Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR PUSTAKA

AWATARA

Olih:

Nama : I Kadek Sulastrawan


Absen : 38
Kelas : X AP 1

SMK PGRI 2 DENPASAR

JL. Gunung Lempuyang, Gang Bromo, No 11/1, Tegal Kertha, Kec. Denpasar
Barat. Kota Denpasar, Bali 80119
KATA PRAKATA

OM SWASTIASTU
Puji syukur yang saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
karna berkat karunia yang telah diberikan,makalah yang berjudul
"AWATARA"dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
mendukung,baik berupa bimbingan doa,maupun materi yang
diberikan guna membantu menyelesaikan makalah ini.Tidak lupa
juga,terimakasih kepada orang tua dan restu serta dukungan materi
kepada penulis.Terimakasih juga kepada penulis yang tulisannya yang
dikutip sebagai bahan rujukan pembuatan makalah ini.
OM SANTI SANTI SANTI OM

Denpasar,15 November 2022

I Kadek Sulastrawan
DAFTAR PUSTAKA

Daftar Isi
Kata Pengantar...................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan............................................................................................1
1.2Pengertian....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1Referensi dari kitab suci............................................................................... 2.2Dasa
Awatara sepuluh Awatara Wisnu....................................................... 2.3Dasa Awatara dari
100 Tahun ke 100
Tahun................................................................................................................................2.4
Jenis-jenis Awatara........................................................................................ 2.5Awatara
dalam
Bhagawatapurana............................................................................................................2.6
Definisi
danFilsafat........................................................................................................................2.7
Orang-orang yang diyakini sebagai Awatara.........................................................

DaftrPustaka...........................................................................................................................
................................................................
PENGERTIAN

Awatara atau Avatar (Sanskerta: अवतार, avatāra, baca: awatara) dalam agama
Hindu adalah inkarnasi dari Tuhan Yang Maha Esa maupun manifestasinya. Tuhan Yang
Maha Esa ataupun manifestasinya turun ke alam, mengambil suatu wujud dalam alam
material, guna menyelamatkan alam dari kehancuran dan kejahatan, menegakkan dharma
dan menyelamatkan orang-orang yang melaksanakan Dharma/Kebenaran.

Referensi dari kitab suci

Dalam Bhagawadgita, salah satu kitab suci agama Hindu selain Weda, Kresna
sebagai perantara Tuhan Yang Maha Esa bersabda:

“ Yadā yadā hi dharmasya glānir bhavati bhārata abhyutthānam adharmasya


tadātmanam srjāmy aham paritrānāya sādhūnām vināśāya ca duskrtām dharma
samsthāpanarthāya sambavāmi yuge yuge ”

(Bhagavad-gītā, 4.7-8)

Kepala tiap-tiap Awatara pada patung Dewa Wisnu.

Guna

Manakala kebenaran merosot dan kejahatan merajalela,

pada masa itulah Saya akan turun menjelma ke dunia,

wahai keturunan Bharata (Arjuna).

Sebagai menyelamatkan orang-orang saleh

dan membinasakan orang jahat

dan menegakkan kembali kebenaran,

Saya sendiri menjelma dari 100 tahun ke 100 tahun

Dasa Awatara atau, sepuluh Awatara Wisnu


DAFTAR PUSTAKA
Agama Hindu mengenal keadaan Dasa Awatara yang sangat terkenal di selang
Awatara-Awatara lainnya. Dasa Awatara adalah sepuluh Awatara yang diyakini sebagai
penjelmaan material Dewa Wisnu dalam misi menyelamatkan alam. Dari sepuluh
Awatara, sembilan ditengahnya diyakini sudah pernah menyelamatkan alam, sedangkan
satu di selangnya, Awatara terakhir (Kalki Awatara), sedang menunggu waktu yang tepat
(konon pada kesudahan Kali Yuga) sebagai turun ke alam. Kisah-kisah Awatara tersebut
terangkum dalam sebuah kitab yang dinamakan Purana.

Dasa Awatara dari 100 tahun ke 100 tahun

Matsya Awatara, sang ikan, muncul masa Satya Yuga

Kurma Awatara, sang kura-kura, muncul masa Satya Yuga

Waraha Awatara, sang babi hutan, muncul masa Satya Yuga

Narasimha Awatara, manusia berkepala singa, muncul masa Satya Yuga

Wamana Awatara, sang orang cebol, muncul masa Treta Yuga

Parasurama Awatara, sang Rama bersenjata kapak, muncul masa Treta Yuga

Rama Awatara, sang ksatria, muncul masa Treta Yuga

Kresna Awatara, putra Wasudewa, muncul masa Dwapara Yuga

Buddha Awatara, pangeran Siddharta Gautama, muncul masa Kali Yuga

Kalki Awatara, sang pemusnah, muncul masa Kali Yuga

Jenis-jenis Awatara

Menurut kitab-kitab purana, tak terhitung banyaknya Awatara


yang pernah turun ke alam ini. Awatara-awatara tersebut tidak
selamanya adalah “inkarnasi langsung” atau “penjelmaan langsung”
dari Sang Hyang Wisnu. Beberapa Awatara diyakini memiliki “jiwa
yang terberkati” atau mendapat “kekuatan Tuhan” sebagai makhluk
yang terpilih.

