merupakan sahabat dari Dewa Varuna, keduanya
merupakan Dewa hukum dan penjaga tertinggi.
23
- Dewa Stivitra
Merupakan penjaga langit untuk luar angkasa. Bermuka seperti
perempuan, dengan baju merah, mengawasi bumi dari benda-benda
asing dari luar angkasa.
- Dewa Aparjita
Merupakan penjaga gerbang angkasa menuju Surga. Tugasnya ialah
menjaga Surga dari kejahatan yang melalui angkasa dan Bumi.
- Dewa Pratyusa
Ialah Dewa yang menerbitkan matahari, menunggu perintah dari dewa
Sawitri untuk menerbitkan matahari.
- Dewa Druva
Dewa yang menguasai bintang kutub, menyeimbangkan gravitasi
yang ada di Bumi. Salah satu pemuja dewa Wisnu yang taat.
- Dewa Sawitri
Merupakan dewa matahari, pemberi kehidupan kepana segala
mahkluk hidup ang ada di bumi. Dewa yang mengatur kapan matahari
terbit dan kapan matahari terbenam.
- Dewa Vivasta
Hakim dalam dewa-dewa dalam agama Hindu. Menghukum dewa-
dewi apabila melakukan kesalahan pada tugasnya.
- Dewa Tvastar
Pencipta alam semesta, salah satu dewa Matahari yang menciptakan
mahkluk hidup di dunia ini.
- Dewa Bhaga
Merupakan salah satu dewa yang memberikan kehidupan terhadap
mahkluk hidup berdasarkan takdir.
24
- Dewa Aryaman
Ialah yang menciptakan siang dan malam, mengontrol waktu, dan
memberikan kehidupan bagi banyak mahkluk karena tanpa siang dan
malam, kehidupan di dunia akan punah.
- Dewa Sukra
Ialah dewa Roh yang dapat membangkitkan arwah yang sudah mati
meskipun jasadnya sudah menjadi abu berkat pertapaannya dengan
dewa Siwa.
- Dewa Vaisvata
Merupakan anak dari dewa Surya, Ia turun ke bumi, dalam wujud
pemimpin dalam manwantara ketujuh untuk menyelamatkan para Rsi
dari air bah yang besar.
- Dewa Trayambaka
Merupakan nama lain dari dewa Siwa, digambarkan dengan bermata
tiga, berbadan biru, bersenjatakan trisula, dan memakai baju dari kulit
macan.
Konten Buku :
- Cover
- Inside cover
- Prolog
- Daftar Isi
- Intro
- Chapter 1 : Earth
- Agni
- Daksha
- Baruna
- Jayanta
- Ahirbudhnya dan Aja Ekapada
- Sureswara
- Virupaksha
- Ahirbuhnya
- Virupaksa
- Prajapati
- Hara
- Pertiwi
- Chapter 2 : Sky
- Anila dan Dyaus
25
- Indra
- Chandra
- Pushan
- Bayu
- Wisnu
- Aparjita
- Sawitri
- Mitra
- Stiwitra
- Chapter 3 : Heaven
- Surya
- Sukra
- Waiwasta, Sawitra dan Twastar
- Wiwasta
- Pratyusa
- Dhruwa
- Bhaga
- Aryaman
- Trayambaka
- Records
- Daftar Pustaka
- Terima Kasih
- Tentang Penulis
- Back Cover
Red and White Publishing didirikan pada tahun 2004 dan dinamai dengan
warna bendera nasional negara Indonesia. Red and White Publishing, dengan
semangat, mempromosikan seni kebudayaan dan sejarah indonesia kepada
khalayak Internasional yang mencakup seni fotografi, desain, ilustrasi,
arsitektur, budaya, musik dan fashion.
26
2.5 Analisa SWOT
Strenghts :
Menjadi sumber informasi dan referensi yang unik mengenai Dewa dan Dewi
dalam agama Hindu karena dikemas dalam bentuk visual kreatif dan
illustrasi yang menarik
Memiliki konten yang “bercerita” dan akurat dari buku yang beredar di
pasaran
Weakness :
Figur Dewa dan Dewi yang kurang diminati khalayak banyak karena sangat
sakral dan sensitif di Indonesia.
Opportunity :
Rasa ingin tahu masyarakat Indonesia terhadap budaya umat Hindu yang
termasuk minoritas di Indonesia.
Sebagai panduan dalam belajar ilmu agama
Threat :
Kurangnya ilmu pengetahuan yang membahas tentang Dewa dan Dewi
agama Hindu yang cenderung membuat salah informasi dan dapat berakibat
kontroversi.
Psikografis :
Hobi : Penggemar action figure, mainan, membaca buku, menggambar,
membaca komik, memiliki barang koleksi