Purusha Awatara: Awatara pertama Sang Hyang Wisnu yang


memengaruhi penciptaan alam semesta. Awatara tersebut yakni:

Vasudeva

Sankarshan

Pradyumna

Aniruddha

Menurut Bhagavad Gītā:

Kāranodakaśāyi Vishnu (Mahā Vishnu): Wisnu yang berbaring dalam


samudra penyebab dan Dia menghembuskan banyak alam semesta (galaksi?)
yang jumlahnya tak mampu dihitung;

Garbhodakaśāyī Vishnu: Wisnu masuk ke dalam setiap alam semesta dan


menciptakan aneka rupa;

Ksirodakasāyī Vishnu (Roh utama): Wisnu masuk ke dalam setiap makhluk


dan ke dalam setiap atom.

Guna Awatara: Awatara-Awatara yang mengatur tiga jenis bidang dalam diri
makhluk hidup. Awatara-Awatara tersebut yakni:

Brahmā, pengatur nafsu dan hasrat (Rajas)Wisnu, pengatur sifat-sifat


kegunaan (Sattwam) Çiwa, pengatur sifat kemalasan (Tamas)

Lila Awatara: Awatara yang sering ditampilkan dalam kitab-kitab Purana,


seperti Dasa Awatara dan Awatara lainnya. Awatara tersebut turun secara
DAFTAR PUSTAKA
teratur ke alam, dari 100 tahun ke 100 tahun sebagai menjalankan misi
menegakkan Dharma dan menunjukkan jalan Bhakti dan Moksha.

Manwantara Awatara: Awatara yang diyakini sebagai pencipta para leluhur


dari umat manusia di muka bumi. (lihat: Manu)

Shaktyawesa Awatara: hadir dua jenis – 1)makhluk yang adalah penjelmaan


Wisnu secara langsung; dan 2)makhluk diberkati yang memperoleh
kekuatan dari Wisnu. Jenis tersebut memiliki jumlah yang mulia, dan adalah
Awatara yang istimewa. Awatara jenis ini, misalnya saja Narada Muni atau
Sang Buddha. Awatara jenis tersebut kadang-kadang dikenal dengan sebutan
Saktyamsavatar, Saktyaveshavatar atau Avesha avatar. Awatara lain yang
termasuk jenis kedua, misalnya Parashurama, yang mana Dewa Wisnu tidak
secara langsung menjelma. Dalam jenis yang kedua tersebut, menurut
Srivaishnavism, hadir dua jenis lagi, yakni: 1)Wisnu memasuki jiwa
makhluk yang terpilih tersebut (seperti Parashurama); 2)Wisnu tidak
memasuki jiwa secara langsung, namun memberikan kekuatan suci
(misalnya Vyasa, penyusun Veda).

Awatara jenis kedua tersebut tidak dipuja sebagaimana mestinya Awatara


lainnya. Hanya Awatara yang adalah penjelmaan langsung yang kini sering
dipuja, seperti Narasimha, Rama, dan Sri Krishna. Menurut arus Waisnawa,
Krishna adalah Awatara yang tertinggi di selang Awatara lainnya. Namun,
pengikut Sri Chaitanya (termasuk ISKCON), Nimbarka, Vallabhacharya
memiliki filsafat berlainan dengan pengikut arus Waisnawa, seperti
Ramanuja dan Madhva dan menganggap bahwa Krishna adalah kepribadian
dari Tuhan yang Maha Esa, dan bukan seorang Awatara belaka. Dalam
beberap

filsafat Hinduisme, tidak hadir perbedaan dalam memuja Sang Hyang Wisnu
ataupun Awataranya karena semua pemujaan tersebut akan menuju kepada-
Nya.
Awatara dalam Bhagawatapurana

Sebanyak empat puluh awatara Wisnu yang spesifik diceritakan dalam kitab
Bhagawatapurana, walaupun kitab tersebut menambahkan bahwa jumlah
tersebut tidak terhitung banyaknya.[1] 22 awatara Wisnu terdaftar dalam
buku pertama berlandaskan urutannya:[2]

Catursana (Caturkumara) [BP 1.3.6] - empat putra Brahma

Waraha [BP 1.3.7]

Narada [BP 1.3.8] - resi yang berkelana ke seluruh alam sebagai pemuja
Wisnu

Nara dan Narayana [BP 1.3.9] - resi kembar

Kapila [BP 1.3.10] - salah satu resi yang mendirikan arus filsafat Samkhya

Dattatreya [BP 1.3.11] - kombinasi awatara Brahma, Wisnu dan Siwa

Yadnya [BP 1.3.12] - penguasa upacara, yang sempat menjabat sebagai


Indra, raja para dewa

Resaba [BP 1.3.13] - ayah Barata dan Bahubali

Pertu [BP 1.3.14] - maharaja yang memerah bumi dalam wujud sapi dan
mengembangkan sistem bercocok tanam

Matsya [BP 1.3.15]

Kurma [BP 1.3.16]

Dhanwantari [BP 1.3.17] - bapak ilmu pengobatan (Ayurweda)

Mohini [BP 1.3.17] - wanita yang memikat

Narasinga [BP 1.3.18]

Wamana [BP 1.3.19]


DAFTAR PUSTAKA
Parasurama [BP 1.3.20]

Byasa [BP] 1.3.21] - pemilah Weda, penyusun Purana dan Mahabharata

Rama [BP 1.3.22]

Baladewa (Balarama) [BP 1.3.23]

Kresna [BP 1.3.23]

Buddha [BP 1.3.24]

Kalki [BP 1.3.25]

Di samping itu, empat awatara lainnya diceritakan pengahabisan dalam kitab


tersebut sebagai berikut:

Presnigarba [BP 10.3.41] - putra Presni

Hayagriwa [BP 2.7.11] - awatara berkepala kuda

Angsa [BP 11.13.19] - angsa

Awatara Emas [BP 11.5.32] - awatara pada 100 tahun Kaliyuga yang
menyebarkan hari-namasankirtan.[3]

Balarama (Baladewa), kakak Sri Kresna, berdiri di tidak jauh sungai


Yamuna. Bersenjata pembajak sawah sebagai lambang pertanian

Beberapa orang meyakini bahwa filsafat Dasa Awatara menunjukkan


perkembangan kehidupan dan peradaban manusia di muka bumi.

Definisi dan Filsafat

Setiap Awatara adalah lambang dari setiap perkembangan 100 tahun yang
terjadi. Matsya Awatara adalah lambang bahwa kehidupan pertama terjadi di
air. Kurma Awatara menunjukkan perkembangan pengahabisan, yakni
munculnya binatang amphibi. Waraha Awatara melambangkan kehidupan
pengahabisan terjadi di darat. Narasimha Awatara melambangkan
dimulainya evolusi mamalia. Wamana Awatara melambangkan
perkembangan makhluk yang dinamakan manusia namun belum sempurna.
Parashurama Awatara, pertapa bersenjata kapak, melambangkan
perkembangan manusia di tingkat yang sempurna. Rama Awatara
melambangkan peradaban manusia sebagai memulai pemerintahan. Krishna
Awatara, yang bijak dalam enam puluh empat bagian pengetahuan dan
kesenian melambangkan kecakapan manusia di bagian norma budaya
istiadat dan memajukan peradaban. Balarama Awatara, Kakak Kresna yang
bersenjata alat pembajak sawah, melambangkan peradaban dalam bagian
pertanian. Buddha Awatara, yang memperoleh pencerahan, melambangkan
kemajuan sosial manusia.

Awatara yang turun ke alam juga memiliki makna-makna menurut


zamannya: masa para Raja meraih kejayaan dengan pemerintahan Rama
Awatara pada masa Treta Yuga, dan keadilan sosial dan Dharma diamankan
oleh Sri Kresna pada masa Dwapara Yuga. Definisi dari turunnya para
Awatara selama masa Satya Yuga menuju Kali Yuga juga menunjukkan
evolusi makhluk hidup dan perkembangan peradaban manusia.

Awatara-awatara dalam daftar di atas adalah inkarnasi Wisnu, yang mana


dalam suatu filsafat adalah lambang dari takaran dari nilai-nilai
kemasyarakatan. Istri Dewa Wisnu bernama Laksmi, Dewi kemakmuran.
Kemakmuran dihasilkan oleh penduduk, dan diusahakan agar terus berjalan
seimbang. Hal tersebut dilambangkan dengan Dewi Laksmi yang berada di
kaki Dewa Wisnu. Dewi Laksmi sangat setia terhadapnya.

Filsafat Catur Yuga yang adalah masa-masa yang menjadi latar balik
turunnya suatu Awatara dideskripsikan sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Satya Yuga dilambangkan dengan seseorang membawa sebuah kendi
(kamandalu)

Treta Yuga dilambangkan dengan seseorang yang membawa sapi dan sauh

Dwapara Yuga dilambangkan dengan seseorang membawa busur panah dan


kapak

Kali Yuga dilambangkan dengan seseorang yang sangat jelek, telanjang, dan
melaksanakan sikap yang dibuat yang tidak senonoh.

Jika deskripsi di atas diamankan dan diperhatikan dengan seksama, maka


masing-masing 100 tahun memiliki definisi tersendiri yang mewakili
perkembangan peradaban penduduk manusia. Pada masa pertama, Satya
Yuga, hadir peradaban tentang tembikar, bahasa, ritual (yajña), dsb-nya.
Pada masa yang kedua, Treta Yuga, manusia memiliki norma budaya
istiadat bertani, bercocok tanam dan beternak. Pada masa yang ketiga,
manusia memiliki peradaban sebagai membuat senjata karena bagian
pertanian dan kemakmuran perlu diamankan. Yuga yang terakhir adalah
puncak dari kekacauan, dan kesudahan dari peradaban manusia.

Orang-orang yang diyakini sebagai Awatara

Selain awatara-awatara yang diceritakan dalam kitab-kitab Purana dan Veda,


beberapa di selang orang India dan Hindu diasumsikan sebagai awatara oleh
umat yang meyakininya. Mereka adalah orang-orang dengan kekuatan
jasmani dan rohani yang luar biasa jika dibandingkan dengan manusia
normal dan diyakini sebagai penitisan Tuhan atau manifestasinya. Mereka
adalah:

Hans Ji Maharaj (1900–1966)

Jagadguru Kripaluji Maharaj (1922-sekarang) diyakini sebagai Awatara dari


Sri Krishna dan Sri Caitanya Mahaprabu oleh pengikutnya.
Mahavatar Babaji Meher Baba (1894-1969) yang mencetuskan bahwa dia
adalah awatara terakhir pada 100 tahun Kali Yuga atau Awatara Penunggang
Kuda Putih.

Bunda Meera (1960-sekarang) diyakini sebagai Awatara dari Adipara-Shakti

Narayani Amma (1976-sekarang) diyakini sebagai Awatara Narayani sejati

Sathya Sai Baba (1926-2011) diasumsikan dan dipercaya sebagai awatara


dari Siwa, Shakti, dan Krishna. Kebangkitannya diprediksi oleh Sai Baba
dari Shirdi, yang bercakap “Akan lahir seorang anak dengan nama
‘Narayana’ (kebenaran); selain itu diprediksi oleh Sang Buddha (Siddharta
Gautama); Paus Yohanes XXIII; dan Nostradamus.

Sai Baba dari Shirdi (1838-1918) beberapa pengikutnya meyakini bahwa


Dia adalah awatara dari Datthatreya dan Siwa.

Sri Ramakrishna (1836–1886) dan Sri Sarada Devi (1853–1920).


Ramakrishna pernah bercakap kepada Swami Vivekananda: “Dia yang
dinamakan Rama dan Krishna sedang berada disini, di tubuh ini,
Ramakrishna”. Sarada Devi, istri Ramakrishna, diyakini sebagai penjelmaan
(Awatara) Dewi Kali.

Beberapa umat Hindu dengan kacamata universal juga meyakini bahwa


beberapa tokoh-tokoh/nabi-nabi agama lain adalah awatara (inkarnasi
Tuhan). Tokoh-tokoh tersebut yakni:

Adi Da (1939-sekarang) bergelar “Avatar Adi Da Samraj”.

Bahá'u'lláh (1817–1892) dipercaya sebagai Kalki Awatara.

Gautama Buddha (563-483SM-543SM) penyebar nasihat Buddha yang


diyakini sebagai Awatara Wisnu kesembilan dari Dasa Awatara.

Yesus (4 SM-36) kini dikenal sebagai pemuka agama Kristen.


DAFTAR PUSTAKA
Mahavira (599 SM-527 SM) penyebar nasihat Jainisme.

Samael Aun Weor (1917-1977) diasumsikan sebagai Kalki Awatara sejati


dan Buddha Maitreya.

Zoroaster (Zarathustra) nabi agama Zoroastrianisme.

Prema Sai Baba


DAFTAR PUSTAKA

http://p2k.unkris.ac.id/id3/1-3065-2962/Avatar_22009_p2k-
unkris.html

Anda mungkin juga menyukai